Anak Angkat

Istri Yang Cerdik



Istri Yang Cerdik

0'Sekarang giliran, Kak Arthur, yang akan mereka hukum, aku harus berbuat apa? Sebenarnya aku kasihan dengan, Kak Arthur... tapi dia itu memang pantas untuk mendapatkannya. Selama ini  Kak Arthur, selalu saja memfitnah Kak David, sehingga Kak David, yang selalu mendapatkan hukuman dari Ayah dan Ibu,'     
0

"Mesya, kenapa makan sedikit sekali?" tanya Arumi.     

"Ah, aku sedang tidak nafsu makan, Bu," jawab Mesya.     

"Apa mau Ibu pesankan makanan yang lain?"     

"Eh, tidak usah, Bu! Aku hanya sedang tidak nafsu makan saja, sungguh!"     

"Mesya, kau harus makan yang banyak, Nak! Kami tidak mau jika putri kami, sampai sakit," imbuh Charles.     

'Mereka benar-benar sangat memperhatikanku, aku harus menghabiskan makananku agar mereka tidak khawatir kepadaku seperti ini,' bicara Mesya di dalam hati.     

"Ibu, aku akan menghabiskannya sekarang!" tukas Mesya dengan penuh semangat.     

Arumi dan Charles tersenyum kepada Mesya, "Nah begitu dong, Sayang," tukas Arumi.     

Setelah itu Charles mengantarkan mereka berangkat ke sekolah.     

***     

Entah di mana Arthur saat ini, yang jelas David sangat menyukai kepergian Arthur. Karna dengan begini Masya dalam keadaan aman, di dunia ini hanya Arthur yang ingin membunuh Mesya. Memang terdengar jahat, karna sebagai seorang kakak, bukanya mengharapkan kepulangan adiknya, tapi David malah mengharapkan kepergian adiknya. Tapi memang inilah kenyataannya, David sangat membenci Arthur terlebih setelah kejadian di pusat perbelanjaan kemarin. Kalau saja keberuntungan tidak menyertai Mesya, maka nyawa Mesya akan melayang hari itu juga.     

Dan kalau sampai Mesya, meninggal, David tidak tahu dengan arah hidupnya lagi. Karna tujuan hidupnya saat ini hanyalah Mesya.     

Berkat kehadiran Mesya David dapat merasakan bahwa hidupnya di dunia ini memiliki artinya, yaitu untuk menjaga Mesya.     

Tidak hanya sekedar menjadi budak dalam keluarganya, dan hanya hidup dalam kegelapan tanpa tujuan.     

Berkat Mesya, David seperti mendapatkan secercah cahaya, yang meneranginya dalam kegelapan.     

David yakin, jika Mesya bukan hanya akan membuatnya bahagia saat bersamanya, tapi juga akan menuntun David keluar dari kegelapan.     

Ckit...!     

Tiba-tiba Charles menghentikan laju mobilnya di tengah jalan, tepat di mana dia berhenti kemarin.     

"Ayah, kenapa berhenti?" tanya Mesya.     

"Tidak, Ayah, hanya ingin mengecek tanda-tanda keberadaan Kakakmu," jawab Charles.     

Dia kembali turun dari mobil dan memandangi sekitar sungai.     

'Lagi-lagi, Ayah berhenti di tempat ini, dan menunggu kepulangan Kak Arthur, tapi tak ada niatan sedikitpun untuk mencarinya dengan benar, atau paling tidak dia itu harus menyewa detektif dan mengerahkan banyak orang untuk menemukan Kak Arthur. Mereka itu, 'kan punya uang?'     

'Entah mengapa aku masih tak yakin jika mereka itu benar-benar manusia yang tak bisa  mati? Karna itu sama sekali tidak masuk akal, tapi melihat Ayah, yang bagitu yakin jika Kak Arthur akan pulang, dan melihat Kak David, yang juga tak merasa sedikit pun mengkhawatirkan Kak Arthur, membuatku mulai percaya akan ucapan Ayah,'     

Charles masih berdiri di atas jembatan, dan mengarahkan pandangannya mengitari sungai, yang masih begitu deras arusnya.     

"Yah... baik. Kalau kau belum mau pulang, Ayah masih tetap akan menunggumu, Nak!" Charles tersenyum, sambil memutar balik tubuhnya dan kembali Masuk ke dalam mobilnya.     

Mesya melihat gelagat sang ayah. Semakin membuatnya bingung, bukannya merasa sedih karna belum ada kabar dari Arthur, tapi Charles malah tersenyum, yang menandakan bahwa dia baik-baik saja, dan seolah menganggap ini hanya sebuah lelucon.     

'Padahal aku sudah tahu, jika mereka itu memang orang-orang yang aneh dan menyeramkan, tapi kenapa aku masih sering kali merasa kaget dan heran ketika melihat Ayah bersikap sangat aneh begini,' batin Mesya, dengan pandangan yang masih mengarah kepada Charles.     

Mobil kembali melaju menunju sekolahan.     

Setelah mengantarkan kedua anaknya Charles kembali pulang ke rumah.     

***     

"Hay, kau sudah pulang, sayang?" tanya Arumi menyambutnya dengan ramah.     

Charles meraih wajah sang istri dan mengecup keningnya.     

"Iya, Sayang," jawab Charles.     

"Eh, kau sedang apa?" tanya Charles.     

Sambil mengelap piring-piring yang baru saja dicuci.     

"Kau mencuci piring sendiri? Memangnya di mana asisten rumah tangga itu?"     

"Dia belum datang, Sayang," jawab Arumi.     

"Ah, ini sudah siang, kenapa belum datang? Kalau begini kasihan sekali istriku jadi kelelahan!" gerutu Charles.     

"Tidak apa-apa, Sayang,"     

"Ah, kau ini terlalu baik dan terlalu sabar, Arumi, bahkan kau juga terlalu memanjakan anak kita,"  ujar Charles dengan wajah sedikit kesal.     

"Bukankah kau juga terlalu memanjakan, Mesya?" tanya balik Arumi.     

Charles menganggukan kepalanya.     

"Yah, aku juga sangat menyayanginya dan memanjakannya, tapi tidak untuk masalah makanan! Jadi saranku agar kau tidak perlu lagi memesankan makanan dari luar untuk Mesya!"  usul Charles. Dan terlihat sekali jika dia kurang menyetujui tindakan sang istri.     

"Memangnya ada apa dengan makanan? Aku hanya ingin dia makan banyak, apa itu salah?" sangkal Arumi.     

"Bukan begitu, Sayang! Tapi bukankah seharusnya dia itu memakan, makanan yang sama dengan kita? Dia itu sudah menjadi keluarga kita?"     

"Oh, soal itu?" Arumi tersenyum dan membuka lemari penyimpanan alat-alat dapur.     

"Kau mau apa, Sayang?" tanya Charles.     

"Kau mau tahu fakta yang sebenarnya tidak?"     

"Hey, kenapa kamu malah seakan memberikan teka-teki, Sayang?" tanya Charles yang semakin bingung saja.     

Lalu Arumi nengeluarkan satu pak besar kotak makan yang terbuat dari kertas.     

"Kau lihat ini?" tanya Arumi kepada Charles.     

Charles semakin bungung saja, dia tidak tahu apa yang di maksud oleh istrinya ini.     

"Kau itu sedang apa, Sayang? Mengapa malah memperlihatkan barang-barang yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan topik pembicaraan kita ini?" tanya Charles.     

"Charles, kau bisa baca, 'kan?"     

"Baca?"     

Arumi menganggukan kepalanya.     

Charles melihat dengan seksama kotak makanan yang masih dilipat dengan rapi itu.     

Dalam kotak makan itu terdapat tulisan nama restoran yang sering dipesan oleh Mesya.     

"Bagiaman bisa kau mendapatkan kotak makan  ini?"  tanya Charles heran.     

Arumi tersenyum licik menanggapi pertanyaan suaminya.     

"Aku memesannya langsung dari restoran itu, dan aku juga meminta resep masakan kesukaan Mesya. Yah ... awalnya mereka memang tidak mau memberikan resepnya, tapi dengan uang yang melebihi gajih mereka dalam satu bulan. Mereka langsung memberikannya dengan senang hati," tutur Arumi menjelaskan kepada Charles.     

"Apa itu artinya, yang selama ini dimakan oleh Mesya itu ... adalah masakanmu?!" tebak Charles dengan kedua bola mata menajam.     

"Iya, Charles Sayang, aku yang memaksanya dan mengganti daging hewan itu dengan daging manusia! Dan sekarang kau tahu, 'kan kalau aku ini sebenarnya tidak terlalu memanjakan, Mesya?"     

"Hahahah!" Seketika Charles tertawa lantang mendengarnya.     

"Kau itu memang sangat cerdik, istriku, Sayang!" puji Charles terhadap Arumi.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.