Dear Pak Polisi..

Suatu Tempat_Belajar Masak



Suatu Tempat_Belajar Masak

0Rio tersenyum.     
0

"Sebelumnya om minta maaf ya Niel karena om udah diam-diam mencari tahu tentang kamu... " ucap Rio.     

Daniel dan Vio terkejut tak percaya.     

"Jadi, selama ini papa diam-diam mencari tahu tentang Daniel?" ucap Vio.     

Rio pun mengangguk.     

"Iya sayang.. maaf ya.. papa hanya ingin mencari tahu tentang layak atau enggaknya Daniel untuk kamu.. papa hanya ingin yang terbaik untuk kamu.. karena yang papa lihat, Daniel baik dan sangat mencintai kamu.. walaupun kalian gak saling mengungkapkan, tetapi papa bisa melihat dan merasakannya bahwa ada cinta di antara kalian.." ucap Rio.     

Vio tersenyum haru menatap Daniel.     

"Om... apa ini sungguh??" ucap Daniel.     

"Iya Daniel.. ini sungguh... bagaimana?? Kamu mau kan menikah dengan Vio?? Untuk semua biaya resepsi pernikahan pokoknya akan om tanggung... jadi kamu gak perlu khawatir.. kamu hanya perlu mencari mas kawinnya saja dan seperangkat alat sholat.." Ucap Rio.     

"Om.. bulan ramadhan kan sebentar lagi.. saya takut saya tidak bisa mendapatkan mas kawin itu dalam waktu dekat ini.." ucap Daniel.     

"Kebetulan besok akan ada meeting, om mau kamu yang membawakan meetingnya.. jika kamu berhasil memenangkan tendernya, maka om akan memberi kamu uang sebesar sepuluh juta.. Bagaimana?" ucap Rio.     

"Om, ini beneran?" ucap Daniel.     

"Iya Niel.. gimana?? Kalau kamu mau biar om kasih ke kamu bahan meetingnya.." ucap Rio.     

Daniel pun mengangguk.     

"Iya om iya.. aku mau om.. aku juga sangat ingin menikahi Vio karena aku sudah sejak lama mencintai Vio.. tapi baru sekarang ini diberi kesempatan untuk dekat dengan Vio.." ucap Daniel.     

"Alhamdulillah kalau begitu... ya udah, nanti setelah wisuda, kita bicarakan lagi ya mengenai hal ini.. nanti kita langsung bahas mengenai bahan meeting untuk besok ya.." ucap Rio.     

Daniel pun mengangguk.     

"Iya om iya.. baik om.." ucap Daniel dengan semangat.     

"Hmm ya udah kalau kalian memang mau membahas mengenai meeting besok, Vio mau pulang ya.. mau coba-coba untuk belajar masak deh hehe.." ucap Vio.     

"Nah ide bagus tuh.. jadi nanti Niel kita makan malamnya pakai masakan buatan Vio ya wkwk.." ucap Rio.     

"Iya om iya siap wkwk.." ucap Daniel.     

"Papa... suka banget sih usilin aku.." ucap Vio.     

"Karena papa sayang sama kamu.." ucap Rio.     

Vio pun mengangguk.     

"Ya udah deh aku pulang ya pa.. Niel.." ucap Vio.     

Rio dan Daniel pun mengangguk.     

"Hati-hati ya sayang.." ucap Rio.     

"Iya Vi kamu hati-hati ya.." ucap Daniel.     

"Oke siap... Assalamualaikum.." ucap Vio.     

"Waalaikumsalam .." ucap Rio dan Daniel secara bersamaan. Vio pun lalu bangkit dari duduknya dan beranjak dari ruang kerja untuk pulang ke rumah.     

.....     

Mobil Arga ternyata memasuki area pemakaman.     

"Ga, kita mau ke pemakaman??" ucap Anin.     

Arga pun mengangguk.     

"Iya nin.." ucap Arga.     

"Ke pemakaman siapa?" ucap Anin.     

"Radit.. aku mau minta maaf sama dia karena aku juga punya salah sama dia.." ucap Arga.     

Mobil Arga pun berhenti.     

"Kita beli bunga dulu ya.." ucap Arga.     

Anin pun mengangguk.     

"Iya Ga..." ucap Anin.     

Mereka pun kemudian turun dari mobil. Arga pun membeli bunga pada penjual bunga yang berhualab di sekitar kuburan.     

Setelah itu, Arga pun mengajak Anin untuk melangkahkan kaki menuju pemakaman Radit.     

Mereka kemudian berjongkok di depan makam Radit. Arga pun menaburi bunga-bunga tersebut di atas makam Radit.     

"Dit.. gue minta maaf atas semua kesalahan yang pernah gue perbuat sama lo.. maafin gue karena gue pernah jahat sama lo.. gue bahkan pernah buat lo sakit hati.. maafin gue dit.. maaf.." ucap Arga menyesal.     

"Ga... ada cara lain yang bisa kamu lakukan untuk menebus kesalahan kamu pada pak Radit.." ucap Anin.     

"Apa itu?" ucap Arga.     

"Kirimkan doa untuknya.. Seperti Al-fatihah, dan Al-Ikhlas sebanyak tiga kali lalu sebut nama orang yang ingin kamu kirimin doa.. itu lebih baik dari pada menangis darah karena penyesalan yang sudah terlambat.." ucap Anin.     

Arga terdiam sejenak.     

"Iya nin.. kamu benar... nanti aku akan mengirimkan doa untuknya.." ucap Arga.     

Anin pun mengangguk.     

"Iya Ga.." ucap Anin.     

"Ya udah.. kita pergi dari sini ya.. aku mau membawa kamu pergi ke tempat yang lain lagi.." ucap Arga.     

Anin menautkan kedua alisnya.     

"Mau pergi ke mana lagi, Ga?" ucap Anin.     

"Ada deh.. rahasia.." ucap Arga tersenyum.     

"Hmm ya udah.." ucap Anin.     

Mereka pun kemudian beranjak dari sana menuju tempat di mana Arga memarkirkan mobilnya.     

Sesampainya di sana, mereka segera memasuki mobil. Arga pun mulai menyalakan mesin mobilnya dan melajukannya.     

......     

Hanan baru saja menyelesaikan meeting nya dengan klien. Ia cukup puas karena meetingnya berjalan dengan lancar dan dirinya juga datang tepat waktu.     

"Alhamdulillah Mr. Han.. semuanya berjalan dengan lancar.. dan perusahaan mereka juga mau bekerja sama dengan perusahaan kita.." ucap Asisten Hanan.     

Hanan pun mengangguk.     

"Apa masih ada agenda lain?" ucap Hanan.     

"Hmm sudah tidak ada lagi pak.." ucapnya.     

Hanan pun mengangguk.     

"Oke." ucap Hanan singkat lalu beranjak dari sana. Hanan melangkahkan kakinya menuju ruangannya. Ia kemudian duduk pada kursi kerjanya.     

Hanan menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursinya.     

"Anin sedang apa ya sekarang?? Saya benar-benar merindukannya.. Jika saya menghubungi dirinya, apakah saya akan mengganggunya?? Mungkin akan lebih baik nanti sebelum saya menghubunginya, saya coba untuk mengirimkan pesan terlebih dahulu.." gumam Hanan.     

......     

Rafka kini tersenyum puas duduk di kursi kerjanya.     

"Finally sekarang papa ada di pihak gue.. dengan begini caranya, gue akan lebih mudah untuk bisa menjalankan semua rencana yang sudah gue susun.." gumam Rafka dengan senyum miring.     

"Tapi dari pagi tadi aku belum ada melihat Anin.. di mana dia ya??" gumam Rafka.     

Rafka lalu mencoba untuk menghubungi sekretarisnya.     

"Anin sudah datang?" ucap Rafka pada sekretarisnya di seberang telepon.     

"Maaf pak.. bu Anin belum datang sejak pagi tadi.." ucap sekretaris.     

"Jadi dia belum datang sampai sekarang?" ucap Rafka sedikit terkejut.     

"Iya pak benar.." ucap sekretaris.     

"Apa ada keterangan?" ucap Rafka.     

"Tidak ada pak..." ucap sekretaris.     

'Sial! Ke mana Anin?!' gerutu Rafka di dalam hatinya.     

"Oke.. nanti kalau dia sudah datang, kabari saya.." ucap Rafka.     

"Iya pak baik.." ucap sekretaris.     

Tut.     

Sambungan telepon pun terputus.     

"Anin gak datang, lalu dia pergi ke mana?! Dia bahkan tidak memberikan keterangan apa pun! Shit! Kalau sampai dia resign dari perusahaan ini, rencanaku bisa-bisa gagal.. Shit!" umpat Rafka.     

........     

Vio kini telah tiba di apartemen miliknya. Ia langsung menghempaskan bokongnya di sofa.     

"Huuhh... capek juga ya..." gumam Vio.     

Vio pun lalu menyalakan AC yang ada di apartemennya.     

"Panas banget..." gumam Vio.     

Vio kemudian mengambil ponselnya yang berada di dalam tasnya.     

.........     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.