Rahasia Hati
Rahasia Hati
"Ya halo.. assalamualaikum nin.." ucap Evan pada Anin di seberang telepon.
.....
"Waalaikumsalam... Van, lo kemana aja sih?? Gue nungguin lo lho dari tadi tapi lo gak pulang-pulang.. ya udah deh akhirnya gue sama kak Devan pulang aja.. kelamaan sih lo.." ucap Anin.
"Iya nin sorry ya.. tadi tuh gue belanjanya banyak banget dan kebetulan juga toko spare part nya lagi ramai banget.. jadi ya agak lama gitu.." ucap Evan.
"Oh gitu.. tapi lo gak apa-apa kan ini?? Gue kira lo kenapa-kenapa .. makanya gue khawatir juga kan, ya jadinya gue coba untuk hubungi lo.." ucap Anin.
"Iya gue gak apa-apa kok... jadi ini sekarang lo udah di rumah dong nin?" ucap Evan.
"Udah van.. eh udah dulu ya.. gue mau shoalt zuhur dulu.." ucap Anin.
"Iya iya oke... sorry ya udah buat lo khawatir.." ucap Evan.
"Hmm iya.. Assalamualaikum.." ucap Anin.
"Waalaikumsalam.." ucap Evan.
Tut.
Sambungan telepon pun terputus.
"Bersih-bersih dulu deh, terus sholat deh.." gumam Anin.
Segera, Anin pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri lalu.
.....
"Ga, udah seminggu lebih lo gak ada samperin si Anin?? Atau annoy dia??" ucap Ilona.
Arga menggeleng dengan senyum miring.
"Kenapa?? Kok tumben??" ucap Ilona.
"Yang jelas, polisi itu juga tentunya gak akan mendekati Anin lagi.. hingga perlahan-lahan, Anin akan membenci dia dengan sendirinya dan ketika waktu itu tiba, gue akan langsung datang menjadi pahlawan untuk Anin dan merebut kembali hati Anin.." ucap Arga..
"Apa yang udah lo lakuin, Ga?? Lo gak melakukan hal-hal yang berbahaya kan Ga??" ucap Ilona.
"Udah, lo gak perlu khawatir dan gak usah ikut campur.. karena gue sudah mengatur semuanya... gue akan tetap menghubungi Anin.. tapi mungkin ga akan seposesif dulu... supaya Anin juga mikir kalau gue udah mulai mengikhlaskan dia padahal nyatanya, semua hanyalah trik wkwk.." ucap Arga.
'Arga memang benar-benar licik... dia juga sangat berbahaya.. bagaimana pun, gue juga harus berhati-hati sama dia..' ucap Ilona dalam hati.
"Gue mau ada pemotretan di puncak.. gue pamit ya..." ucap Ilona.
Arga pun mengangguk.
"Silahkan.." ucap Arga dengan senyum miringnya yang tak kunjung pudar.
Ilona lalu meninggalkan Arga di rumah terebut.
"Lama-lama gue serumah sama Arga, bisa gila gue.. jiwa psycopath Arga gak pernah hilang dari dulu.. kalau gue terus di rumah ini sama dia, bisa-bisa gue nanti yang jadi korban pelampiasan kemarahan dia.. ihhh amit-amit deh.." gumam Ilona bergidik ngerih seraya memasuki mobilnya.
Ilona pun menyalakan mesin mobilnya lalu melajukan mobilnya. Mobil Ilona pun telah meninggalkan halaman rumah Arga.
.....
Sebulan kemudian...
Acara ulang tahun kampus telah selesai diselenggarakan dan semuanya berjalan dengan lancar berkat kerja sama yang baik para panitia penyelenggara dan penanggung jawab dari acara tersebut.
Kini, Anin tengah menikmati libur semester nya.
"Nin, libur semester mau ke mana?" ucap Asni di sela-sela makan siang mereka.
Anin pun menggeleng.
"Gak ke mamah mana ma... gak pengen.." ucap Anin.
"Kenapa gitu?" ucap Asni.
"Capek ma.. aku mau di rumah aja sekalian persiapan untuk skripsi aja.. sebentar lagi aku kan bakal memasuki semester akhir.." ucap Anin.
"Kamu yakin gak mau liburan ke mana-mana?? Gak mau ke Jogja lagi?? Bukannya kata kamu, kamu ingin ke sana lagi karena di sana itu enak?" ucap Asni.
"Ma, pa.. Anin sudah selesai makannya.. Anin ke kamar dulu ya.." ucap Anin bangkit dari duduknya lalu meninggalkan meja makan.
"Kamu itu kalau nanya biasakan jangan sampai ke intinya.. Anin itu moodnya lagi gak baik.. kebiasaan banget sih kamu.. sama-sama perempuan tapi gak peka dan gak bisa saling mengerti. lain kali dijaga ucapan kamu.. gak usah banyak bicara!" ucap Wiran marah pada Asni dengan tatapan tajam.
"Lho mas... aku gak salah dong.. aku kan cuma tanya tentang itu aja.. aku hanya ingin memastikan bahwa Anin itu mau liburan atau enggak soalnya dia kan pernah bilang kalau mau ke Jogja lagi next time.. apa aku salah?" ucap Asni.
Brak!!
"Kamu tetap salah! Udahlah.. males ngomong sama kamu! Capek!" ucap Wiran lalu pergi meninggalkan meja makan.
"Kenapa sih Mas Wiran selalu saja menyalahkan aku atas apa yang terjadi pada Anin.. benar-benar menyebalkan lama-lama.." gerutu Asni.
....
Setelah sebulan menjabat sebagai seorang polisi intel, Hanan dan Andre benar-benar disibukkan dengan tanggung jawab dan pekerjaan yang baru yang jauh lebih berat.
Bahkan, beberapa waktu yang lalu, mereka menggerebek sebuah transaksi narkoba yang terjadi di antara pemakai dengan pengedar.
Dan, hal itu tentunya tidaklah mudah. Itu baru pengedar kelas kecil yang berhasil mereka grebek dan tangkap dan itu adalah satu di antara ribuan bahkan jutaan orang yang menyalahgunakan narkoba tersebut.
Kini, Hanan dan Andre sedang berada di apartemen milik Hanan.
"Sumpah ya... jadi bagian dari satker intel benar-benar berbahaya untuk kita berdua nan.. padahal kita sudah memakai identitas samaran tapi masih ada dari beberapa dari lawan kita yang bisa mengenali kita.. serem gue.." ucap Andre seraya membuka kulkas, mengambil minuman dingin dan menengguknya.
Hanan?? Dirinya masih sibuk melakukan sesuatu dengan laptopnya.
"Lo masih menyelidiki soal titik keberadaan mereka??" ucap Andre ketika melihat Hanan sibuk berkutat dengan laptopnya.
Hanan pun mengangguk.
"Bagaimana pun, kita harus segera membersihkan sampah masyarakat di negara ini.." ucap Hanan.
"Tapi ini lagi libur lho nan.. istirahat dulu nan.. istirahatkan otak dan tubuh lo supaya bisa lebih tenang.." ucap Andre.
"Ini gue hampir aja dapet titik terangnya.." ucap Hanan.
"Lo nyamar lagi?" Ucap Andre.
"Hmm seperti biasa ..." ucap Hanan.
"Yang penting hati-hati nan... karena mereka itu lebih licik.." ucap Andre.
"Santai aja .. Udah lo nikmati momen libur aja.. biar ini gue yang urus.." ucap Hanan.
"Luar biasa tekun ya lo kalau urusan pekerjaan.. gak ada capeknya.. padahal lo sekalian urus bisnis lo lho nan.." ucap Andre.
"Semua demi kebaikan negara ini.. kalau negara ini bebas dari narkoba, mungkin kejahatan yang ada akan sedikit berkurang.. patokan utama penyebab orang-orang menjadi jahat adalah narkoba.. untuk itu kita harus memberantas narkoba terlebih dahulu.." ucap Hanan.
"Lalu bagaimana dengan koruptor yang marak terjadi di negara ini yang mengakibatkan banyaknya rakyat mengalami hidup menderita dan tidak layak..??" ucap Andre.
"Saat ini tugas kita bukan di situ.. sudah ada KPK yang bertanggung jawab dalam hal itu.. kita biarkan saja mereka yang bekerja mengenai hal itu.." ucap Hanan fokus pada pekerjaannya.
"Bagaimana dengan Anindya?? Selama sebulan ini, gue gak ada ngelihat lo menghubungi dia?? Lo jauhi dia nan?? Kenapa sih?? Cerita sama gue.. jangan dipendem sendiri.. gak baik.." ucap Andre.
"Ada hal yang gak bisa gue jelasin.. nanti akan ada waktunya gue sendiri yang menemui dia dan jelasin semuanya.. gue butuh waktu untuk mengistirahatkan hati dan otak gue.." ucap Hanan.
.....
Maafkan Typo...
Thanks You for Reading...
Please support this novel...
:red_heart::red_heart::red_heart: