Dear Pak Polisi..

Tell That You Love Me



Tell That You Love Me

0"Gue gak mungkin membiarkan orang yang gue cintai bersama orang lain, ndre.. lo jangan gila dong.. Lo tahu bahkan semua orang juga tahu bahwa gue adalah orang yang sangat sulit sekali untuk jatuh cinta, bahkan Anin adalah yang pertama kalinya yang gue cintai! Mana mungkin gue bisa merelakan Anin untuk orang lain.. Jangan aneh-aneh deh lo... kalau gue merelakan Anin dengan yang lain, lalu gue sama siapa??" ucap Hanan.     
0

"Maka itu artinya lo harus segera menikahi Anin... Segerakan atau enggak sama sekali nan?? Jangan pikirkan hal-hal yang lain.. sekarang ini lo hanya perlu fokus untuk memikirkan bagaimana caranya agar lo bisa segera menikahi Anin.. paling tidak, kalian nikah aja deh dulu.. resepsinya ntar belakangan, setelah lebaran kah atau kapan aja terserah.. yang penting hubungan kalian itu udah jelas dan halal.." ucap Andre.     

'Apa yang dikatakan Andre ada benarnya juga sih.. apa Anin mau ya jika kami menikah dulu dan resepsi kemudian??' ucap Hanan di dalam hatinya.     

"Ayolah nan... kalau lo memang gak mau kehilangan Anin, nikahi dia segera.. gak baik menunda-nunda pernikahan nan.. terlebih lagi, yang menginginkan Anin di luar sana bukan hanya lo, tetapi banyak.. banyak sekali.." ucap Andre.     

"Apa Anin mau jika kami menikah terlebih dahulu lalu resepsi nya menyusul?" ucap Hanan.     

"Lo belum coba .. lo belum tahu jawabannya apa.. untuk itu, jangan mudah menarik kesimpulan apa lagi kesimpulan yang pesimis.. lo harus optimis.. please lah.. come on nan.. positive thinking.." ucap Andre.     

Hanan pun mengangguk.     

"Oke gue akan coba untuk membicarakan hal ini ke Anin nanti.." ucap Hanan.     

"Good luck nan.. semoga Allah mempermudah niat baik kalian.. maafin gue untuk kesalahan-kesalahan yang sebelumnya karena mungkin gue sempat ya kurang menyenangkan karena lo terlalu pro ke Anin.." ucap Andre.     

Hanan pun mengangguk.     

"Iya ndre gak masalah.." ucap Hanan.     

"Ya udahlah.. kalau gitu gue keluar ya.." ucap Andre.     

Hanan pun mengangguk.     

"Thanks ndre untuk pencerahan yang lo kasih.. padahal lo jomblo ya kan.. tapi bisa-bisanya nasehatin gue seluar biasa ini wkwk.." ucap Hanan terkekeh.     

"Wkwk.. sialan lo.." ucap Andre.     

Andre pun lalu bangkit dari duduknya.     

"Selamat berpikir pak Hanan wkwk.." ucap Andre sebelum meninggalkan ruangan Hanan.     

Hanan hanya tertawa kecil dan geleng-geleng kepala. Andre pun meninggalkan Ruangan Hanan dan menutupnya kembali dari luar.     

"Mungkin gue bisa bicarakan hal ini sama Anin nanti.." gumam Hanan.     

.....     

Daniel mengamati dengan baik wajah Rio yang terlihat serius ketika ingin memberikan pertanyaan padanya yang katanya di luar dari pembahasan tentang pekerjaan.     

"Jadi begini Niel.. berhubung kalian berdua sama-sama sudah selesai kuliahnya dan hanya tinggal menunggu wisuda saja.. om berniat sekali untuk menikahkan Vio.." ucap Rio yang membuat Daniel beserta Vio langsung terkejut dan membelalakkan matanya.     

"Maksud papa??" ucap Vio.     

Rio tersenyum. Ia mengambil satu tangan Vio lalu digenggamnya.     

"Sayang... kamu sudah cukup dewasa untuk bisa mengurus bahterai rumah tangga... papa juga ingin sekali melihat kamu ada yang menjaga, ada yang melindungi, ada yang membimbing kamu menjadi Vio yang lebih baik dan ada yang mencintai kamu dengan sangat tulus.. papa selalu menginginkan yang terbaik untuk kamu sayang.." ucap Rio menatap dalam mata Vio.     

"Tapi Vio belum bisa apa-apa pa.. Vio bahkan gak bisa masak... Vio cuma bisa masak mie instan, sosis goreng, yang gampang-gampang aja.. Vio juga gak bisa bersih-bersih rumah.. Gimana Vio bisa menikah dan mengurus suami Vio nantinya pa sementara Vio gak bisa apa-apa.." ucap Vio lemah.     

Rio tersenyum. Ia mengusap pipi Vio dengan sangat lembut.     

"Papa yakin kok kalau anak papa ini pasti bisa.. dengan belajar setiap harinya, lama-lama kamu juga akan terbiasa kok... mau ya nak kamu menikah setelah wisuda nanti.." ucap Rio.     

"Aku mau dinikahkan dengan siapa memangnya pa??" ucap Vio.     

'Jika Vio telah menikah nanti, maka itu artinya gue gak akan bisa lagi untuk dekat-dekat dengan Vio.. gue bahkan juga gak bisa lagi tinggal di apartemen Vio.. Harapan gue untuk bisa memiliki Vio juga tentunya akan musnah.. Daniel.. seharusnya lo sadar, lo siapa dan Vio siapa.. Level gue dengan Vio itu berbeda dan kita gak akan pernah setara...' ucap Daniel di dalam hatinya dengan penuh kekecewaan.     

Daniel menunduk. Ia benar-benar takut kehilangan Vio yang bahkan belum pernah menjadi miliknya.     

Rio lalu menoleh pada Daniel.     

"Daniel..." ucap Rio yang membuat Daniel mendongak dan menatap pada Rio.     

"Iya om??" ucap Daniel dengan suara yang terdengar lemah.     

"Om ingin menikahkan Vio... Jadi om butuh bantuan kamu.." ucap Rio.     

"Bantuan?? Bantuan apa om?? Apa yang bisa Daniel bantu om?? Daniel pasti akan membantu om sebisa Daniel.. karena selama ini om sudah sangat baik pada Daniel.. begitu juga dengan Vio.." ucap Daniel.     

Rio tersenyum.     

'Kenapa Daniel berbicara seperti itu?? Apa dia gak punya rasa sedikit pun untuk gue?? Padahal gue udah pernah bilang sama dia kalau gue cinta sama dia.. tapi kenapa dia terlihat biasa aja ketika papa mengatakan bahwa papa akan menikahkan gue?? Niel.. ayolah.. lo harus bilang sama papa kalau lo cinta sama gue.. ayo Niel..' ucap Vio di dalam hatinya.     

"Alhamdulillah kalau begitu.. om senang sekali mendengarnya.. jadi om tidak merasa beban ketika ingin meminta bantuan ini terhadap kamu.." ucap Rio.     

Daniel pun mengangguk.     

....     

"Ga, kita mau pergi ke mana sih ini sebenarnya?? Kasih tahu aku dong Ga.." ucap Anin.     

"Nin, kita panggilnya aku kamu lagi ya.. biar lebih lembut dan lebih enak aja didengar.." ucap Arga.     

Anin pun mengangguk.     

"Ya udah Ga... jadi kita mau ke mana ini??? Aku tuh kayak pernah kenal deh sama jalannya.." ucap Anin.     

Arga hanya tersenyum simpul.     

"Ke tempat yang kamu suka pokoknya.. kamu suka banget lho ke sana.." ucap Arga.     

Anin sedikit berpikir.     

"Tempat yang aku suka?? Di mana sih??" ucap Anin.     

Anin kembali berkutat pada pikirannya.     

'Tempat yang aku suka?? Aku kan suka banget sama pantai.. tapi orang yang pertama kali membawa aku ke pantai adalah.. pak Radit... Tapi di saat itu pula, Arga datang dan meninggalkan kenangan yang buruk.. aku tiba-tiba teringat sama pak Radit.. ya Allah.. kenapa pak Radit harus pergi secepat ini??' ucap Anin di dalam hatinya dengan perasaan sedih dan bersalah.     

'Maafin aku Anin.. karena selama ini aku sering sekali menyakiti kamu dan orang-orang yang kamu sayangi.. maaf nin.. aku janji.. mulai sekarang aku akan memperbaiki semuanya.. Aku menyesal karena aku juga belum sempat meminta maaf pada Radit saat itu.. ya Allah.. ampuni aku..' ucap Arga di dalam hatinya.     

...........     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.