Anak Angkat

Aku Tidak Bohong!



Aku Tidak Bohong!

0Ratu melirik kearah sekitar, dan tak ada siapapun yang melihatnya. Ratu tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Dengan segera wanita itu menarik tangan Celine.     
0

"Hey! Bu Ratu, apa yang akan Anda, lakukan terhadapku!" teriak Celine.     

"Sini! Aku ingin berbicara denganmu!" ujar Ratu.     

Celine merasa sangat takut kalau Ratu akan mengulangi perbuatan yang kemarin.     

Celine juga menyesal karna telah berkata terlalu berani kepada Ratu. Harusnya tadi dia diam saja dan meninggalkan Ratu, ketimbang harus berurusan dengannya seperti ini.     

Meski Arthur sudah berkata berada di pihaknya, tapi tetap saja Arthur tak selalu ada untuknya setiap saat. Celine yakin jika Ratu akan berbuat nekat dan akan bener-benar membunuhnya.     

Seperti yang sudah dilakukan kepada Natasha. Celine juga masih mengira jika yang mencelaki Natasha adalah Ratu.     

"Sini, duduk!" hardik Ratu.     

"Bu, apa Anda akan mencelaki saya seperti Anda mencelakai Natasha?" tanya Celine.     

"Kau masih mengira jika aku yang menceka Natasha?!" tanya Ratu.     

Dan Celine pun menganggukkan kepalanya.     

"Aku tidak melalukan hal itu, Celine!" tegas Ratu.     

"Kalau bukan Anda yang melakukannya siapa lagi! Jelas-jelas pisau karter yang ditemukan itu milik Anda!" ujar Celine.     

"Hey, Celine! Aku memang memiliki pisau karter yang sama dengan pisau yang ada di tubuh Natasha! Tapi percayalah aku tidak melakuanya. Bahkan aku masih menyimpan pisau milikku sampai saat ini juga!" Ratu berusaha mayakinkan Celine, dan dia juga mengeluarkan pisau itu dari sakunya.     

"Ini dia pisau milikku! Masih ada padaku!" tegas Ratu.     

"Tapi, bisa saja, 'kan kalau Bu Ratu, memiliki pisau lain yang sama persis dengan pisau yang Anda pegang itu!" ujar Celine.     

"Sudah aku bilang bahwa aku tidak melakukannya, Celine! Dan ini pisau satu-satunya yang aku milikki!" Ratu mengacungkan pisau itu berharap Celine percaya dengan ucapanya, tapi justru malah kebalikannya, Celine kembali ketakutan melihat pisau di tangan Ratu yang kian mendekat pada tubuhnya.     

"Ja-jangan lakukan itu, Bu!" ucap Celine terbata-bata.     

"Hey, Celine! Aku tidak akan melukaimu! Aku ini hanya ingin menjelaskannya kepadamu!"     

"Tapi—"     

"Sudah cukup, Celine! Baik aku minta maaf atas perbuatanku yang sempat mengancammu! Itu semua kulakukan karna seseorang yang mendorongku untuk melakukan hal itu!" jelas Ratu.     

"Seseorang? Siapa dia?" tanya Celine.     

"Arthur!" jawab Ratu.     

"Pak Arthur?"     

"Iya!"     

"Tapi, kenapa dia melakukan hal itu?"     

"Entahlah! Bahkan dia yang meberikan pisau ini kepadamu! Dan dia ingin agar aku menghabisimu!" jelas Ratu.     

Tapi Celine tidak percaya begitu saja. Dia yakin jika Ratu hanya mengada-ngada saja.     

"Tidak mungkin, Pak Arthur, menyuruh Anda, untuk membunuh saya! Karna setahu saya, dia itu sudah membela saya! Bahkan  saat Anda menyuruh saya untuk keluar dari sekolah ini!"  pungkas Celine, dia melawan rasa takutnya untuk menjelaskan semua yang ia ketahui.     

"Tidak mungkin!" Ratu menggelengkan kepalanya.     

"Dia tidak mungkin membelamu, Celine! Justru dia yang menginginkanku untuk mencelekaimu dan orang-orang yang sudah mengganggu hubungan kami!" tegas Ratu meyakinkan Celine.     

Tapi wanita itu masih juga tak percaya, jelas-jelas Arthur itu benar-benar membelanya. Tapi sekarang malah menyuruh Ratu untuk mencelakainya. Dia berpikir jika Ratu sudah benar-benar gila berkata seperti ini, dan saat ini dia sedang barhalusinasi.     

