Anak Angkat

Permintaan Mesya



Permintaan Mesya

0Mesya syok saat mengetahui jika yang akan berkunjung di sekolah ini adalah perusahaan milik keluarga Diningrat.     
0

Dan Satria Grup, adalah anak perusahan milik keluarga Diningrat yang saat ini dipegangan oleh Satria.     

'Artinya sebentar lagi aku akan bertemu dengan Satria, dan inilah yang ditunggu-tunggu oleh keluargaku,' bicara Mesya di dalam hati.     

"Mesya, kenapa kamu melamun?" tanya Ratu.     

"Ah tidak, Bu Ratu, saya permisi dulu ya!" ucap Mesya seraya meninggalakan ruangan itu dengan tergesa-gesa.     

"Eh, Mesya! Kau mau kemana? Kenapa buru-buru sekali?" tanya Bu Ratu.     

Tapi Mesya tak menyahuti ucapannya sama sekali, dia sudah terlanjur menjauh dari Bu Ratu.     

"Ada apa dengan anak itu? Kenapa aneh sekali?" Ratu menggelengkan kepalanya.     

***     

Setelah itu Mesya tampak lesuh memasuki kelasnya.  Seperti orang yang beru saja kehilangan sesuatu.     

Bukan kematian yang ia takutkan, tapi perpisahan dengan David yang paling ia takutkan.     

Kalau dia berhasil mendekati Satria dan merebut hatinya, maka dia harus rela meninggalakan David. Tentu Mesya tak bisa membayangkan bagaimana perasaan  David saat melihatnya  bermesraan bersama dengan Satria.     

"Hey, Mesya!" panggil Romi, "kau kenapa terlihat murung begitu?" tanya Romi.     

"Huh ...." Mesya mendengus lemas tak bersemangat. Dia duduk di bangkunya.     

"Kenapa?" Romi semakin penasaran, dan bertanya seraya menoleh ke belakangan menghadap Mesya.     

"Romi, kau tahu tidak jika perusahaan yang akan bekerja di yayasan keluargaku itu adalah, perusahan keluarga Diningrat," ujar Mesya.     

"Hah? Kau bicara sungguhan? Bukankah Diningrat, itu musuh bebuyutan keluargamu?" tanya Romi.     

"Iya, Rom, kau benar mereka adalah musuh keluarga kami, dan Satria adalah orang yang akan kukejar mulai hari ini," jelas Mesya.     

"Mesya, aku jadi ikut deg-degan, sekarang kau akan mempertaruhkan nyawamu, Mesya," tukas Romi.     

"Begitulah, Romi. Tapi aku harus siap menghadapinya, karna memang inilah tujuan hidupku, berada di dalam keluarga Davies," ucap Mesya.     

Tentu bukanlah hal yang mudah, bagi Mesya, karna dia harus manjadi wanita yang di tugaskan untuk mendekati Satria dan menghallakan segala cara agar Satria bisa tergila-gila kepadanya.     

***     

"Nak, ayo kita pulang sekarang!" teriak Charles memanggil Mesya.     

"Baik, Ayah," Mesya mempercepat langkah kakinya.     

Tak berselang lama mobil itu meninggalkan halaman sekolah.     

Sepanjang perjalanan pulang tak sepatah kata pun yang keluar dari mulut Mesya.     

Charles juga tak mengajak bicara putrinya.     

Hampir setiap hari mereka melakukan hal ini. Karna terkadang Mesya malah memilih tidur saat berada di dalam mobil ketimbang mengobrol bersama dengan ayahnya.     

Tapi kali ini Mesya masih terdiam sambil memikirkan tentang perusahaan yang akan menjadi donatur serta yang akan bekerja sama dengan yayasan pendidikan itu.     

Sebenarnya Mesya ingin bertanya soal ini kepada Charles, tapi rasanya tak lengkap jika tidak bertanya langsung kepada Arumi juga.     

"Kau, tidak tidur, Nak? Biasanya kau menghabiskan waktu di mobil dengan tidur?" tanya Charles.     

"Aku tidak mengantuk, Ayah," jawab Mesya.     

"Baiklah, apa ada yang menganggumu di sekolah?"     

"Tidak, Ayah. Hanya saja ada sesuatu yang ingin ku tanyakan kepada kalian, tapi mungkin nanti saja kalau sudah sampai di rumah," jawab Mesya.     

"Ah... baiklah," Charles kembali fokus kearah kemudinya.     

Mesya melirik di bagian kiri dan kanan, sekarang tak ada siapapun. Terkadang dia rindu saat-saat bersama kedua kakak angkatnya di dalam mobil.     

Sekarang hanya dia sendiri yang selalau diantar jemput oleh Charles.     

Dia rindu saat duduk bersebelahan dengan David, dan rindu saat David melindunginya dari gangguan Arthur. Saat itu Mesya merasa menjadi gadis yang berharga karna selalu dilindungi oleh David. Sekarang tak ada lagi David yang selalu melindunginya setiap saat. Bahkan waktunya untuk bersama David pun sangat terbatas, hanya saat berada di meja makan. Kalau pun mereka ingin bertemu di tempat lain, mereka harus bertemu secara diam-diam agar tidak diketahui oleh kedua orang tuanya.     

Tapi berkat David pula sekarang dia menjadi gadis yang jauh lebih mandiri dan bisa melawan orang-orang yang hendak berbuat jahat terhadapnya, termasuk Arthur.     

Bahkan putra kedua dari keluarga Davies itu juga sudah tidak lagi berani mengganggunya. Selain Mesya yang berani melawannya, keluarga Davies yang lainnya juga akan memberi hukuman yang setimpal bagi Arthur jika ketahuan lagi mengagu Mesya atau bahkan sampai mencelakainya.     

***     

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, Charles dan Mesya sudah sampai di tempat tujuan.     

Ckit....     

Mobil berhenti tepat di halaman kediaman keluarga Davies.     

Ceklek!     

Mesya keluar dari dalam mobil itu.     

"Hay, putri kesayangan Ibu, sudah sampai rupanya," Arumi menyambutnya dengan senyuman ramah dan pelukan hangat.     

Arumi segera menggiring putrinya masuk ke ruang makan, dia sudah menyiapkan makan siang untuk Charles, dan Mesya.     

"Ayo makan, Sayang, Ibu sudah menyiapkan makan siang untukmu," ajak Arumi.     

"Kak David, dan Kak Arthur, tidak ada?" tanya Mesya.     

"Tidak, Sayang, mereka sedang ada tugas," jawab Arumi.     

"Tugas membunuh orang?" tanya Mesya.     

Arumi dan Charles terdiam sesaat, mereka tak menjawab pertanyaan Mesya.     

"Kenapa, diam?" Mesya mulai menedesak kedua orang tuanya agar berbicara jujur.     

Tak nyaman menjawab pertanyaan putrinya, Charles segera mengalihkan topik pembicaraan.     

"Mesya, bukankah kau ingin bertanya sesuatu kepada kami?" tanya Charles. Dia mengingatkan tujuan awal Mesya     

Mesya menganggukkan kepalanya. "Iya," jawab Mesya.     

"Baiklah, tanyakan saja kepada kami," ucap Arumi.     

Kedua orang tuanya sudah bersiap menjawab pertanyaan dari Mesya.     

"Ibu, Ayah, apa kalian tahu jika perusahaan milik keluarga Diningrat akan menjadi donatur  terbesar untuk yayasan pendidikan milik keluarga kita?" tanya Mesya.     

Arumi tersenyum tipis, "Iya  itu benar, Sayang," jawab Arumi.     

"Kenapa, Bu? Apa kalian sengaja melakukan itu? Karna setahuku keluarga kita tidak butuh donatur  atau apapun untuk memajukan sekolah itu? kita ini tidak pernah kekuarangan uang, 'kan?" tanYlya Mesya.     

"Benar, Sayang, memang kita tidak butuh uang, tapi kita butuh kesempatan ini. Dan dengan mereka bekerja sama dengan yayasan kita maka kau dan Satria akan memiliki banyak kesempatan untuk saling mengenal. Dan kau juga bisa menggunakan kesempatan itu untuk menggoda Satria agar jatuh cinta kepadamu  Mesya," tutur Charles.     

"Ah, aku mengerti, Ayah, dan akan melakukannya dengan benar. Tapi aku ingin kalian jujur kepadaku," pinta Mesya.     

"Kau itu ingin bertanya apa, Nak?" tanya Arumi.     

"Aku ingin agar Ibu, dan Ayah, membiarkanku hidup bebas, dan menjadi manusia normal terlepas dari keluarga ini," tukas Mesya.     

"Kau selalu berbicara begitu, Sayang?" Arumi menyayangkan keinginan Mesya ini, karna sejujurnya Arumi ingin agar Mesya tetap berada di kelurga ini. Tapi jika memang Mesya berhasil melakukan hal ini maka Arumi akan benar-benar membebaskan Mesya walau terasa berat.     

Yang terpenting tujuannya untuk membalaskan dendam keluarganya bisa berhasil.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.