Anak Angkat

Ingkar Janji



Ingkar Janji

0"Rupanya kau yang menunda kematiannya?" tanya David.     
0

Arthur sedikit tersentak, "Hay, David, Kakakku Tersayang, kau sudah ada di sini rupanya?" tanya balik Arthur dengan wajah yang sumringah.     

"Kenapa kau melarang orang-orang dari keluarga kita untuk mengambilnya? Dan kenapa kau malah menyekapnya di sini?" cecar David.     

"Sabar dulu, David, kau ini jangan emosi terus," ujar Arthur.     

"Cepat katakan padaku apa tujuanmu?" desak David, seraya meraih kerah baju Arthur.     

"Aku, hanya ingin membunuhnya sendirian, dan aku hanya ingin menikmatinya sendiri," jawab Arthur.     

"Cih!" David tersenyum masam, "memangnya sejak kapan kau membunuh orang sendirian? Bukankah harusnya kita membunuhnya bersama-sama?" sindir David.     

"Ah, David, ayolah, jangan kaku begitu, kau tahu, 'kan aku ini, 'kan memang suka bercanda,"     

"Hentikan omong kosongmu itu! Aku tahu jika kau itu pria licik yang sudah pasti kau merencanakan sesuatu atas semua itu!" desak David.     

"Ah, kamu ini selalu saja begitu, menuduhku yang tidak-tidak,"     

"CEPAT KATAKAN!" bentak David dengan nada tinggi, dan tangannya semakin memeperkencang pegangannya ke kerah baju Arthur, dan dia juga sampai menggerak-gerakkan tubuh adiknya.     

Tapi bertepatan saat itu juga, Charles muncul.     

"Hei! Apa yang kalian berdua lakukan?!" teriakannya.     

Dan dengan segera David melepaskan tangannya dari tubuh Arthur.     

Lalu Arthur bertingkah seperti tak terjadi apa pun.     

"Ah, Kak David, sedang mengajakku bercanda, Ayah," jawab Arthur dengan senyuman khasnya.     

"Ah, begitu ya? Yasudah ayo kita bereskan sekarang!" ajak Charles.     

Mereka bertiga masuk ke dalam ruangan itu, seperti biasa mereka melakukan eksekusi, mereka hanya akan meninggalkan tulang dan kepala saja dari korban mereka.     

Meski mereka memiliki banyak uang, dan bisa membayar orang untuk melakukan hal ini, tapi mereka tak mau melakukannya.     

Karna membunuh orang dan mengulitinya sebuah hal yang menyenangkan dan menjadi suatu hiburan, serta kepuasan tersendiri, bagi mereka.     

Sehingga mereka membayar orang hanya untuk menjaga, melindungi, atau membantu mereka dalam hal-hal yang yang wajar saja. Bahkan dari semua bodyguard mereka tak ada yang mengetahui jika keluarga Davies adalah kanibal dan penganut aliran sesaat.     

Setelah itu mereka keluar dari dalam area sekolahan tanpa sepengetahuan siapa pun.     

Mereka sudah menyeting keadaan sedemikian rupa.     

Sehingga mereka bisa melenggang dengan santai mereka ke luar dari area sekolah dengan membawa daging-daging yang mereka peroleh dari tubuh Edo.     

Arthur tampak sangat antusias membantu sang ayah, lain halnya dengan David, wajah anak lelaki itu masih saja terlihat murung.     

Memang dia paling tidak suka melakukan hal ini, semuannya karna terpaksa.     

Bahkan Arthur juga sering meledaknya.     

'Ah, benar-benar menyebalkan,' bicara David di dalam hati.     

Hanya Arthur yang menangkap raut kesal dari wajah David.     

"Cobalah untuk iklas dalam melakukan sesuatu, David," bisik Arthur di telinganya.     

"Bisakah kau diam?" cantas David.     

"Eh, sudah! Jangan bertengkar terus, ini bukan saatnya bagi kalain untuk bertengkar, ayo cepat bawa semuanya masuk ke dalam mobil!" perintah Charles.     

"Baik, Ayah!" ucap kompak mereka berdua.     

***     

Charles mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.     

"Ayah, apa Ayah sudah pastikan sisa mayat dari, Anak Nakal, itu sudah aman?" tanya Arthur.     

"Tentu saja, ayah sudah menguburnya. Sengaja ayah melakukan hal ini, agar Mesya, tidak marah kepada kita," ujar Charles.     

"Memang dia berani marah dengan kita?" cerca Arthur.     

David langsung menajamkan pandangannya kearah Arthur, tapi tak sepatah kata pun yang terucap.     

"Ayah, hanya tidak mau melihat anak gadis, Ayah akan kecewa. Karna kami sudah berjanji tidak membunuh siapa pun yang mengganggunya, tapi sekarang malah kita mengingkari janji," tutur Charles.     

"Ah, begitu ya! Tapi jujur, menurutku memiliki saudara perempuan itu merepotkan," kata Arthur.     

"Kau tidak boleh bicara begitu, Nak. Bagaimanapun Mesya itu adalah aset kita," jelas Charles.     

"Ah, apa kita tidak bisa melawan Paman Wijaya tanpa harus menggunakan  Mesya? Karna aku rasa Mesya itu gadis yang tidak berguna!" cerca Arthur sekali lagi, dan dia melirik ke arah David, tentu saja David terlihat sangat kesal dan tak terima, terlebih dia sangat menyayangi Mesya.     

Ucapan Arthur itu terdengar tidak manusiawi. Selama ini Mesya sudah kesulitan karna harus beradaptasi dengan orang-orang yang benar-benar sangat berbeda dengannya.     

Dan sekarang, ketika dia mulai bisa beradaptasi, tapi Arthur berusaha untuk menyingkirkannya.     

"Arthur, kalau aku bisa merubah dirimu menjadi anak gadis, maka aku akan menggunakanmu sebagai senjata untuk melawan, Wijaya," tutur Charles.     

"Cih, maksudnya aku akan dijodohkan dengan Satria Wijaya?!" cantas Arthur.     

Mendengar ucapan Arthur, yang terlihat keberatan itu membuat David menahan tawa.     

'Kau memang lebih pantas menjadi seorang gadis, dari pada menjadi seorang anak lelaki, dasar, Arthur Gila,' umpat David di dalam hati.     

"Kau tidak mau, 'kan menggantikan Mesya, yang akan dijodohkan dengan Satria?" tanya Charles dengan nada yang menyindir.     

"Apa, Ayah, ini sudah gila? Tentu saja aku tidak sudi!" cantas Arthur.     

"Kau benar-benar tidak sopan, bicara dengan nada seperti itu kepada Ayah, sendiri," gumam Charles.     

Seketia Arthur langsung menunduk dengan wajah yang merasa bersalah.     

"Maafkan aku, Ayah," ucap Arthur.     

"Maka dari itu, tolong jangan bicara atau pun memberikan ide di luar kesepakan awal kita, kau cukup diam saja dan lakukan tugas-tugamu dengan benar!" tegas Charles.     

"Ah, baiklah, Ayah ...," Arthur menunduk lagi.     

Memang sekasar dan semenyebalkan apapun sikap Arthur terhadap Mesya, tapi dia selalu bertingkah menjadi anak yang penurut di depan kedua orang tuanya, terutama  Charles. Karna keluarganya selalu mendidik anak-anak mereka menjadi anak yang penurut dan patuh.     

Dan tak berselang lama, mobil berhenti tepat di depan rumah.     

Tampak seorang Asisten Rumah Tangga membukakan pintu gerbang.     

Dan setelah itu pun Asisten Rumah Tangga itu langsung pulang.     

Karna tugasnya di sini hanya khusus membersihkan rumah saja, tugas memasak dan pekerjaan lainnya sudah menjadi urusan Arumi.     

Memang seperti itulah ketentuan dalam keluarga ini.     

Hampir semua dilakukan oleh mereka sendiri, padahal kalau di pikir, membayar ratusan Pembantu pun mereka itu mampu. Hanya saja, Arumi dan yang lainya tidak mau para pekerjanya akan mengetahui tentang rahasia keluarganya ini.     

Tentu saja mereka akan syok jika mengetahui keluarga yang terkenal dermawan dan terhormat ini adalah kumpulan para pisokopat dan kanibal yang menyeramkan.     

Oleh karna itulah mereka menjadi kelurga kaya yang sangat mandiri dan tak menggantungkan hidup mereka kepada para pekerja.     

"Hay, Sayang, kau sudah pulang?" sapa Arumi sambil mengecup wajah suaminya.     

"Iya, Istriku Sayang," sahut Charles.     

"Apa ini? Kau baru mendapatkan hewan buruan ya?" tanya Arumi.     

"Iya, Sayang, ini pengganggu anak kita," jawab Charles.     

"Maksudnya? Dia teman, Mesya?" tanya Arumi.     

"Iya, Sayang, teman yang mengganggunya," jelas Charles.     

"Aduh, bagaiamana kalau Mesya, tahu dan akan kembali marah kepada kita?" tanya Arumi.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.