Dear Pak Polisi..

Difficult To Understand



Difficult To Understand

0Radit telah tiba di Surabaya tepatnya di perusahaan milik orang tuanya. Ia pun kini tengah membaca beberapa berkas yang akan ia gunakan untuk presentasi nanti.     
0

Tok Tok Tok....     

Seseorang mengetuk pintu ruangannya.     

"Ya, masuk.." sahut Radit dari dalam ruangan.     

Orang tersebut pun memasuki ruangan Radit.     

"Permisi pak.. selamat pagi menjelang siang.." ucap orang tersebut.     

"Hmm... ya ada apa?" ucap Radit.     

"Saya hanya ingin menyampaikan bahwa lima belas menit lagi, meeting akan segera dimulai pak.. dimohon kepada bapak untuk segera menuju ruang meeting.." ucapnya.     

Radit melirik jam tangannya yang mana telah menunjukkan pukul sebelas lewat.     

"Keluar!" titah Radit.     

"Baik pak.. kalau begitu saya permisi..." ucapnya lalu keluar dari ruangan Radit.     

"Menyebalkan.. meeting di jam segini?? Sebentar lagi adalah jam makan siang.. yang benar saja.." gerutu Radit sedikit emosi.     

"Argh! Baiklah.. gue harus ke sana sekarang supaya meetingnya bisa lebih cepat dimulai dan akhirnya cepat selesai.." gumam Radit lalu bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangannya menuju ruangan untuk meeting.     

.....     

Anin dan Andre telah sampai di depan ruang VVIP di mana Hanan dirawat.     

"Ayo.. silahkan masuk.." ucap Andre membukakan pintu untuk Anin.     

Anin pun mengangguk.     

"Terima kasih pak.." ucap Anin lalu memasuki ruangan Hanan.     

Andre pun mengangguk.     

Saat Anin telah memasuki ruangan Hanan, ia juga mendapati ada dua orang lelaki yang menggunakan seragam kepolisian lengkap yang sedang duduk di sofa ruangan.     

"Assalamualaikum..."ucap Anin ketika memasuki ruangan.     

Jeka dan Jeffry yang tadinya sedang sibuk dengan kesibukan masing-masing pun menoleh pada sumber suara.     

"Waalaikumsalam.." ucap Jeffry dan Jeka bersamaan.     

Anin tersenyum kaku, lalu dirinya berjalan ke samping tubuh Hanan yang terbaring di atas brangkar.     

Andre? Dirinya pun ikut duduk di sofa bersama dengan Jeffry dan Jeka.     

"Siapa??" ucap Jeka pelan pada Andre.     

"Yang tadi gue ceritain.." ucap Andre dengan nada rendah juga.     

"Oh..." ucap Jeka mengangguk paham.     

"Cantik ya.." ucap Jeffry.     

"Jaga pandangan dan jaga ucapan lo.. dia milik Hanan.." ucap Andre.     

"Tapi dia sama Hanan kan belum jadian.. jadi, bolehlah gue tikung wkwk.." ucap Jeffry.     

"Jangan aneh-aneh ya Jef.. lo kayak gitu seolah-olah tuh kayak gak ada lagi perempuan di dunia ini.." ucap Jeka.     

"Tapi dia beneran cantik.. cantiknya alami.. coba deh lo perhatiin.. lo tentu juga kagum sama dia.." ucap Jeffry.     

"Gue tahu.. tapi ingat, dia itu milik Hanan.. jangan merebut sesuatu yang sudah ada pemiliknya jika lo gak mau apa yang menjadi milik lo direbut oleh orang lain juga." ucap Jeka.     

"Oke baiklah... gue bercanda tadi.. Ya gak mungkinlah gue mau saingan sama Hanan.. ya tapi kecuali si ceweknya yang mau sama gue wkwk.." ucap Jeffry.     

"Gak usah kebanyakan halu deh lo.." ucap Andre.     

"Sialan lo.. Gini-gini juga kan gue gak kalah ganteng sama Hanan..." ucap Jeffry.     

"Masih gantengan gue kok, Jef.." ucap Jeka.     

"Anjray lo.." ucap Jeffry.     

"Dah lah Jef.. lebih baik kita balik ke polres sekarang.. ada banyak hal yang belum kita selesaikan.. biarkan perempuan itu mengutarakan isi hatinya terlebih dahulu pada tubuh Hanan yang masih belum sadarkan diri.. siapa tahu dengan adanya perempuan itu di sisi Hanan, Hanan bisa segera sadar.." ucap Jeka.     

"Lo benar Jek... Kalau gitu, gue juga keluar deh.. biar dia bisa lebih leluasa mengutarakan isi hatinya.." ucap Andre.     

"Kuylah.." ucap Jeka.     

Jeffry pun mengangguk.     

Mereka bertiga kemudian bangkit berdiri dari duduk mereka.     

"Hmmm... Anin.. saya dan yang lainnya pamit sebentar ya.. kalau kamu perlu sesuatu, kamu bisa hubungi nomor Hanan ya.. Karena handphone Hanan masih sama saya.." ucap Andre.     

Anin pun mengangguk.     

"Iya pak.." ucap Anin dengan mata yang berkaca-kaca.     

'Dia pasti mau nangis... tapi dia malu karena di sini ada gue, Jeffry dan juga Jeka... gue gak kuat lihat air matanya ya Allah..' batin Andre.     

'Perempuan ini terlihat begitu lembut dan tulus.. matanya berkaca-kaca seolah-olah mengisyaratkan bahwa dia akan segera menangis..' batin Jeka.     

'Teduh banget sih wajahnya..' batin Jeffry.     

"Ya udah kita permisi ya.." ucap Andre.     

Anin pun mengangguk mengiyakan.     

Andre, Jeffry dan Jeka pun lalu keluar dari ruangan Hanan.     

"Lo berdua hati-hati di jalan.. jangan lupa selidiki lagi kasus kecelakaan yang menimpa Hanan.." ucap Andre.     

"Siap... lo tenang aja.. In Syaa Allah, secepatnya gue dan Jeka akan segera menemukan siapa pelakunya.." ucap Jeffry.     

"Aamiin deh.." ucap Andre.     

"Ya udah, Ndre.. kita pamit ya.. kalau ada apa-apa lo hubungin aja kita-kita..." ucap Jeka.     

"Siiippp... thank you ya Jek, Jef.." ucap Andre.     

Jeka dan Jeffry pun mengangguk.     

"Iya sama-sama Ndre.. Jaga diri lo baik-baik di sini dan jangan sampai lengah..bahaya.." ucap Jeffry.     

Andre pun mengangguk.     

"Iya Ndre.. lo hati-hati.. jangan sampai kondisi Hanan semakin memburuk nantinya." ucap Jeka.     

Andre pun mengangguk lagi.     

"Siippp... thanks lah pokoknya.." ucap Andre.     

Jeffry dan Jeka pun mengangguk.     

"Ya udah kita pamit ya.. Assalamualaikum.." ucap Jeka.     

"Assalamualaikum.." ucap Jeffry.     

"Waalaikumsalam.. hati-hati lo berdua.." ucap Andre.     

Jeffry dan Jeka pun mengangguk lalu pergi dari hadapan Andre.     

Sepergian mereka, Andre pun lalu duduk di kursi depan ruangan Hanan.     

......     

Arga baru saja selesai diperiksa oleh dokter.     

"Hari ini anda sudah bisa pulang ya.. kondisi anda sudah mulai membaik.. saran saya untuk anda agar tidak terlalu stress dan banyak pikiran supaya penyakit anda tak lagi kambuh.." ucap dokter.     

"Saya gak sakit, dokter!" ucap Arga.     

"Tapi kondisi anda benar-benar drop waktu itu.. makanya anda sampai harus dirawat di sini.. " ucap dokter tersebut.     

"That's all just nonsense!" ucap Arga.     

Dokter tersebut pun langsung mengernyitkan keningnya heran.     

"Maksud anda bagaimana ya?" ucap dokter tersebut.     

"Seharusnya anda paham atas apa yang saya maksud.. saya sudah sehat tapi saya sengaja mengulang rasa sakit ini untuk suatu hal.." ucap Arga.     

"Ya Tuhan.. bagaimana mungkin anda ingin sakit seperti ini padahal anda sudah benar-benar sembuh dari penyakit sedangkan di luar sana banyak sekali orang-orang yang menderita penyakit ini dan ingin sekali sembuh namun sangat sulit??" ucap dokter tersebut tak menyangka.     

"Ini sama sekali bukan urusan anda.. silahkan keluar dari ruangan saya!" ucap Arga dengan nada tinggi.     

"Baiklah kalau begitu saya permisi.. saya harap anda tidak lagi mengulangi perbuatan ini karena itu juga dapat memicu kembalinya penyakit lama anda yang telah sembuh.." ucap dokter.     

"Jangan mengajari saya! Keluar!" ucap Arga membentak dokter tersebut.     

"Permisi.." ucap dokter tersebut lalu keluar dari ruangan Arga.     

"Dasar dokter bodoh!!" umpat Arga.     

.................     

Maafkan Typo...     

Thank You for Reading...     

:red_heart::red_heart::red_heart:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.