Anak Angkat

Jarak Yang Kian Jauh



Jarak Yang Kian Jauh

0David turun ke lantai bawah  untuk menemui Selena.     
0

Rona bahagia terpancar dari gadis cantik itu, kedatangan David membuat jantungnya berdebar.     

David adalah sosok yang nyaris sempurna bagi seorang Selena Widya, gadis cantik berusia 22  tahun ini.     

Hanya saja sikap David yang terlalu dingin membuat Selena merasa kesal, dia tidak dianggap ada di dunia ini. Tapi bukan masalah besar bagi Selena. Karna ia sangat yakin bisa membuat David akan jatuh cinta kepadanya dan sikap dinginya itu akan berubah hangat ketika David benar-benar sudah jatuh cinta nanti.     

"Ayo, duduk  dulu, Sayang," suruh Arumi kepada David.     

Dan Mesya juga turut duduk di samping David.     

"David, Ibu dan Ayah, ingin sekali agar kamu segera menikah dengan Selena, Sayang," ucap Arumi.     

"Apa? Meninkah?!" David terlihat syok mendengarnya.     

Begitu pula dengan Mesya yang juga tampak syok mendengarnya.     

"Iya, Sayang, menikah! Kami ingin agar kau menikah dengan Selena," tukas Arumi.     

'Ibu, menyuruh, Kak David, untuk menikah dengan gadis ini? Bagamana  bisa?' dalam hati Mesya bertanya-tanya.     

"Bu, aku dan Selena itu tidak saling menyukai, lalu bagaimana Ibu, bisa menyuruhku untuk meniklkah  bersamanya?!" protes David.     

"Sayang, tenangkan hatimu, kau itu hanya belum mengenal Selena terlalu dekat, jadi kau menentanganya, nanti kalau sudah mengenal Selena, Ibu yakin pasti kau akan jatuh cinta kepadanya," ucap Arumi meyakinkan David.     

"Tidak, Bu!" bentak David, "aku ini masih terlalu muda, aku tidak mau buru-buru menikah!" tegas David.     

Mendengar ada sedikit keributan, membuat Charles datang meghampiri David     

"David, ayo kita bicara sebentar, Nak," ajak Charles.     

Dia menarik tangan David, agak sedikit kasar. Tapi senyuman masih terpancar di wajah Charles, tak ada yang tahu, jika Charles itu sedang marah kepada David.     

Tapi Mesya menyadari akan hal itu, karna dia sudah sangat sering melihat sang Ayah seperti ini, bahkan saat marah pun mereka bisa memanipulasi hingga tetlihat seperti orang yang tidak marah, dan bahkan sebaliknya dia tetlihat seperti orang yang sangat santai.     

Charles membawa David masuk ke dalam kamar ragasia.     

Mesya mengikuti mereka dari belakang, sementara Arumi berusaha membuat Selena percaya jika tidak akan terjadi apa-apa dengan David.     

"Kamu mengebrol denganku saja ya," ucap Arumi.     

"Tapi kemana, Tuan Charles, akan membawa David?" tanya Selena.     

"Ah, mereka sedang berbicara tentang urusan laki-laki,"     

"Tapi kenapa Mesya juga ikut?"     

"Masya, itu bukan  ikut mereka, tapi memang dia sedang ada urusan di lantai bawah," ujar Arumi.     

Mereka kembali mengobrol namun tak berselang lama ponsel milik Selena  berbunyi, sebuah panggilan dari sang ibu, yang menyuruh Selena agar segera pulang.     

"Nyonya Arumi, orang tuaku menyuruhku pulang sekarang, mereka  bilang ada hal penting yang akan mereka bicarakan kepadaku," jelas Selena.     

"Ah, baiklah, jangan lupa di setiap ada waktu yang     

Senggang, kau harus mampir ke sini ya," pesan Arumi.     

"Tentang saja, Bu Arumi," jawab Selena.     

Dan setelah Selena pergi Arumi langsung menyusul suami dan anak-anaknya di ruang rahasia.     

"Kalian pasti menungguku ya?" tanya Arumi.     

"Tentu saja, Sayang," tukas Charles.     

"Anak lelaki yang bodoh ini tidak mau menuruti ucapanku, padahal kita menyuruhnya menikah semua demi kebaikan kita!"  ujar Charles.     

"Apa benar yang dikatakan oleh Ayah-mu itu?!" tanya Arumi, "David, turuti saja kemauan kami! Kau harus menikah dengan Selena!" perintah Arumi.     

Mesya tak tega melihat David, yang kembali ditindas oleh keluarganya sendiri.     

Mesya turut angkat bicara.     

"Ayah, Ibu, kenapa kalian memaksa Kak David, untuk menikah dengan gadis yang tidak ia cintai?" protes Mesya.     

"Kami terpaksa melakukan  itu, Sayang! Ini demi kebaikan keluarga kita!" sahut Arumi.     

"Tapi untuk kebaikan apa lagi, Bu?! Apa belum cukup kalian memaksaku untuk mendekati Satria! Bahkan aku sampai harus menjadi wanita murahan karna mengejar seorang pria yang dulunya tak menyukaiku?!" ujar Mesya dengan  nada tinggi.     

"Hay, adik cantik  jangan berbicara dengan nada tinggi, kepada orang tua!" ucap Arthur, dia baru saja pulang dari suatu tempat.     

"Kemana saja kau, Arthur? Kenapa baru pulang?" tanya Arumi.     

"Ah maafkan aku, Bu. Aku tadi ada urusan di kampus," jawab Arthur tentunya dengan senyuman khasnya.     

"Bagus kalau begitu, kita selesaikan masalah ini sekarang juga! Karna keluarga kita itu harus menyelesaikan masalah dengan cara bersama-sama!" ujar Charles.     

"Benar! Sekarang juga Ibu akan menjelasakan, tentang apa alasan kami menyuruh David agar segera menikah!" tegas Arumi, "Ibu dan Ayah menyuruh David menikah, karna kita membutuhkan seorang bayi yang akan menjadi tumbal persembahan di malam purnama!" jelas Arumi.     

"Memangnya kenapa tidak langsung ambil dari panti asuhan saja?" usul Arthur     

"Tidak! Untuk persembahan ini bayi yang akan kita gunakan adalah bayi keturunan dari keluarga kita sendiri, dan itu bisa berlaku bagi anak biologis dari Arthur atau anak biologis dari David!" jelas Arumi.     

"Kalau begitu biarkan Arthur saja yang menikah! Jangan aku!" ujar David.     

"David!" hardik Charles.     

"Tidak bisa, David, Arthur itu belum benar-benar dewasa!" tegas Arumi.     

"Tidak bisa, karna Arthur itu masih kecil, kau yang paling dewasa David! Kau anak sulung yang artinya kau harus menjadi sosok yang bisa diandalkan di dalam keluarga ini!" tukas Charles.     

"Apa tidak ada cara lain, Bu? Selain menikahkan Kak David, dengan Selena?" tanya Mesya.     

"Tidak ada! Kita harus selangkah lebih maju dari Wijaya, kita harus mendapatkan cucu dari keturunan kita, untuk dijadian persembahan kepada Iblis, sebelum Wijaya memiliki cucu terlebih dahulu!" tegas Arumi.     

Mesya dan David hanya bisa diam tak tak melawan, walau sebenarnya mereka benar-benar tak setuju akan hal ini.     

Membunuh orang apa lagi yang mereka bunuh adalah seorang bayi yang masih ada darah mereka yang mengalir, benar-benar terdengar sangat kejam, tapi memang inilah yang harus mereka lakukan.     

Lagi pula Mesya dan David hanya ingin ini semua cepat berakhir, mereka bisa mengalahkan Wijaya, dan menguasai kitab itu, dan selanjutnya mereka bisa hidup dengan bebas, seperti yang sudah dijanjikan oleh Arumi.     

"Baik semuanya sudah jelas, tujuan kita hanya mengalahkan Wijaya, dan salah satunya dengan menikahkan Mesya dan Satria setelah itu membiarkan Mesya lebih dipercayai oleh Wijaya, hingga akhirnya dia bisa mencuri kitab kuno itu. Begitu pula Satria dan Selena harus menikah, agar terlahir bayi dari keturunan keluarga kita yang akan kita jadikan tumbal!" pungkas Arumi penuh yakin.     

Sekarang sudah tidak ada yang bisa menggangu-gugat keputusan Arumi dan Charles. Masalah juga sudah dianggap selesai kemudian mereka kemnali  ke kamar masing-masing!"     

Kini jarak antara Mesya, dan David, terasa jian jauh, Mesya dengan Satria, dan David dengan Selena     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.