Anak Angkat

Keputusan Orang Tua



Keputusan Orang Tua

0Kepergian David, adalah hal yang paling dinanti oleh Arthur, karna dengan begitu dia bisa lebih mudah mencelakai Mesya. Dan di rumah ini tidak ada lagi yang akan menyaingi dirinya.     
0

Selama ini Arthur salalu saja bermasalah dengan David, dia itu sangat membenci kakaknya sendiri.     

David adalah orang yang sangat berbeda jauh dengan Arthur. Hal itulah yang membuat Arthur benar-benar muak menjadi adik seorang David. Kalau saja waktu bisa diputar dan bisa ditentukan olehnya, maka dia ingin lahir lebih dulu dari David, dengan begitu dia akan menjadi seorang kakak. Karna Arthur bosan menjadi adik yang selalu dituntut harus menghormati yang lebih tua.     

Dia tidak suka dengan sikap dingin David. Apa lagi Arthur tahu jika selama ini David terpaksa mengikuti perintah keluarganya.     

"Wah, kau akan mendapat kebebasan disana, Kak!" ujar Arthur sambil tersenyum.     

David hanya menoleh sesaat sambil memandangnya dengan sengit.     

"Sebenarnya kami tidak ingin mengirim David ke Inggris, hanya saja dia sudah berbuat banyak kesalahan di sini. Tentu saja kami tidak bisa membiarkan ini terus-terusan terjadi," ujar Charles.     

"Aku dapat mengerti hal itu, Ayah, dan aku pikir sebagai seorang 'Kakak' memang tidak seharusnya mencintai adiknya sendiri. Itu benar-benar menjijikan," ujar Arthur, dia melirik kearah David yang masih terdiam mematung.     

"Sudah-sudah, jangan terus-terusan menyalahkan, Kakakmu, dia sudah mendapatkan hukuman atas perbuatannya. Dan kau Arthur, sekarang memiliki tanggung jawab yang cukup berat, yaitu menjaga adikmu Mesya," pungkas Charles.     

"Oh, kalau soal itu Ayah, tak perlu khawatir lagi, karna aku adalah kakak yang baik bagi Mesya. Aku pasti akan menjaganya, dan tentunya aku tidak akan memacarinya!" Lagi-lagi Arthur melirik kearah David dengan raut yang meledek.     

Mendengar hal itu membuat David sangat geram.     

Dia sudah mengepalkan tangannya, dengan gigi yang terdengar gemertak.     

Dia sudah bersiap untuk menghabisi Arthur saat ini juga.     

Tapi Charles kembali mengajaknya bicara, sehingga emosi David sedikit terkontrol karna dia harus mendengarkan sang ayah. Lagi pula David juga tak boleh terpancing oleh ucapan Arthur yang bisa membuatnya bertingkah anarkis di ruang ini.     

Karna hal itu bisa menambah masalah untuk David.     

"David. Ingat, kami membuangmu di sana itu adalah hukuman, dan kami akan membawamu kembali ke sini setelah perang itu dekat. Dan selama kau berada di sana, kau juga harus bisa melupakan Mesya. ketika kau pulang ke Indonesia lagi, kau harus pastikan jika perasaanmu terhadap Mesya sudah pudar!" pungkas Charles.     

Tak sepatah kata pun yang keluar dari mulut David.     

Yang ada di kepala David saat ini hanyalah Mesya. Yang dia takutkan setelah kepergiannya ke Inggris, Mesya akan dalam bahaya. Karna Arthur sudah pasti akan berusaha untuk menghabisi Mesya.     

"Baik, David, apakah kau sudah paham?" tanya Charles     

David pun mengangguk dengan paksa, dia bingung harus dengan acara apa dia menolak ketentuan kedua orang tuanya ini.     

"David, lalu mengapa kau diam saja? Kau bilang sudah setuju, tapi kenapa raut wajahmu terlihat tidak suka?" tanya Arumi.     

"Apa perasaanmu itu sudah terlanjur dalam?" tebak Arumi.     

Tapi David tak bergeming.     

"Ayo katakan kepada Ibu, apa yang masih mengganjal dipikiranmu?"     

David menggelengkan kepalanya.     

"Jangan bohong! Ibu tahu jika kau itu sedang memikirkan suatu hal!" desak Arumi kepada David.     

Dengan terpaksa David mengatakan kepada ibunya tentang apa yang sedang mengganjal dalam pikirannya saat ini.     

"Memang ada sesuatu yang mengganjal dalam pikiranku Bu. Terutama soal keselamatan Mesya," tukas David.     

"Apa yang membuatku khawatir tentang itu? Kami selalu ada bersamanya, Ibu, Ayah, dan Arthur. Kami selalu menjaganya,"     

"Tapi masalahnya ada di antara kalian ada yang ingin membunuh, Mesya," tukas David seraya melirik ke arah Arthur.     

"Cih," Arthur memalingkan wajanya dengan senyuman khasnya.     

"Kau ini bicara apa, David? Jangan mengada-ada, kau tahu jika mereka adalah kesayangan kami, bagaiamna mungkin kami akan membunuhnya," ujar Arumi.     

David pun langsung menjelaskan secera detail, terkait keselamatan Mesya.     

"Bu, aku tahu jika Ibu dan Ayah sangat menyayangi Mesya, dan mati-matian menjaganya. Tapi tidak dengan, Arthur!" tegas David, dan juga kembali melirik Arthur.     

"Hey, Kak David! Apa salahku padamu? Kenapa kau tega sekali menuduhku seperti itu?" sangkal Arthur.     

"Jangan pura-pura bodoh, Arthur! Aku tahu kau itu orang yang licik!" sahut Arthur.     

"Hay, Kak! Tolong berhenti memfitnahku!"     

"Aku ini tidak memfitnah! Dan apa perlu aku menceritakan kejadian yang tadi kepada Ayah dan Ibu?!" ancam David.     

"Katakan saja! Memangnya kau punya bukti apa! Sampai bisa menuduhku seperti itu?!" tantang Arthur.     

Brak!     

"Berhenti!" teriak Arumi. "Jangan bertengkar lagi!"     

"Tapi, dia sudah memfitnahku, Ibu!" ujar Arthur yang mencari perlindungan kepada ibunya.     

"Jangan dengarkan ujarnya, Bu! Arthur itu pembohong, dia hanya pura-pura menyayangi, Mesya! Dan sebenar dia hanya ingin membunuh Mesya!"     

"Diam, David!" bentak Arumi.     

"Tapi aku ini benar-benar berkata yang sejujurnya, Bu! Bahkan tadi aku baru saja memergokinya masuk kamar Mesya sambil memegang pisau lipat!" jelas David.     

"Bohong, Bu! Dia itu hanya berbicara omong kosong, Bu! Mana mungkin aku melakukan hal itu! Aku masuk ke masa Mesya hanya untuk menengoknya saja!" sangkal Arthur.     

Meski David sudah berkata benar, tapi Arumi dan Charles tidak mempercayainya.     

Mereka lebih mempercayai Arthur.     

"Diam, David! Jangan memfitnah adikmu! Kau sudah membuat banyak masalah, lalu bagimana mungkin kami bisa mempercayai mu! Tentu kami lebih memilih mempercayai Arthur, ketimbang Kau!" teriak Arumi.     

"Apa yang diucapakan oleh Ibumu itu benar! Kau jangan menjelek-jelekan adikmu dengan perkataan yang tidak benar, David!" imbuh Charles.     

David akhirnya menyerah, karna sekeras apapun dia mengatakan hal ini kepada orang tuanya, tetap saja mereka tidak akan percaya. Dan justru mereka lebih memepercayai Arthur.     

David pun hanya tetdiam dengan raut wajah yang kesal, sementara Arthur malah jadi menertawainya.     

Arumi berpindah dari tempat duduknya, dan kini dia duduk tepat di sebelah David.     

"Pergunakan waktumu di sana dengan baik, dan jangan sampai kau membuat kami kecewa untuk yang kedua kalinya!" tegas Arumi.     

***     

Ini adalah keputusan yang berat bagi David, dia tidak bisa menolak keputusan orang tuanya, tapi dia juga tak bisa tenang jika harus meninggalkannya Mesya.     

Satu-satunya cara yang harus dia lakukan adalah mulai membuat Mesya menjadi seorang gadis yang tangguh.     

Kesempatanya hanya sekitar 2 bulan sampai dia lulus SMA, dan setelah itu dia akan terbang ke Inggris.     

David benar-benar sudah membulatkan niatnya, setelah Mesya sembuh nanti, David akan mengajarinya ilmu bela diri.     

Dan dia akan memastikan Mesya tidak akan mudah terkecoh oleh sikap Arthur yang kadang suka berubah tidak jelas.     

Setidaknya hanya itulah yang biasa ia lakukan untuk Mesya.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.