Something Strange in Here
Something Strange in Here
"Sama ini... nomornya Anin juga udah aktif.. tapi dia juga belum terima panggilan dari saya.." ucap Radit.
"Ya udah kita tunggu aja sebentar lagi pak.. lagi pada sibuk mungkin ya.." ucap Devan.
Radit pun mengangguk.
"Di depan ada cafe, kita berhenti aja dulu di situ.. sekalian pesen makanan atau apa.. kebetulan saya juga lumayan laper sih setelah meeting tadi.." ucap Radit.
"Oh gitu.. iya boleh pak... kita ke sana aja.." ucap Devan.
Radit pun mengangguk lalu ia pun melajukan mobilnya menuju cafe tersebut.
.......
Wiran saat ini tengah berada di suatu tempat. Ia tengah tertidur pulas dengan posisi duduk saat ini.
Ia terlihat sedang menemani seseorang di sana.
"Mas... mas Wiran...." ucap seseorang tersebut pada Wiran.
Wiran mengerjapkan matanya dan perlahan matanya pun terbuka.
"Iya Gid?? Ada apa??" ucap Wiran.
"Mas... saya haus..." ucap Inggrid.
Wiran lalu melihat pada nakas dan mendapati gelas yang semula berisi air mineral kini telah habis tak tersisa setetes pun.
"Ohhh airnya habis ya... ya sudah.. sebentar saya ambilkan minumnya dulu ya... ada di dapur kan?" ucap Wiran.
Inggrid pun mengangguk.
"Iya mas..." ucap Inggrid.
Wiran pun mengangguk.
"Ya sudah.. saya ambilkan dulu ya minumnya.. kamu tunggulah di sini baik-baik.." ucap Wiran.
Inggrid pun mengangguk.
"Iya mas..." ucap Inggrid.
Wiran pun lalu bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar Inggrid.
Inggrid tersenyum ketika melihat Wiran telah keluar dari kamarnya.
"Saya percaya bahwa kamu masih mencintai saya mas... buktinya sudah terlihat bahwa kamu mau melakukan semua ini untuk saya..." gumam Inggrid.
.......
Radit dan Devan kini tengah berada di sebuah Cafe. Mereka menikmati hidangan pesanan mereka seraya terus mencoba untuk menghubungi Anin dan Zivan.
"Kenapa ya?? Kok nomornya aktif tapi panggilan dari kita gak juga diterima??" ucap Radit.
"Iya sih pak saya juga gak tahu... ini udah panggilan yang ke sembilan... apa saat ini handphone mereka tidak sedang bersama dengan mereka??" ucap Devan.
"Hmmm saya rasa sih seperti itu.. karena kan tidak mungkin sekali jika ponsel mereka bersama mereka tetapi mereka tidak terima panggilsn ini.." ucap Radit.
Devan mengangguk.
........
"Enak nin masakan kamu ... ntar boleh dong ya kalau saya sering-sering makan masakan kamu... heheh.." ucap Alex.
"Dihhh rugi lah Hanan sama Anin kalau lo sering-sering numpang makan di sini.." ucap Andre yang baru saja memasuki rumah Hanan.
"Kebiasaan lo Vangkeh! Kalau masuk rumah orang tuh ngucap salam terlebih dahulu... asal masuk aja lo kira gua?!" ucap Alex.
"Hahah iya iya yaelah.. santai... jangan ngegas.. Assalamualaikum.." ucap Andre.
"Waalaikumsalam pak Andre.." ucap Anin.
"Hmm by the way any busway... kok lo bisa ada di sini sih ndre?? Bukannya lo tuh ikut sama si Hanan untuk penyelidikan kasus?" ucap Alex heran.
Andre mencomot Perkedel yang ada di piring dan mencelupkannya ke dalam sambal kecap.
"Ha??? Penyelidikan?? Penyelidikan apaan?? Gila ya lo? Hari ini tuh gak ada jadwal penyelidikan.. besok baru ada... itu pun bentaran doang.. nin, ada minuman dingin gak?" ucap Andre.
"Oh iya ada pak.. sebentar saya ambilkan.." ucap Anin.
Andre pun mengangguk.
"Lah?? Jadi tadi si Hanan mau pergi ke mana coba?? Katanya di tuh mau melakhkan penyidikan ... by the way, kok lo bisa ada di sini sih??" ucap Alex.
