Dear Pak Polisi..

Joke In Dining Table



Joke In Dining Table

0 Vio dan Daniel baru saja tiba di bengkel sekaligus showroom mobil milik Evan yang berdampingan.     
0

"Ini tempatnya, Vi??" ucap Daniel pada Vio seraya melepas seatbeltnya.     

Vio pun ikut melepas seatbelt miliknya. Vio pun mengangguk.     

"Iya niel.. ini tempatnya.. yaudah yuk kita turun.." ucap Vio.     

Daniel pun mengangguk. Lalu mereka berdua pun turun dari mobil Vio secara bersamaan.     

Ketika mereka berdua turun dari mobil, mereka langsung disambut oleh salah seorang karyawan Evan.     

"Selamat siang menjelang sore mas, mbak.. ada yang bisa saya bantu??" ucap Karyawan tersebut.     

"Hmm.. saya ke sini ingin bertemu dengan Evan.. Evan nya ada?? Katakan padanya bahwa saya adalah temannya.." ucap Vio.     

"Maaf, atas nama siapa ya??" ucap karyawan tersebut.     

"Viona.." ucap Vio.     

Karyawan tersebut pun mengangguk.     

"Baik.. kalau begitu, silahkan tunggu di sana terlebih dahulu.. saya akan temui Sir Evan dan memberitahukan hal ini terlebih dahulu.." ucap karyawan tersebut.     

Vio pun mengangguk lalu ia mengambil posisi duduk pada tempat yang telah ditunjuk oleh karyawan tersebut.     

....     

"Jangan manyun-manyun gitu pak.. jelek lho bapak kalau kayak begitu.." ucap Anin mengejek Hanan dengan kekehannya.     

"Bagaimana pun ekspresi wajah saya, saya tetaplah Hanan.. polisi idola dengan pesona kegantengan yang tiada tara.." ucap Hanan dengan percaya diri.     

"Najis nan!! Najissssss!!!" ucap Alex yang baru saja memasuki dapur dan membawa peralatan bakar ayam tadi.     

"Dihhh iri banget lo sama gue.. karena lo jelek wleee.." ucap Hanan seraya menjulurkan lidahnya.     

"Astaghfirullahaladzim... pak Hanan... lidahnya saya potong ya entar lama-lama.. panjang banget.." ucap Anin.     

"Potong aja Nin.. potong.. sekalian digoreng crispy.. wle.." ucap Alex yang menjulurkan lidahnya sedikit.     

"Kompor beledug.. meledak.. bum.. bum.. syalalala.." ucap Andre seraya berjalan dan menyanyikan lagu buatannya tersebut.     

"Dasar kompor lo!" ucap Hanan.     

"Dari pada lo, listrik.. nyambung mulu.." ucap Alex.     

"Dihhh siapa yang nyambung?? perasaan lo deh yang tiba-tiba nyambung.." ucap Hanan.     

"Lo kira tali apa pakai segala disambung?" ucap Andre.     

"Andre sialan ya lo.. bukannya belain gue.. malah belain Hanan.." ucap Alex kesal.     

"Bodoh amat... wlee.." ucap Andre mengejek Alex.     

"Pusing saya dengarin dan lihatin kalian yang ribut terus... lebih baik saya makan duluan... byeee!!" ucap Anin lalu mengambil posisi duduk di meja makan.     

"Nah lo.. lanjutin aja perdebatan lo berdua.. gue juga mau makan sama calon istri.. byee!!" ucap Hanan.     

"Sialan ya lo nan.. udah gue belain juga.. eh main nyelonong cabut aja.." ucap Andre.     

"Makan noh pembelaan.. gue juga mau makan.. nih.." ucap Alex seraya menumpukkan barang bawaannya pada tangan Andre.     

"Sialan ya lo!! Alex!!!!!" teriak Andre kesal.     

Anin, Hanan dan Alex yang telah berada di meja makan hanya tertawa geli.     

"Temen lucknut emang lo semua ya.." ucap Andre ketika dirinya telah mengambil posisi duduk di meja makan.     

Mereka hanya tertawa menanggapi.     

.....     

Tok Tok Tok....     

Seseorang tengah mengetuk pintu ruangan Evan.     

"Ya.. masuk!" ucap Evan dari dalam ruangan.     

Seorang tersebut pun lalu memasuki ruangan Evan.     

"Permisi sir.." ucapnya.     

"Ya?? Ada apa?" ucap Evan.     

"Seseorang atas nama Viona ingin bertemu dengan anda, sir.." ucapnya.     

"Viona??" ucap Evan.     

Karyawan tersebut pun mengangguk.     

'Viona?? Ada apa dia datang ke sini?? Bukankah jika hubungannya dengan Anin sudah kurang baik untuk saat ini?' ucap Evan di dalam hatinya.     

"Dia dengan siapa?? Anin??" ucap Evan.     

"Bukan sir.. dia bersama dengan seorang laki-laki.." ucap karyawan tersebut.     

"Hmm ya sudah.. suruh dia ke ruangan saya ya.." ucap Evan.     

Karyawan tersebut pun mengangguk.     

"Iya sir.. baik.. kalau begitu saya permisi sir.." ucapnya.     

Evan pun mengangguk. Karyawan tersebut pun lalu pergi dari ruangan Evan.     

Evan menautkan kedua telapak tangannya lalu ia jadikan kedua tangan yang telah terkait tersebut untuk menopang dagunya di atas meja.     

"Ada keperluan apa ya Vio datang ke sini?? Dan juga dia datang bersama dengan seorang laki-laki... Siapa yang dia bawa?? Aneh.." gumam Evan.     

.....     

Hanan, Anin, Andre dan Alex kini tengah menikmati makanan mereka.     

"Enak banget masakan kamu, nin.. saya suka banget.. it'll be always my favorite cuisine pokoknya.." ucap Hanan.     

Anin tersenyum dan mengangguk.     

"Thank you pak..." ucap Anin.     

"Iya beneran nin.. enak banget lho.. semuanya enak pokoknya.. the best deh pokoknya kamu.." ucap Alex.     

"Yes nin.. kamu perfect dalam segala bidang.. so proud of you.." ucap Andre.     

"Thanks pak Andre.. pak Alex.." ucap Anin tersenyum.     

"Asal jangan jatuh cinta aja deh lo berdua sama calon istri gue.. dan akhirnya kita bertiga jadi musuhan dan saingan.. hmm.." ucap Hanan sedikit menyindir.     

"That's impossible, mr. Hanan Adyatma Nugroho yang terhormat..." ucap Andre.     

"Yups.. itu sangat tidak mungkin.. gue juga ogah kali merebut milik orang lain.. Kayak gak ada yang lain aja deh.." ucap Alex.     

"Itu kalau pemikiran orang yang maju.. kalau orang yang bodoh sih beda pemikirannya.." ucap Hanan.     

"Iya yakan? Kayak lo kan?? Bego banget kalau udah soal Anin.. sampai frustasi wkwk.." ucap Andre mengejek.     

"Sampai pergi buat menenangkan diri kemarin.." ucap Alex.     

"Sampai nangis-nangis... huhuh... Anin jangan tinggalkan saya hahahahah..." ucap Andre. Alex pun ikut tertawa terbahak-bahak. Dan Anin hanya tersenyum menahan tawanya.     

Sedangkan Hanan?? Dirinya benar-benar menahan rasa malunya karena diledekin oleh teman-teman dekatnya sendiri.     

"Emang dasar lo berdua teman lucknut ya... sialannn.." ucap Hanan kesal.     

"Anin.. jangan tinggalin aku hiks.. hiks... kayak gak ada yang lain yakan Ndre wkwk..." ucap Alex.     

Andre pun tertawa terbahak-bahak. Mereka bahkan tak menggubris ucapan Hanan yang terdengar kesal dan malu.     

"Awas ya lo.. awas aja.. kapan coba lo gak kena bullyan gue.. huh.." ucap Hanan.     

Andre dan Alex hanya tertawa saja, tak peduli dengan ucapan Hanan.     

.....     

Karyawan Evan pun kembali menemui Vio.     

"Permisi mbak... Sir Evan meminta anda dan teman anda untuk menemuinya di ruangannya.. mari saya antar.." ucap karyawan tersebut.     

Vio pun mengangguk.     

"Thanks..." ucap Vio pada karyawan tersebut yang hanya dibalas dengan senyum dan anggukan saja.     

"Niel.. ayo.. kita temui Evan.." ucap Vio.     

Daniel pun mengangguk. Vio dan Daniel pun lalu bangkit dari duduk mereka dan melangkahkan kaki mereka mengikuti karyawan tersebut yang berjalan di depan mereka.     

...     

Devan benar-benar dalam perasaan emosi saat ini. Kini, ia sedang berada di dalam kamarnya.     

"Argh!!! Shit!! Kenapa sih perasaan gue menjadi seperti ini?? Kenapa gue gak bisa ikhlas menerima kenyataan bahwa pada akhirnya gue memang benar-benar harus bisa merelakan Anin bahagia bersama dengan Hanan.. karena Hanan adalah pilihannya.. kenapa sih?! Kenapa?!" monolog Devan seraya menjambak rambutnya frustasi.     

"Padahal waktu itu gue sendiri yang bilang sama pak Radit, ketika nanti Anin tidak bisa memilih dia ataupun gue, kita harus belajar ikhlas.. ikhlas melihat Anin bahagia meski bahagianya Anin gak sama gue ataupun pak Radit.. tapi ini apa?? Hati gue benar-benar sulit sekali untuk bisa melepas Anin.. ya Allah..." monolog Devan.     

..........     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.