Dear Pak Polisi..

The Black Side Of Wilbert



The Black Side Of Wilbert

0Para anggota kepolisian satker intel pun berhasil membekuk seluruh pelaku yang berada di dalam rumah kontrakan tersebut.     
0

Namun, saat dirinya telah berbalik arah dan akan berjalan keluar dari rumah, seorang teman dekatnya merasakan ada seseorang yang sedang mengamati mereka.     

'Gue merasa ada seseorang yang sedang mengamati aksi kami dan akan kembali menjadikan Hanan sasarannya... gue harus memberitahu Hanan untuk lebih berhati-hati..' ucap Andre di dalam hatinya.     

"Nan, lo hati-hati.. perasaan gue gak enak ini.. gue merasa bahwa ada seseorang yang sedang mengamati kita di sini dan gue curiga bahwa dia akan menjadikan lo sasaran penyerangannya.." ucap Andre berbisik pada Hanan.     

Hanan pun tersenyum.     

"Thanks ndre.. " ucap Hanan.     

Andre pun mengangguk. Tiba-tiba, dari arah belakang, terdengar sebuah suara seperti langkah kaki seseorang.     

Hanan sontak memicingkan matanya.     

"Dia akan melakukannya sekarang.. lo juga harus berhati-hati ndre.." ucap Hanan.     

Andre pun mengangguk.     

"Iya nan.." ucap Andre.     

Srrtt!!!     

Hanan berhasil menghindari lemparan silet tersebut dengan menunduk. Posisi mereka berdua itu berada di barisan paling belakang karena di barisan depan mereka ada beberapa anggota satker intel yang sedang memegangi para pelaku.     

Hanan tersenyum miring.     

"Lo benar.. dia mau membunuh gue sepertinya." ucap Hanan.     

Andre menginstruksi dengan matanya.     

Dan...     

Srettt!!     

Lemparan silet kedua namun Andre dan Hanan kembali berhasil menghindarinya.     

"Shit!! Gue gak bisa membiarkan dia terus melakukan ini.. Lo duluan nan! Gue akan melakukan sesuatu dengannya!" ucap Andre.     

"Jangan pernah membahayakan diri lo sendiri, ndre! Biarkan dia melakukannya sesukanya.. kali ini, gue punya trik yang sangat menarik.." ucap Hanan.     

"Apa itu??" ucap Andre.     

"Lo punya handy talk kan?" ucap Hanan.     

Andre pun mengangguk.     

"Gue pinjam... kita lawan dia dengan handy talk itu." ucap Hanan.     

"Ha?? Gimana caranya?? Gila lo." ucap Andre.     

"Udah siniin handy talk lo.." ucap Hanan. Andre pun memberikannya.     

Dan, tepat pada lemparan silet ketiga. Selain menunduk, Hanan langsung menghadang pisau tersebut dan melempar kembali pisau tersebut melalui handy talk yang ia gunakan.     

Jleb!!     

Silet tersebut kembali ke asalnya dan melukai si pemilik.     

Hanan tersenyum miring.     

"Apa kita gak tangkap aja dia nan?" ucap Andre ketika mengetahui bahwa silet tersebut mengenai si pemilik.     

"Jangan ... biarkan dia mengobati dirinya terlebih dahulu.. kita akan melakukan misi selanjutnya untuk itu.." ucap Hanan.     

"Maka itu artinya lo akan kembali bergabung dengan tim dan menyelesaikan misi ini hingga akhir?" ucap Andre.     

Hanan pun mengangguk.     

"Thank you bro!!" ucap Andre yang langsung memeluk Hanan ketika mereka telah berhasil keluar dari rumah itu.     

"Lepas woi!! Jijik gue!" ucap Hanan.     

"Sialan lo!" umpat Andre.     

"Lalu bagaimana dengan Anin?" ucap Andre.     

"Gue akan memperjuangkan dia terlebih dahulu, lalu setelah itu gue akan ikut menyelesaikan misi itu." ucap Hanan.     

Andre pun mengangguk paham.     

"Good idea." ucap Andre.     

"Tapi ndre, gue merasa bahwa ada sesuatu yang terjadi pada Anin.." ucap Hanan.     

"Lo, boleh pulang sekarang juga kok nan.. untuk selanjutnya, percayakan ini sama kita.." ucap Andre.     

Hanan pun mengangguk.     

"Gue percayain ini sama lo.. gue pamit ndre.. titip polres.." ucap Hanan lalu memasuki mobil pribadinya.     

"Semoga lo berhasil nan.." gumam Andre ketika Hanan telah pergi.     

....     

"Seandainya kamu tidak melakukan semua ini.. mungkin saya tidak akan sebenci ini pada kamu.." ucap Anin.     

