Anak Angkat

Demi Mesya



Demi Mesya

0"Kenapa kau bisa bicara begitu? Bukankah itu namanya menuduh tanpa dasar?" tanya David kepada Marry.     
0

"Entahlah, itu hanya pemikiranku saja, aku memang tak punya bukti, tapi entah mengapa aku merasa yakin!" tegas Marry.     

Marry pun langsung bergegas untuk pergi meninggalkan David.     

"Tunggu!" teriak David.     

Marry menghentikan langkahnya.     

"Ada apa lagi?" tanya Marry, "bisa tidak kalau kau jangan menggangguku, David!" pinta Marry.     

"Aku hanya ingin mengobrol banyak bersamamu," ucap David.     

"Kau ingin bicara apa kepadaku? Hah? Tolong jangan membuat mentalku semakin terganggu, rasanya aku hampir gila karna telah mengenal orang-orang seperti kalian!" ujar Marry, air matanya kembali mengalir. Saat ini Marry sedang berusaha untuk memberanikan diri berbicara setegas ini kepada David.     

Padahal dia itu sedang ketakutan.     

"Marry, ayo kembali duduk dan kita berbicara baik-baik," ajak David.     

"...."     

"Aku tidak akan melukaimu, apa salahnya jika kita sedikit lebih akrab, toh setelah ini kita akan lulus dan berpisah," tutur David.     

Dia menarik tangan Marry, akhirnya gadis itu mau menuruti ajakan David, mereka kembali duduk di dalam kelas lagi.     

"Kau ingin bicara apa?" tanya Marry.     

"Marry, aku ingin meminta maaf atas perbuatan keluargaku," ucap David.     

Marry benar-benar tercengang mendegar ucapan David.     

Ini suatu hal yang tak terduga, seorang David meminta maaf kepadanya.     

padahal David itu adalah pembunuh berdarah dingin.     

"Kenapa kau meminta maaf kepadaku? Apa kau juga melakukan hal yang sama terhadap orang lain?" tanya Marry.     

"Tidak," jawab David.     

"Kenapa begitu?"     

"Aku meminta maaf kepadamu karna aku tahu kau adalah orang baik," jelas David.     

"Darimana kau tahu kalau aku ini orang baik? Kau itu tak benar-benar pernah mengenal orang dengan baik, apalagi mengenalku!" ujar Marry.     

"Aku memang tidak mengenalmu secara dekat, tapi aku lihat Mesya mengenalmu cukup baik," jelas David.     

"Masya?" Marry mengernyitkan dahinya, "kau tahu jika selama ini aku berhubungan baik dengan, Mesya?"     

"Iya, dan aku harap kau tetap berteman baik dengannya. Kau tahu Mesya itu hampir tak ada teman di sekolah ini, satu-satunya orang yang masih setia bersamanya hanyalah Romi, aku ingin dia juga masih bisa akrab denganmu, dan dengan begitu setidaknya dia bisa merasakan hidup normal sebagaimana mestinya," ujar David.     

"Tidak, aku tidak mau!" jawab Marry.     

"Kenapa?"     

"Ya karna aku tidak mau berhubungan dengan kalian, meskipun aku tahu Mesya adalah orang yang berbeda dengan kalian, tapi tetap saja, Arthur, kau dan bahkan kedua orang tuamu adalah orang yang berbahaya," jelas Marry.     

"Aku mohon, Marry. Bantu aku menghiburnya, kau tahu jika belum lama ini Mesya hampir mati karna bunuh diri?"     

"Apa?"     

"Yah, Mesya sempat mengalami depresi karna mengetahui keluarga kami yang sebenarnya," jelas David.     

"Kau tidak sedang berbohong, 'kan?" tanya Marry.     

"Tentu saja tidak, aku tidak ada waktu untuk berbohong,"     

David bukan yang menceritakan tentang Mesya yang melakukan percobaan bunuh diri, dia juga menceritakan tentang asal-usul Mesya. Jika Mesya adalah anak angkat dari keluarga Davies, yang selama ini tidak tahu jika kelurganya adalah kelompok para kanibal dan penganut aliran sesat.     

Karna hal itulah dia menjadi depresi, karna Mesya tak mau melihat korban berjatuhan karnanya.     

Hidupnya penuh dengan tekanan, walau dia terlihat bahagia dan beruntung karna hidup bergelimang harta, tapi tetap saja hidupnya tak tenang dan selalu dihantui oleh ketakutan.     