"Bu, saya tahu Anda menyukai, Pak Arthur! Tapi tidak harus dengan cara seperti ini! Anda tahu perbuatan Anda ini sudah kelewat batas! Anda hampir saja membunuh Natasha, dan sekarang Anda juga ingin membunuh saya?!"     

"Celine, coba pikirkan ulang! Kau sudah menuduh orang yang tidak bersalah!" teriak Ratu membela diri.     

"Tidak, Bu Ratu! Aku tidak bisa mempercayaimu begitu saja! Anda pasti berbohong!" Celine masih tak mempercayainya. Dan dia mendorong tubuh Ratu hingga terjatuh, lalu dia berlari keluar dari dalam ruangan itu.     

Tapi sayang di luar sudah ada Arthur yang hendak masuk ke dalam ruangan kepala sekolah.     

"Pak Arthur!" Celine langsung memeluk Arthur.     

"Ada apa, Bu?" tanya Arthur.     

"Pak Arthur, tolong saya! Bu Ratu! Dia—" Celine tampak sangat panik hingga cara bicaranya pun terbata-bata tidak jelas.     

"Ada apa dengan, Bu Ratu?" tanya Arthur.     

"Bu Ratu, hendak membunuh saya! Dan sekarang dia malah menuduh Pak Arthur, yang menyuruhnya untuk mengancam saya! Aku yakin, Pak Arthur! Jika Bu Ratu itu benar-benar sudah gila!" jelas Celine.     

"Bu coba tenangkan diri dan ayo kita bicarakan ini baik-baik," ucap Arthur.     

"Tapi, Pak!"     

"Ayolah, Bu Celine, kita masuk ke ruang kepala sekolah, dan kita bicarakan baik-baik di dalam sana. Karna aku yakin ini semua hanya salah paham," ucap Arthur.     

"Tapi, Pak! Saya takut!"     

"Percayalah, Bu Celine, jika Bu Ratu tidak akan menyakiti Anda. Ada saya di samping Anda," ucap Arthur  meyakinkan Celine.     

Dan perlahan Arthur menggengam tangan Celine lalu mengajaknya masuk ke dalam ruangan. Celine tak bisa menolaknya. Dia juga tak takut lagi dengan Ratu, karna sekarang sudah ada Arthur di sampingnya.     

Sekaligus hal ini juga dapat ia pergunakan untuk membuktikan  kepada Ratu, Bahwa Arthur berada di pihaknya.     

"Selamat pagi, Bu Ratu," sapa Arthur.     

"Arthur?" Ratu langsung berlari dan memeluknya.     

"Hey, Bu Ratu! Tolong  jangan memeluk saya seperti ini, apalagi ini di area sekolah. Anda tidak malu dengan, Bu Celine" sindir Arthur, "saya takut akan  terjadi fitnah karna orang berpikiran yang tidak-tidak, Bu," ujar Arthur.     

"Arthur? Kenapa kau bicara begitu? Sekarang hanya kau satu-satunya orang yang dapat kupercaya! Aku tidak peduli dengan kehadiran Celine! Bila perlu biarkan saja semua orang tahu tentang hubungan kita! Aku benar-benar tidak peduli!" ujar Ratu yang sudah mulai frustasi.     

"Bu Ratu, ini benar-benar sudah gila ya? Anda, memeluk Pak Arthur, di depan saya, seolah-olah Pak Arthur ini kekasih Anda!" ujar Celine.     

Tantu saja Ratu tak terima mendengar ucapan dari Celine.     

"Tutup mulutmu, Celine! Aku dan Arthur, ini memang sepasang kekasih! Bahkan Arthur lah yang sudah membebaskan saya dari penjara!" jelas Ratu.     

"Benarkah?!" Celine mengernyitkan alisnya dan seolah-olah dia tak percaya dengan ucapan Ratu.     

Arthur mencoba menenangkan keadaan.     

"Oh, sepertinya benar-benar terjadi salah paham di sini," Arthur tersenyum dengan raut wajah yang santai.     

"Arthur! Sebenarnya ada apa denganmu! Dan kenapa Wanita Gila ini mengatakan jika kau ada di pihaknya! Kau tidak sedang mempermainkanku, 'kan?" tanya Ratu.     

"Bagini saja, bagaiamana kalau kita bicarakan ini di tempat yang nyaman saja?" usul Arthur.     

"Maksudnya?" Ratu bertanya lagi.     

"Mari, kalian ikut dengan saya!" ajak Arthur.     

"Tapi Pak Arthur, akan mengajak kami kemana?" tanya Celine.     

"Sudah ikut saja!" sergah Arthur.     

Dua wanita itu menuruti ajakan Arthur untuk pergi ke suatu tempat.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.