Anak Angkat

Pura-pura



Pura-pura

0"Kau sudah berkali-kali beratanya soal ini kepada kami, Mesya," ucap Arumi.     
0

"Ya karna memang itulah yang sangat aku inginkan, Bu. Aku ingin memastikan bahwa kalian tidak akan ingkar janji terhadapku," ucap Mesya.     

"Tentu saja kami tidak akan ingkar janji, Sayang. Kami benar-benar akan menepati janji kami jika kau benar-benar berhasil menjalankan tugasmu dengan benar," jelas Arumi.     

"Dan satu lagi, Bu,"     

"Apa lagi, Sayang?"     

"Aku ingin kalian juga membiarkan aku hidup normal bersama, Kak David. Karna aku tahu jika Kak David juga ingin hidup bebas dan normal seperti manusia pada umumnya," pinta Mesya.     

"Kalau soal itu kami tidak bisa mengabulkannya, Mesya," imbuh Charles yang tampak keberatan dengan keinginan Mesya ini.     

"Kenapa, Ayah tidak mengizinkannya?" tanya Mesya.     

"Ya, karna David, adalah putra kandung kami, dia akan tetap berada di dalam keluarga ini," jelas Charles.     

Mesya tampak putus asa karna mendengar pernyataan sang ayah yang tak menyetujui keinginannya, tapi tiba-tiba saja Arumi mengiyakan permintaan Mesya.     

"Baik, Sayang, kami akan menyetujui permintaanmu. Jika kami benar-benar bisa menghabisi keluarga Wijaya Diningrat, berkat bantuanmu, maka kami juga akan membiarkan David bebas meninggalkan keluarga ini bersamamu!" tegas Arumi.     

Tentu saja mendengar pernyataan sang ibu, membuat Mesya merasa sangat bahagia.     

"Terima kasih, Ibu! Aku harap Ibu tidak akan ingkar janji kepadaku!" tukas Mesya.     

"Tentu saja kami tidak akan ingkar janji, Sayang," ucap Arumi berusaha meyakinkan Mesya.     

Charles terlihat heran mendengar pernyataan istrinya ini. Tapi diam-diam Arumi menatap Charles dengan senyuman yang  mengisyaratkan sesuatu.     

Charles tahu jika istrinya itu sangat licik dan cerdik, sehingga dia yakin jika Arumi sedang merencanakan suatu hal terhadap Mesya. Yang artinya Charles hanya tinggal diam dan mengiyakan semuannya.     

"Sekarang, kau tidak perlu bertanya apapun lagi, Sayang. Kau tinggal melakukan tugasmu, dan setelah itu kau akan mendapatkan apa yang kau inginkan, yaitu kebebasan," tukas Arumi mengining-imingi Mesya.     

"Ia, Bu. Aku akan mempercayai ucapan kalian saat ini," tukas Mesya.     

"Baiklah, kalau begitu ayo kita lanjutkan makan siangnya, Ibu sudah memesankan menu kesukaanmu sejak tadi di restoran langganan, Ibu takut jika makananmu nanti keburu dingin dan tidak enak, jadi cepatlah dimakan, Sayang," perintah Arumi.     

"Baik, Ibu,"     

Arumi tersenyum sinis menatap  Mesya yang tampak lahap memakan, makanannya. Mesya masih belum tahu jika makanan yang sedang ia konsumsi itu adalah daging manusia. Dan hal itu sudah dilakukan selama bertahun-tahun.     

Yang artinya, secara perlahan Mesya juga akan menjadi manusia abadi seperti keluarga Davies dan keluarga Diningrat.     

Arumi yakin jika Mesya juga tidak akan mungkin meninggal keluarga ini sampai kapan pun, karna ikatan mereka yang cukup kuat.     

***     

Esok harinya, sekolah 'Pelangi Senja' terlihat begitu ramai dan heboh, karna kedatangan tamu dari perusahan 'Satria Grup' dan yang membuat para siswi tampak antusias adalah, kedatangan seorang CEO dari perusaahan yang terlihat masih muda dan sangat tampan itu, yaitu Satria Diningrat.     

Seluruh teman-teman sekelasnya tampak heboh memuji-muji wajah Satria, mereka sangat mendambakan agar bisa dekat dan bahkan ingin  menjadi pasangan Satria.     

Tapi Mesya sama sekali tak tertarik dengan ketampanan wajah pria itu.     

Meski begitu dia tetap harus mencuri perhatian Satria.     