Oleh karna itulah David menginginkan Marry, agar tetap mau berteman dengan Mesya. Karna David tahu jika Mesya merasa nyaman jika bersama Marry.     

Tapi kalau melihat Marry yang saat ini malah menjauhi Mesya dan terlihat acuh tak acuh membuat David tak tega melihat Mesya yang bersedih.     

Sejenak Marry terdiam, setelah mendengar ucapan David, dia merasa bersalah karna telah menjauhi Mesya.     

Dia bisa membayangkan betapa beratnya hidup Mesya. Dia seorang gadis polos dan harus dibesarkan dalam keluarga para pembunuh.     

Kalau sampai Mesya melakukan percobaan bunuh diri itu adalah hal yang wajar mungkin, mengingat keadaan keluarganya yang benar-benar sangat menyeramkan.     

Dan mungkin jika Marry menjadi Mesya, maka dia pun akan melakukan hal yang sama.     

Dengan dia menjauhi Mesya, dan bahkan sempat berbicara kasar kepada Mesya, tentu saja hal itu semakin menambah beban dalam pikiran Mesya.     

"Aku sebenarnya juga ingin tetap berteman baik dengan, Mesya, hanya saja ...."     

"Hanya apa, Marry?" tanya David.     

"Hanya saja, bagaimana kalau keluargamu akan membunuhku?" tanya Marry.     

"Kami tidak akan membunuh orang yang menyayangi Mesya dengan tulus," jawab David.     

"David, boleh aku tanya?"     

"Yah, katakan saja!"     

"Kenapa kau mau memintaku sampai seperti ini hanya demi Mesya, apa alasanmu?"     

"Kenapa kau bertanya begitu?"     

"Ya karna terasa aneh saja,"     

"Aku melakukan ini karna aku menyayangi, Mesya," jawab David dengan jujur.     

"Sayang?" 'Ternyata benar dugaan Salsa, jika David memang mencintai Mesya, terlihat dari sorot matanya yang menyatakan 'sayang' namun terlihat berbeda, seperti bukan mengakan 'sayang' kepada adiknya sendiri, melainkan kapada kekasihnya,' bicara Marry dia dalam hati.     

"Kenapa kau melamun?" tanya David.     

"Aku hanya heran saja, kenapa pembunuh sepertimu sampai memohon kepadaku seperti ini? Rasanya aku tak percaya, kupikir kau juga akan mengintimidasiku lalu kau juga akan membunuhku," jawab Marry.     

"Hanya itu saja? Kau tidak ada pertanyaan lagi?"     

"Kau ingin aku bertanya, David?"     

"Tidak, aku tidak ingin kau bertanya tapi aku memberimu kesempatan untuk bertanya," jawab David.     

"Baik aku akan bertanya kepadamu, apa benar kau mencintai Mesya?" tanya Marry.     

David pun terdiam sesaat, "Kenapa kau bertanya begitu kepadaku?"     

"Aku hanya ingin mengobati rasa penasaranku, David. Dulu Salsa sempat curiga akan hal ini, dan setelah aku tahu jika Mesya hanyalah anak angkat dalam keluarga Davies, aku bertambah yakin jika kau itu benar-benar mencintai adikmu," pungkas Marry.     

Dan dengan santainya, David mengiyakan ucapan Marry.     

"Yah, aku memang menyukai Mesya, dan Mesya pun juga menyukai aku, kami sudah sama-sama mengaku jika kami itu saling mencintai," jawab David.     

"Jadi ini alasanmu menolak, Salsa, sahabatku. Bahkan kau selalu saja berbicara ketus kepadanya, padahal dia itu benar-benar menyayangimu. Kau mengabaikan perasaan sahabatku, dan sekarang kau malah memintaku untuk tetap berteman dengan adikmu? Orang yang sudah membuat sahabatku sakit hati?" ocehan Marry yang kesal terhadap David.     

"Kenapa kau malah membahas, Salsa?" tanya David.     

"Tentu saja aku membahasnya, karna dia itu sahabatku! Dan dia sakit hati karna ucapan mu itu, tapi sekrang dengan egoisnya kau mencintai adikmu sendiri, lalu menyuruhku untuk tetap berteman dengan adikmu?!"     

"Marry, tolong jangan membuat aku menjadi geram, aku ini sedang membicarajan Mesya, lalu kenapa kamu malah membahas Salsa?!"     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.