Dear Pak Polisi..

Drunk



Drunk

0Ketika sambungan telepon nya terhubung, Devan langsung terkejut tak percaya. Karena setelah sekian lama sulitnya menghubungi Zivan, pada akhirnya Zivan pun menerima panggilan itu.     
0

"Pak... udah diangkat ini.." ucap Devan.     

"Langsung aja Dev.. biar cepat.." ucap Radit.     

Devan pun mengangguk.     

"Halo Ziv... saya hanya ingin mengatakan bahwa saya saat ini sudah berada di rumah sakit Sejahtera.. saya akan menyelamatkan kamu.. namun di depan ruangan kamu, ada dua orang yang menjaga... bagaimana ini? Saya ingin kamu bebas dari mereka dengan cara sembunyi tanpa adanya perkelahian.. tolong lakukan sesuatu.." ucap Devan.     

.....     

"Dari mana kamu mengetahui semua ini Dev?? Bagaimana bisa??" ucap Zivan tak percaya.     

"Kami mendapatkan informasi ini dari Anin.. dia meminta kami untuk bisa menyelamatkan kamu.. Ziv, jika kamu ingin bebas dari sana, kita harus bekerja sama.. lakukan sesuatu agar kedua penjaga itu pergi dari depan ruangan kamu.." ucap Devan.     

"Apa yang bisa saya lakukan ya??" gumam Zivan. Tatapan Zivan lalu tak sengaja bertemu dengan suster tersebut. Dan secepat itu, ia langsung mendapatkan sebuah ide.     

"Oke.. kamu dengan siapa di sana Dev?" ucap Zivan.     

"Pak Radit, Ziv.." ucap Devan.     

"Oke.. saya akan melakukan sesuatu.. kalian, teruslah mengawasi.." ucap Zivan.     

"Oke Ziv.." ucap Devan.     

Tut.     

Sambungan telepon pun terputus.     

"Suster.... saya perlu bantuan anda.." ucap Zivan.     

Suster itu mengernyitkan keningnya bingung.     

"Bantuan apa lagi ya sir??" ucap suster tersebut.     

....     

Ketika sambungan telah terputus. Segera Radit melayangkan pertanyaannya pada Devan.     

"Bagaimana Dev?" ucap Radit.     

"Dia akan melakukan sesuatu pak.. kita hanya perlu mengawasi.. dan semoga semuanya bisa selesai malam ini." ucap Devan.     

"Iya Dev.. aamiin.." ucap Radit.     

.....     

Di sebuah tempat hiburan malam, dengan cahaya lampu kelap-kelip dan dentuman musik yang begitu derasnya diputar, terdapat seorang gadis cantik dengan berlatar belakang keluarga kaya yang tengah mabuk saat ini.     

Dirinya sedang duduk di sebuah sofa di sana dengan di depan mejanya terdapat beberapa botol minuman yang telah habis ditenggak olehnya.     

Ia benar-benar dalam kondisi kacau untuk saat ini. Dia adalah Viona, atau yang akrab disapa dengan Vio, yang mana merupakan sahabat baik Anin pada saat dahulu. Namun sekarang semuanya harus berubah seratus delapan puluh derajat karena beberapa hal.     

Vio terus meracau tidak jelas sejak tadi.     

"Kenapa papa udah gak sayang lagi sama aku?? Ha ha ha.." racau Vio.     

Vio lalu menenggak minumannya yang hanya tinggal segelas saja.     

"Ini semua karena Anin!! Coba aja Anin gak ada, mungkin semua gak akan menjadi seperti ini! Hidup gue gak akan kacau berantakan seperti saat ini!! Sialan lo Anin!! Karena lo gue harus mengalami semua ini!! Sial!!" umpat Vio emosi.     

"Ha ha ha... seharusnya pak Radit tuh cintanya sama gue! Bukan sama lo!! Ha ha.." racau Vio.     

.     

.     

Di tempat yang sama, tiga orang laki-laki tengah menatap ke arah di mana Vio duduk.     

"Bro, bro... itu bukannya si Vio ya??"     

"Eh iya Vio tuh.."     

"Iya Vio... tumben banget dia ada di sini.."     

"Hahah pertama kali deh kayaknya.."     

"Iya benar.. lihat deh.. dia meracau haha.. pasti dia sedang ada masalah.."     

"Samperin gih... temenin dia.. sekalian kalau bisa lo racunin otaknya.."     

"Hahah iya ide bagus.. lo racunin aja otaknya.. pas banget kan ..."     

"Iya iya bener.. boleh tuh.. bawa gak lo?"     

"Ya bawalah.. gue selalu bawa ke mana aja gue pergi dong.."     

"Ya udah siniin.. biar langsung gue lakuin.."     

"Siip.. nih.. untuk pertama, okelah gratis.. next, dia akan menjadi ladang duit untuk kita.."     

"Tepat sekali... kalau dia udah ada di genggaman kita, kita bisa semakin kaya.."     

"Benar lo.. gue ke sana sekarang.. dan lo berdua, cari target lain.."     

"Sipp.. good luck, bro!"     

"Oke.."     

Mereka bertiga pun lalu kemudian berpencar.     

.....     

"Saya mau satu gelas vodka lagi!!" ucap Vio ketika menghampiri bartender.     

Bartender itu pun segera memberikan segelas vodka untuk Vio.     

Dengan segera, Vio pun menenggaknya hingga tak tersisa.     

Seseorang yang tadi bersama dengan kedua temannya, kini telah berada di meja bartender.     

"Saya mau satu gelas vodka.." ucapnya.     

Bartender itu pun lalu memberikan segelas vodka padanya. Segera, ia mencampurkan dua bungkus sesuatu yang ia bawa ke dalam vodka tersebut.     

Setelah itu, ia pun menghampiri Vio yang sudah duduk pada salah satu meja bar.     

"Hai Vio..." ucapnya menyapa Vio.     

Vio menyipitkan matanya berusaha mengingat siapa dia.     

"Lo siapa?" ucap Vio.     

"Gue Sean.. teman lo di kampus.." ucap Sean.     

"Lo senior gue di kampus yang anak fakultas hukum itu kan?" ucap Vio.     

Sean pun mengangguk.     

"Tepat sekali..." ucap Sean.     

"Lo most wanted kampus kan?" ucap Vio sekali lagi.     

"Tepat sekali Vio.." ucap Sean dengan senyum devil.     

"Kok lo bisa ada di sini?" ucap Vio.     

"Gue punya sesuatu buat lo.. supaya lo bisa lebih menikmati dentuman musik dan suasana di sini.." ucap Sean.     

"Apa itu??" ucap Vio.     

"Lo suka vodka kan??" ucap Sean.     

Vio pun mengangguk.     

"Tadinya ini mau gue minum.. tapi berhubung karena gue ngelihat lo dan perdana ada di sini, gue mau kasih vodka ini buat lo... kapan lagi kan?? Hmm.." ucap Sean tersenyum.     

'Kapan lagi coba gue disamperin sama most wanted kampus kayak Sean?? Dia bahkan lebih ganteng dari pak Radit.. Gue gak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini..' ucap Vio di dalam hati.     

Vio pun lalu menerima segelas vodka tersebut.     

Dan ia segera menenggaknya hingga habis.     

'Kena lo sekarang, Vio... lo akan berada dalam genggaman gue mulai sekarang..' ucap Sean di dalam hatinya.     

Tak berselang lama setelah meminum vodka itu, Vio merasakan panas yang menjalar pada tubuhnya.     

"Panas... gue kepanasan!! Panas!!" racau Vio.     

Sean tersenyum miring.     

'Gue akan melakukan sesuatu supaya lo tunduk sama gue! See, orang sesombong lo saat ini ada dalam genggaman gue!' ucap Sean di dalam hatinya.     

"Ikut gue! Lo butuh penyejuk!" ucap Sean menarik tangan Vio.     

Vio pun mengikuti saja.     

Ketika mereka telah berada di luar, Sean meminta kunci mobil Vio.     

"Mana kunci mobil lo?" ucap Sean.     

Vio pun lalu mengambilnya dari dalam tasnya.     

"Ini.. dan itu mobil gue.." ucap Vio dengan kegelisahan.     

Segera Sean mengambilnya dan membawa Vio masuk ke dalam mobil tersebut.     

"Gue kepanasan!!! Panas banget!! Panas!!! Kencangin AC nya.." ucap Vio merasa panas.     

"Itu udah full Vio... kalau lo masih merasa panas.. buka baju aja.." ucap Sean.     

"Jangan gila ya lo!" ucap Vio.     

"Gue serius.. biar tubuh lo bisa merasa lebih dingin.. gue gak lihat kok.." ucap Sean.     

"Gak! Gak akan! Gila ya lo!" ucap Vio.     

"Terserah lo.." ucap Sean.     

............     

Thank You for Reading....     

Maafkan Typo...     

Please support this novel by buying privilege...     

:red_heart::red_heart::red_heart:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.