Dear Pak Polisi..

Siapa Yang Berjuang, Siapa Yang Mendapatkan



Siapa Yang Berjuang, Siapa Yang Mendapatkan

"Ziv, bisa kamu jelasin sekarang sama kita berdua apa maksud dari ucapan Anin tadi?? Saya benar-benar tidak habis pikir dengan semua ini.. saat itu media mengatakan bahwa Hanan telah tiada, dia gugur dalam tugasnya. Tapi baru saja Anin mengatakan bahwa dia sedang bersama dengan Hanan untuk saat ini.. Apa maksud dari semua ini??" ucap Radit.     

"Pak... bapak yang tenang dulu ya... biarin Zivan menjelaskan semuanya.." ucap Devan.     

"Dev, semua ini benar-benar membingungkan saya.. ini aneh.." ucap Radit.     

"Iya pak tenang.. biarkan Zivan menjelaskan.." ucap Devan.     

Radit pun mengangguk paham.     

"Sebelumnya maaf sekali kak jika berita ini benar-benar membingungkan kakak dan Devan... saya juga belum mengetahui semua hal ini... jadi pada saat itu..." ucap Zivan.     

#Flashback On...     

Zivan dan Wilbert melakukan penerbangan ke Jogjakarta beberapa jam yang lalu. Kini, mereka telah berada di sebuah rumah sakit Bhayangkara di Jogja.     

Zivan dan Wilbert bersama menemui Hanan yang berada di sebuah ruang perawatan VVIP.     

Kondisi Hanan benar-benar kurang baik pada saat itu. Dirinya baru saja kehilangan banyak darah karena diserang oleh pelaku teroris.     

Saat ini di dalam ruang VVIP itu hanya ada Wilbert, Zivan dan Hanan.     

Hanan sengaja meminta Andre untuk menghubungi Wilbert karena Wilbert merupakan sahabat Hanan yang paling lama berteman dengan Hanan. Hanan bahkan mengenal karakter Wilbert yang sulit jatuh cinta pada seorang perempuan.     

Hanan lantas meminta bantuan pada Wilbert untuk melakukan sesuatu.     

"Nan, saya sudah mengetahui semua yang telah terjadi pada kamu... kamu terlalu gegabah dalam melakukan penangkapan itu nan.. mungkin kamu berhasil menangkap beberapa dari mereka.. tapi beberapa dari mereka yang tidak berada di tempat kejadian, tentu akan selamat dan mereka akan menjadikan kamu incaran mereka karena telah mengurusi dunia mereka.. caranya bukan seperti itu nan... kamu harus bisa bermain cantik untuk mengelabui lawan-lawan kamu... berpikirlah.. jangan sampai membahayakan nyawamu kembali.." ucap Wilbert.     

"Benar... kamu terlalu cepat dalam mengambil langkah nan... kamu tidak pernah berpikir bagaimana bencinya mereka yang berada di luar sana ketika mengetahui bahwa ada pihak kepolisian yang mencampuri urusan mereka.. seharusnya kamu mempelajari terlebih dahulu pergerakan mereka, lalu ikuti permainan mereka.." ucap Zivan.     

"Anggap saja jika ini sebagai sebuah pelajaran... sehingga untuk kedepannya lagi, saya tidak akan melakukan kesalahan yang sama.." ucap Hanan.     

Wilbert dan Zivan pun mengangguk.     

"Lalu, ada perlu apa kamu memanggil saya lagi ke sini?? Dengan Zivan juga.. bukankah kemarin saya baru saja membesuk kamu ketika kamu dalam kondisi koma?" ucap Wilbert.     

"Ya.... justru itu saya kembali menghubungi kamu dan meminta kamu ke sini.." ucap Hanan.     

"Ada apa??? Apa yang bisa saya bantu?" ucap Wilbert.     

"Tolong bantu saya menjaga seorang perempuan yang sangat berharga dalam hidup saya.." ucap Hanan.     

"Apa maksud kamu?? Kamu meminta saya untuk menjaga adik tirimu itu? Maaf nan.. tetapi saya tidak bisa dan tidak akan sudi.. saya tidak menyukai adik tiri dan mama tirimu.. saya bahkan membenci mereka karena keserakahan mereka.." ucap Wilbert.     

"Bukan salah satu dari mereka, Wil.. tetapi perempuan lain.. yang begitu berharga untuk saya.. dia adalah masa depan saya, Wil.." ucap Hanan.     

"Apa yang bisa saya bantu?? Kenapa kamu meminta bantuan pada saya untuk hal seperti itu?? Nan, kamu mengenal saya.. saya paling anti dengan urusa perempuan.." ucap Wilbert.     

"Justru karena saya mengenal kamu untuk itu saya meminta bantuan pada kamu.." ucap Hanan.     

"Katakan dengan jelas.. syaa ada urusan tiga jam lagi.." ucap Wilbert.     

"Baiklah... tolong lindungi dia.. jaga dia.. saya menitipkan dia pada kamu untuk sementara waktu ini.. karena seperti yang kamu ketahui bahwa kami, pihak kepolisian telah membuat berita kematian palsu mengenai saya untuk bisa mengelabui lawan.. apakah kamu bersedia untuk menjaga perempuan yang saya cintai, menghibur dia dan membuat dia bangkit dari keterpurukannya karena kehilangan saya?" ucap Hanan.     

"Maksud kamu, saya menggantikan posisi kamu untuk sementara waktu sampai kamu kembali lagi padanya nanti??" ucap Wilbert.     

Hanan pun mengangguk.     

"Iya Wil.. benar.. bisa kan?" ucap Hanan.     

"Kenapa harus saya?? Saya takut jika saya tidak bisa melakukan semua itu dengan baik dan sesuai dengan keingin kamu nan.." ucap Wilbert.     

"Tapi saya mempercayai kamu, Wil.. tolong... bantu saya untuk kali ini.. saya benar-benar mengkhawatirkan dia... dia pasti benar-benar terpuruk untuk saat ini.. saya belum bisa mendampingi dia untuk saat ini.. masih banyak misi yang harus saya selesaikan di sini.." ucap Hanan.     

"Lebih baik kakak terima saja... anggap saja jika ini sebagai balas budi kakak terhadap Hanan karena selama ini Hanan telah banyak berjasa untuk kita.." ucap Zivan.     

Wilbert berpikir sejenak. Ia pun akhirnya mengiyakan permintaan Hanan.     

"Baiklah... saya mau... saya berjanji akan menjaga kepercayaan kamu terhadap saya dan saya tidak akan pernah mengingkarinya.. kamu bisa mempercayai saya dan memegang ucapan saya.." ucap Wilbert.     

Hanan tersenyum.     

"Saya percaya pada kamu, Wil.. kita telah saling mengenal sejak lama .. dan saya yakin bahwa kamu bisa dipercaya.." ucap Hanan.     

#Flashback Off...     

"Jadi sebenarnya, Hanan itu tidak mati pada saat itu?? Semua ini hanyalah sandiwara untuk bisa mengelabui para lawan??" ucap Radit terkejut.     

Zivan pun mengangguk.     

Berbeda dengan Devan, Devan lebih memilih untuk memunjukkan ekspresi datar nya, meski di dalam dirinya tak ada yang pernah tahu apa yang dia rasakan dan pikirkan.     

"Dan dalam waktu dekat ini, kemungkinan mereka akan segera menggelar resepsi pernikahan... Hanan telah mempersiapkan semua ini sebelumnya... Dan sepertinya kedua orang tua Anin juga menyetujui hubungan mereka.." ucap Zivan.     

Radit menggeleng tak percaya.     

"Mungkin ini sudah waktunya bagi saya untuk berhenti...." lirih Radit yang masih bisa didengar oleh Zivan dan Devan.     

Mata mereka langsung melihat pada Radit yang terlihat menunduk lesu.     

"Berhenti untuk mengejar dan mencintai Anin.. karena nyatanya, sekuat apa pun saya berusaha, sehebat apapun pengorbanan dan sesabar apa pun saya menunggu, nyatanya Anin memang bukan tercipta untuk saya... dia bukan untuk saya dan gak akan pernah bisa menjadi milik saya... karena pemilik nya telah kembali saat ini.." ucap Radit dengan penuh kekecewaan.     

"Pak... jangan berkecil hati.. Karena Allah maha membolak-balikan hati manusia.." ucap Devan.     

"Mereka memang tercipta untuk berjodoh, Dev.. kamu bisa lihat sendiri kan?? Saya berjuang, saya yang mendampingi Anin pada masa-masa sulitnya, tetapi Hanan yang berhasil memilikinya.." ucap Radit.     

"Terkadang memang seperti itu pak... siapa yang membantunya berdiri, namun entah siapa yang membersamainya ketika ia telah bisa berjalan.." ucap Devan yang mulai ikut galau.     

"Tuhan tak pernah salah dalam memberi.. memberi apapun itu... mungkin Anin memang bukan yang terbaik untuk kalian berdua tetapi Allah sedang mempersiapkan yang terbaik untuk kalian.." ucap Zivan.     

"Apakah saya masih memiliki harapan untuk bisa memiliki Anin?? Rasanya setelah saya benar-benar menyaksikan pernikahan mereka, saya tidak akan mampu menata hati saya kembali yang telah berantakan.." ucap Radit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.