Anak Angkat

Kebohongan Selena



Kebohongan Selena

0"Ayo jawab saja! Jangan memutar-mutar jawaban!" paksa Selena.     
0

"Aku tidak memutar-mutar jawaban, tapi aku merasa berhak untuk  tahu apa tujuanmu bertanya itu kepadaku!" ujar Salsa.     

"Kau itu pikun atau bagaimana sih?!" Selena menatap Salsa dengan tajam, "aku ini calon istrinya, David, jadi aku berhak tahu siapa dirimu!" tegas Selena.     

Salsa pun menutup mulutnya menahan tawa karna mendengar ucapan Selena. Lagi-lagi dia mengatakan jika dia calon istrinya David. Omong kosong yang sama sampai kapan pun tak akan dipercayai oleh Salsa.     

"Hey, kau menertawakanku ya?" tanya Selena.     

Salsa pun membuka telapak tangan yang sempat menutup mulutnya, dan gadis itu berusaha untuk menahan tertawanya, karna takut Selena akan semakin murka kepadanya.     

"Kau tak percaya jika aku ini calon istrinya, David?" tanya Selena sekali lagi.     

Salsa menggelengkan  kepalanya, tapi dia pura-pura mempercayai pertanyaan Selena.     

"Iya aku percaya kalau kau itu calon istrinya David! Apa sekarang aku sudah boleh pulang?" tanya balik Salsa.     

"Tidak! Kau tidak boleh pulang! Kau harus tetap berada disini! Karna aku belum selesai mengintrogasimu!" tegas Salsa.     

"Hah! Menyebalkan ...,"  Salsa mendengus kesal.     

"Jawab pertanyaanku, kau itu siapanya David!?"     

"Hah, lagi-lagi bertanya begitu," Salsa tampak malas sekali menanggapi pertanyaan dari  Selena.     

"Tinggal menjawab saja memang apa susahnya?!" cerca Selena.     

"Selena! Kalau memang kau ingin tahu siap aku, lebih baik kau bertanya langsung kepada, David! Kau, 'kan calon istrinya!" tegas Salsa.  Gadis itu kembali bangkit dari atas bangku taman dan hendak pergi, tapi lagi-lagi Selena menghentikannya lagi.     

"Jangan pergi!" teriak Selena.     

"Hey! Kenapa kau membentakku?!" Salsa tak terima Selena bertingkah tak sopan terhadapnya.     

"Kalau kau tak mau aku berteriak! Maka kau turuti saja ucapanku!"     

"Aku? Harus menurutimu?" Salsa menggelengkan kepalanya, "memangnya kau itu siapa?" ujar nya denagn tatap sinis.     

"Berani lancang kau, Gadis Kampung!" Selena yang gemas menunjuk-nunjuk wajah Salsa, "aku hanya bertanya kepadamu! Lalu kenapa kau tak menjawabnya hah!" teriak Selena yang mulai emosi.     

Salsa pun tak mau berurusan terlalu lama dengan Selena, akhirnya dia pun menjelaskan kepada Selena tentang hubungannya dengan David.     

"Ah, baiklah akan kujelaskan kepadamu, hubunganku dengan David itu tak lebih hanya sebatas, teman saja!" tegas Salsa.     

"Benarkah?! Lalu dimana kau mengenal, David?" tanya Salsa.     

"David itu temanku di masa SMA! Sudah  jelas, 'kan! Kalau begitu apa aku boleh pulang!" Salsa pun kembali berdiri lagi.     

Dia hendak meninggalkan tempat itu.     

Selena menatapnya dengan kesal. Tapi untuk kali ini dia tak menghentikan langkah Salsa.     

Dia membiarkan Salsa menjauh, dan Selena hanya memandangnya dengan wajah yang kesal. Salsa itu terlibat sangat berani kepadanya. Bahkan berani membentak Selena dengan kasar. Padahal dia pikir Salsa itu hanya gadis kampung yang lugu dan bodoh.     

"Ah, rupanya hanya sebatas teman SMA ya? Ah baiklah aku tidak perlu khawatir lagi. Aku bisa kembali  mendekat David, dan kali ini aku akan pastikan berhasil mendapatkan David!" bicara Selena penuh yakin.     

Impian gadis ini memang sangat besar. Dia ingin menikah dengan David, dan menjadi Salah satu anggota keluarga Davies. Karna dengan begitu dia bisa menjadi kaya-raya, serta bisa membeli apa saja dengan uang milik keluarga Davies.     

***     

Setelah beberapa hari berada di Surabaya. Akhirnya David pun pulang ke Jakarta.     

Dia baru saja menginjakan kakinya di Jakarta dengan  mendorong koper keluar dari bandara.     

Dan sebuah mobil mewah dengan merk ternama tengah menunggunya.     

Rupanya di dalam mobil itu adalah Charles.     

"Akhirnya, putra sulungku sudah kembali," ucap Charles sambil tersenyum.     

"Sudah kubilang aku bisa pulang sendiri, tapi mengapa Ayah malah menjemputku?" protes David.     

"Memangnya apa salahnya, jika Ayah menjemputmu?"     

"Ya karna aku ingin  bukan  anak-anak lagi, Ayah. Jadi aku tidak perlu diantar jemput seperti ini," ujar David.     

"Sudahlah, David. Ayo pulang jangan banyak membantah, ayah tidak suka dengan para anak pembangkang!" cantas Charles, dan David pun akhir memilih untuk diam.     

Tentu dia tak mau mendapatkan masalah baru.     

Dia masih keluarga Davies, yang artinya dia tetap harus menjadi anak yang penurut dalam keluarga itu sampai kapan pun.     

Baru saja memasuki rumah, sudah tercium aroma daging yang menyeruak.     

'Pasti Ibu sedang memasak,' bicara David di dalam hati.     

Memang hal ini yang akan dia dapat ketika pulang ke rumah. Oleh karna itu David  lebih suka pergi ke luar kota dan mengurus perusahaan mereka, maski hal ini tidak di wajibkan oleh keluarganya.     

Hanya saja, kalau sedang berada di luar kota atau di luar negri, David merasa rindu kepada Mesya. Tapi bertemu dengan Mesya pun waktunya juga sangat terbatas, karna dia hanya bisa mengobrol banyak dengan Mesya tanpa sepengetahuan orang tuanya.     

Memasuki meja makan, Arumi yang sedang menyiapkan makan siang pun langsung menghampiri David.     

"Ah, putra sulungku, David!" ucap Arumi dengan  senyuman ramahnya.     

"Ibu, sudah menyiap makan siang untukmu, Sayang,"     

"Lalu di mana yang lainnya?" tanya David.     

"Ah, kedua adikmu sedang berada di dalam kamar mereka masing-masing," jawab Arumi.     

Lalu David mengangguk sambil duduk di ruang makan.     

Dan tak lama Arthur dan Mesya keluar dari kamar masing-masing lalu duduk di ruang makan.     

Kini semua sudah berkumpul di meja makan.     

"Wah, Kak David, sekarang  menjadi orang yang sibuk ya?" bicara Arthur dengan senyuman khasnya.     

David sama sekali tak menanggapi ucapan Arthur itu, dan dia tampak asyik menyantap makanannya. Karna bangunan menanggapi Arthur hanya buang-buang waktu dan memancing emosi.     

Arthur tak merasa kesal sedikit pun meski sudah diabaikan oleh David, karna ini adalah hal yang biasa ia dapatkan. Sejak dulu mereka tak pernah akur, dan mungkin selamanya mereka tidak akan bisa akur.     

Arthur turut menyantap makanannya dengan lahap.     

Begitu pula dengan Arumi dan Charles.     

Di saat semua tengah asyik menyantap makanan mereka masing-masing, kini David mulai mengangkat wajahnya, dan dia melirik Mesya.     

Inilah saat-saat yang ia tinggu. Akhirnya rasa rindunya bisa terobati dengan melihat wajah Mesya. Gadis itu mengangkat wajahnya sesat, karna  menyadari David sedang memperhatikannya. Mesya tersenyum kearah David dan sebaliknya.     

Tapi tepat di saat itu Charles juga mengangkat kepalanya.     

"Ehm!" Pria setengah tua itu meraih segelas air dan segera meminumnya.     

Di saat itu David dan Mesya ssegera fokus kearah piring  masing-masing.     

Arthur melihat gelagat aneh David dan Mesya.     

Dia kembali tersenyum dengan gaya khasnya.     

"Ah, aku rasa ada yang sedang menikmati indahnya pertemuan,"  ujar Arthur.     

Dan David pun melirik sinis kearah Arthur.     

'Dasar, Orang Gila, selalu saja membuatku emosi,' bicara David di dalam hati.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.