Zivan Sadar
Zivan Sadar
Zivan membuka matanya perlahan dan melihat sekeliling.
'Anindya... di mana dia sekarang?? Ya Allah... tolong selamatkan dia.. semoga dia baik-baik saja... lalu di mana aku sekarang??' ucap Zivan di dalam hatinya.
"Masya Allah.. alhamdulillah anda telah sadar sir... saya akan panggilkan dokter terlebih dahulu ya sir..." ucap suster.
Zivan pun mengangguk.
'Saya benar-benar mencemaskan kamu, nin.. apakah kamu baik-baik saja?? Dan apakah kamu telah berhasil lolos dari Wilbert?? Atau justru saat ini kamu sudah berada dalam genggamannya?? Saya bahkan tidak tahu sudah berapa lama saya berada di sini setelah saya hampir merasa akan mati pada saat itu.. ya Allah.. tolong lingungi Anin di mana pun dia berada..' ucap Zivan di dalam hatinya.
......
Setelah selesai menyelesaikan semua meetingnya untuk hari ini, Radit langsung bergegas menuju kursus Devan untuk kembali melakukan pencarian Zivan.
Kini mobil Radit telah memasuki halaman kursus Devan. Segera Radit turun dari mobilnya dan berlari memasuki kursus menuju ruangan Devan.
Tok Tok Tok....
"Masuk!" sahut Devan dari dalam ruangan.
Ceklek!
Radit pun memasuki ruangan Devan dan langsung mengajak Devan untuk kembali mencari Zivan.
"Dev, kita cari Zivan lagi sekarang yuk.. kamu bisa kan?" ucap Radit.
"Iya pak bisa... ayo pak.." ucap Devan lalu bangkit dari duduknya.
Mereka berdua pun lalu keluar dari ruangan Devan dan bergegas memasuki mobil Radit.
Radit pun mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Apakah kamu sudah mencoba untuk menghubungi Zivan lagi??" ucap Radit.
Devan menggeleng.
"Saya belum sempat menghubungi dia sejak tadi pak.. karena pekerjaan saya benar-benar banyak.. dan sebuah informasi bahwasannya Aurora telah diberhentikan oleh Wil dari kursus ini... saya tidak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi, tetapi yang jelas pihak administrasi mengatakan demikian... Wil menghubungi kursus saya lalu memutuskan untuk memberhentikan Aurora dari kursus ini.." ucap Devan.
"Mungkin kita bisa coba untuk melacak informasi tentang di mana keberadaan Wil melalui nomor yang digunakan oleh Wil ketika tadi menghubungi kursus kamu.." ucap Radit.
Devan pun menggeleng.
"Tidak bisa pak... Wil benar-benar licik.. dia menghubungi pihak kursus dengan nomor telepon orang lain.. sehingga ketika tadi saya meminta administrasi kursus untuk menghubunginya, tetapi yang mengangkat justru orang lain.." ucap Devan.
"Ya Allah... lalu kita harus bagaimana sekarang?? Kita akan ke mana Dev?" ucap Radit.
"Pak, saya akan coba untuk menghubungi Zivan lagi.. semoga bisa ya pak.." ucap Devan.
"Ya udah saya juga mau mencoba untuk menghubungi Anin..." ucap Radit.
Keduanya pun saling menghubungi orang-orang yang telah disebutkan tadi.
......
"Anin, saya pergi dulu ya sebentar.. saya harus melakukan pekerjaan saya dulu.. saya hanya sebentar kok... kamu bisa menghubungi saya jika terjadi sesuatu pada kamu.. hmm dan lagi, sebentar lagi Alex akan ke sini.. saya sudah memintanya untuk datang ke sini.. menemani kamu.." ucap Hanan.
"Apakah itu tidak akan merepotkan pak Alex, pak??" ucap Anin.
"Tentu tidak, Anin.. saya bersedia dan dengan senang hati menolong sahabat saya ini.." ucap Alex yang tiba-tiba memasuki rumah mereka.
Alex berjalan dengan santai ke arah mereka dengan terus tersenyum.
"Alex!! Ya Allah... gue kangen banget sama lo... wihhh lama gak jumpa ternyata badan lo tambah bagus aja ya wkwk.." ucap Hanan seraya memeluk Alex ala laki-laki.
"Hahah.... iyalah.. gue kan juga pengen jadi polisi idola kayak lo wkwk..." ucap Alex.
"Hahah iya iya bagus.. biar gak jomblo lagi ya kan hahahah.." ucap Hanan.
"Anjrit lo sialan wkwk... by the way, sahabat kamu di mana nin?" ucap Alex ketika pelukan keduanya telah terlepas.
Anin tersenyum getir.
"Saya juga tidak tahu pak... kami sudah lama tidak berkomunikasi..." ucap Anin.
Alex mengangguk paham.
"Oke forget about it.. gak masalah kok nin kalau kita gak punya teman.. karena nantinya pasangan kitalah yang akan menjadi teman terbaik kita.." ucap Alex.
"Kalau gak salah pilih wkwkw.." ucap Hanan.
"Hahah nah iya benar juga itu wkwk.. kalau salah pilih, waduh bakal menjadi teman terburuk lah wkwk.." ucap Alex.
"Hahah.. iya iya.. ya udah deh gue mau berangkat dulu ya.. Lex, titip calon istri gue.. gue harap lo gak sama buruknya seperti Wilbert... jaga kepercayaan gue ya Lex.." ucap Hanan.
Alex pun mengangguk.
"Iya nan... lo hati-hati.. ingat nan, harus waspada.. musuh ada di mana-mana.." ucap Alex memperingati.
Hanan pun mengangguk.
"Iya siap Lex.. sayang, saya pamit ya.. kamu baik-baik di sini dengan Alex.." ucap Hanan pada Anin seraya mengecup puncak kepala Anin.
Hanan lalu menjauhkan tubuhnya dari Anin.
"Iya pak.. bapak hati-hati ya... jangan lupa untuk selalu berdoa ketika ingin melakukan sesuatu.." ucap Anin.
Hanan pun mengangguk.
"Iya nin.. terima kasih ya.. doakan saya selalu.. saya pamit.." ucap Hanan.
Anin pun mengangguk..
"Iya pak.. saya menunggu kepulangan bapak.." ucap Anin.
Hanan tersenyum.
"Saya pamit... Assalamualaikum.." ucap Hanan.
"Waalaikumsalam.." ucap Anin.
"Gue pergi Lex.." ucap Hanan.
Alex pun mengangguk.
"Iya nan... good luck!" ucap Alex.
Hanan pun lalu pergi meninggalkan rumah dan menuju ke suatu tempat.
"Hanan itu pekerja keras, nin... semoga dia baik-baik saja dan selalu dalam lindungan Allah ya..." ucap Alex.
Anin pun mengangguk.
"Iya pak... hmm oh iya, bapak sudah makan??" ucap Anin.
"Tadi sih sudah...cuma kalian masak apa memangnya?" ucap Alex.
"Ada soup ayam, perkedel dan sambal kecap sih pak.. bapak mau?" ucap Anin pada Alex.
"Wah boleh dong... saya mau dong nin.. boleh kan saya makan?" ucap Alex.
"Iya pak boleh dong.. ayo pak kita langsung saja ke dapur.. semuanya sudah dipersiapkan di sana..." ucap Anin.
Alex pun mengangguk.
"Iya Nin ayo... Saya tidak sabar ingin mencicipi masakan kamu heheh.." ucap Alex.
Anin hanya tersenyum simpul.
Alex dan Anin kini telah berada di meja makan.
"Pak, soupnya saya hangatkan sebentar ya pak... biar lebih enak.." ucap Anin.
Alex pun mengangguk.
"Iya nin boleh... maaf ya kalau saya merepotkan.." ucap Alex.
"Hmm enggak kok pak.. gak apa-apa pak.. saya gak merasa direpotkan kok.." ucap Anin.
"Kamu memang benar-benar perempuan yang baik nin.. gak salah jika Hanan memilih kamu sebagai pujaan hatinya setelah sekian lama Hanan tidak pernah membuka hatinya untuk perempuan manapun.. Hanan benar-benar beruntung bisa memiliki kamu... kamu benar-benar hampir sempurna nin.." ucap Alex.
Anin tersenyum.
"Terima kasih pak... terima kasih banyak.. saya juga beruntung karena Allah telah mempertemukan saya dengan pak Hanan yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk saya... dan terima kasih juga untuk bapak karena telah menjadi teman yang baik untuk pak Hanan.." ucap Anin.
Alex pun mengangguk.
"Sama-sama nin.. kami berteman sudah sangat lama sekali.. makanya kami begitu dekat." ucap Alex.
Anin pun mengangguk paham.
.............
Maafkan Typo...
Thank You for Reading...
Please support this novel...
:red_heart::red_heart::red_heart: