Dear Pak Polisi..

Jogjakarta



Jogjakarta

0"Lon, gue merasa ada yang gak beres deh sama Anin.." ucap Arga pada Ilona.     
0

"Gak beres apanya?" ucap Ilona bingung.     

"Ini tuh aneh... Ambilin handphone gue di dekat sofa.. Tadi gue charge.." ucap Arga.     

Ilona pun mengangguk lalu bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya untuk mengambil ponsel Arga yang sedang dicharge.     

Ilona lalu mencabut charger handphone tersebut dan memberikan handphone tersebut pada Arga.     

"Lo mau ngapain sih, Ga?" ucap Ilona.     

"Gue mau cari tahu.. apa benar kalau Anin sedang berada di rumah saat ini? Atau justru dia sedang membohongi gue.. Gue mau lacak posisinya saat ini berada di mana.." ucap Arga.     

Ilona menepuk keningnya.     

"Astaga Arga... Luar biasa banget ya lo.. Ihh gak habis pikir deh gue sama lo.. Terlalu posesif emang dasar lo.." ucap Ilona.     

"Bodoh amat.. Ini sama sekali bukan urusan lo.. Karena yang terpenting adalah gue gak boleh kehilangan Anin.. Gue akan terus memantau dia di mana pun dia berada." ucap Arga seraya melakukan sesuatu pada ponselnya.     

Ilona pun geleng-geleng kepala melihat tingkah Arga.     

"Terserah lo deh ya.." ucap Ilona.     

.....     

Anin menggelengkan kepalanya.     

"Saya gak tahu pak... Saya juga gak tahu keputusan apa yang bisa saya ambil sekarang.. Tolong ngertiin saya pak.. Kasih saya waktu untuk bisa memutuskan dan menyelesaikan semua masalah ini.." ucap Anin.     

"Tapi sampai kapan nin?? Sampai Arga mati??" ucap Hanan geram.     

"Pak... Bapak gak boleh bicara seperti itu.." ucap Anin.     

"Saya muak nin.. Saya muak dengan semua ini.. Mungkin saat ini saya masih bisa sabar menunggu kamu.. Tapi saya gak tahu gimana kedepannya nanti.." ucap Hanan.     

"Kalau memang suatu hari nanti bapak benar-benar bisa melupakan saya dan telah mendapatkan pengganti saya, saya gak apa-apa kok pak.. Saya akan belajar untuk ikhlas.. Karena bapak pun berhak untuk bahagia.." ucap Anin.     

"Apa kamu pikir bahwa saya bisa bahagia tanpa adanya kamu di sisi saya?? Begitukah Anindya??" ucap Hanan.     

"Mungkin... Dari pada bapak harus menunggu saya yang belum tentu memiliki kepastian.." ucap Anin.     

"Argh!! Saya lelah Anin... Saya lelah untuk terus membahas masalah tak berujung ini.. Tidak bisakah kamu menerima saya saja dan meninggalkan Arga?? Tolonglah Anin.. Tolong ... Pikirkan baik-baik.." ucap Hanan.     

Anin menggelengkan kepalanya lemah.     

"Saya takut pak... hiks.." ucap Anin menangis.     

"Apa yang kamu takuti, Anin?" ucap Hanan.     

"Di sisi lain saya takut kehilangan bapak.. Tapi di sisi lain saya juga takut kembali merasa bersalah ketika penyakit Arga kembali lagi.." ucap Anin.     

Hanan dengan segera menarik tubuh Anin ke dalam pelukannya.     

"Maafkan saya.. Maafkan saya yang telah membuat kamu berada dalam posisi sulit dan ketakutan seperti ini... Saya tidak pernah bermaksud untuk melakukan hal ini pada kamu, Anin.. Saya mencintai kamu.." ucap Hanan memeluk Anin yang sedang menangis dengan sangat erat.     

"Tolong hapus air mata kamu... Saya berjanji.. Saya tidak akan menuntut apa-apa lagi dari kamu.. Saya akan membiarkan kamu untuk tetap pada pilihan pertama kamu walaupun bagi saya itu sangat menyakiti saya.." ucap Hanan.     

"Maafkan saya pak.." ucap Anin.     

"Sudah.. Tak apa.. Saya akan belajar untuk ikhlas.." ucap Hanan.     

"Apa itu artinya bahwa bapak akan merelakan saya bersama dengan Arga dan mencoba untuk melupakan saya?" ucap Anin.     

"Entahlah.. Tapi bagi saya saat ini yang terpenting adalah kebahagiaan kamu.. Saya merelakan raga kamu bersama dengannya.. Tapi tolong izinkan saya untuk memiliki hati kamu sepenuhnya.." ucap Hanan.     

Anin mengernyitkan keningnya bingung.     

"Bagaimana pak?" ucap Anin bingung.     

"Berikan hati kamu untuk saya.. Karena ketika kamu telah memberikan hati kamu untuk saya, kamu akan selalu mengingat saya sejauh mana pun raga kita berpisah.." ucap Hanan.     

Anin melerai pelukannya.     

"Saya belum yakin dengan perasaan saya pak.." ucap Anin menunduk.     

"Saya percaya bahwa kamu sudah mulai mencintai Hanan, Anindya.." ucap Andre yang tiba-tiba memasuki ruangan Hanan.     

Hanan dan Anin pun sontak menoleh pada sumber suara.     

"Andre??" ucap Hanan.     

Andre pun mengangguk. Ia lalu berjalan ke arah dekat brangkar Hanan.     

"Saya bisa melihat bagaimana kamu begitu mencemaskan Hanan ketika kamu tahu bahwa dirinya kecelakaan, Anin.. Kamu langsung datang ke sini padahal kamu sedang ada jadwal kuliah kan??" ucap Andre.     

Anin pun menunduk.     

"Kamu tahu apa itu artinya?" ucap Andre.     

Anin menggeleng.     

"Maka itu artinya bahwa kamu sudah mulai mencintai Hanan.. Ketika kamu mencemaskan keadaannya, di situlah rasa cinta kamu ada untuk Hanan.." ucap Andre.     

"Tolong jaga hati dan rasa cinta kamu hanya untuk Hanan.. Karena saya percaya bahwa Hanan pun akan melakukan hal yang sama seperti apa yang kamu lakukan padanya..."     

"Jika kamu menjaga hati dan rasa cinta kamu untuknya, maka Hanan pun akan melakukan hal yang sama untuk kamu.." ucap Andre.     

.......     

"Shit!!! Anin sudah bohongin gue!! Dia enggak lagi di rumah tapi di Jogja!! Sialan!!" umpat Arga emosi.     

"Apa??! Jogja?? Tapi untuk apa Anin pergi ke sana??" ucap Ilona.     

"Sialan!! Gue gak akan pernah biarin siapa pun merebut Anin dari tangan gue! Sialan!! Gue akan susul dia ke sana sekarang!" ucap Arga dengan emosi yang menggebu-gebu.     

Arga lalu menghubungi seseorang.     

"Siapkan jet pribadi saya.. Saya akan berangkat ke Jogja sekarang ini juga!" ucap Arga.     

Tut.     

Sambungan telepon diputus secara selihak oleh Arga.     

"Gue gak akan pernah melepaskan Anin.. Gak akan.. Dan gue gak akan pernah membiarkan siapa pun merebut Anin dari gue! Gak akan!" ucap Arga dengan penuh penekanan.     

"Lo mau ke Jogja sekarang juga, Ga?" ucap Ilona.     

"Iya!" ucap Arga lalu turun dari brangkar dan pergi begitu saja.     

"Arga!! Argh!! Arga tungguin gue!! Sialan!" umpat Ilona lalu mengejar Arga.     

"Bagaimana pun gue harus ikut sama Arga untuk pergi ke Jogja.. Gue harus mengawasi Arga supaya dia itu gak gegabah dalam bertindak.." gumam Ilona.     

.....     

Radit bersama jet pribadinya kini telah tiba di bandara jogja.     

Tadi, setelah ia seleaia menghubungi Asni, dirinya langsung meminta pilot pribadinya untuk mempersiapkan jet pribadinya untuk penerbangan ke Jogja.     

Radit pun memasuki taksi untuk menuju hotel sebagai penginapannya.     

"Gue harus menemukan Anin... Gue juga harus tahu siapakah teman Anin yang sakit itu sampai-sampai Anin bela-belain sekali untuk datang jauh-jauh ke sini.." gumam Radit.     

Taksi Radit pun telah berhenti di depan hotel tempatnya mengusap. Radit lalu turun dari taksi tersebut.     

Ia pun melanglahkan kakinya memasuki hotel tersebut.     

Pada meia resepsionis, ia pun memesan satu kamar untuk dirinya.     

Setelah selesai memesan kamar untuk dirinya, di dalam pikirannya tiba-tiba terlintas soal Anin.     

'Apa gue coba tanya aja ya sekalian.. Siapa tahu Anin juga menginap di sini.. Iya..' batin Radit.     

"Mbak, di sini ada tamu atas nama Anindya Putri Aisyah gak?" ucap Radit.     

............     

Maafkan Typo...     

Thank You for Reading....     

:red_heart::red_heart::red_heart:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.