Dewi Cantik Terlahir Kembali

Kamu Bisa Memanggilku Kakak Kedua



Kamu Bisa Memanggilku Kakak Kedua

0Zi Yi menyipitkan matanya sedikit, berpura-pura menjatuhkan liontin batu giok, sambil berujar dengan acuh tak acuh, "Jika kalian tidak menepati janji, maka aku akan mematahkan liontin batu giok ini, sehingga tuan mudamu tidak perlu berhutang budi apa pun padaku."     
0

"Kamu…" Lu Gang tidak menyangka kepribadian Zi Yi menjadi begitu eksentrik, aura pembunuh di tubuhnya kembali meluap.     

Zi Yi sama sekali tidak takut dengan aura pembunuhnya. "Kalian boleh pergi, jika tidak pergi, aku akan benar-benar memecahkan liontin ini," ucapnya tanpa segan mengusir mereka.     

Setelah selesai berbicara, ia mengendurkan jari-jarinya sambil melihat liontin batu giok jatuh dari tangannya, menyebabkan Lu Gang dan yang lainnya gemetar ketakutan.     

"Jangan terburu-buru."     

Lu Gang berkata dengan suara yang dalam, "Kita pergi sekarang."     

Meski berkompromi, Lu Gang juga mengancam, "Namun kamu harus memastikan bahwa tidak ada yang tahu atau memberi tahu orang lain mengenai liontin giok itu sebelum tuan muda memintanya."     

"Baiklah." Zi Yi memegang liontin batu giok sambil memberi isyarat untuk menyuruh mereka pergi dengan tangan satunya.     

Lu Gang tidak bisa berbuat apa-apa, jadi ia harus pergi bersama teman-temannya sambil menggendong pria itu di punggungnya.     

Zi Yi melihat mereka yang mulai melangkah pergi. Ia mengamati liontin batu giok di depan matanya sambil mengangguk, "Ini batu giok yang bagus."     

Setelah bergumam demikian, ia langsung memasukkan liontin tersebut ke dalam sakunya.     

Ia bisa menebak bahwa mereka yang keluar pasti meninggalkan beberapa orang di dekat rumah.     

Kebetulan, ia juga membutuhkan pengawal sekarang.     

Sebenarnya Zi Yi bisa merasakan bahwa pasti ada alasan yang menyebabkan tuan muda dan para pembunuh itu bertarung di sekitar rumahnya. Jadi, supaya selanjutnya situasi rumah ini bisa selalu tenang, ia berencana menggunakan liontin batu giok ini untuk menanyakan alasannya.     

Setelah memesan makanan, Zi Yi menghubungi tim profesional renovasi halaman, dan lanjut berbelanja kebutuhan rumahnya secara daring.     

Hanya saja yang membuatnya terkejut adalah, yang ia tunggu bukanlah tuan muda itu, melainkan Lu Jingye yang datang.     

Ketika Zi Yi baru saja menyelesaikan transaksi pembayaran digital, bel pintu tiba-tiba berdering.     

Zi Yi mematikan komputer dan keluar untuk membuka pintu.     

Ketika melihat Lu Jingye, yang kini aura bangsawannya memancar dan berdiri tegak di luar gerbang rumahnya, Zi Yi memutar matanya ke sekelilingnya. Akhirnya ia bisa menemui pria berwajah tampan ini, "Kamu?"     

Lu Jingye memandangnya yang memakai pakaian rumahan, dengan rambut kuncir kuda dan wajah yang tidak menggunakan pemerah pipi. Terlebih lagi, bibir merah muda perempuan ini tampak cemerlang dengan deretan gigi yang putih. Wajahnya yang begitu kenyal membuatnya tersenyum lembut, "Aku di sini datang untuk membicarakan tentang masalah adikku."     

"Adikmu? Maksudmu pria tadi malam?"     

"Benar."     

Zi Yi mengangkat alisnya, setelah itu membiarkannya masuk.     

Keduanya berjalan ke ruang tamu di halaman belakang satu demi satu.     

Lu Jingye melihat-lihat bangunan di sini seraya bertanya, "Kudengar kamu ingin merombak rumah ini?"     

Zi Yi berhenti dan menatapnya tidak puas.     

Lu Jingye balas menatapnya dengan mata yang dalam.     

"Tuan yang suka ikut campur, buat apa kamu menanyakan hal ini?" Tanya Zi Yi.     

Lu Jingye tidak setuju dengan panggilan yang diberikan oleh Zi Yi, "Kamu bisa memanggilku Kakak kedua."     

"Tidak mau," ucap Zi Yi sangat lugas.     

Lu Jingye juga tidak memaksa, ia langsung berucap, "Grup Keluarga Lu memiliki tim konstruksi profesional, aku bisa meminta mereka untuk membantumu merenovasi. Jadi, kamu tidak perlu khawatir tentang semua yang dipikirkan orang di luar dengan hati-hati."     

Zi Yi menatap mata Lu Jingye yang menawan itu tampak bersinar saat ini.     

Lu Jingye juga turut menatap matanya, sudut mulutnya menyunggingkan senyuman seraya berucap, "Liontin giok adikku ada di sini bersamamu. Liontin giok itu sangat penting baginya. Sebagai saudara, aku harus bekerja keras untuk membantunya. Aku harus mendapatkannya kembali."     

Zi Yi berpikir sambil menggosok dagu. Ia pikir orang ini tidak kekurangan uang, kedatangannya ke sini pun tampak bagus baginya. Jadi ia bertanya, "Berapa banyak yang akan kamu berikan padaku untuk mengambil kembali liontin giok itu?"     

Lu Jingye menatap mata Zi Yi dengan ekspresi lembut dan siap untuk berdiskusi, "Berapa yang kamu inginkan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.