Taubat??
Taubat??
"Positif thinking saja.. semoga kita semua nantinya baik-baik aja." ucap Hanan.
Andre dan Alex pun mengangguk.
"Iya aamiin.." ucap Andre dan Alex secara bersamaan.
....
Sean telah tiba di sebuah ruangan di Candelian's Cafe.
Di sana ternyata sudah ada dua orang temannya.
"Habis dari mana aja lo Se?? Pelanggan udah banyak banget tuh di luar.." ucap salah seorang temannya.
"Chelsea hamil." ucap Sean.
Kedua temannya pun langsung terkejut.
"Apa?! Chelsea hamil?? Kok bisa sih?"
"Iya.. gimana ceritanya dia bisa hamil??"
"Pertanyaan lo berdua tuh benar-benar idiot ya.. dia itu perempuan normal, gak mandul juga.. sehat banget.. gak mungkin dia gak hamil setelah melakukan hal itu berulang kali.. bego ya lo berdua!" ucap Sean emosi.
"Lah terus dia di mana sekarang?"
"Mati!" ucap Sean.
"Yan?? Lo kalau ngomong yang benar yan.. jangan main-main lo yan.."
"Tahu lo Ya.. jangan bercanda deh lo.. gak lucu banget."
"Gue beneran.. dia memang udah mati sekarang bersama dengan calon bayinya.." ucap Sean.
"Ha?? Kok bisa?? Lo apain dia emangnya?? Atau dia bunuh diri karena lo gak mau tanggung jawab atas kehamilan dia?"
"Gue bunuh." ucap Sean.
"Astaga Yan.. lo ngomong bunuh kayak gak ada rasa berdosa sama sekali.. enteng banget."
"Tahu lo.. sumpah demi apa lo bunuh dia?"
Sean pun mengangguk.
"Iya gue bunuh.. mati dia sekarang.. dan gue aman.. gak akan ada lagi yang meminta pertanggungjawaban sama gue.." ucap Sean.
"Astaga Yan.. lo bunuh dia gimana sih?? Kok tega banget lo? Padahal dia kan udah banyak membantu lo selama ini dan kasih lo uang banyak.."
"Iya Yan.. kasihan Yan.. dosa banget lo."
"Gak usah ngomongin dosa deh.. karena kita semua ini memang sudah berlumur dosa sejak kita memutuskan untuk menjadi seperti ini.." ucap Sean.
"Serah lo deh.. gue mau keluar.."
"Mau ke mana lo??"
"Belakang.. capek gue.. gue off deh hari ini.. mau merenungkan dosa.. serem kan kalau nasib kita kayak si Chelsea?? Yang mati sebelum taubat??"
"Iya benar lo.. jadi, kita harus gimana?"
"Gue mau taubatlah.. gue juga takut mati."
"Njrit.. gue juga ikutlah... Yan.. kita mau pulang ke apartemen.. mau sholat taubat sebelum terlambat.. sumpah gue takut mati.." ucap Joni.
"Halah.. orang kayak kalian mau taubat?? Mau cari kerja di mana lagi kalian kalau gak di sini? Lo berdua pikir cari uang itu gampang?" ucap Sean.
"Kenapa kita harus takut kalau kita mau berubah ke arah yang lebih baik? Tuhan pasti membantu kita.." ucap Jeno.
"Bener.. ya udah yuk no kita pulang.. kita sholat taubat.." ucap Joni.
Jeno pun mengangguk.
Mereka lalu keluar dari ruangan tersebut...
"Jeno!! Joni!! Lo mau ke mana?? Joni!!" ucap Sean berteriak memanggil Jeno dan Joni yang telah pergi dari ruangan tersebut.
Sean menjambak rambutnya frustasi setelah Jeno dan Joni pun pergi.
"Sial!! Apa yang harus gue lakukan sekarang?!" monolog Sean.
......
Mobil Hanan dan yang lainnya kini telah tiba di depan cafe. Mereka pun lalu segera turun dari mobil dan melangkahkan kaki memasuki cafe.
Sesampainya mereka di dalam, Hanan langsung bertanya pada Daniel tentang keberadaan Sean.
"Di mana Sean, Niel??" ucap Hanan.
Daniel lalu merogoh sakunya dan menunjukkan sebuah foto yang terdapat dirinya di sana bersama dengan Sean dan dua orang teman dekat mereka.
"Ini Sean.. dan ini dua orang teman kami yang sering sama Sean.." ucap Daniel.
Hanan dan yang lainnya pun melihat foto yang terdapat pada galeri handphone Daniel.
"Jadi dia di mana sekarang?" ucap Hanan.
"Biasanya dia ada di sana, tapi gue belum melihat dia sejak pertama kali kita masuk ke sini." ucap Daniel menunjuk sebuah tempat yang biasa diduduki oleh Sean.
"Apa jangan-jangan mereka tahu bahwa kita akan ke sini?" ucap Andre.
"Mereka tahu dari mana coba??? Kan kita merahasiakan semua ini dari siapa pun.. cuma kita-kita aja yang tahu.." ucap Alex.
"Kecuali ada pengkhianat di sini sih.." celetuk Eric.
Mereka langsung menatap Eric dengan tatapan tanya.
"Sorry.. gue gak bermaksud menuduh.." ucap Eric.
"Kalian tunggu sini sebentar.. gue mau ke suatu tempat yang ada di sini.. sekalian ingat-ingat foto orang yang tadi gue tunjukkin.. kenali wajahnya." ucap Daniel.
Mereka pun mengangguk. Daniel lalu pergi dari sana menuju suatu tempat.
Ketika Daniel berhasil tiba pada lantai dua cafe tersebut, mata Daniel tak sengaja menangkap dua orang yang ia kenali.
"Itu bukannya Jeno dan Joni ya?" gumam Daniel.
Daniel mengambil ponsel dari saku celananya, ia melakukan sesuatu di sana.
Setelah itu, Daniel pun lalu berlari ke sana dan menghampiri mereka yang berjalan menuju dirinya.
"Jen! Jon!" ucap Daniel ketika jarak mereka telah dekat.
"Eh Niel.. lo ngapain di sini? Lo mau balik lagi kayak dulu? Gabung sama si Sean?" ucap Jeno.
"Jangan deh Niel.. lebih baik gak usah.. kita aja udah taubat.. kita gak mau lagi join di bisnis haramnya si Sean lagi.. kita takut mati, Niel.." ucap Joni.
"Kalian udah keluar dari pekerjaan kotor itu?" ucap Daniel.
Jeno dan Joni pun mengangguk.
"Iya Niel.. kita baru aja keluar." ucap Jeno.
"Kenapa gitu??" ucap Daniel.
"Sean bunuh orang.. dia benar-benar gak punya otak.. padahal itu cewek udah dia kerjain, direbut kehormatannya, dikuras hartanya, dijadikan babunya dia untuk jual narkoba, dijadikan pemuas nafsu dia dan bahkan tubuh cewek itu juga dijual sama dia ke pria hidung belang. Tapi ketika cewek itu hamil, dia justru membunuh cewek itu." ucap Joni.
"Ha?? Beneran lo?" ucap Daniel.
Jeno dan Joni pun mengangguk.
"Iya Niel kasihan deh nasib tuh cewek.. gak tega gue." ucap Joni.
"Iya.. gue jadi ngebayangin gimana kalau gue ada di posisi tuh cewek yang mati sebelum taubat.. dosa kita duhh gak ngerti deh.. " ucap Jeno.
"Iya Niel.. kita baru sadar bahwa selama ini apa yang kita lakukan itu dosa besar.. kita hanya memikirkan dunia tanpa kita sadari bahwa dunia hanya sesaat tapi akhirat? Kita akan selamanya di sana.." ucap Joni.
"Benar.. gue dan Joni mau taubat.. kita benar-benar gak mau lagi kayak begini.. Niel, saran gue kalau lo memang udah keluar, jangan pernah balik lagi.. jangan biarkan perubahan baik itu sia-sia karena lo balik lagi dalam perbuatan kotor ini.." ucap Jeno.
"Iya Niel.. ya udahlah kita mau balik dulu ke apartemen.. kita mau sholat taubat.. kita mau minta ampun sama Allah.. karena selama ini dosa kita udah banyak banget.." ucap Joni.
Daniel pun mengangguk.
"Gue senang.. akhirnya lo semua bisa taubat Jen, Jon.." ucap Daniel.
........