Dear Pak Polisi..

Model



Model

0Saat ini, Anin dan Hanan tengah berada di sebuah tempat pemotretan di sekitar toko batik tersebut.     
0

Mereka pada akhirnya menyetujui tawaran si pemilik toko untuk menjadi model dari baju-baju batik couple yang dijual pada toko batik tersebut.     

#Flashback On...     

Anin dan Hanan saling tatap setelah mendengar ucapan tersebut.     

Mereka saling bertanya dengan bahasa mata mereka hingga pada akhirnya mereka berdua tersenyum lalu menoleh pada si pemilik toko dan mengangguk.     

"Iya bu boleh.. kami setuju!!" ucap Anin dan Hanan secara serempak.     

Mendengar jawaban setuju dari Anin dan Hanan, ibu pemilik toko tersebut pun langsung membelalakkan matanya dan tersenyum senang.     

"Alhamdulillah.... sayang senang sekali!! Terima kasih.. sekarang ayo kita ke ruang pemotretan.. kamu, siapkan baju-baju yang akan mereka pakai untuk sesi pemotretan nanti.." ucap pemilik toko.     

Pekerja di toko tersebut pun mengangguk.     

"Bu, ini berapa baju yang mau dipromosikan??" ucap Anin.     

"Sebenarnya ada banyak.. tapi ya sudah tiga saja tak apa.." ucap pemilik toko.     

Anin dan Hanan pun mengangguk.     

"Iya bu maaf karena kamu tidak bisa berlama-lama.." ucap Anin.     

Pemilik toko pun mengangguk.     

"Iya tak apa.. silahkan kalian berdiri atau duduk di sana ya... mas, fotoin ya.. dan beri gaya terbaik.." ucap pemilik toko.     

Snag fotografer pun mengangguk.     

"Iya baik bu.." ucapnya.     

Anin dan Hanan pun mulai melakukan sesi pemotretan.     

#Falshback Off...     

Setelah beberapa menit berganti baju dan melakukan sesi pemotretan, mereka pun mengakhiri semuanya saat semuanya telah selesai. Anin dan Hanan mengganti pakaian mereka masing-masing pada ruang ganti masing-masing.     

Hanan lebih dulu keluar dari ruang ganti. Dengan segera, Hanan menghampiri sang fotografer.     

"Mas, boleh kirimin hasil foto-foto tadi ke nomor saya?" ucap Hanan.     

"Oh boleh mas... sebentar ..." ucap fotografer.     

Hanan pun mengangguk lalu memberikan nomor ponselnya pada si fotografer.     

.     

.     

Sementara di lain sisi, si pemilik toko sangat puas sekali dengan hasilnya.     

Anin pun menghampiri si pemilik toko setelah selesai mengganti pakaiannya.     

"Ibu, ini pakaian saya ..." ucap Anin memberikan pakaian pemotretan yang terakhir tersebut.     

Si pemilik toko yang tadinya fokus melihat pada layar ponselnya di mana terdapat foto Anin dan Hanan di sana pun akhirnya menoleh pada Anin.     

Ia pun menerima baju itu. Lalu memberikannya pada pekerjanya.     

Ia lalu mengambil sebuah paper bag yang ada di samping sofanya.     

"Dan ini seragam kalian tadi... serta ini adalah ucapan terima kasih saya atas kebaikan kalian yang bersedia menjadi model batik di toko saya ini....." ucap pemilik toko yang juga memberikan sebuah amplop.     

"Eh jangan bu.. gak usah.. seragam batik ini saja sudah lebih dari pada cukup kok.." ucap Anin.     

"Tak apa... ini adalah ucapan terima kasih saya terhadap kamu dan calon suami kamu.." ucap pemilik toko.     

"Baiklah.. terima kasih ya bu.." ucap Anin.     

"Maaf ya jika nominalnya tidak besar.." ucap pemilik toko.     

"Hmm iya bu gak apa-apa kok.. " ucap Anin.     

"Sekali lagi terima kasih nak.." ucap pemilik toko.     

Anin pun mengangguk.     

"Iya, sama-sama bu.." ucap Anin.     

Anin pun lalu duduk di sofa tersebut seraya sedikit berbincang.     

"Hmm bu.. tadi pasangan saya ke mana ya?" ucap Anin.     

"Oh tadi beliau pergi ke ruang pemotretan.. mungkin sebentar lagi akan kembali.." ucap pemilik toko.     

Anin pun mengangguk.     

Tak lama, Hanan pun menghampiri mereka.     

"Anin... kamu jadi ingin membelikan papa dan mama seragaman??" ucap Hanan.     

"Hmmm saya juga bingung sih pak.. karena saya gak tahu ukurannya.." ucap Anin.     

"Oh iya saya hampir lupa... nak, ini ada oleh-oleh untuk orang tua kamu... maaf ya saya hampir lupa tadi.. tadi kamu bilang kan mau cariin batik seragaman untuk orang tua kamu juga kan?" ucap pemilik toko memberikan paper bag lagi pada Anin.     

"Tapi bu?? Ini terlalu banyak..." ucap Anin.     

"Tak apa..terima ya.. nanti kalau kalian ada waktu, boleh mampir ke toko ini lagi ya.." ucap pemilik toko.     

Anin pun mengangguk dan akhirnya menerima paper bag itu.     

"Terima kasih bu.." ucap Anin.     

Pemilik toko pun mengangguk.     

"Ya sudah kalau begitu, kita pamit ya bu... terima kasih atas semuanya.." ucap Hanan.     

"Iya bu kami pamit ya.." ucap Anin.     

"Iya sama-sama...terima kasih telah berkunjung ke sini.." ucap pemilik toko.     

Anin dan Hanan pun mengangguk tersenyum lalu meninggalkan toko tersebut.     

.......     

#Rumah Anin....     

Bibi sedang bersih-bersih rumah saat ini. Seraya bersih-bersih ia sedikit bernyanyi dan tiba-tiba teringat akan Anin.     

"Bibi teh kesepian juga ya tidak ada mbak Anin di rumah... biasanya kan bibi kalau di rumah sama mbak Anin ya meskipun mbak Anin kalau di rumah lebih sering di kamar sih... tapi tidak enak sekali rasanya kalau tidak ada mbak Anin di sini.." gumam bibi seraya bersih-bersih.     

"Assalamualaikum.." ucap Wiran yang baru saja pulang ke rumahnya.     

"Waalaikumsalam pak..." ucap bibi.     

"Ibu ke mana bi?" ucap Wiran.     

"Ibu teh biasa atuh pak.. kalau tidak ke Cafe ya ke butik.. kenapa atuh ya pak.?" ucap Bibi.     

"Gak apa-apa.. Anin belum pulang juga?" ucap Wiran.     

Bibi pun menggeleng.     

"Belum teh pak.. rumah ini rasanya sepi sekali ya pak tidak ada mbak Anin di rumah.." ucap Bibi.     

"Saya permisi.." ucap Wiran lalu meninggalkan bibi dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya.     

"Kenapa ya orang-orang di rumah ini tuh bawannya datar terus ekspresinya.. gak ada manis-manisnya.. gak ada senyum-senyumnya.. ntar kalau pas lagi tertawa aja... mukanya tetap datar.. gak ada ekspresinya.. heran deh kadang.." monolog Bibi.     

"Jaga ucapan kamu ya!!"     

Deg!     

Mendengar suara itu, bibi dengan cepat menoleh pada sumber suara.     

"Eh bu Asni.. baru pulang bu??" ucap bibi dengan senyum kikuk.     

"Lain kali, kamu jaga bicara kamu terhadap keluarga saya jika kamu tidak mau saya pecat!" Ucap Asni menatap tajam bibi. Bibi pun lalu menunduk dan meminta maaf.     

"Maaf bu.." ucap bibi.     

Tanpa menjawab Asni lalu meninggalkan bibi begitu saja.     

"Ibu juga kenapa ya? Akhir-akhir ini tuh bibi teh lihat bawaannya sensian mulu.. gak seperti biasanya.. kenapa ya??" gumam Bibi.     

.     

.     

Di lain sisi, Wiran baru saja selesai mengganti pakaiannya dengan pakaian santai di rumah.     

Tak lama, Asni pun memasuki kamar.     

"Mas..." ucap Asni seraya membuka pintu kamar.     

Pada saat itu, Wiran sedang meletakkan tas kerjanya pada meja di kamarnya.     

Wiran pun menoleh pada sumber suara.     

"Kamu tumben mas jam segini sudah pulang ke rumah??" ucap Asni.     

"Hmm ya.. tugasku sudah selesai di sana.. kamu dari mana?" ucap Wiran.     

"Aku dari butik mas.. tadi ada yang mau fitting baju.." ucap Asni.     

Wiran pun hanya mengangguk mengiyakan.     

"Mas mau makan??" ucap Asni.     

"Tidak usah.. nanti saja.." ucap Wiran.     

Asni pun mengangguk.     

"Iya mas.. kalau mas mau makan atau butuh apa, katakan saja padaku ya mas.." ucap Asni.     

Wiran pun mengangguk.     

"Aku ke balkon ya.. bisa kamu buatkan teh dan bawakan biskuit untukku?" ucap Wiran.     

Asni pun mengangguk.     

"Iya mas sebentar akan aku bawakan ya.." ucap Asni seraya meletakkan tasnya di atas nakas.     

Wiran pun melangkahkan kakinya menuju balkon kamar.     

Sedangkan Asni, dirinya keluar kamar dan pergi menuju dapur untuk membuatkan teh untuk Wiran dan mengambilkan biskuit.     

.....     

................     

Maafkan Typo....     

Thank You for Reading....     

:red_heart::red_heart::red_heart:     

IG : @Lizakarennita01     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.