Anak Angkat

Pelangi Senja



Pelangi Senja

0Mereka kaget saat mendengar jika Mesya adalah anak dari keluarga Davies yang terkenal sangat kaya dan dermawan itu.     
0

Memang tak banyak yang tahu jika diam-diam keluarga  Davies telah membeli sekolah elite yang menaungi tingkat SMP dan tingkat SMA ini.     

Mesya terpaksa menunjukkan ini semua bukan karena dia yang merasa sombong akan dirinya yang seorang putri dari keluarga Davies, tapi hal ini ia lakukan semata-mata untuk membuat murid-murid di sini tak lagi mengganggu dirinya.     

Sudah cukup dia diremehkan dan di tindas.     

"Knapa kalian diam saja? Kalian itu harus meminta maaf kepada temanku ini!" pinta Mesya.     

Tapi salah satu dari krumunan murid-murid yang hobi bergosip itu pun angkat bicara.     

"Aku tidak percaya begitu saja dengan ucapanmu! Bisa jadi, 'kan kalau kau itu hanya mengada-ada dan sengaja mengatakan ini semua hanya untuk menakut-nakuti kami saja!" ucapanya.     

"Baik, kalau memang kau tak mempercayainya aku akan—" Mesya memutar tubuhnya untuk pergi ke ruang sekolah, tapi tepat di saat itu sang kepala sekolah sedang lewat di tempat itu.     

"Hay, Nona Mesya," sapa Kepala Sekolah itu dengan ramah.     

"Eh, Bu Ratu, kepala sekolah, saya senang bisa bertemu dengan, Ibu, di sini," ucap Mesya.     

"Memangnya ada apa, Nona Mesya, mencari saya?" tanya Kepala Sekolah.     

"Panggil saya, Mesya, Bu, tidak perlu membeda-bedakanku dengan yang lain, Bu," ujar Mesya.     

"Ah baik, Mesya, ada apa? Dan apa yang bisa saya bantu?"     

"Begini, Bu. Apa benar di sekolah yang terkenal Elite, seperti SMA Pelangi Senja, ini masih ada penindasan?" tanya Mesya kepada Kepala Sekolah, tapi kedua netra Mesya melirik kearah murid-murid yang telah mengusiknya tadi.     

"Pelangi Senja?" seluruh  siswa-siswi yang ada di tempat itu tampak bingung, saat mendengar Mesya menyebutkan nama sekolah ini 'SMA Pelangi Senja' karna  nama sekolah ini sebelumnya adalah 'SMA Santosa Jaya'     

***     

"Tentu saja tidak boleh, Mesya! Di sekolah ini tidak ada lagi yang namanya penindasan, perundungan dan lain sebagainya, yang melakukan hal itu akan mendapatkan hukuman," ujar si Kepala Sekolah.     

"Baik, Bu. Aku bisa paham dengan peraturan baru itu, tapi sayang para anak-anak ini membicarakan temanku, mereka berkata dengan nada melecehkan kepada sahabatku Romi, bahkan mereka itu mengatakan jika Romi itu jelek dan tak pantas berjalan denganku, apa itu tidak termasuk penindasan?"     

"Jika, Romi merasa tidak suka akan hal ini, tentu saja itu bisa disebut perundungan," jawab Kepala Sekolah.     

"Kalau begitu apa hukuman yang pantas untuk mereka, Bu?" tanya Mesya seraya melirik kearah para murid-murid itu, dan mereka hanya bisa diam mematung, tak ada yang berani melawan.     

Lalu Kepala Sekolah yang benama Ratu itu pun langsung menggiring  anak-anak itu masuk ke dalam ruangan Kepala sekolah.     

Sebelum memberikan sanksi kepada anak-anak didiknya.     

Ratu menjelaskan jika pemilik yayasan pendidikan, yang menaungi sekolah ini adalah kelurga Davies.     

Bahkan nama sekolah ini akan segera di ganti menjadi 'Pelangi Senja' yang artinya mereka tidak boleh menyepelekan Mesya di sini, semakin saja mereka membuat masalah dengan Mesya maka mereka akan mendapat masalah yang serius, dan kemungkinan terburuknya akan di keluarkan dari sekolah ini.     

Setelah itu para murid-murid yang tadi sempat bermasalah dengan Mesya, kini mendapatkan  hukuman, membersihkan toilet sekolah.     

