Anak Angkat

Mesya Gadis Berbeda



Mesya Gadis Berbeda

0"Kak Satria, boleh aku bertanya?"     
0

"Ya, kau akan berhyata soal apa?"     

"Apa, Kakak, sudah punya pacar?"     

"Pacar?" Satria mengernyitkan dahinya, setelah itu dia tersenyum, "tidak, aku belum pernah menjalin hubungan dengan siapa pun," jawab Satria.     

"Benarkah? Kau sedang membohongiku ya, Kak?"     

"Tidak, aku sama sekali tidak membohongimu,"     

"Tapi, kurasa aku tidak bisa percaya dengan ucapan, Kak Satria, karna bisa saja kalau Kakak, itu membohongiku," Mesya mengerucutkam bibirnya.     

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" tanya balik Satria terhadap Mesya.     

"Kakak, tidak perlu bertanya balik kepadaku, karna Kakak sendiri sudah tahu aku bertanya begini karna aku ini mencintau, Kakak," jawab Mesya.     

Satria pun kemabli tersenyum, ucapan Mesya membuat hatinya berbunga. Ternyata Mesya adalah gadis polos dan manis di matanya, bahkan Mesya berekspresi seperti seorang anak yang tidak diberi permen oleh ibunya.     

'Tak salah lagi, gadis ini benar-benar sangat mencintaiku, dan entah mengapa, aku juga tertarik kepadanya,' bicara Satria di dalam hati.     

Lalu dia berusaha meyakinkan Mesya, bahwa dia ini juga menyukai Mesya dan tak mungkin menjalin hubungan dengan gadis lain.     

Walau sebenarnya tak bisa di pungkiri jika Satria memang dekat dengan banyak wanita, tapi mereka itu hanya sekedar hiburan. Tak ada yang berhasil membuat Satria bisa benar-benar jatuh cinta kepada salah satu dari mereka. Lain halnya dengan Mesya, gadis berlesung pipit ini benar-benar terlihat sangat berbeda. Dia terlihat sangat polos, dan setiap kata yang terlontar dari bibir Mesya itu terlihat sangat natural. Bahkan Mesya sampai rela menyembunyikan hubungannya dengan Satria dari keluarganya.     

"Mesya, sepulang ke rumah nanti, aku akan bicara baik-baik kepada Bibi Arumi, bahwa kita ini benar-benar saling mencintai" ucap Satria.     

"Tapi, bagaimana kalau mereka memarahiku? Dan mengadukan Kakak, kepada Tuan Wijaya?" tanya Mesya dengan raut yang dibuat-buat seakan panik.     

"Tenang, Mesya. Aku akan berbicara kepada Ayahku secara baik-baik, lagi pula kau bukan anak kandung, Bibi Arumi, kau itu bukan keturunan keluarga Diningrat, jadi aku sangat yakin kalau mereka akan menyetujui hubungan kita, walau mungkin akan membutuhkan sedikit waktu," jelas Satria.     

"Terima kasih, Kak Satria," Mesya tersenyum lagi.     

"Iya, Mesya, sama-sama," Satria mengelus rambut Mesya, "kau tidak perlu terlalu memikirkan hal ini," ucap Satria.     

Sementara itu Arumi dan Charles mengikuti mereka dari belakang.     

"Agak cepat lagi, Charles,"     

"Baik, Sayang,"     

Rupanya Satria mengajak Mesya berlibur tengah laut, dia mengajaknya masuk ke dalam kapal pesiar.     

Tak berselang lama, Mesya mengirim pesan kepada kedua orang tuanya, jika dia sedang berada di dalam sebuah kapal, dan dia juga mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja serta tak ada yang perlu di takutkan.     

Mesya juga berkata jika dia membawa beberapa alat perlindungan diri di dalam tasnya sehingga, Arumi dan Charles, tidak perlu mengkhawatirkannya. Lagi pula Satria juga tidak menunjukkan sikap buruknya kepada Mesya, dia terlihat sangat baik, dan sangat menghargai Mesya.     

Dan terlihat betul jika Satria itu benar-benar sudah jatuh cinta kepada Mesya.     

Meski begitu Charles dan Arumi tak langsung pulang, mereka masih menunggu di pesisir pantai sampai Mesya kembali lagi.     

***     

Sementara itu, David tengah berada di luar kota karna urusan pekerjaan.     

Di kota Surabaya tepatnya, kini dia berada.     

Memang semenjak lulus kuliah dia lebih fokus mengurus perusahaan keluarganya, walau sebenar dia ini tidak di wajibkan oleh keluarga Davies untuk melakukan ini, karna bagi mereka tidak turun langsung pun dalam urusan bisnis milik keluarga, tetap saja harta dan seluruh perusahaannya tidak akan pernah habis dan bangkrut, dan justru kebalikannya perusahan mereka akan semakin bertambah maju dan berkembang pesat.     

Selama mereka masih melakukan ritual pemujaan untuk para iblis, dan membunuh serta memakan daging manusia. Maka kekayaan mereka tidak akan pernah habis, sampai kapanpun. Dan tentunya mereka pun juga tidak akan bisa mati serta hidup dalam kemakmuran dan dihormati selamanya.     

Tapi David melakukan hal ini bukan tanpa alasan, dia memilih sibuk mengurus perusahaan agar dia tidak terlalu dekat dengan keluarganya. Karna dengan begini David akan lebih sering pergi ke luar kota atau bahkan ke luar negeri. Dia akan mendapat alasan untuk tidak berkumpul dengan keluarganya dan tidak membunuh orang.     

Hanya saja yang paling memberatkan baginya adalah Mesya. Dengan begini dia akan sulit bertemu dengan Mesya, tapi memang inilah yang diinginkan oleh keluarganya. Mereka ingin agar David bisa melupakan Mesya, maka merekapun mengizinkan David untuk fokus mengurus perusahaan keluaraga.     

***     

David berjalan memasuki sebuah hotel.     

"Tuan David, ini kunci kamarnya, dan petugas kami akan mengantarkan barang-barang, Anda," ucap seorang Resepsionis hotel.     

"Baiklah," tukas David.     

***     

Di dalam kamar hotel yang begitu mewah dan didominasi dengan nuansa putih.     

David gelisah, dia tidak bisa tidur.     

Pikirannya masih membayangkan Mesya. Tentu hal ini karna perasaan rindunya yang begitu mendalam terhadap adik angkatnya itu. Senyuman khas dari gadis berlesung pipit itu terus hadir dan mengusiknya.     

David tak bisa tenang jika terus-menerus berada di kamar ini, dia pun memutuskan untuk pergi.     

"Mungkin aku perlu jalan-jalan sebentar, toh meeting baru akan berlangsung besok pagi," gumam David. Dia kembali bangkit dari atas kasur hotel lalu keluar dari dalam kamar hotel itu.     

Dia menikmati indahnya kota Surabaya di malam hari. Sengaja dia memilih pergi sendirian, dan tak ingin sama sekali di temani oleh asisten atapun sekertarisnya.     

Beberapa langkah meninggalkan gedung hotel mewah itu, David melihat sebuah kedai makan yang cukup ramai di tempat itu.     

Dia mulai penasaran tentang apa yang membuat tempat itu begitu ramai pembeli, terlebih tempatnya saja tidak terlihat mewah dan mencolok, hanya ruko berukuran sedang dengan gaya sederhana.     

Perlahan David berjalan mendekat. Dan si penjual sedang berbicara dengan para pelanggannya.     

"Maaf semuanya, sotonya sudah habis! Mungkin kalian bisa datang besok lagi ya, mohon maaf!" seorang gadis memberi tahu kepada para pelanggannya dengan sopan.     

Tapi hal itu masih membuat para pelanggannya tampak kecewa.     

"Yah, habis! Sudah jauh-jauh datang, malah sudah habis!"     

"Lain kali bikin stok yang banyak dong!"     

"Iya, sudah jauh-jauh datang gara-gara penasaran sama soto yang terkenal enak di kota ini, tapi malah susah habis!"     

"Kalau begini kami semua jadi kecewa!" protes para pelanggan itu.     

David tampak syok melihat gadis yang menjual soto di kedai ini, wajahnya benar-benar tidak asing.     

David pun tak berpikir panjang dan langsung mendekati penjual itu.     

"Bisa kita bicara sebentar?" ajak David kepada gadis itu. Si gadis tampak syok melihat kehadiran David.     

"Da-david?" Tubuhnya mendadak gemetar.     

"Jangan takut, aku tidak akan melukaimu!" ucap David meyakinkan gadis itu.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.