Elegan
Elegan
Tempat ini hanya sepetak tempat kecil, namun terlihat indah dan nyaman.
"Wahhh tempat nya sederhana ya pak.. tapi bagus dan nyaman banget.." ucap Anin.
Hanan tersenyum..
" Iya nin... Terima kasih.. kamu suka?" ucap Hanan.
Anin pun mengangguk.
"Iya pak..." ucap Anin tersenyum.
"Nah ini dia lemari yang saya maksud tadi..." ucap Hanan seraya berjalan menuju lemari tersebut.
Anin pun mengikuti Hanan dari belakang. Ketika mereka telah sampai di depan lemari tersebut, Hanan dengan segera mengambil kunci lemari itu yang ia sembunyikan di atas lemari itu.
Ia lalu membuka pintu lemari itu dan memperlihatkan isinya pada Anin.
"Nah, ini dia Nin baju-baju yang saya beli khusus untuk kamu... kamu pilih saja yang mana yang kamu suka karena saya juga belinya ngasal kan.. saya gak tahu juga kan seperti apa selera pakaian kamu.. ya jadi saya asal beli aja.. dipilih aja nin.." ucap Hanan.
Anin tersenyum.
"Saya gak nyangka ternyata bapak semanis ini ya memendam rasa.." ucap Anin tertawa geli.
"Kamu jangan ngeledekin saya dong.. saya juga heran sih.. kenapa ya saya bisa jatuh cinta sama kamu?? Padahal jika saya mau, ada banyak perempuan yang mau banget sama saya dan entah kenapa saya justru jatuh hati sama kamu... aneh sekali.." ucap Hanan.
"Namanya juga cinta pak.. gak akan pernah bisa ditebak kapan datangnya dan kapan perginya.. semuanya selalu secara tiba-tiba.. tiba-tiba cinta.. tiba-tiba benci.. gak bisa ditebak.." ucap Anin.
"Iya kamu benar nin... ya sudah, jika kamu sudah selesai memilih baju yang mana yang akan kamu pakai, kamu nanti langsung saja membersihkan diri ya lalu sholat.. untuk mukenah ada kok di kamar saya, di dekat tumpukkan sarung dan sajadah saya.." ucap Hanan.
"Siap pak.. oh iya.. saya sudah selesai memilihnya pak.." ucap Anin menunjukkan baju pilihannya.
Sebuah gamis elegan yang sangat simple berwarna coklat susu polos.
"Kamu memilih itu??" ucap Hanan.
Anin pun mengangguk.
"Kenapa?" ucap Hanan.
"Karena saya suka... bajunya bagus, simple, gak norak.. elegan pokoknya.." ucap Anin.
'Sama seperti kamu yang elegan nin...' ucap Hanan dalam hati.
"Ya udah kalau kamu sudah selesai, kita bisa langsung meninggalkan ruangan ini dan kamu juga sudah bisa membersihkan diri ya.." ucap Hanan.
Anin pun mengangguk.
"Yaps baik pak.. ayo pak.." ucap Anin.
Hanan pun mengangguk dan mereka pun keluar dari ruangan tersebut.
"Di sana kamar mandinya.. semuanya sudah saya persiapkan di dalam kamar mandi itu.." ucap Hanan menunjuk kamar mandi di kamar tidurnya.
Anin pun mengangguk paham.
"Baik pak.. kalau begitu saya izin membersihkan diri terlebih dahulu ya pak.." ucap Anin.
Hanan pun mengangguk.
"Iya nin.. saya keluar ya.." ucap Hanan.
Anin pun mengangguk.
"Baik pak.. mari.." ucap Anin melangkahkan kakinya memasuki kamar mandi. Sedangkan Hanan? Dirinya pun pergi keluar dari kamar tidurnya.
......
Vio menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Apa ya maksud papa tadi berkata seperti itu?? Apa benar bahwa papa saat ini juga sedang merencanakan sesuatu terhadap Dena?? Jika memang iya, apa rencana papa kira-kira ya??" gumam Vio.
Vio lalu bangkit dari posisi rebahan nya, ia pun memilih untuk duduk di tepi tempat tidur.
"Apa jangan-jangan itu cuma alibi papa aja kali ya supaya gue gak ikut campur lagi dengan urusan pernikahannya dia? Dan gue gak usik Dena lagi.. Kalau memang benar seperti itu, papa tuh nyebelin banget ihhhhh!!! kesel banget gue jadinya.. kenapa sih harus Dena?! Argh!!" monolog Vio dengan sangat emosi.
......
Asni dan Wiran kini tengah menikmati makan malam mereka di meja makan.
"Pa, Anin kapan kira-kira pulang dari Jogja ya??" ucap Asni di tengah-tengah makan malam mereka berdua.
"Belum tahu.. ya mungkin besok atau lusa.. " ucap Wiran.
"Dia belum ada menghubungi papa?" ucap Asni.
"Kenapa memangnya?" ucap Wiran yang raut wajahnya telah berubah menjadi sedikit berbeda yaitu sedikit ketus dan datar yang menatap tidak suka pada Asni.
"Ya gak apa-apa sih pa..." ucap Asni.
"Saya percaya dengan anak saya.. saya juga percaya bahwa dia bisa menjaga dirinya baik-baik di sana.. mungkin, dia tidak menghubungi saya bukan karena gak peduli atau tidak ingin berkabar dengan saya, tetapi itu mungkin karena dia memang benar-benar sibuk di sana... jangan pernah berpikiran yang enggak-enggak soal Anin!" ucap Wiran tegas.
"Hmmm i-iya maaf pa.. mama hanya bertanya.." ucap Asni.
"Pertanyaan kamu itu gak penting!" ucap Wiran ketus.
"Maaf pa.. oh iya pa.. kenapa kita gak ajak Rafka untuk tinggal di sini aja lagi? Supaya rumah kita enggak terlalu sepi seperti ini??" ucap Asni.
"Saya tidak sudi membawa pengkhianat masuk lagi ke rumah ini apa lagi tinggal seatap dengan saya.. lagi pula rumah ini juga tidak membutuhkan orang yang seperti dia kok.." ucap Wiran.
"Pengkhianat bagaimana maksudnya, mas??" ucap Asni.
"Udahlah kamu gak perlu banyak tanya soal dia.. habiskan saja makanan kamu.. saya harus pergi.. Saya tidak akan pulang malam ini .. jangan lupa kunci rumah dengan baik.. saya pergi!" ucap Wiran..
Wiran pun bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Asni yang terlihat bingung.
"Papa mau ke mana pa?? Pa?!!" ucap Asni sedikit berteriak seraya bangkit dari duduknya memanggil Wiran yang mengabaikan dirinya dan pergi begitu saja dari rumah.
"Argh!!! Mas Wiran tuh kenapa sih semakin hari semakin cuek sama aku?? Kenapa juga dia semakin ketus dan nyebelin sih?? Argh!!" gerutu Asni kesal.
....
Hanan tengah menonton acara televisi saat ini. Anin pun keluar dari kamar Hanan, memakai baju yang ia pilih dari ruang rahasia tadi.
"Pak.. Pak Andre udah pergi untuk beli satenya ya??" ucap Anin.
Hanan yang tadinya fokus menonton acara di televisi pun langsung menoleh pada Anin.
Ia benar-benar menatap takjub pada Anin.
Hanan terdiam sejenak melihat Penampilan Anin yang sekarang, yang terlihat sangat elegan namun cantik sekali.
"Masya Allah nin.. kamu cantik sekali.." ucap Hanan menatap Anin dengan tatapan memuji.
Anin sedikit terkejut ketika mendengar Hanan yang memuji dirinya. Ia pun melirik dirinya sendiri dari atas hingga bawah.
'Perasaan aku biasa aja deh.. gak ada yang beda.. aku cuma ganti baju doang sama sedikit pakai skincare.. kenapa pak Hanan ngelihatnya kayak takjub begitu sih??' ucap Anin dalam hati.
"Ah bapak bisa aja.. saya mah gini-gini aja kok pak.. gak ada yang berubah.. cuma tadi saya pakai skincare yang buat malam aja sih.." ucap Anin.
"But seriously, you are so beautiful nin.. cantik sekali.." ucap Hanan dengan tatapan memuji.
..............
Maafkan Typo....
Thank You for Reading....
:red_heart::red_heart::red_heart: