Menikahimu Sampai ke Tulang-tulangku

“Xu Youyou, Apa Kamu Ingin Ciuman Pertamaku?”



“Xu Youyou, Apa Kamu Ingin Ciuman Pertamaku?”

0"Xu Youyou, apa kamu ingin ciuman pertamaku?"     
0

"Hah?" Xu Youyou tertegun, pikirannya linglung untuk sementara waktu. Dia tidak mengerti apa yang pria itu maksud.     

Ujung jari Mo Shenbai yang awalnya menempel di bibir Xu Youyou kini beralih menjepit dagunya dengan lembut. Kemudian menurunkan bibir bawah gadis itu sebelum menempelkan bibirnya sendiri ke bibir merah muda yang lembut milik gadis manis itu….     

Suasana begitu hening.     

Bola mata jernih Xu Youyou melebar, otaknya menjadi kosong diiringi dengan suara dengung yang membuat sekujur tubuhnya seolah mati rasa.     

Mo Shenbai sedikit memejamkan mata, dia tampak tidak puas dengan respon Xu Youyou yang hanya diam, dia pun sengaja memperdalam ciuman tersebut.     

Bibir dan gigi mereka saling bertemu, nafas mereka pun menyatu.     

Xu Youyou mulai bereaksi, perlahan dia menutup matanya sambil menyentuh Mo Shenbai dengan hati-hati dan penuh damba.     

Sentuhan itu seperti arus listrik yang langsung mengalir dalam sekejap di antara mereka, seolah-olah mereka terhubung satu sama lain. Pada saat ini, rasa manis membuncah dalam dada mereka hingga nyaris saja meluap.     

....     

Entah sudah berapa lama waktu berlalu, Mo Shenbai akhirnya melepaskan tautan bibir mereka dengan enggan, ujung jarinya mengusap lembut bibir Xu Youyou sambil berkata dengan suara serak, "Ingat, ini baru ciuman pertama kita."     

Wajah Xu Youyou memerah, dia membuka mata dengan malu-malu dan nafas yang terengah-engah.     

Jari-jari putih Mo Shenbai kembali menyentuh pipi gadis itu yang terasa panas, sambil mengangkat kedua sudut bibirnya. 'Lupakan, tahan, jangan serakah.'     

Mo Shenbai tidak peduli jika orang yang pertama kali Xu Youyou sukai bukanlah dirinya, dia juga tidak akan serakah dengan meminta gadis itu mengekspresikan cinta pada dirinya dengan penuh semangat.     

Xu Youyou yang tengah berada dalam pelukannya masih merasa bingung. Otaknya masih memikirkan ciuman itu, sementara jantungnya kembali berdetak lebih cepat.     

"Kamu… apa kamu setuju kalau aku mengejarmu? Hik…" Xu Youyou langsung menutup mulutnya malu karena tiba-tiba cegukan.     

Mo Shenbai sedikit terkejut. Jakunnya bergerak naik turun sebelum kemudian tawa bahagia meluap dari bibir tipisnya.     

Xu Youyou yang masih berada dalam pelukannya tidak bisa melihat ekspresinya. Karena berpikir pria itu tengah menertawakan dirinya, akhirnya dia pun mendongak. Kabut emosi berkumpul di bola matanya, dan sudah bersiap menuduh Mo Shenbai sebagai bajingan.     

Namun Mo Shenbai menundukkan kepala, bibir tipisnya mengecup dahi Xu Youyou penuh sayang, "Tidak perlu mengejar."     

'Aku sudah menjadi pelayanmu.'     

Xu Youyou terpana dengan gerakan intimnya, dia sama sekali tidak menyadari maksud perkataan pria itu, otaknya benar-benar mati.     

"Youyou, aku juga menyukaimu."      

'Aku sudah menyukaimu bahkan sebelum kamu menyukaiku.'     

Xu Youyou akhirnya bereaksi, dia menatap Mo Shenbai dengan ekspresi bingung bercampur tidak percaya, "Kamu… kamu juga menyukaiku? Hik…."     

'Tolong aku!! Cegukan ini masih belum berhenti juga.'     

Mungkin karena gadis itu yang terlalu imut sehingga Mo Shenbai tidak bisa menahan diri untuk tidak kembali mencium dahinya, "Hm." 'Aku menyukaimu, lebih dari yang yang bisa kamu bayangkan.'     

Xu Youyou bergumam, "Hik… jadi, kita bisa bersama sekarang."     

Xu Youyou sangat terkejut sampai melupakan rasa malunya karena cegukan.     

Mo Shenbai tersenyum sambil bergumam, "Hm, kita sudah lama bersama."     

Sejak hari dimana dia menegaskan perasannya, bagi Mo Shenbai mereka telah bersama.     

Xu Youyou menundukkan kepala dan tersenyum, lalu mendongak lagi sambil tersenyum lebar pada pria itu, "Kita sudah bersama, aku dan Mo Shenbai bersama, hik…"     

Mo Shenbai mencubit pipinya gemas, "Apa kamu bahagia bisa bersama denganku?"     

Xu Youyou mengangguk-angguk seperti ayam yang mematuk nasi, sorot matanya penuh dengan binar kebahagiaan. Dia ingin diam, tapi juga tidak bisa menahan diri dan kembali cegukan…     

"Ingin lebih bahagia?"     

Xu Youyou mengangguk lagi.     

Mo Shenbai kemudian menangkup pipinya dengan kedua tangan, menundukkan kepala dan kembali menekan bibirnya pada bibir Xu Youyou dengan lembut.     

Bibir kering dengan aroma kayu yang samar itu membuat Xu Youyou benar-benar ketagihan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.