Anak Angkat

Hanya Dimanfaatkan



Hanya Dimanfaatkan

0Selena tampak antusias memasuki gerbang kediaman keluarga Davies.     
0

Dia ingin mengobrol bersama Arumi, tentang acara pernikahannya nanti.     

Dia sudah berdiri di depan pintu, dan berkali-kali menekan tombol bel, tapi tak ada satu pun yang  membukakan pintu. Biasanya Arumi dengan cepat membukakan pintu untuknya, kadang juga asisten rumah tangganya, tapi entah mengapa hari ini keadaan rumah sangat sepi.     

Tak ada siapapun di rumahnya. Memang sudah pukul 6 sore, Pembantu di rumah ini sudah pulang. Tugas Pembantu itu hanya khusus membersihkan rumah saja dan akan pulang setelah pekerjaannya selesai.     

Sebenarnya Selena agak merasa aneh dengan hal ini.     

Keluarga Davies adalah keluarga kaya raya dan memiliki rumah yang mirip istana, tapi anehnya mereka hanya memiliki satu pembantu saja, dan itu pun hanya bekerja saat siang hari, ketika sore Pembantu itu akan pulang. Padahal sebagai nyonya besar seperti Arumi tidak seharusnya dia melakukan pekerjaan rumah seperti memasak dan lain sebagainya. Tapi wanita itu tetap melakuan  kegiatan memasak seperti ibu rumah tangga pada umumnya.     

Bahkan sangat jarang Selena melihat mereka semua makan di luar, selalu saja mereka makan di rumah dengan menu makanan hasil masakan Arumi sendiri. Padahal untuk pergi ke restoran yang mahal setiap hari pun mereka ini mampu. Bukan hanya mampu tapi sangat mampu. Namun anehnya mereka tak mau melakukannya. Dan Arumi yang harusnya seorang wanita karir itu memilih menghabiskan waktu di rumah bersama keluarganya.     

Bukan hanya Arumi tapi juga yang lainnya, mereka tak suka ke kantor meski perushaan mereka ada banyak sekali.     

Tapi Selena tak mau memikirkannya terlalu dalam, mungkin Arumi dan yang lain melakukan hal ini karna mereka memang bukan tipikal orang sombong dan sering menghambur-hamburkan harta. Kebersamaan keluarga yang terpenting dalam keluarga ini.     

"Biasanya, Ibu, akan segera membukakan pintu untukku? Tepi kenapa kali ini tak ada jawaban?" Selena mulai penasaran, dan dia menerobos masuk ke dalam, karna pintunya memang tidak terkunci.     

Hanya saja, Selena mengetuk pintu karna dia tidak mau dianggap tidak sopan. Tapi melihat keadaan rumah yang tampak kosong dan mengingat dia akan menjadi anggota keluarga baru di rumah ini, membuat Selena memberanikan diri untuk menerobos masuk tanpa dipersilakan.     

"Ah, tidak perlu sungkan memasuki rumah sendiri, toh sebentar lagi aku akan menjadi menantu di rumah ini!" ucap Selena sambil memasuki rumah.     

Baru saja memasuki rumah itu, langkah Selena terhentikan saat melihat sebuah kalung emas yang tergeletak di atas lantai.     

"Wah, ini bukanya punya Ibu, ya?" tukas Selena seraya meraih kalung itu.     

"Ah, kalung emas seperti ini saja tidak ada artinya bagi orang kaya seperti mereka," Selena memasukkan kalung itu ke dalam sakunya.     

"Ibu, tidak akan memarahiku hanya karna memungut kalung yang tergeletak di atas lantai," tukas Selena sambil tersenyum, "lumayan, kalung ini bisa aku jual dan dibelikan kalung baru untuk Ibu kandungku, lalu sisanya aku bisa gunakan untuk mentraktir teman-temanku di klub malam," bicaranya sambil berjalan masuk lebih jauh  lagi.     

"Mereka ada di mana sih?" Selena mendengar suara orang yang mengobrol di ruang rahasia.     

"Sepertinya mereka sedang mengobrol di kamar itu? Mereka sedang membicarakan apa ya? Atau jangan-jangan mereka sedang membicarakan tentang pernikahanku dan David?" Selena tampak bahagia.     

"Aku harus menguping pembicaraan mereka, karna pasti mereka sedang menyiapkan kejutan mewah untukku," Selena  berjalan mendekat, dan menempelkan daun telinganya di sisi pintu.     

Dia mulai mendengar membicarakan keluarga itu.     

"Bu, aku benar-benar belum siap menikahi wanita itu!" ujar David.     

Mendengar suara keluhan David membuat Selena merasa sedih sekaligus kecewa.     

'Ah, David! Kenapa dia berbicara begitu? Selalu saja dia menolakmu! Padahal kedua orang tuanya saja setuju!' bicara Selena di dalam hati.     

"David, kamu itu harus menikahinya! Ini demi keluarga kita! Setelah kami mendapatkan bayi dari rahimnya. Kau boleh membuangnya, atau membunuhnya!" tegas Charles.     

Lalu terdengar pula suara Mesya yang turut angkat bicara.     

"Apa yang diucapkan oleh Kak David itu benar, Ayah! Jangan memaksanya menikah dengan  Selena! Cukup aku saja yang menikah dengan Satria!" ujar Mesya.     

"Tidak bisa, Sayang! Kami harus menikahkannya dengan Selena! Kami butuh seorang bayi yang berasal dari keturunan kami, untuk dijadikan tumbal!" tegas Arumi.     

"Mesya, David, kita ini sudah bersepakat sejak awal, lalu mengapa sekarang kalian malah mengacaukannya?!" ujar Charles.     

"Benar apa yang diucapkan Ayah dan Ibu, Mesya! Kau dan Kak David, memang harus melakukan pernihakan itu, ini demi rutual keluarga kita!" imbuh Arthur.     

"Diam, Kak! Kau jangan  ikut campur!" cantas Mesya.     

"Hey, Adik Cantik! Kau tidak boleh berkata kasar kepada orang yang lebih tua!" ujar Arthur.     

"Masa bodo aku tidak peduli!" sahut Mesya.     

"Sudah! Sudah! Jangan bertengkar. Baik Mesya, maupun David, mereka tetap harus menikah dengan  pasangan masing-masing! Jika misi kita berhasil, maka kami akan membiarkan kalian bebas!" ujar Charles.     

"Benar apa kata Ayah kalian! Ibu juga akan merestui hubungan kalian jika kalian telah berhasil menyelesaikan tugas dengan benar!" imbuh Arumi.     

Mesya dan David pun tampak saling memandang, ini kali pertanyaan Arumi mengatakan jika ia merestui hubungan Mesya dan David.     

Ada sedikit kebahagiaan yang terpancar, saat mendengar kalimat itu. Tapi tetap saja mereka harus menuruti perintah kedua orang tuanya.     

"Itu, 'kan yang kalian impikan?" tanya Arumi dengan senyuman tipis.     

"Coba bayangkan bila kalian bisa bersatu dan hidup bahagia, serta hidup bebas dari keluarga ini, seperti yang kalian impikan!" Arumi mencoba mengiming-iming kedua anaknya agar mau menuruti kehendaknya.     

Akhirnya amarah Mesya dan David mulai reda.     

Dan kini mereka tak lagi membangkang.     

"Bagus kalau kalian memang sudah mengerti, Dan sekarang sudah saatnya kalian kembali menyiapkan diri untuk pernikahan kalian!" tegas Arumi.     

Dan sepertinya mereka sudah selesai membahas hal penting.  Dan mulai bergegas keluar. Selena mulai bergegas saat mendengar langkah kaki yang mulai mendekati pintu.     

Dia segera berlari keluar dari rumah itu.     

Wajahnya panik sepanik-paniknya, dia benar-benar tak percaya dengan apa yang telah ia dengar.     

Dan Selena baru tahu jika dia hanya akan di manfaatkan oleh keluarga ini, padahal rencana awal dia menikahi David, karna dia ingin menikmati harta kekayaan keluarga Davies.     

Setelah mengetahui betapa menyeramkan keluarga Davies, kini Selena memutuskan untuk manjauhi keluarga itu.     

Rasanya akan lebih baik menikahi pria miskin dan hidup sederhana dari pada harus menikah dengan anak konglomerat tapi nyawanya dan calon anaknya kelak akan terancam.     

Setelah keluar dari pintu gerbang Selena langsung menghentikan sebuah mobil taksi.     

Dia ingin mengajak kedua orang tuanya untuk pindah rumah saat ini juga.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.