Anak Angkat

Arthur Yang Menyeramkan



Arthur Yang Menyeramkan

0Jerry dan teman-temannya membawa Arthur ke sebuah tempat yang sepi, letaknya tak jauh dari  taman itu, sedangkan Salsa di tinggal di sana begitu saja.     
0

      

Tentu Salsa merasa sangat tak tenang dan khawatir, dia sangat takut terjadi sesuatu dengan Arthur.     

      

      

"Mereka membawa Arthur kemana sih?! Dan sebenarnya apa yang mereka inginkan dari Arthur!" gumam Salsa seraya berjalan cepat.     

      

Salsa berlari mengikuti arah mereka membawa Arthur tadi, di sebuah gang sempit dan terlihat sangat sepi serta kotor.     

Sebenarnya Salsa takut melewati tempat seperti ini, apa lagi dia hanya sendirian dan hanya seorang wanita, yang sangat rawan akan kejahatan asusila.     

"Arthur! Arthur! Kemana kalian membawa, Arthur?!" teriak Salsa.     

      

Terdengar suara bising di ujung jalan buntu, Salsa mempercepat langkah kakinya.     

Dan benar aja, mereka berada di sana, Salsa melihat Arthur sedang di pegangi tangannya oleh kedua teman Jerry, sedangkan Jerry memukuli wajah Arthur.     

"Astaga! Kalian apakan, Arthur?!" teriak Salsa.     

Jerry menoleh kearah Salsa dan dia tersenyum penuh arti.     

Perlahan pria itu mendekati Salsa.     

"Salsa, gadis kesayanganku! Kenapa malah kemari?" tanya Jerry seraya berjalan mendekat.     

      

"Mau apa kau?!" sergah Salsa.     

"Ya mau apalagi? Ya aku mau sesuatu dari mu!" jawab Jerry.     

      

Perlahan Salsa berjalan mundur menghindar dari Jerry.     

"Ja-jangan macam-macam! Ayo menjauh dariku!" sergah Salsa sekali lagi.     

"Ugh! Sayang sekali ya, padahal aku ini sangat menyukaimu, tapi kenapa kamu selalu mengabaikanku?!" tanya Jerry dengan nada lembut tapi perlahan menjadi kasar dan meninggi di bagian akhir.     

"Minggir! Jangan mendekat! Sudah berkali-kali ku bilang bahwa aku tidak menyukaimu! Jadi tolong jangan dekati aku lagi!" bentak Salsa.     

"Yah, aku tahu kamu tidak pernah menyukaiku, dan kamu justru memilih si Bodoh David, yang jelas-jelas tidak pernah suka denganmu. Dan sekarang kamu malah berpacaran dengan adiknya yang masih ingusan ini! Mau mu itu apa, Salsa!?" bentak Jerry.     

"Ak- ak-u, tidak berpacaran dengan—"     

      

"Kami memang berpacaran  lalu kau mau apa?!" ujar Arthur menyela pembicaraan mereka berdua.     

      

Jerry kembali kesal dengan Arthur, karna beraninya Arthur secara terang-terangan mengakuinya.     

Ini tidak boleh sama sekali dibiarkan, dan Jerry kembali mendekat kearah Arthur yang sejak tadi hanya tertawa selengean seolah tak takut dengannya sama sekali.     

Padahal dia sudah beberapa kali memukul Arthur di sini.     

      

"Kamu itu Bocah Ingusan yang bernyali besar ternyata!" ujar Jerry.     

Dan Arthur semakin melebarkan senyumannya.     

Salsa semakin gemetaran, dan dia mencoba menelepon David, agar David mau datang kemari untuk menyelamatkan Arthur sang adik.     

Tapi sayangnya David tidak mau mengangkat teleponnya.     

      

"David, ayo angkat, Dav!"  ujar Salsa yang panik sambil menempelkan ponsel ke daun telinganya.     

      

Jerry melihatnya dan kini dia kembali menghampiri Salsa.     

Sepertinya pria yang terkenal sebagai preman sekolah itu sudah tak tahan lagi.     

Dia ingin meluapkan amarahnya kepada Salsa, karna selama ini dia sudah mengabaikannya.     

Ini benar-benar menyebalkan bagi Jerry.     

Perlahan Jerry mendekat lalu memeluk tubuh Salsa dengan erat.     

      

"Baik, aku sudah tidak tahan lagi, Salsa! Aku sudah bosan bersabar! Aku ingin mendapatkanmu secara paksa!" ancam Jerry.     

"Kamu mau apa, Jer?!"     

"Mau apalagi?! Ya aku ingin melakukan apa yang ku ucapkan tadi! Aku ingin mendapatkan sesuatu darimu!"     

Jerry mendorong tubuh Salsa hingga menempel di tembok, peralahan Jerry mendekatkan wajahnya dengan Salsa, pria itu hendak mencium Salsa di depan Arthur dan teman-temannya.     

Bahkan mungkin bukan hanya ciuman, tapi bisa kearah yang lebih parah lagi, dan itu ia lakukan di depan pria yang lainnya.     

      

"Jerry! Mau apa kamu, Jerry! Tolonglah hentikan!" teriak Salsa.     

"Aku penasaran dan ingin merasakan bagaimana rasanya menghamili anak gadis orang! Hahaha!"     

"Jerry! Kamu sudah gila!" pekik Salsa.     

"Iya, aku memang gila karnamu, Salsa!"     

"Tidak! Arthur, tolong!" teriak Salsa.     

"Dia tidak akan menolongmu! Dia itu hanya, Anak Ingusan, yang lemah!" cerca Jerry.     

"Hentikan, Jerry! Hentikan! Aku mohon ...." Ucap Salsa.     

      

Salsa terus meronta-ronta tapi Jerry tidak peduli, kini bibirnya sudah bersentuhan dengan bibir Salsa.     

Tubuhnya bergerak mendesak tubuh Salsa dan tangannya juga mulai merobek paksa seragam Sekolah yang dikenakan oleh Salsa.     

      

"Aku akan melaporkanmu ke Polisi, Jerry!" ancam Salsa.     

"Aku tidak peduli! Yang penting aku bisa mendapatkan mu! Perkara aku di penjara itu urusan nanti!" ucap Jerry.     

Jerry benar-benar sudah tidak waras  dia tidak peduli dengan orang-orang yang melihatnya, dia hendak melakukan tindak  asusila di tempat ini.     

      

Kedua teman Jerry yang memegangi Arthur tampak mulai tidak fokus, karna pandangan mereka tertuju kearah Salsa dan juga Jerry.     

"Wah, Jerry! Apa setelah itu kami boleh mencobanya juga?!" celetuk salah satu teman Jerry.     

"Sstt ... jangan mengganggunya!" ucap teman yang satunya lagi.     

Dan tepat saat itu Arthur langsung memuntir tangan kedua teman Jerry, hingga terdengar gemertak tulang, dan setelah itu Arthur mengadu kepala mereka berdua dengan keras.     

Jeduag!     

      

Ketika mereka berdua sedang meringis kesakitan, disaat itu pula Arthur meraih balok kayu yang ada di dekatinya dan menghantam tubuh mereka berdua bergantian.     

Pukulan membabi buta dan berulang-ulang dari Arthur terus mengarah kepada kedua teman Jerry, sampai tak ada kesempatan untuk melawan.     

Akhirnya mereka berdua pun terjatuh dan mati di tempat itu juga.     

      

Setelah itu Arthur berjalan mendekati Jerry dan juga Salsa.     

Jerry tidak menyadari kehadiran Arthur, karna dia masih asyik mempermainkan Salsa, ujung lidahnya sudah berhasil menerobos paksa ke dalam bibir mungil Salsa.     

      

Buak!     

Buak!     

"AAHH, SIAAAL!" pekik Jerry sebelum terjatuh.     

Jerry terjatuh di tanah dalam keadaan kepala bersimbah darah, Jerry sudah tak mampu melawan, tapi Arthur terus memukulnya tanpa ampun, hingga akhirnya Jerry tewas.     

      

Buak!     

Buak!     

Buak!     

      

"Arthur! Hentikan!" teriak Salsa.     

Klontang!     

      

Arthur berhenti memukul Jerry dan melemparkan balok kayu berukuran sedang itu.     

      

Salsa melihat ke arah Jerry yang sudah tak bernyawa, matanya melotot dan kepalanya pecah di penuhi darah.     

"Ya, Tuhan! Bagaimana ini?!" ucap Salsa dengan wajah ketakutan.     

Salsa kembali menangis sejadi-jadinya.     

Dia tak percaya Arthur telah membunuh Jerry, begitu pula dengan kedua teman Jerry.     

Memang benar dia selamat dari korban pemerkosaan, tapi tidak begini caranya.     

      

Arthur langsung memeluk Salsa, dan wajahnya masih terlihat biasa saja, sama sekali tidak ada rasa takut atau menyesal sedikit pun.     

      

"Sudah jangan menangis, ayo pakai jaket punyaku," lirih Arthur di telinga Salsa.     

      

Salsa terdiam mematung dengan wajah yang masih syok.     

Arthur memakaikan jaketnya ke tubuh Salsa, untuk menutup seragam sekolah Salsa yang sudah koyak.     

      

Bahkan Salsa malah tampak seolah tak peduli lagi dengan sebagian tubuhnya yang sudah terekspos, karna ulah Jerry tadi. Dia masih tak percaya jika Arthur telah membunuh Jerry dan teman-temannya.     

      

      

"Jangan pikirkan mereka, biar orang-orang dari ayahku yang mengurusnya," lirih Arthur lagi.     

      

      

      

      

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.