Dear Pak Polisi..

Problem in Hospital



Problem in Hospital

Hanan lantas merogoh saku celananya dan membaca nama penelpon yang tertera pada layar ponselnya.     

"Arga.. ada apa dia menghubungi aku?" gumam Hanan.     

Hanan pun lalu menerima panggilan dari Arga.     

"Iya Ga? Ada apa?" ucap Hanan dengan suara parau.     

"Nan, are you okay??" ucap Arga.     

"Ya.. kenapa Ga?" ucap Hanan.     

"Suara lo terdengar parau, Nan.. lo gak lagi bohong kan?" ucap Arga.     

Hanan mengehela nafasnya.     

"Gue gak apa-apa, Ga.." ucap Hanan.     

"Lo menghela nafas nan.. lo jangan bohongi gue.. lo pasti lagi ada masalah kan?? Lo kenapa? Cerita sama gue.. kita ini sahabat nan.. lo harus membagi suka dan duka lo sama gue.. jangan disimpan sendiri." ucap Arga.     

Hanan menghela nafasnya.     

"Iya Ga.. gue berantem sama Anin." ucap Hanan.     

.....     

Deg!!     

Arga membelalakkan matanya terkejut.     

Mereka semua yang berada di sana pun ikut terkejut dan bingung melihat ekspresi Arga yang sedemikian rupa.     

"Kenapa Ga??" ucap Ilona pelan yang ikut merasa panik.     

Arga mengangkat tangannya dan meminta Ilona untuk diam dulu.     

Ilona pun mengangguk.     

"Kok bisa sih nan? Gimana ceritanya?" ucap Arga.     

"Panjang ceritanya.. tapi ini karena om Wiran yang sekarang ini kritis." ucap Hanan.     

"Apa?! Om Wiran kritis?? Innalillahi.. lo di rumah sakit mana sekarang??" ucap Arga.     

"Di tempat praktek papanya Anin." ucap Hanan.     

"Ya udah.. kita semua ke sana.. lo tenang.. tapi kita jumpa di kantin nya aja.. kita perlu berbicara dulu.." ucap Arga.     

"Iya Ga...thanks.. maaf karena gue selalu merepotkan kalian.." ucap Hanan.     

"Ya Allah nan.. gaklah.. kita semua gak pernah merasa direpotka sama lo atau pun Anin.. ini udah kewajiban kita sebagai sahabat lo.. udah ya.. lo sekarang tenang.. kita semua akan segera ke sana." ucap Arga.     

"Iya Ga.. thanks.. " ucap Hanan.     

"Iya.." ucap Arga.     

Tut.     

Sambungan telepon pun terputus.     

"Kenapa Ga?" ucap Ilona.     

"Iya Ga, Hanan kenapa?" ucap Andre.     

"Mereka berantem.. dan sekarang mereka sedang berada di rumah sakit tempat om Wiran praktek.." ucap Arga.     

"Jadi kita akan ke sana sekarang?" ucap Eric.     

Arga pun mengangguk.     

"Iya.. kita ke sana sekarang.. Hanan benar-benar membutuhkan bantuan kita." ucap Arga.     

"Duhh ya Allah.. padahal mereka kan baru aja menikah.. tapi kenapa mereka bisa berantem ya?" ucap Vio.     

"Om Wiran kritis, Vi.. mungkin ini ada kaitannya dengan kondisi om Wiran saat ini." ucap Arga.     

"Innalillahi ya Allah.. ya udah ayo cepetan kita ke sana." ucap Vio.     

Mereka pun mengangguk. Mereka lalu bangkit dari duduk mereka dan bergegas pergi menuju rumah sakit.     

........     

#Pemakaman...     

Reino Dezeef..     

Di sinilah Reino berada saat ini. Di depan makam Radit.     

Reino menaburkan bunga di atas makam Radit lalu mengusap nisan yang bertulis nama lengkap Radit.     

"Hey Dit.. gue kangen banget sama lo.. Cuma lo teman baik yang gue punya.. tapi lo sekarang udah gak ada lagi di dunia ini.. sumpah dit, gue sedih banget." ucap Reino.     

Reino memejamkan matanya sejenak.     

"Gue harap lo bisa bahagia ya di sana Dit.. karena Wilbert sudah berhasil diamankan oleh polisi dan dia sudah menerima hukuman yang setimpal dengan perbuatannya." ucap Reino.     

Tiba-tiba, di saat Reino sedang bermonolog pada makam Radit, ada seseorang yang berdiri di belakangnya dan menepuk pundaknya.     

.......     

Dokter pun keluar dari ruang ICU. Melihat seorang dokter yang keluar dari sana, Anin langsung menghampiri dokter tersebut.     

"Dok.. bagaimana dengan kondisi papa saya? Papa saya baik-baik saja kan?" ucap Anin.     

Dokter muda tersebut tersenyum.     

"Beliau masih dalam masa kritisnya.. tapi In Syaa Allah semoga beliau bisa segera melewati masa kritisnya." ucap dokter tersebut.     

"Sebenarnya apa yang terjadi sama papa saya dok? Kenapa dia bisa sampai tidak sadarkan diri dan harus mengalami kritis seperti sekarang ini?" ucap Anin.     

"Sepertinya ada hal-hal yang membuat dia stress berat atau dia mendapat informasi buruk secara mendadak yang mengakibatkan melemahnya kondisi jantungnya sehingga dia mengalami kritis." ucap dokter.     

"Ya Allah.. apa sebenarnya yang telah terjadi pada papa?? Hiks.." lirih Anin.     

"Kamu boleh menjenguk papa kamu.. tapi gunakan baju steril yang telah disediakan ya.. dan juga penutup kepalanya.. meskipun kamu telah menggunakan hijab, tapi kamu harus tetap menggunakan penutup kepala itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi." ucap dokter.     

Anin pun mengangguk.     

"Baik dok.. terima kasih.." ucap Anin.     

Dokter tersebut pun mengangguk.     

"Baik kalau begitu saya permisi.. mari.." ucap dokter tersebut lalu pergi meninggalkan Anin.     

Interaksi Anin dengan dokter tersebut tak lepas dari pengawasan Hanan. Hanan mengepalkan tangannya kuat ketika mengamati dokter tersebut saat berbicara dengan Anin dan sedikit mencuri pandang pada Anin.     

'Shit!! Dokter muda itu sepertinya menyukai Anin!! Sialan!' umpat Hanan di dalam hatinya.     

Hanan lalu bangkit dari duduknya. Ia lalu menghubungi anak buahnya dan meminta mereka untuk datang ke rumah sakit tersebut dan mengawasi Anin dari tempat tersembunyi.     

Setelah menghubungi mereka dan menyampaikan hal tersebut, Hanan lantas pergi dari sana.     

"Saya harus ke kantin sekarang.. mungkin Arga dan yang lainnya akan segera tiba.." gumam Hanan seraya melangkahkan kakinya di koridor rumah sakit.     

Sedangkan Anin, dirinya memutuskan untuk menjenguk Wiran di dalam ruang ICU.     

......     

Arga dan yang lainnya memarkirkan mobil di parkiran rumah sakit. Setelah mobil benar-benar terparkir dengan rapi, mereka pun lalu turun dari mobil.     

"Kantin rumah sakitnya ada di sebelah mana, Ga?" ucap Eric.     

"Barat.. kita ke sana sekarang." ucap Arga.     

Mereka pun mengangguk lalu mengikuti langkah kaki Arga menuju kantin rumah sakit.     

.......     

"Hmm ya udah ya ma.. aku harus ke perusahaan dulu.. nanti siang aku juga ada meeting dengan klien dari PT. Jaya Kusuma.. aku pergi ya ma.. mama jaga diri baik-baik di rumah ini.. kalau ada apa-apa, mama hubungi aku aja." ucap Rafka.     

Asni pun mengangguk.     

"Iya Raf.. mama juga sepertinya mau pergi ke butik saja.. mama benar-benar bosan jika hanya di rumah saja." ucap Asni.     

"Ya udah kalau gitu barengan aja sama aku ma.. nanti biar aku yang mengatar mama ke sana.. tapi aku ganti baju dulu." ucap Rafka.     

Asni pun mengangguk.     

"Iya Raf ya udah.. mama juga mau mengganti baju mama terlebih dahulu." ucap Asni.     

"Ya udah aku ke kamar ya ma.." ucap Rsfka.     

Asni pun mengangguk.     

"Iya Raf.." ucap Asni.     

Rafka lalu bangkit dari duduknya dan beranjak dari sana menuju kamarnya untuk bersiap-siap berangkat ke kantor.     

Sedangkan Asni, dirinya juga bersiap-siap untuk pergi ke butik nanti.     

.....     

Hanan kini telah duduk di kursi kantin rumah sakit dan hanya memesan teh hangat saja.     

"Nyatanya, menikah tak semudah dan seindah yang dibayangkan.. masih ada banyak hal yang harus dilewati dengan sabar dan hati-hati untuk menuju kebahagiaan dari pernikahan yang sesungguhnya.." gumam Hanan.     

.......     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.