Dear Pak Polisi..

Need A Time for Being Alone



Need A Time for Being Alone

0"Ke suatu tempat yang mampu menenangkan pikiran lo.." ucapnya.     
0

Vio berpikir sejenak.     

'Apa yang kira-kira akan Daniel lakukan sama gue ya?? Dan dia mau bawa gue ke mana untuk bisa menenangkan pikiran gue??' ucap Vio di dalam hati bertanya-tanya.     

"Gimana, Vi?" ucap Daniel.     

Vio pun akhirnya mengangguk.     

"Iya, gue mau... tapi jangan macem-macem ya lo!! Jangan kasih gue obat perangsang seperti apa yang Sean lakukan pada saat itu... gue beruntung karena gue gak melakukan hal kotor itu.." ucap Vio.     

Daniel hanya tersenyum devil.     

"Gue gak sebejat itulah... gila aja sih.. masa gue melakukan hal kotor kayak gitu sama perempuan kayak lo sih.. gaklah.." ucap Daniel.     

'Sialan si Sean! Bisa-bisanya dia mau rusak Vio sekaligus...' ucap Daniel di dalam hatinya.     

"Ya udah gue percaya sama lo.. ayo kita pergi sekarang.." ucap Vio.     

"Mobil gue lagi di bengkel... lo bawa mobil kan?" ucap Daniel.     

Vio pun mengangguk lalu melemparkan kunci mobilnya pada Daniel. Daniel pun menangkapnya dan mereka berdua pun meninggalkan tempat itu.     

Ke manakah Daniel akan membawa Vio??     

....     

Anin, Alex dan Andre tengah berbicara serius pada saat ini.     

"Sebelumnya maaf, kenapa kalian hanya berdua?? Di mana pak Hanan?" ucap Anin.     

"Itulah yang akan kami bicarakan, nin.." ucap Alex.     

"Iya Nin... kondisi Hanan saat ini sedang kurang baik... dia seperti sedang banyak sekali pikiran dan kami yakin sekali bahwa saat ini ia sedang hanyut dalam pikirannya mengenai kamu yang tiba-tiba berubah tadi.." ucap Andre.     

"Maksudnya?? Pak Hanan di mana sekarang?" ucap Anin.     

"Hanan sedang pergi.." ucap Andre.     

"Ke mana?? Kenapa pak Andre gak ikut?? Bukankah kalian akan melakukan penyidikan?" ucap Anin.     

"Anin, Hanan pergi bukan karena hal itu.. Hanan pergi karena kamu, nin.. itulah kenapa saya tidak bersama dengan Hanan saat ini..." ucap Andre.     

"Lalu pak Hanan pergi ke mana?? Dan kenapa dia pergi?" ucap Anin yang mulai cemas.     

"Hanan pergi untuk menenangkan pikirannya.. saya benar-benar paham dan yakin bahwa saat ini Hanan benar-benar sedang tidak baik-baik saja, nin..." ucap Andre.     

"Apa itu semua karena perubahan sikap saya yang tadi, pak..?? Sungguh, saya tidak pernah bermaksud untuk mengabaikan pak Hanan.. tetapi pikiran saya juga sedang berkecamuk pak.." ucap Anin menunduk lesu.     

"Saya atau pun Alex tidak pernah menyalahkan kamu atas hal ini.. kami sama-sama paham bahwa kalian berdua memang sedang membutuhkan waktu untuk berpikir dan menenangkan pikiran.. bahkan Hanan tak mengatakan apa pun pada kami tadi.. dia benar-benar stress sepertinya.. karena biasanya, seburuk apapun masalah yang dia hadapi dan bahkan sebanyak apapun, dia pasti masih mau berbagi sama saya ataupun Alex.. tetapi ini tidak.. dia benar-benar mencintai kamu, nin... tolong jangan kecewakan dia.." ucap Andre.     

Anin terdiam sejenak. Dia juga benar-benar bingung saat ini.     

"Saya tidak akan pernah mengecewakan pak Hanan.. tetapi untuk saat ini, saya benar-benar sedang membutuhkan waktu untuk sendiri... saya benar-benar dalam kondisi yang sulit pak.. di satu sisi, saya mencintai pak Hanan, tetapi di sisi lain, pak Radit telah banyak sekali berjasa dalam hidup saya di saat pak Hanan gak ada di samping saya... saya juga memikirkan bagaimana perasaan pak Radit ketika dia tahu bahwa saya dan pak Hanan telah kembali bersama.." ucap Anin.     

"Saya hanya ingin mengingatkan pada kamu.. untuk hal cinta, kamu jangan ragu pada Hanan.. karena dia belum pernah jatuh cinta sekalipun.. dan belum pernah dekat dengan perempuan mana pun.. bahkan dia selalu menjauhi perempuan-perempuan yang selalu berusaha untuk mendekatinya.. hanya kamu nin.. hanya kamu satu-satunya yang sangat dia cintai.." ucap Alex.     

"Iya nin... cinta Hanan untuk kamu begitu besar... dia bahkan selalu berusaha untuk bisa melindungi kamu meskipun dia sedang dalam jarak yang jauh dari kamu.. Hanan sebisa mungkin berusaha untuk selalu menjaga kamu dari kejauhan.. bahkan di saat dia sedang sangat sibuk sekalipun, dia selalu memikirkan kamu, mencemaskan kamu dan selalu menanyakan kabar soal kamu dari orang kepercayaan dia.." ucap Andre.     

Anin pun mengangguk.     

"Iya pak saya mengerti... pak Hanan memang orang yang baik.. saya paham sekali tentang hal itu.. dan saya juga tidak meragukan cinta pak Hanan untuk saya karena saya tahu semuanya.. tetapi untuk saat ini, saya butuh waktu untuk sendiri.. untuk mengistirahatkan hati dan pikiran saya... saya harap pak Andre dan pak Alex selalu bisa menjadi teman yang baik untuk pak Hanan dalam kondisi apa pun nanti.. nanti saya akan coba untuk menghubungi pak Hanan.. supaya dia bisa mengontrol dirinya meski sedang dalam kondisi seperti ini .. saya khawatir jika karena masalah ini, dia melakukan hal-hal di luar dugaan.." ucap Anin.     

Andre dan Alex pun mengangguk.     

"Iya nin... kita sama-sama menjadi yang terbaik untuk Hanan.. Hanan itu terlalu baik untuk dikhianati.." ucap Andre.     

"Saya menyayangkan Wilbert yang dengan tega sekali melakukan hal itu.." ucap Alex.     

"Hmm jika sudah tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, saya mau pamit ke kamar pak.." ucap Anin.     

Andre dan Alex pun mengangguk.     

"Iya Nin silahkan.." ucap Alex.     

"Maafkan kami karena telah mengganggu waktu kamu.." ucap Andre.     

Anin pun mengangguk. Ia lalu bangkit dari duduknya dan pergi ke kamarnya.     

.....     

Hanan benar-benar membutuhkan waktu untuk menenangkan diri sebelum sebuah panggilan mengganggu ketenangannya.     

Hanan lalu mengambil ponselnya dan menemukan sebuah nama di sana.     

Hanan menghembuskan nafasnya kasar ketika mengetahui siapa yang menghubungi dirinya.     

Ia pun segera menerima panggilan itu.     

"Ya halo??" ucap Hanan pada seseorang di seberang telepon.     

"..."     

"Shit!! Saya akan ke sana sekarang! Awasi terus mereka dan jangan pernah biarkan mereka keluar dari sana sebelum saya datang!" ucap Hanan tegas.     

"...."     

Tut.     

Sambungan telepon pun terputus.     

"Sialan!! Berani-beraninya dia melakukan hal itu!! Saya tidak akan pernah membiarkan kalian menghirup udara segar dengan bebas lagi! Saya pastikan setelah ini kalian tidak akan pernah lagi bebas!! Sialan!" emosi Hanan.     

Hanan pun langsung bangkit dari duduknya dan bergegas meninggalkan tempat tersebut.     

Siapakah yang menghubungi Hanan tadi?? Dan apa yang sebenarnya telah terjadi sehingga Hanan menjadi semarah itu??     

.....     

Radit menepikan mobilnya di suatu tempat setelah melakukan perjalanan selama beberapa jam . Ia lalu turun dari mobilnya dan melangkahkan kakinya memasuki sebuah area perkebunan teh.     

Ketika ia memasuki area perkebunan itu, dirinya langsung disambut hangat oleh beberapa orang yang ada di sana.     

"Selamat sore pak Radit..." ucap salah seorang pekerja yang bekerja pada perkebunan jeruk tersebut.     

Sepertinya ia merupakan pengawas di perkebunan itu dan sekaligus orang kepercayaan Radit.     

"Sore.. Ruangan saya sudah dibersihkan kan?? Saya akan tinggal di sini selama beberapa hari.. Semua sudah dipersiapkan kan?" ucap Radit.     

.....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.