"Maafkan saya nin... maaf... saya harap, perlahan kamu bisa menerima saya.." ucap Wilbert.     

"Saya tidak bisa berjanji setelah semua yang telah terjadi.." ucap Anin.     

"Saya harap kamu tidak mengingkari perjanjian awal kamu ketika kamu meminta saya untuk menyelamatkan Zivan.. tidurlah.. kita akan berangkat subuh besok.." ucap Wilbert.     

Anin pun akhirnya mengangguk dan pergi menuju kamarnya.     

"Saya akan melakukan apa pun untuk bisa memiliki kamu.. saya berjanji.." gumam Wilbert.     

....     

Para dokter dan suster tengah menangani Zivan dan sedang berusaha semaksimal mungkin untuk bisa membuat Zivan kuat dan hidup.     

Mereka benar-benar takut jika sampai mereka gagal menyelamatkan nyawa Zivan, maka tentu mereka semua akan berurusan dengan Wilbert yang telah terkenal dengan keseriusannya dalam ucapannya tanpa memandang apa pun itu.     

"Lakukan yang terbaik! Kita tidak boleh gagal! Karena jika dia mati, maka mungkin kita pun akan mati dibuat oleh Wilbert.."     

"Baik dok... kami akan berusaha semaksimal mungkin.."     

Pada kejadian silam, beberapa dokter yang sempat menangani Lea pun harus berakhir tragis karena gagal menyelamatkan nyawa Lea.     

Wilbert memperlakukan mereka dengan sangat keji. Wilbert bahkan menyiksa mereka sebelum benar-benar mematikan mereka semua.     

Bahkan, berita itu terdengar hingga ke media. Namun, tak seorang pun berani mengusut kasus Wilbert karena kekuasannya.     

Nama Wilbert sungguh tidak asing terdengar di telinga masyarakat. Namun sayang, mereka hanya mengetahui namanya tanpa pernah mengetahui wajahnya.     

Karena Wilbert selalu menyembunyikan wajahnya dan tak ada seorang pun yang berhasil melihat wajahnya atau mengetahui wajahnya kecuali orang-orang terdekat.     

Meskipun begitu, dia punya seribu cara untuk membuat orang lain tidak mampu mengenali wajahnya. Pahamilah bahwa uang mampu mengubah segalanya.     

Untuk itu, meskipun kasus itu terdengar sampai pada media, bahkan tak ada media yang berani menindaklanjuti laporan berita semacam itu karena Wilbert tentu akan menghabisi nyawa siapa pun yang berani membongkar semua kebusukannya.     

Wilbert memang orang yang terpandang, tapi tak seorang pun mampu mengetahui identitas Wilbert secara lengkap apa lagi mengenai tempat tinggalnya.     

Ketika ada seorang yang mengetahui sedikit saja bagian dari identitasnya, maka orang tersebut akan langsung mati dibunuh oleh nya.     

Seperti yang diketahui, Wilbert adalah seorang polisi intel yang benar-benar berprestasi dan sangat dibutuhkan oleh pihak kepolisian untuk menangkap para pelaku kejahatan yang ada di negeri ini.     

Untuk itu, pihak kepolisian tidak pernah ingin untuk ikut campur atas hal apa pun yang berkaitan dengan Wilbert.     

......     

Wilbert sedang duduk di tepi tempat tidurnya saat ini. Ia lalu tiba-tiba teringat akan ucapan Aurora mengenai pengorbanan Zivan selama ini, selama dia tidak ada di rumah.     

Wilbert mengusap wajahnya kasar.     

"Ya Allah... saya sudah benar-benar bersalah pada Zivan.. bagaimana pun dia adalah adik kandung saya.. saudara sedarah satu-satunya yang saya miliki di dunia ini.. kenapa saya bisa sebodoh ini sih?! Saya terlalu buta akan cinta itu tanpa pernah saya tahu betapa banyaknya pengorbanan yang pernah Zivan lakukan untuk saya.. Astaghfirullah.." monolog Wilbert merasa bersalah.     

Wilbert pun lalu menghubungi seseorang.     

"Halo..." ucap Wilbert pada seseorang di seberang telepon.     

"....."     

"Saya tidak mau tahu bagaimana pun caranya Zivan harus selamat atau kalian semua akan tahu akibatnya!" ucap Wilbert.     

"..."     

"Saya tidak menerima alasan dalam bentuk apa pun! Selamatkan atau hidup kalian saya hancurkan!" ucap Wilbert.     

Tut.     

Wilbert memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Ia lalu melempar ponselnya ke tempat tidur.     

"Kamu pasti selamat!" monolog Wilbert dengan penuh keyakinan.     

........     

Maafkan Typo...     

Thank You for Reading....     

Please support this novel...     

:red_heart::red_heart::red_heart:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.