Anak Angkat

Teman Lama Part2



Teman Lama Part2

0"Lagi-lagi kau masih meragukanku untuk berbuat baik kepadamu, Salsa, aku ini benar-benar tidak ingin membuatmu celaka, apa lagi sampai membunuhmu dan keluargamu! Aku benar-benar tulus ingin membantumu, Salsa!" tegas David.     
0

Salsa terdiam sesaat. Dulu dia sangat mengharapkan saat-saat seperti ini, di mana David mau berbicara dengannya. Dan sekarang saat keinginannya itu dapat terwujud, rasa cintanya terhadap David sudah lenyap, dan sekarang tergantikan dengan perasaan takut.     

"Kenapa kau itu malah diam saja, Salsa! Memangnya apa yang salah dengan ajakanku ini?" tanya David.     

"David, apa kau benar-benar ingin membantuku? Apa kau benar-benar tidak ada maksud lain?" tanya Salsa memastikan dengan suara yang bergetar.     

"Tentu saja tidak, aku ini benar-benar ingin membantumu dengan tulus!" tegas David sekali lagi.     

"Tapi apa tujuanmu, David?"     

"Tujuanku ya ingin membantumu! Aku kasihan melihatmu menderita seperti ini, Salsa!" jawab David dengan tegas.     

"Kasihan?" Salsa tampak heran mendengarnya.     

'Seorang David John Davies, bisa merasa kasihan kepada orang? Bukankah ini sulit untuk di percaya?' bicara Salsa di dalam hati.     

"Kau melamun lagi?" tanya David.     

Salsa langsung tersentak, "Eh maaf, David!"     

Dia tak menyangka ternyata selama beberapa tahun tak bertemu dengan David, ada banyak sekali perubahan pada David.     

Sekarang David menjadi banyak bicara, dan peduli dengan orang lain, buktinya David saja sangat perhatian kepadanya. Bahkan ingin membantunya dalam segi finansial. Ya walaupun Salsa agak sedikit ragu karna takut jika David hanya berpura-pura akan menolongnya, dan selanjutnya akan melakukan hal buruk kepadanya dan keluarganya.     

"Sudah Salsa, ayo aku antar kau pulang, aku rasa percuma juga mengajakmu mengobrol di sini, kau lebih sering melamun!" ujar David dengan raut wajah yang kesal.     

"Maaf, David. Aku tidak bermaksud mengabaikanamu, tapi aku begini karna aku masih merasa takut jika kau itu hanya akan membohongiku," ucap Salsa.     

"Membohongimu? Maksudnya apa?"     

"Ya seperti yang kubilang tadi, aku takut kau akan meneror keluargaku," jelas Salsa.     

"Hah, aku sudah lelah untuk menjelaskan kepadamu, Salsa! Sebaiknya ayo pulang dan aku akan mengantarkanmu!" sergah David.     

"Kau tidak perlu mengantarkanku, David,"     

"Kenapa?" David berhenti sejenak, "kau takut jika aku akan meneror keluargamu setelah aku tahu rumahmu?" tanya David dengan nada mengintimidasi.     

Salsa pun kembali terdiam tak bergeming.     

Apa yang diucapkan oleh David itu benar adanya dan dia memang takut jika David mengetahui tempat tinggalnya maka dia akan menerornya.     

"Baik aku tidak akan mengantarmu, Salsa. Tapi tolong terima ini," David menyodorkan sebuah amplop coklat ke arah Salsa.     

"Apa ini?" tanya Salsa sambil melirik kearah amplop itu.     

"Ambil saja, itu adalah uang yang bisa kau pergunakan untuk usahamu," jawab David.     

"Kau ...." Salsa menatap David sambil meneteskan butiran air mata. "David, jadi kau itu benar-benar tulus ingin membantuku?" Salsa seakan tak percaya akan hal ini.     

"Tentu saja, lalu kenapa kau malah menangis?" tanya David.     

"Aku terharu, David ...." Salsa menundukkan kepalanya.     

David malah bingung harus berbuat apa, Salsa memangis di hadapannya. Seandainya yang ada di hadapannya ini Mesya, mungkin dia sudah memeluknya.     

Tapi ini Salsa, dia tidak mau menyakiti hati Mesya, meski saat ini Mesya tak berada di sini. Tapi David merasa bersalah jika memeluk gadis lain selain Mesya.     

Akhirnya David pun memegang pundak Salsa dan berusaha untuk menenangkan gadis itu.     

"Sudah jangan menangis, ayo kembali duduk agar kau lebih tenang," ucap David.     

Salsa kembali menengguk minuman yang ada di hadapannya.     

Setelah merasa tenang barulah, Salsa kembali berbicara kepada David.     

"Aku ucapkan terima kasih, David. Dan maafkan aku yang sudah berpikiran buruk terhadapmu," tukas Salsa.     

"Iya, aku paham jika kau tak percaya terhadapku," sahut David.     

Kini keadaan sudah tidak setegang tadi, dan kini Salsa juga sudah mulai tenang dan tampak santai.     

"David, boleh aku bertanya?"     

"Silakan, kau ingin bertanya soal apa?"     

"Ah, aku ingin bertanya, soal perubahanmu," tukas Salsa.     

"Perubahanku?" David melirik kearah tubuhnya sendiri, dia pikir perubahan yang dimaksud oleh Salsa itu fisik, padahal yang di maksud gadis itu adalah perubahan sifat.     

"Maksudku, yang berubah itu sifatmu, David!" tegas Salsa.     

"Oh," David kembali duduk tenang.     

"Kenapa kau sekarang tidak seperti dulu? Kau sekarang lebih ramah dan banyak bicara," ucap Salsa,     

"Benarkah?"     

"Iya, sekarang kau terlihat lebih dewasa, dan kau juga sangat peduli dengan sesama. Bahkan kau juga membantuku yang sedang merintis usaha ini," ujar Salsa.     

"Tentu saja, kau itu, 'kan temanku?" sahut David dengan santai.     

"Dulu kau tak pernah menganggapku teman? Bahkan kau seakan menganggapku tak pernah ada di kelas, padahal aku dulu selalu membuntutimu," ledek Salsa sambil tersenyum.     

"Ah, kalau soal itu aku minta maaf, Salsa," ucap David.     

"Bahkan kau sekarang juga mengenal kata 'maaf' kau benar-benar sudah berubah 180°, David,"     

"Iya, seseorang yang telah mengubahmu menjadi seperti ini," jawab David.     

"Benarkah? Siapa orang itu? Boleh aku tahu?" tanya Salsa.     

"Maafkan aku, Salsa, tapi aku tidak bisa memberitahu soal itu," ujar David.     

"Kenapa? Apa orang itu adalah, Mesya?" tebak Salsa.     

David terdiam sesaat, awalnya dia memang ingin merahasiakan hal ini dari Salsa, tapi karna Salsa sudah mengetahuinya, akhirnya David pun mengiyakan tebakan Salsa.     

"Iya, apa yang kau katakan itu memang benar. Mesya, orangnya," jawab David.     

"Sudah kuduga," Salsa tersenyum, tapi seperti ada sebuah paksaan dari senyuman itu.     

"Apa kau sudah mengatakan perasaanmu kepadanya?"     

"Kau tahu darimana kalau aku menyukainya?"     

"Aku sudah tahu sejak dulu, dan aku semakin yakin kau menyukai Mesya, setelah Marry memberitahuku jika kau dan Mesya itu hanyalah saudara angkat," jelas Salsa.     

"Yah, aku memang menyukai adik angkatku. Dan dia juga menyukaiku," jawab David membenarkan ucapan Salsa.     

"Jadi ini alasanmu menolakku dulu?" tanya Salsa.     

"Iya!" jawab David dengan tegas.     

"Huft ...." Salsa menghela nafas sesaat, lalu dia menundukan kepalanya.     

Dia iri dengan Mesya, karna gadis itu berhasil merebut hati David. Dan bukan hanya itu, tapi Mesya juga bisa mengubah David menjadi seorang yang berbeda.     

Mungkin Mesya memang orang yang tepat untuk David. Karna berkat Mesya David sekarang lebih manusiawi ketimbang dulu.     

"Lalu bagaiamana hubunganmu dengan, Mesya?"     

"Yah, begitulah ...." David tampak lebih menjawabnya.     

"Begitu bagaimana? Kalian sekarang berpacaran?"     

David menggelengkan kepalanya.     

"Hubungan kami sangat rumit, dia adalah adikku dan juga kekasihku. Kami merahasiakan hubungan kami dari kedua orang tua kami!" jelas David.     

"Jadi, kedua orang tua kalian tidak merestuinya?"     

"Iya, mereka tidak suka dengan hubunganku dan Mesya,"     

Salsa memegang punggung David, "Sabar ya, aku doakan kau dan Mesya, bisa bersatu, David," ucap Salsa.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.