Masakan Perdana Anin
Masakan Perdana Anin
Tak ada suara dari obrolan hangat yang biasa terdengar.. Hanya ada suara dentingan sendok, garupu dengan piring di sana.
"Gak enak banget ya hidup sendiri kayak begini... tinggal di rumah yang besar dan bagus tapi minus kebahagiaan... bertahun-tahun saya menjalani kehidupan rumah tangga ini tapi selams bertahun-tahun itu pula lah semuanya gak berubah.. semua tetap sma seperti awal mula aku menikah dengan Wiran..." gumam Asni.
Drrrrrttttt..
Di saat dirinya sedang melamunkan soal rumah tangga nya yang terasa hampa sekali, seseorang menghubungi dirinya.
Asni pun mengambil ponsel nya yang berada di atas meja. Ia pun melihat ke layar handphonenya untuk mengetahui siapa yang menghubungi dirinya sepagi ini.
'Rafka is calling you....'
"Rafka... Ada apa anak ini menghubungi saya ya?" gumam Asni.
Asni pun lalu menerima kanggilan dari Rafka tersebut.
.....
Vio masih dalam posisi tidurnya ketika jarum jam berputar tepat pada pukul tujuh pagi.
Sejak subuh tadi, jam wekernya terus berbunyi namun karena terlalu pulas tertidur, ia tidak mendengar suara dari jam weker tersebut.
Drrrrtttt....
Ponsel Vio berdering menandakan ada panggilan masuk di sana.
Dengan terkejut, Vio langsung terbangun dari tidurnya dan duduk di tempat tidur.
"Duhhh ngagetin aja sih.. rese deh emang.. siapa sih yang telepon subuh-subuh begini? Argh.. ganggu aja!" gerutu Vio.
Vio pun lalu mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Ia pun lalu asal saja menerima panggilan tersebut tanpa melihat nama yang tertera di layarnya tentang siapa yang menghubunginya.
"Hmm.. halo?? Siapa sih ini yang telepon masih subuh begini!? Ganggu orang tidur aja.." ucap Vio pada penelepon yang belum ia ketahui siapa namanya dikarenakan menerima panggilan tanpa melihat peneleponnya.
"Vio!!! Ini tuh sudah jam tujuh!! Kamu bilang ini masih subuh??! Yang benar saja Vio!?" ucap seseorang yang menghubungi Vio.
Mendengar hal itu, Vio langsung membelalakkan matanya menoleh pada jam weker yang terdapat di atas nakas. Ia dengan segera mengambil jam weker itu dan melihat jam berapa saat ini juga.
Matanya membelalak dan dirinya terkejut bukan kepayang.
"Jam tujuh?!! What?!! Mati gue!! Pagi ini ada jam dosen killer lagi!!!" ucap Vio dengan panik.
"Ini lagi, siapa sih yang telepon gue??" monolog Vio lalu melirik nama penelepon yang tertera di layar ponselnya.
"Papa?!" ucap Vio.
"Iya!! Vio!! Papa mau kamu ke kantor papa jam sembilan nanti!" ucap Rio.
"Duhh gak bisa dong, Pa.. aku tuh lagi kuliah.. mana bisa.. yang enggak-enggak aja deh papa.." ucap Vio.
"Kalau kamu gak bisa datang ke kantor papa, maka jangan salahkan papa jika Dena lah yang akan menggantikan posisi kamu." ucap Rio.
"Tapi pa.. Vio kan masih kuliah.. papa gimana sih?" ucap Vio.
"Papa tidak peduli Vio!! Dan papa tidak menerima penolakan!" ucap Rio.
Tut.
Sambungan telepon pun terpufus begitu saja yang mana diputus secara sepihak oleh Rio.
Kesal dengan perbuatan papanya, Vio langsung melempar ponselnya.
"Argh!! Kenapa sih papa itu nyebelin banget deh sekarang!!" gerutu Vio emosi.
"Astaga!! Gue harus siap-siap buat ke kampus sekarang juga !!" gumam Vio.
Vio pun lalu dengan segera turun dari tempat tidurnya dan berlari memasuki kamar mandi.
....
Wiran baru saja tiba di rumah sakit. Dirinya sedang bersiap-siap untuk melakukan operasi pada salah satu pasien nya pagi ini.
Tok Tok Tok...
Seseorang mengetuk pintu ruang praktek dirinya.
"Masuk!" satu Wiran dari dalam ruangan.
Orang tersebut pun memasuki ruangan Wiran.
"Selamat pagi dokter.. maaf karena telah mengganggu waktu anda pagi ini..." ucap seorang suster.