Mesya dan Romi kini melihat para siswa itu dengan perasaan yang puas.     

"Hey, Mesya kupikir kau akan memberi pelajaran kepada mereka dengan cara menghajarnya,"     

"Haha, tentu saja tidak, mereka itu hanya membicarakan kita, tidak memukul kita! Jadi aku tidak perlu mengeluarkan tenaga untuk memukul mereka," ujar Mesya sambil tertawa kecil mendengar perawan Romi.     

"Mesya, kenapa kau tidak habis kepadaku jika sekolah ini sekarang sudah menjadi milik keluarga Davies?" tanya Romi.     

"Sebenarnya, kami belum lama membelinya, Rom. Pemilik yayasan yang sebelumnya mengalami kebangkrutan, dan keluarga kami membantu mereka untuk memperbaiki perusahannya yang hampir saja tutup, dan sebagai gantinya keluargaku ingin membeli yayasan sekolah ini," tutur Mesya.     

"Wah, keluargamu memang sangat kaya raya, jadi melakukan apa pun tidaklah sulit, selama memiliki banyak uang," ujar Romi.     

"Yah, begitulah, Romi. Tapi kalau boleh memilih aku tetap ingin hidup sederhana bersama Bunda Lia, dan tinggal di panti saja,"  Mesya menundukkan kepalanya dengan wajah sedikit memelas.     

"Eh, Ngomong-ngomong soal panti asuhan... kenapa nama sekolah ini, sama dengan nama panti asuhan?"     

"Aku yang menamainya," jawab Mesya, "karna aku ingin mengenang tempat terindah itu," pikiran Mesya mulai melambung jauh.     

Dia kembali digelayuti dengan rasa rindu yang perlahan menusuk hatinya.     

Panti asuhan 'Pelangi Senja' adalah tempat yang sangat indah bagi Mesya.     

Tak ada tempat terbaik selain 'Pelangi Senja' hanya di sana dia dapat merasakan indahnya kebebasan, dan kebersamaan, serta kasih sayang yang  tulus dan berharga.     

Dia tak bisa mengulang masa lalunya, tapi setidaknya dia bisa mengingat dengan mengenangnya dalam sebuah nama.     

Arumi menghadiahkan sekolah ini untuk Mesya, di hari ulang tahunya yang ke 16.     

Mereka memberi kuasa penuh atas sekolah ini, bahkan Arumi memperbolehkan Mesya untuk mengganti nama sekolah ini.     

Kini yayasan  pendidikan ini di beri nama 'Pelangi Senja'     

Di sekolah ini memang tidak ada Arthur dan David lagi, tapi dengan semua orang mengetahui jika sekolah ini adalah milik keluarga Davies, dan dikhususkan untuk Mesya sebagai pemiliknya, maka tak ada lagi yang akan berani menggangu Mesya atau bahkan meremehkan  Mesya.     

"Sekarang kau sudah tahu, apa alasanku memberi nama itu, 'kan, Rom? Dan itu semua sebagai bukti rasa  cintaku terhadap panti asuhan 'Pelangi Senja' selamanya aku akan mengenang tempat itu karena tempat itu adalah tempat yang paling indah dalam hidupku." Tutur Mesya.     

Romi menganggukan kepalanya. Dia tak menyangka jika Mesya begitu menyayangi tempat yang membesarkannya dulu.     

Bahkan sampai mengenang namanya dan diabaikan nama panti itu menjadi nama yayasan pendidikan milik keluaranganya.     

Memang sejak dulu, Mesya lah yang paling  tak bersemangat ketika ada keluarga kaya mencari anak adopsi di panti itu, berbeda dengan para teman-temannya yang sangat mengharapkan mendapat orang tua angkat yang kaya-raya, tapi Mesya berharap agar tidak ada orang tua yang akan mengadopsinya.     

Dia hanya  ingin berada di panti itu untuk selamanya.     

Tapi karna paksaan Bunda Lia, akhirnya Mesya mau menerima tawaran keluarga Davies untuk mengadopsinya.     

Bunda Lia memaksanya bukan   tanpa alasan, karna beliau ingin agar Mesya mendapatkan kehidupan yang layak dan bisa menggapai cita-citanya sebagai seorang dokter. Tapi ternyata harapan Bunda Lia untuk melihat Mesya bahagia pupus ketika mengetahui keadaan keluarga angkat Mesya yang  sebenarnya.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.