Dengan segera Mesya meraih sebuah lipstik dari dalam tasnya, dia merapikan riasannya, menambah lapisan bedak dan yang lainnya.     

Setelah itu dia menyemprotkan sedikit parfum pada pakaiannya.     

Mesya juga melepas satu kancing baju seragamnya. Agar terlihat lebih seksi.     

Mesya sengaja berjalan mendekati Satria yang sedang mengobrol dengan kepala sekolah.     

Dan tepat di saat itu Mesya sengaja pura-pura terjatuh di hadapan Satria.     

Bu Ratu tampak terkejut, dia segera berteriak dan berlari menolong Mesya.     

"Mesya! Kau kenapa, Mesya!" teriak Bu Ratu.     

Satria perlahan mendekati Mesya.     

"Dia kenapa?" tanya Satria.     

"Tidak tahu, Pak Satria, sepertinya dia pingsan!" jawab Bu Ratu.     

Satria melirik kearah Mesya yang sedang terpejam.     

'Dia itu, 'kan, Mesya, putri dari Bibi Arumi yang dulu sempat bertemu denganku, saat dia masih menggunakan seragam SMP?' bicara Satria di dalam hati.     

'Sekarang dia terlihat sudah dewasa, dan wajahnya juga terlihat sangat cantik,' tak sadar Satria tersenyum melihatnya.     

Sementara itu Bu Ratu berteriak mencari pertolongan untuk membantu memindahkan Mesya ke klinik sekolahan.     

Saat semua orang sudah mulai berkerumun untuk menolong Mesya, Satria segera mendekat dan berusaha untuk menolong Mesya.     

"Biar saya saja yang membawanya ke klinik sekolahan," ucap Satria.     

"Tapi, Pak—"     

"Sudah tidak apa-apa!" sahut Satria, sambil meraih tubuh Mesya dan menggendongnya.     

Seluruh murid yang melihat Mesya, tampak sangat iri. Karna Mesya sangat beruntung digendong oleh seorang pria tampan bak  pangeran seperti Satria.     

***     

Sesampainya di dalam klinik sekolahan, Satria memandangi wajah Mesya yang masih belum sadarkan diri.     

"Sudah, bangun saja, jangan berpura-pura," tukas Satria kepada Mesya.     

'Gawat, kenapa dia bisa tahu jika aku berbohong?' bicara Mesya di dalam hati tapi dia enggan membuka kedua kelopak matanya.     

"Mesya, ayo buka matamu, aku tahu jika kau mendengar ucapanku,"  Sekali lagi Satria berkata, kali ini nada bicaranya terdengar mengintimidasi.     

Tapi Mesya masih tetap berpura-pura untuk tidak mendengar ucapan Satria.     

Satria memegang kening Mesya, tak sedikit pun terasa panas atapun dingin, suhu tubuhnya masih normal.     

Hal ini membuat Satria bertambah yakin jika Mesya itu hanya sedang berbohong.     

"Baik, kalau kau tak mau bangun, maka aku akan menciummu saat ini juga," ancam Satria. Dia berharap setelah mendengar hal ini, Mesya segara membuka matanya karna takut.     

Tapi ternyata tidak, Mesya masih tetap memejamkan matanya. Tentu saja hal itu membuat Satria menjadi geram. Rupanya gadis ini tak takut dengan ancamannya.     

Dia tidak mau terkesan main-main dengan ucapannya, dan dia benar-benar hendak menciumu bibir Mesya.     

"Kau, yang membuatku melakukan ini semua, Mesya," ucap Satria.     

Meski tampak tenang, sebenarnya Mesya  merasa  gugup. Karna dia akan berciuman dengan Satria.     

Tapi inilah yang sedang ia tunggu, kalau Satria menciumnya, itu artinya Satria memiki ketertarikan terhadapnya, dan dia hanya tinggal melakukan beberapa trik saja untuk membuat Satria semakin jatuh cinta kepadanya.     

Kini deru nafas Satria sudah terasa hangat menerpa wajah Mesya, yang artinya kini Satria benar-benar sudah mendekatinya.     

Ketika bibir pria itu benar-benar mendarat di bibir Mesya, gadis itu langsung menggigitnya dengan lembut.     

'Maafkan aku, Kak David,'  bicara Mesya di dalam hati.     

Melihat Mesya yang menanggapi kecupannya  membuat Satria syok.     

Karna awalnya dia itu mencium Mesya, hanya karna iseng dan untuk memberi pelajaran kepada Mesya, tapi ternyata Mesya malah membalasnya dengan senang hati.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.