"Hmm iya.. kenapa?" ucap Wiran.
"Pada dokter dan perawat lainnya yang akan terlibat dalam operasi ini sudah menunggu anda di ruang operasi.." ucap suster tersebut.
"Ya sabar dong.. lima menit lagi juga saya akan ke sana kok.. kamu gak perlu khawatir.. saya ini orangnya amanah dan professional... silahkan keluar dan katakan pada mereka bahwa saya akan segera ke sana.." ucap Wiran.
"Maaf dok.. saya hanya sekedar menyampaikan.. kalau begitu.. saya pamit permisi terlebih dahulu.." ucap suster tersebut.
Wiran hanya membalas dengan anggukan saja. Suster tersebut pun lalu meninggalkan ruangan Wiran.
"Huuhh.. menyebalkan sekali.." gumam Wiran.
Wiran pun lalu dengan segera keluar dari ruang tersebut setelah dirinya telah selesai bersiap.
......
Anin baru saja selesai memasak. Ia kini sedang menghidangkan semua masakan yang telah ia masak di atas meja makan.
Hanan dan Andre yang baru saja keluar dari kamar pun mencium aroma masakan yang sangat harum Sekai.
Andre kini telah rapi dengan seragam dinas kepolisian.
"Wahhh harum sekali.. kamu masak apa nin?" ucap Hanan seraya duduk di kursi pada meja makan.
Andre pun ikut menarik kursi pada meja makan dan ikut duduk.
Anin tersenyum.
"Ini bapak-bapak... saya hanya memasak soup dan perkedel serta sambel kecap aja kok.. hanya makanan sederhana... karena kebetulan tadi di kulkas ada bahan-bahannya untuk buat soup aja jadinya saya masak soup deh.." ucap Anin.
"Woah... kelihatannya enak banget ini.. karena harumnya aja tercium sampai dalam kamar tadi.. saya aja yang sedang siap-siap langsung cepat-cepat menyelesaikannya ketika hidung saya mencium aroma masakan kamu ini.." ucap Andre.
Anin hanya tertawa kecil. Ia benar-benar tersipu malu.
"Heheh.. bapak bisa aja... ayo silahkan dicobai pak.." ucap Anin pada Andre.
"Iya nin thank you.." ucap Andre.
Anin pun mengangguk.
"Iya pak sama-sama.." ucap Anin.
Pak Hanan hanya melirik saja tadi ketika Andre berbicara dengan Anin.
"Hmm pak Hanan.. silahkan dicobai masakan saya ... bapak juga kan baru keluar dari rumah sakit dan makanan yang banget untuk dimakan adalah ini.. jadi, bapak harus makan ya... tapi saya mohon maaf sekali kalau rasa soupnya gak enak.. sekali lagi maaf ya pak.." ucap Anin
"Nin, masakan lo enak banget.. sumpah cocok banget buat sarapan pagi ini.." ucap Andre seraya menyantap sarapannya.
"Bisa tolong kamu ambilkan makan untuk saya, Nin?" ucap memberikan piringnya pada Anin.
Anin pun mengangguk lalu menerima piring yang diberikan oleh Hanan kepadanya.
"Iya pak.. sebentar ya pak.." ucap Anin.
Anin pun lalu mengambilkan makanan untuk Hanan.
"Dah... mulai deh tuh manjanya kalau ada Anin.. sebenarnya gue tuh kesel juga ya ngelihat keromantisan kalian berdua yang tanpa status ini.. gak sabar banget tahu gue pengen lihat pernikahan Kalian nanti.. terus kalian punya anak.. uhhh lucu banget pasti.." ucap Andre.
"Gak usah berisik deh lo!! Iri kan lo karena gak ada yang melayani.?" ucap Hanan.
"Dihhhh siapa juga yang iri?? Gak level gue iri sama lo.. apa coba yang mau gue iriin dari lo?? Sama-sama manusia juga.." ucap Andre.
"Nih pak.. selamat makan.." ucap Anin memberikan piring Hanan yang sudah ia isi dengan makanan.
Hanan pun menerimanya.
"Terima kasih, nin.." ucap Hanan.
Anin pun mengangguk.
"Iya pak sama-sama.." ucap Anin.
Hanan pun mulai menyantap makanannya setelah selesai berdo'a.
"Kalau lo sih yang mau diiriin sama gue banyak banget ya.. gak perlu disebutkan lagi.." ucap Hanan.
"Jijik Vangkeh!!" ucap Andre.
............
Maafkan Typo...
Thank You for Reading..
:red_heart::red_heart::red_heart: