Dear Pak Polisi..

Arrived at Airport



Arrived at Airport

0Hanan, Anin dan yang lainnya kini telah berada di dalam jet pribadi milik Hanan.     
0

"Enak banget ya kalau pakai jet pribadi.. privasi gitu.. gak ada orang asing di dalam.." ucap Alex.     

"Makanya lo kaya.. biar lo bisa memiliki semua fasilitas mewah.." ucap Andre..     

"Iya iya.. lo doain aja deh gue pokoknya." ucap Alex.     

"Iya iya... " ucap Andre.     

"By the way, sarapannya mana nan??" ucap Eric.     

"Baru juga lepas landas.. udah sibuk makan lo.. heran gue ngelihat lo.." ucap Jordan.     

"Ya namanya gue laper.. mau gimana?" ucap Eric..     

"Sabar.. masih dipersiapkan.." ucap Hanan.     

"Siap pak pol.." ucap Eric.     

Tak lama, beberapa pramugari pun membawakan sarapan untuk mereka semua.     

"Here is the breakfast.. and we're so sorry for being late, Mr. Han.." ucap salah seorang pramugari pada Hanan.     

Hanan hanya membalasnya dengan anggukan. Pramugari tersebut memiliki bentuk tubuh yang baik dengan rok panjang yang terbuka pada bagian samping kirinya dan pakaian yang pas pada tubuhnya.     

Ucapannya terlihat dibuat-buat dengan sedikit manja dan menggoda. Anin langsung menyubit tangan Hanan dan meminta Hanan untuk menyuruh pramugari tersebut agar segera kembali ke tempatnya.     

"Aww.. " ringis Hanan ketika Anin mencubit tangannya.     

"Aku gak suka dia lama-lama di sini.. dia mau menggoda kamu." ucap Anin ketus pada Hanan.     

Hanan pun tersenyum.     

"Iya sayang iya..." ucap Hanan.     

"Cepetan!" ucap Anin kesal.     

"Kamu balik ke tempat kamu sekarang! Beserta dengan yang lainnya!" ucap Hanan tegas.     

"Ba-" ucapan pramugari tersebut langsung disanggah oleh Hanan.     

"Segera!" ucap Hanan.     

Mereka pun lalu segera pergi dari sana.     

Anin terlihat membuang mukanya ke arah jendela dan melipat tangannya.     

"Sayang..." ucap Hanan menepuk pundak Anin pelan. Anin langsung menyingkirkan tangan Hanan dari pundaknya tanpa sepatah kata pun.     

Hanan menghela nafasnya.     

"Kita makan dulu ya.. kamu pasti laper.. lagi pula aku sudah meminta mereka untuk kembali ke tempat mereka.." ucap Hanan.     

"Mulai besok, pecat semua pramugarinya! Aku gak suka sama mereka! Mereka tuh kelihatan banget sedang berusaha untuk mengambil simpati kamu!" ucap Anin menatap Hanan.     

Pertengkaran itu hanya diketahui oleh keduanya. Karena yang lainnya tengah sibuk dengan sarapan dan kegiatan mereka sendiri.     

"Kalau mereka aku pecat, lalu siapa dong penggantinya?" ucap Hanan.     

"Ya cari pramugara aja.. gak perlu pakai pramugari.. centil banget sih.. gak tahu atau pura-pura gak tahu sih kalau ada aku, istri kamu di samping kamu??" ucap Anin kesal.     

"Ya udah ya udah iya sayang.. udah ya jangan marah-marah lagi.. nanti aku bicarakan dengan yang lainnya .. " ucap Hanan.     

"Aku gak mau tahu! Pokoknya mereka gak boleh ada ketika kita pulang dari Medan nanti dan naik jet ini!" ucap Anin.     

Hanan menghela nafasnya.     

"Iya sayang.. everything's for you.." ucap Hanan.     

"Promise??" ucap Anin menunjukkan kelingkingnya. Hanan lalu menautkan kelingkingnya pada kelingking Anin.     

"Yes honey.. I promise.." ucap Hanan.     

Anin pun tersenyum puas.     

"Ya udah kita makan ya.." ucap Hanan.     

Anin pun mengangguk.     

"Hmm.." ucap Anin.     

"Have a breakfast, sayang.." ucap Hanan.     

"Too.." ucap Anin.     

"Singkat banget.." komentar Hanan.     

Anin menatap tajam Hanan. Hanan lalu cengengesan.     

"Heheh maaf sayang.. udah.. kamu makan gih..." ucap Hanan.     

Anin pun mengangguk.     

Mereka pun lalu mulai menikmati sarapan pagi mereka yang terlambat.     

........     

Devan dan Zivan kini sedang berada di sebuah tempat persemnunyian Zivan.     

"Jadi Dev, menurut informasi yang gue dapatkan, mereka saat ini sedang tidak ada di rumah itu.." ucap Zivan.     

"Kalau mereka gak ada di sana, lalu mereka ada di mana?" ucap Devan.     

Zivan mengendikkan bahunya.     

"Gue gak tahu... belakangan ini, informasi terkait mereka itu sangat-sangat tertutup.. Sulit banget untuk bisa mendapatkan informasi dari mereka." ucap Zivan.     

"Kenapa bisa gitu?" ucap Devan.     

"Karena Hanan memperketat penjagaan untuk dia, Anin dan keluarga.. Dan dia juga memperketat informasi dari sosial media mengenai dirinya.. Anak buahnya terus memantau berita yang muncul melalui laman online, sosial media.. Hal ini disebabkan Hanan tidak ingin banyak orang mengetahui tentang dirinya dan Anin.. dia kan orang hebat.. orang yang berkuasa.. apa pun bisa dia lakukan untuk keamanan dia dan orang yang dia cinta." ucap Zivan.     

"Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk tetap mendapatkan informasi tentang mereka?" ucap Devan.     

"Ada cara lain yang bisa kita lakukan untuk bisa mendapatkan informasi mengenai mereka tanpa harus susah payah.." ucap Zivan.     

"Dengan cara apa?" ucap Devan.     

Zivan tersenyum miring.     

"Orang dalam.." ucap Zivan.     

........     

Setelah menempuh perjalanan jalur udara selama kurang lebih dua puluh menit, pesawat pun akhirnya mendarat tepat di Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara.     

Selama kurang lebih dua jam di dalam jet pribadi tersebut, Hanan dan yang lainnya menghabiskan waktu dengan melakukan pose di dalam jet, sarapan, tidur dan menikmati pemandangan dari atas tersebut.     

Mereka pun turun dari pesawat tersebut dan menghirup udara bebas.     

Beberapa pramugari membawakan tas Hanan dan Anin.     

"Untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki aku di sini.. dan aku gak menyangka bahwa bandaranya benar-benar sekeren dan seluas ini.." ucap Anin.     

Hanan tersenyum.     

"Aku juga kok.. ini yang pertama.. tetapi bukan yang terakhir.. kamu tahu kenapa?" ucap Hanan.     

"Kenapa? Apa karena kita akan kembali lagi ke sini?" ucap Anin.     

"Karena yang pertama dan terakhir di hati aku itu ya cuma kamu.. wkwk.." ucap Hanan.     

Anin pun tersipu malu mendengarnya dan mendapat sorak gembira dari teman-teman mereka.     

"Cieee.. pak pol udah mulai ngegombal.. uhuyyy.." ucap Alex.     

"Hati-hati aja nin.. gombalan Hanan itu gombalan maut wkwk.." ucap Andre.     

Dan banyak lagi.     

Anin hanya tersenyum mendengarnya.     

"Ya udah ayo kita langsung ke depan aja.. udah ada yang jemput soalnya.." ucap Hanan.     

Mereka pun mengangguk lalu mengikuti langkah kaki Hanan yang berdampingan dengan Anin. Tangan Hanan terus menggenggam tangan Anin dan tak berniat sedikit pun untuk melepaskannya.     

"Mungkin kita akan sedikit lama di sini.." ucap Hanan.     

"Kenapa begitu?" ucap Anin.     

"Kita harus benar-benar memastikan bahwa setelah semuanya terungkap, proyek itu akan benar-benar langsung dilanjutkan dan dikerjakan dengan baik.. Karena kalau tidak ditinjau langsung secara rutin, khawatirnya hal-hal yang tidak diinginkan bisa kembali terjadi.." ucap Hanan.     

"Lalu bagaimana dengan papa?" ucap Anin.     

"Kamu gak perlu cemas.. karena kita melakukan semua ini juga demi papa.. Penjagaan di sana aku perketat.. dan In Syaa Allah papa akan tetap baik-baik saja.." ucap Hanan.     

"Makasih mas.." ucap Anin.     

Hanan pun mengangguk.     

"Sudah kewajiban aku sebagai seorang suami dan menantu yang baik." ucap Hanan tersenyum.     

Anin pun tersenyum.     

"Kamu memang yang terbaik.." ucap Anin.     

"Thanks sayang.." ucap Hanan mengecup singkat puncak kepala Hanan.     

........     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.