"Gue sedang ada urusan di sini .. makanya gue ke sini.. but seriously, gue gak tahu sih kalau Hanan tuh lagi pergi untuk penyidikan.. karena Hanan gak bilang sih sama gue... gue juga bingung jadinya.." ucap Andre.
"Ini pak...tuang sendiri aja ya pak.." ucap Anin.
"Iya nin siap.." ucap Andre.
"Mungkin dia sedang ada urusan yang perlu untuk diselidiki ya.." ucap Alex.
Andre pun mengangguk.
"Iya mungkin seperti itu.." ucap Andre.
'Jadi, ke mana pak Hanan sebenarnya jika sebenarnya hari ini tidak ada jadwal untuk penyidikan??' ucap Anin di dalam hatinya.
"Hmm.. maaf pak... saya ke kamar dulu ya... permisi.." ucap Anin yang kemudian meninggalkan meja makan termasuk Andre dan Alex.
"Anin pasti bertanya-tanya tuh... Hanan sih sok rahasia-rahasia segala dari kita.." ucap Andre.
"Lo sih entah ngapain ke sini.. seharusnya lo gak usah ke sini tadi.. jadi rencana Hanan kan bisa lancar jaya... tapi gue yakin, ada hal yang sedang ingin Hanan untuk selesaikan tetapi dia gak mau melibatkan orang lain di dalamnya... lo juga kan mengenal seperti apa Hanan... dia paling anti kalau merepotkan orang lain kalau bukan benar-benar dalam situasi urgent.." ucap Alex.
Andre pun mengangguk.
"Iya benar lo.." ucap Andre.
........
Anin kini sedang berada di dalam kamarnya. Ia sedang duduk di tepi ranjang saat ini.
"Pak Hanan ke mana ya?? Saya takut sekali jika terjadi sesuatu yang buruk pada pak Hanan... ya Allah.. lindungilah pak Hanan selalu... Aamiin..." gumam Anin seraya merapalkan doa.
Drrrrrrrtttttt....
Ponsel Anin berdering, menandakan ada panggilan masuk di sana.
"Ini nomor siapa ya?? Ya Allah udah sepuluh kali panggilan tidak terjawab... aku lupa lagi waktu itu untuk simpan nomor-nomor mereka di kartu, aku kan simpannya di perangkat handphone.. jadinya gak tahu deh ini nomor siapa aja.." gumam Anin.
Anin pun lalu menerima panggilan tersebut.
......
Setelah melakukan panggilan terhadap nomor Anin selama beberapa kali, akhirnya panggilan dari Radit pun diterima oleh Anin.
"Dev, udah terhubung nih... sebentar ya.." ucap Radit. Devan pun mengangguk lalu menarik ponselnya dari telinganya.
.......
"Halo Assalamualaikum... Maaf, ini siapa ya??" ucap Anin pada seseorang di seberang telepon.
.......
"Halo nin... waalaikumsalam... ini saya... Radit..." ucap Radit.
Devan mengernyitkan keningnya bingung ketika Radit seolah kembali memperkenalkan dirinya.
.......
"Oh pak Radit.. ya Allah.. iya iya pak... maaf ya pak... saya gak tahu... ada apa ya pak??" ucap Anin.
......
"Iya Anin gak apa-apa... by the way kamu kenapa susah sekali dihubungi?? Sejak kemarin saya berusaha menghubungi kamu tetapi tidak bisa.. bahkan orang tua kamu juga mencemaskan kamu... dan sempat bertanya pada saya mengenai kamu.." ucap Radit.
.....
Anin menunduk lesu.
"Maaf ya pak karena saya telah membuat kalian semua cemas... Ada sesuatu yang terjadi pada saya kemarin sehingga nomor saya tidak aktif dan baru aktif sekarang... maaf sekali lagi pak.. tetapi saya sudah menghubungi papa juga kok.." ucap Anin.
...
"Memangnya apa yang telah terjadi pada kamu nin?? Sehingga kamu baru ada kabar sekarang... dan kenapa kamu tidak mengetahui nomor saya??" ucap Radit.
...............
Maafkan Typo....
Thank You for Reading....
Please support this novel....
:red_heart::red_heart::red_heart: