Yang Dirindukan
Yang Dirindukan
"Hai nin.." sapa Evan pada Anin lalu duduk di kursi sebelah Anin.
Evan pun duduk di keat Anin.
"Eh hai van.." sapa balik Anin menoleh sekilas pada Evan lalu tersenyum. Ia pun kembali memainkan ponselnya.
"Mau minum gak nin?" tanya Evan pada Anin yang sibuk menatap layar ponselnya.
"Eh?? Boleh deh.." ucap Anin.
"Mau minum apa nin?" tanya Evan pada Anin.
Anin pun menghentikan kegiatannya yang sibuk memainkan ponsel. Ia lalu meletakkan ponselnya di atas meja dan menoleh pada Evan.
"Emangnya apa yang ada?" tanya Anin terkekeh.
"Cuma jus jeruk sama air putih sih wkwkwk.." ucap Evan tertawa terbahak-bahak.
"Ppfftt hahah.. Ya Allah kirain ada menu complete for juice gitu ya kan tahunya cuma ada jus jeruk sama air putih.. Udah gitu sok-sok tanyain mau minum apa lagi wkwk.." ucap Anin terkekeh geli.
"Hahah canda.. Namanya juga usaha.." ucap Evan.
"Usaha? Usaha apa??" tanya Anin tersenyum geli.
"Usaha untuk mendapatkan hati tuan putri.." ucap Evan menatap Anin dengan tatapan berbinar.
"Pffffttt... Hahahah ada-ada aja ya van.. Boleh dong van jus jeruk.. Haus nih wkwk.." ucap Ivi.
"Oke siap tuan putri.. Aku ambilin dulu ya jusnya buat kamu.." ucap Evan.
"Siap... Makasih banyak lho.." ucap Anin.
"Jangan dulu.. Nanti aja makasihnya kalau jusnya ada.. Soalnya rasa-rasanya stok jeruknya habis awowkwk." ucap Evan tertawa geli.
"Hahaha ada-ada aja sih van... Ya udah iya.. air putih juga enggak apa-apa kok van.. Yang penting jangan air toilet aja wkwk.." ucap Anin terkekeh.
"Siap tuan putri... Pangeran pergi ke pantry dulu wkwk.." ucap Evan dan bangkit dari duduknya.
"Baiklah pangeran wkwk.." tawa Anin. Evan pun pergi dari hadapan Anin lalu Evan pergi ke pantry.
Anin kembali memainkan ponselnya. Ia mencoba untuk memberanikan dirinya untuk mengirimkan pesan ke pada Hanan.
Kini, jari-jemarinya sudah ada di room chat Hanan.
"Kirim? Enggak? Kirim? Enggak? Kirim? aduhh.. Kirim lagi pilihannya.." gumam Anin sambil memainkan kelima jarinya.
"Ya udah deh bismillah kirim aja tanyain kabar doang atau sekedar ngucap salam. Huuh.." jari-jemarinya pun mulai menari pada keyboard yang tertera di layar handphonenya.
Ia pun mengirimkan pesan yang berisi.
'Assalamualaikum polsogan...'-Anin
Setelah itu, Anin langsung menyimpan ponselnya ke dalam tas.
Tak lama setelah itu, Evan pun datang membawakan segelas jus jeruk.
"Hai... Ini jus jeruknya... Syukur alhamdulillah masih ada stok jeruk karena ternyata tadi pagi tuh si susi belanja wkwk.." ucap Evan terkekeh lalu duduk di sana.
"Wahh makasih banyak ya van.." ucap Anin.
"Siap... Sama-sama nin..." ucap Evan.
......
Hanan sedang duduk-duduk bersama Andre di polres. Saat sedang asyik duduk sambil ngobrol, sebuah pesan masuk di handphone Hanan.
Tring!
"Handphone siapa yang bunyi? Handphone lo nan?" tanya Andre pada Hanan.
Hanan pun mengecek ponselnya yang ia simpan di dalam sakunya tadi.
"Eh iya handphone gue ndre.." ucap Hanan.
"Wahhh pesan dari siapa nan? Mohon maaf nih gue kepo wkwk.." ucap Andre.
"Hahah iya gak apa-apa .. Santai by the way.." ucap Hanan.
"Dari siapa emang nan?" tanya Andre lagi. Hanan pun mengecek siapa pengirim pesan tersebut.
Lalu, ia mendapati sebuah nama. Nama yang setiap hari ia doakan di dalam sholatnya, nama yang selalu mengganggu pikirannya dan nama yang selalu ia rindukan.
"Dia.." ucap Hanan singkat.
"Maksud lo?? Dia... Dia yang tadi Alex bicarakan sama lo waktu di telepon?" tanya Hanan.
Hanan pun mengangguk.
"Yups.." ucap Hanan.
"Kenapa nan? Dia kirim pesan apa sama lo? Dia marahin lo? Atau dia mau blokir lo atau gimana sih?" tanya Andre kepo.
Hanan langsung menunjukkan room chat dirinya dengan Anin. Isi pesan yang terdahulu bahkan masih ada di sana. Hanan tidak pernah menghapus apa pun yang terkirim di dalam room chat itu.
Berbeda dengan kiriman pesan dari orang lain, jika pesan-pesan dari orang lain selalu ia hapus pada detik pertama ia membacanya,maka history pesan dari Anin menjadi novel favorite yang selalu ia baca di waktu luang.
"Bales dong nan.. Katanya lo mau hubungi dia nanti malam... Ayo dong mulai dari sekarang... Rebut hatinya secara pelan-pelan karena gue yakin lo pasti bisa ..." ucap Andre menyemangati.
Hanan pun mengangguk tersenyum.
"Thanks ndre.. Karena lo selalu support gue.. Gue tuh ngerasa kayak punya abang tahu gak lo? Duhhh the best lo emang." ucap Hanan bangga pada Andre.
"Halah lebay lo... Gue mah biasa aja.. Gue cuma support sebisa gue karena gue gak mau nan kalau nantinya lo kehilangan orang yang sangat lo cintai.." ucap Andre.
"Iya ndre makasih banyak.. Lo emang the best dah.. Gue doain semoga lo bisa cepat dapat jodoh. Aamiin.." ucap Hanan mendoakan Andre.
"Aamiin ya Allah.. Dan semoga jodohnya adalah perempuan terbaik pilihan Allah yang gak hanya cinta sama gue tapi juga cinta sama orang tua gue dan keluarga gue dan yang pastinya ya kita seiman dong wkwk.." ucap Andre.
"Aamiin ndre.. Semoga lo bisa segera sold out wkwk.." ucap Hanan sedikit terkekeh.
"Aamiin ya Allah..hahah udah butuh pendamping ini soalnya gue.." ucap Andre.
"Ya sama ndre wkwk.." ucap Hanan.
"Ya udah buruan lo bales itu.. Nungguin itu dia.. Buruan deh.." ucap Andre mengingatkan Hanan untuk membalas pesan dari Anin.
"Oke siap.." ucap Hanan.
Hanan lalu mengayunkan jari-jemarinya di atas layar handphone lalu membalas pesan Anin yang hanya berisi ucapan salam.
Hanan tersenyum singkat membaca isi pesan itu.
'Assalamualaikum polsogan..'- Anin.
Hanan teringat sekali kata itu, panggilan itu, panggilan yang dilontarkan oleh Anin kala pertama kali mereka saling mengenal. Dan panggilan itu diberikan oleh Anin sebagai julukan untuk Hanan lantaran dirinya begitu kesal dengan Hanan.
'Saya masih sangat mengingat setiap kenangan yang pernah ada di antara kita nin.. Kita memang tidak pernah benar-benar saling memiliki... Tapi saya gak tahu kenapa rasanya saya sangat-sangat kehilangan kamu saat ini... Saya merindukan kamu dan semua kenangan manis itu.. Ralat, meskipun ada beberapa kenangan yang sangat menjengkelkan.' batin Hanan. Dirinya tersenyum tipis.
'Waalaikumsalam mahasiswi bandel, sombong...'-Hanan.
Balas Hanan yang tersenyum sendiri.
"Acieee senyum-senyum sendiri dong ... Ehmm.." ledek Andre kala melihat Hanan yang tersenyum sendiri.
"Hahahah apaan sih lo ndre? Mana ada gue senyum wkwk.." ucap Hanan mengelak karena malu.
"Senyum juga gak masalah kali nan.. Gaka da yang ngelarang juga... Senyum kan gak bayar wkwk.." ledek Andre.
"Bisa aja lo ndre wkwk.." ucap Hanan.
........
Holla!!!
I'm back!!
Thank You For Reading..
:red_heart::red_heart::red_heart: