Anak Angkat

Lizzy



Lizzy

0David benar-benar merasa syok saat mengetahui jika Lizzy masih hidup. Dia tak menyangka jika gadis yang sudah ia anggap meninggal bertahun-tahun itu masih hidup dan berada di suatu tempat.     
0

Tak sadar David menjatuhkan air matanya.     

"Kak David, kau baik-baik saja!"  Mesya mengusap wajah David, "Kak David, menangis ya?" tanya Mesya.     

"Mesya, tolong antarkan aku untuk bertemu Lizzy? Aku benar-benar ingin bertemu dengan Lizzy, aku sangat merindukannya, Mesya," ucap David dengan wajah yang memelas.     

Mesya tak tahan melihat sang kakak yang sedang bersedih, dia memeluk David.     

"Sabar, Kak David, aku berjanji akan membuat Kak David, bisa bertemu dengan Lizzy, tapi tidak untuk sekarang, Kak. Karna sekarang masih terlalu berbahaya," ujar Mesya.     

"Tapi, aku tidak tenang, Mesya. Aku benar-benar ingin bertemu dengan Lizzy. Coba bayangkan jika kau jadi aku? Aku sudah mengira dia meninggal, tapi ternyata dia masih hidup. Dan hal yang membuat kau semakin sakit adalah, dia yang masih hidup tapi seperti orang yang mati! Dia hidup tapi tak memiliki jiwa! Pasti Lizzy sangat menderita, Mesya!" David sampai berteriak karna tak kuasa menahan emosi dalam dirinya.     

Mereka tak menyadari jika Arthur sudah pulang dan tengah menguping pembicaraan mereka.     

Tok! Tok!     

"Ayo buka pintunya! Aku sudah dengar pembicaraan kalian!" teriak Arthur.     

Mesya dan David pun sampai tersentak mendengarnya.     

"Kak Arthur?" Mesya langsung panik karna mendengar suara Arthur.     

"Bagaiamana ini, Kak David? Kak Arthur sudah mendengar pembicaraan kita?" ucap Mesya.     

Tapi David tak menghiraukan ucapan dari Mesya. Dia masih terlarut dalam kesedihan.     

Lalu Mesya pun membukakan pintu untuk Arthur.     

"Hay, Adik Cantik! Kau ini sangat keterlaluan sekali ya?!"      

"A-aku  ketetalaluan apa, Kak?"     

"Kau sudah menyembunyikan berita tentang Lizzy, dari kami!" cantas Arthur.     

"Ma-maaf, Kak, tapi aku—"     

"Ada apa ini?!" teriak Arumi.     

Kebetulan sekali Arumi dan Charles juga baru saja datang.     

"Ibu, Ayah, anak kesayangan kalian ini sudah berani menyembunyikan sesuatu dari kita!" tegas Arthur.     

"Benarkah?! Apa yang kau sembunyikan dari kami, Sayang?" tanya Arumi kepada Mesya.     

"Maaf, Bu... aku tidak bermaksud untuk menyembunyikan ini, hanya saja aku menunggu waktu yang tepat untuk menyampaikan hal ini," jelas Mesya, sambil menundukkan kepalanya.     

"Memangnya apa yang kau sembunyikan, Mesya?!" tanya Arumi.     

Dan Mesya pun akhirnya menceritakan semuanya kepada sang Ibu, bahwa Lizzy masih hidup. Sebenarnya dia ingin menceritakan hal ini, jika dia benar-benar sudah bertemu Lizzy, dan sudah berhasil membawanya pulang. Tapi berhubung seluruh keluarganya sudah tahu, akhirnya Mesya pun menceritakan semuanya.     

"Sebenarnya putri tercinta kalian masih hidup," ucap Mesya.     

"Maksudnya?!" tanya Arumi.     

"Bu, Ayah, sebenar Lizzy itu masih hidup. Dan sekarang Lizzy ada di suatu tempat," jelas Mesya.     

"APA?!" Arumi dan Charles tampak syok mendengar berita ini. Rupanya putri tercinta mereka masih hidup.  Ini adalah berita yang sangat membahagiakan bagi mereka, tapi ada hal yang menyedihkan yaitu, saat mereka mendengar jika jiwa Lizzy sudah diberikan kepada Iblis.     

Tak sadar bibir Arumi tersenyum merekah, namun kedua sudut matamu mengeluarkan cairan bening, ini adalah air mata kebahagaiaan. Yang artinya mereka masih bisa bertemu kembali dengan Lizzy, dan bisa mengembalikan jiwa Lizzy, jika mereka mau melakukan ritual persembahan dengan memberikan tumbal.     

"Sayang, kalau jiwa Lizzy, sudah ada di tangan Iblis, apa itu artinya dia masih bisa kembali lagi?" tanya Charles kepada Arumi.     

"Tentu saja, Sayang, jiwa itu masih bisa kembali apa bila kita bisa menebusnya dengan melakukan  ritual-ritual khusus serta memberikan tumbal untuk mereka," jelas Arumi.     

"Ah, syukurlah... akhirnya putri kita masih bisa terselamatkan," ucap Charles dengan lega.     

Ada setitik harapan untuk melihat Lizzy kembali hidup normal dan tinggal bersama mereka. Tapi mereka harus melewati langkah yang teramat sulit untuk menggapai semua itu.     

"Mesya, lain kali kau harus berkata jujur kepada kami, apa lagi ini menyangkut tentang Lizzy," ujar Arumi.     

"Baik, Bu, maafkan aku ... aku melakukan hal ini bukan tanpa alasana, Bu. Aku hanya menunggu saat yang tepat untuk mengatakannya," jelas Mesya.     

"Baiklah, Ibu maklumimu, Mesya,"     

Kemudian Charles menghampiri David.     

"Tolong jangan menangis, David, kau ini, 'kan laki-laki. Aku tahu kau sangat menyayangi Lizzy, tapi sudah cukup dan jangan menangis lagi!" tegas Charles.     

"I-ya, Ayah," jawab David.     

*****     

Pukul 06:30 dini hari.     

Satria mendatangi sebuah ruangan rahasia tempat Lizzy berada     

Dia membawakan sebuah coklat kesukaan Lizzy.     

"Kau, boleh pergi," tukas Satria kepada seseorang yang merawat Lizzy.     

"Baik, Tuan," Wanita muda itu menundukkan kepalanya sesaat.     

Kemudian Satria mendekati Lizzy.     

"Hay, Lizzy, apa kabarmu?" tanya Satria seraya memegang pundak Lizzy.     

"Aku membawakan coklat untukmu, aku harap kau menyukainya," Satria tersenyum seraya mengupas bungkus coklat itu.     

Dan dia juga terus mengajak Lizzy berbicara, tapi sayang gadis itu sama sekali tak merespon ucapan Satria. Gadis itu hanya terdiam dengan tatapan kosong, seperti sebuah patung.     

Tapi ketika Satria menyuapinya dengan coklat, Lizzy juga membuka mulutnya, dia mengunyah coklat itu seperti orang pada umumnya, hanya saja tak ada ekspresi suka atau pun tidak, dan tak ada sedikit kata yang terlontar dari mulutnya.     

"Lizzy, kau tahu jika sekarang kau memiliki adik angkat yang sangat cantik, dia sangat menyayangi keluargamu dan tentunya dia juga sangat menyayangimu," Satria mengelus rambut Lizzy.     

"Lizzy, tetap bertahan ya, aku berjanji suatu saat nanti aku akan melepaskanmu," tukas Satria sambil tersenyum.     

"Ah, yasudah aku harus pergi ke kantor. Kau di sini bersama dengan, Bibi Perawat. Sampai berjumpa lagi," Satria berdiri dan keluar dari kamar itu.     

Kini Lizzy yang sendirian tiba-tiba mengeluarkan cairan bening yang menetes di kedua sudut mata.     

"Nona Lizzy, kau menangis?" tanya seorang Perawat, tapi tak ada jawaban apa pun satu Lizzy.     

***     

Malam harinya Satria kembali mengajak Mesya bertemu.     

Di tempat yang biasa mereka kunjungi, sebuah restoran bernuansa klasik.     

"Kak Satria, ingin berbicara apa?" tanya Mesya.     

"Mesya, aku akan membahas hal yang serius, kepadamu," jawab Satria.     

"Tentangan apa?"     

"Tenang hubungan kita, Mesya,"     

"Apa yang kau inginkan dari hubungan kita, Kak?"     

"Mesya," Satria menggenggam tangan Mesya, "aku ingin hubungan kita ke jenjang yang serius," ujar Satria.     

"...." Mesya terdiam sesaat dan menundukkan kepalanya.     

Meski Satria tak mangatakan semuanya, tapi Mesya tahu jika Satria mengajak kejenjang serius karna dia didesak oleh orang tuanya. Sama halnya dengan David, yang didesak oleh kedua orang tuanya untuk menikah dengan Selena.     

Mereka harus menikah agar segera memeberikan anak yang akan digunakan sebagai tumbal untuk aliran sesat yang mereka anut.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.