Anak Angkat

Arumi Yang Cerdik



Arumi Yang Cerdik

0Andre terus mengeluarkan jurus rayuan mautnya kepada Arumi.     
0

Dan Arumi juga seolah menanggapinya.     

Pemuda itu merasa bangga, karena dia pikir dia sudah berhasil membuat Arumi terperdaya oleh rayuannya.     

Dan dia tidak tahu jika Arumi hanya pura-pura terperdaya saja.     

Dia sudah terbiasa menghadapi pria hidung belang seperti ini.     

"Arumi, sebelumnya apa kamu sudah pernah punya pacar?"     

"Belum, aku sama sekali belum pernah merasakan punya pacar," jawab Arumi.     

"Benarkah? Wah! Aku hampir tidak percaya mendengarnya, bahkan gadis secantik dirimu tidak pernah berpacaran?"     

"Tentu saja! Aku hanya tinggal sendirian di dunia ini, bagaimana aku bisa berpacaran? Aku tak pernah pergi kemana pun, lalu bagaimana aku bisa menemukan pria?" tukas Arumi.     

"Tunggu! Kamu tinggal sendirian? Bukanya tadi kamu bilang tinggal dengan ayahmu?" tanya Andre yang pemasaran.     

"Ah, iya juga ya, aku hampir lupa soal itu," Arumi tampak salah tingkah.     

"Ah, jadi begitu, ya?" Andre tersenyum menatap Arumi dengan lirikan yang nakal. Tak peduli dengan ucapan Arumi yang tadinya terdengar tidak masuk akal itu.     

Yang ada di pikiran lelaki itu saat ini adalah segera mendapatkan Arumi.     

"Arumi," Dia menggengam tangan Arumi secara perlahan. Dan Arumi pun hanya pasrah.     

"Arumi, boleh tidak aku menciumu?" tanya Andre dengan nada yang sedikit merayu.     

"Kenapa kamu bertanya seperti itu? Kita ini baru kenal selama dua hari, lo? Masa iya kamu sudah mau menciumku?" ledek Arumi sembari tersenyum.     

"Denger, Arumi! Terkadang seseorang itu tidak membutuhkan banyak waktu untuk jatuh cinta. Seperti halnya aku," pungkas Andre, dan tangan nakalnya mulai meraba beberapa bagian sensitif tubuh Arumi.     

Tetapi wanita itu tak tinggal diam, dia berusaha untuk menghentikan tindakan Andre dengan sabar.     

"Andre, jangan seperti itu, Sayang," ujar Arumi dengan lembut.     

"Bahkan kamu memanggilku dengan sebutan 'Sayang?'" tanya Andre.     

"Memangnya kenapa? Kamu menyukaiku, 'kan, Andre?"     

"Tentu saja aku suka, kalau begitu tunggu apa lagi, ayo kita lakukan sekarang ... Arumi, Sayang ...." Andre kembali melancarkan tangan nakalnya.     

"Jangan sekarang, ah! Masih terlalu dini," kata Arumi.     

"Aku maunya sekarang, Arumi, aku sudah tidak tahan lagi," desaknya.     

Pemuda itu mendekap tubuh Arumi hingga membuat Arumi tak bisa bergerak lagi.     

Andre melakukan ini bukan hanya untuk menyalurkan nafsu birahinya saja, tetapi dia juga memiliki rencana lain. Dia ingin membuat Arumi tak bisa lepas darinya.     

Andre yakin jika seorang gadis sudah melakukan hubunga intim pada seorang pria, maka gadis itu tidak akan mudah terlepas begitu saja dari si pria. Apalagi jika mereka melakukannya dengan perasaan suka sama suka.     

Dan hal itu tentu saja juga berlaku bagi Arumi.     

Andre tidak akan melepaskan calon aset berharga yang ada di hadapannya ini.     

Dia ingin memanfaatkannya semaksimal mungkin.     

Arumi kini juga pasrah saja saat pria itu mulai melepas kancing demi kancing dari kemeja yang ia kenakan. Karena Arumi tahu sebentar lagi Charles akan datang. Sebelumnya dia sudah merencanakan ini bersama dengan Charles.     

Dan benar saja, hanya beberapa detik setelahnya Charles pun datang.     

Si pemuda tampak sangat kaget, hingga membuatnya tersentak.     

Namun Arumi masih terlihat santai, bahkan wanita itu masih menggulum senyuman di bibirnya.     

"Sayang, apa yang kamu lakhkan?" tanya Charles.     

"Dia, ingin melakukan hal yang tidak senonoh kepadaku, Charles!" jawab Arumi.     

Andre pun terlihat kebingungan. Tadi saja Arumi tampak pasrah, dan sekarang dia malah mengadukan perbuatan Andre kepada seorang pria yang baru saja datang.     

"Arumi, siapa dia?" tanya Andre seraya menunjuk kearah Charles.     

"Dia pria yang tinggal bersamaku, Andre, Sayang," jawab Arumi seraya bangkit dari tempat duduknya.     

Dan dia juga merapikan pakaiannya yang sedikit terbuka. Beruntung Andre belum berhasil melakukan tindakan bejatnya terhadap Arumi.     

"Arumi, kau bilang tinggal dengan ayahmu! Lalu mengapa yang muncul malah pria muda ini?!" tanya Andre.     

"Andre, aku tadi ingin menjelaskannya, hanya saja kamu malah tidak memberiku kesempatan!" Arumi meraba wajah Charles dengan mesra.     

"Perkenalkan, pria ini bernama 'Charles' dia suamiku," ujar Arumi dengan senyuman nakal.     

"Arumi! Kau sudah membohongiku! Kau bilang belum pernah berpacaran dengan pria mana pun! Tapi ternyata kamu malah sudah bersuami!" protes Andre yang tak terima.     

"Ah, maaf ... soal itu aku memang berbohong," jawab Arumi. Dan masih dengan ekspresi santainya.     

Tentu saja hal itu membuat Andre semakin keheranan.     

Dia tidak tahu mengapa Arumi menipunya seperti ini?     

Dan dia juga tidak tahu apa tujuan Arumi memberinya tumpangan rumah seperti ini?     

Andre merasa ditipu oleh Arumi.     

Padahal sejak awal bertemu, dia yang ingin menipu Arumi, tetapi kini malah yang kena tipu.     

"Arumi! Apa yang kau inginkan dariku?!" tanya Andre dengan nada tinggi.     

"Aku ingin sesuatu," jawab Arumi.     

"Apa itu? Ayo katakan?!" desak Andre.     

"Berani sekali kau membentak istriku!" tukas Charles yang giliran membentaknya.     

"Memangnya kenapa? Kamu tahu tidak jika istri kamu itu, sudah menggodaku tadi?!"     

"Benar begitu, Sayang?" tanya Charles seraya melirik ke arah Arumi.     

"Dia itu hanya berdusta, Sayang! Mana mungkin aku berpaling darimu!" jawab Arumi.     

"Aku tidak mau tahu! Kau sudah menipuku, Arumi! Kau harus memberikanku ganti rugi soal ini!" tukas Andre dengan suara yang lantang.     

"Ah, begitu, ya?" Arumi tersenyum sinis.     

Lalu Arumi berjalan mendekati Andre, namun tangan wanita itu dimasukkan kedalam saku.     

"Kamu marah ya, Sayang?" tanya Arumi dengan suara yang lembut.     

"Apa yang kamu inginkan dariku, Arumi?!" bentak Andre.     

"Kamu dan pria itu sudah mempermainkanku!"     

"Apa kamu itu tidak punya hati nurani, sudah mempermainkan perasaan orang?!" tukas Andre pebuh amarah.     

"Sayang, sini biar aku tunjukkan arti kata 'tidak punya hati nurani!'" ucap Arumi seraya mengeluarkan sebuah pisau karter dari dalam sakunya.     

Tanpa memberikan aba-aba dia langsung menghujamkan pisau itu ke perut Andre.     

Tentu saja pria itu tak bisa melawan serangan Arumi yang dilakukan secara mendadak itu.     

"Akh!" Andre tampak kesakitan.     

"Arumi! Kenapa kau melukai perutku?!" teriak Andre sambil meringis kesakitan.     

"Itu baru permulaan, Sayang ...," ujar Arumi dengan seringai seram.     

Sementara Charles sudah mengeluarkan kapak besar yang sajak tadi sudah terletak di ruangan itu.     

Charles memang sengaja menaruh benda itu di sini, sebagai persiapan untuk menghabisakan Andre.     

"Charles! Kau mau apa dengan kapak itu?" tanya Arumi.     

"Apa lagi? Tentu saja aku ingin memotong tubuhnya!" jawab Charles.     

"Jangan dulu, Sayang! Aku belum puas bermain dengannya!" pinta Arumi.     

"Tapi, aku juga sudah tidak sabar lagi, Arumi!"     

'Dasar, Orang-orang Gila!' umpat Andre di dalam hati.     

Melihat Arumi dan Charles yang masih berdebat membuat Andre mendapatkan kesempatan untuk melumpuhkan mereka.     

Dan dia meraih sebuah guci yang ada di sampingnya.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.