I\'ll Wait You Till The End Of My Life
I\'ll Wait You Till The End Of My Life
"Iya iya.. terus aja kamu bangga-banggain dia.. saya kan gak ada di sisi kamu ketika kamu drop dan susah.." ucap Hanan memakan makanannya dengan sangat malas.
"Saya cukup merasa berhutang budi terhadap pak Radit sebenarnya.." ucap Anin.
"Si budi teman gue udah mati sih nin.." ucap Andre.
Plug!!
Hanan melempar Andre dengan cup plastik.
"Aduh.. sakit anjrit!" umpat Andre meringis kala memegang kepalanya yang tadi dilempar.
"Bukan itu maksudnya.. gak lucu bercanda lo." ucap Hanan.
"Ya gak usah ketawa.. gue kan emang gak mau ngelucu.." ucap Andre.
"Bacot lo.." ucap Hanan.
"Saya cukup merasa tahu diri untuk membalas kebaikan yang orang kasih ke saya.. pada masa-masa sulit menjelang sidang perkuliahan, pak Radit, Evan dan Devan lah yang selalu mendukung saya dalam kondisi apa pun.... membantu saya dalam hal apa pun.. bahkan pak Radit, sewaktu saya masuk ke rumah sakit, setiap hari dia jengukin saya.. memeriksa skripsi saya, menasehati saya dan mendukung saya.." ucap Anin membayangkan hal itu.
'Apa itu artinya bahwa Anin mulai jatuh cinta sama Radit?? Gak..!! Gak boleh.. Anin gak boleh jatuh cinta sama Radit.. dia hanya milik gue..' ucap Hanan dalam hati.
"Dan untuk kak Devan dan juga Evan.. mereka selalu memberi saya semangat untuk bisa segera menyelesaikan kuliah saya.. sama halnya seperti pak Radit.. mereka datang mengunjungi saya hampir setiap hari.. selalu berusaha mengembalikan mood saya yang buruk.. saya benar-benar bersyukur karena Allah mengirimkan mereka ke dalam hidup saya.. hingga pada saat titik terakhir, mereka selalu ada untuk saya.. mereka datang ketika saya sidang.. saya bahas bersyukur sekali.." ucap Anin tersenyum.
'Ini semua memang salah gue.. karena gue selalu mengabaikan Anin pada saat itu.. hingga pada akhirnya, orang-orang berhasil membuat Anin nyaman dan pada akhirnya Anin menjadi lupa sama gue.. ya Allah.. apa yang harus hamba lakukan??' ucap Hanan dalam hati.
'Gue tahu.. pasti berat banget untuk Anin bisa melewati semua ini.. apa lagi tanpa adanya dukungan dari Hanan sendiri.. Semoga aja hati Anin gak berpaling ke Radit, Devan atau pun Evan deh..' ucap Andre dalam hati.
"Ketika sidang, saya benar-benar mengharapkan kehadiran bapak.. memberikan saya dukungan dan selamat ... hahah tapi bapak tampaknya sibuk sekali.." ucap Anin.
"Maaf nin.. kita sudah membahas semuanya kemarin.. tolong.." ucap Hanan.
Anin pun mengangguk.
"Saya mengerti.. tapi satu hal pak.. sesibuk apapun bapak nanti, jika saya memang penting untuk bapak, maka beri saya kabar meski begitu singkat.." ucap Anin.
Hanan pun mengangguk.
"Iya.. saya berjanji.. saya akan memberi kamu kabar sesibuk apapun saya di sana nanti.." ucap Hanan.
Anin tersenyum kikuk.
"Untuk kali ini, saya masih bisa memegang janji bapak, tapi jika bapak kembali mengingkari, maaf karena tiada maaf untuk yang ketiga.." ucap Anin.
"Saya akan segera melamar kamu dalam waktu dekat ini.. saya tidak ingin lagi menunda.. tolong tunggu saya sampai saya selesai menyelesaikan dinas saya.." Ucap Hanan.
"Apa yang sebenarnya sedang bapak sembunyikan dari saya??" ucap Anin.
"Maaf Anin.. saya tidak bisa menceritakannya pada kamu untuk saat ini.. tapi saya harap, kamu selalu mendoakan yang terbaik untuk saya.. agar saya selalu baik-baik saja di sana.. doakan ketika saya kembali nanti, saya masih dalam keadaan yang sama seperti yang sekarang kamu lihat.." ucap Hanan.
"Apa maksud bapak..?? Apa itu artinya bapak akan melakukan dinas yang membahayakan nyawa bapak?? Layaknya seorang tentara yang tengah berjuang menjaga perbatasan Indonesia agar tidak direbut oleh negara asing??" ucap Anin.
Hanan mengangguk.
"Kurang lebih seperti itu... tolong doakan saya dan percayalah sama saya... jika nanti ketika saya dinas saya tidak memberi kamu kabar di setiap hari nya, tolong mengertilah.. tapi saya berjanji bahwa saya akan tetap memberi kabar pada kamu meski tidak setiap hari.. perjuangan saya begitu berat, nin.. saya harap kamu bisa mengerti saya dan menghargai saya.." ucap Hanan.
"Saya akan selalu mendoakan yang terbaik untuk bapak.. saya berjanji akan selalu menunggu bapak.." ucap Anin.
Hanan tersenyum.
"Terima kasih... Selamat enam bulan lamanya, kita mungkin akan jarang berkabar, tapi saya harap kamu bisa sabar.. jika lebih dari enam bulan saya tidak berkabar nanti, maka kamu boleh membenci saya, melupakan saya dan meninggalkan saya.." ucap Hanan.
Anin menggeleng.
"Enggak.. enggak pak.. saya hanya mencintai bapak... saya percaya bahwa bapak akan kembali.. saya akan selalu mendoakan yang terbaik untuk bapak.." ucap Anin.
"Terima kasih nin.. kamu adalah semangat saya untuk berjuang.. semoga Allah memudahkan niat baik saya untuk melamar kamu... dan ini... anggap saja sebagai pengikat sementara untuk hubungan kita.. saya harap, kamu bisa selalu menjaganya sampai nanti saya kembali dan melamar kamu.." ucap Hanan memasangkan cincin tersebut pada jari manis Anin.
Anin tersenyum haru. Ia lalu berhambur ke dalam pelukan Hanan.
"Saya akan selalu mendoakan dan menunggu bapak hingga nanti bapak kembali lagi ke sini... saya berjanji karena saya mencintai bapak.." ucap Anin.
"Saya juga berjanji bahwa saya harus kembali ke sini.. saya berjanji bahwa saya akan menepati janji saya.." ucap Hanan.
"Saya akan selalu menunggu bapak.. I'll wait you till the end of my life.." ucap Anin.
"I'll struggle for getting our dream.. I promise.." ucap Hanan.
"Promise.." ucap Anin.
'Semoga kita baik-baik aja nanti nan... dan niat baik lo untuk menghalalkan Anin bisa segera terwujud.. Aamiin ya Allah..' ucap Andre dalam hati seraya menatap haru pada pasangan yang ada di depannya.
.
.
'Hanan dan Anin telah bertemu.. saya harap kamu selalu bisa membahagiakan Anin, nan.. saya sudah ikhlas jika memang hati Anin hanya untuk kamu.. bukan untuk saya... semoga Anin biaa bahagia bersama kamu..' ucap Radit dalam hati seraya melihat Hanan dan Anin berpelukan.
.
.
"Shit!! Gue gak akan pernah membiarkan dia memiliki Anin.. gue akan melakukan apa pun untuk memisahkan dia dengan Anin.. apa pun.. " gumam seseorang dengan tatapan kebencian ke arah Anin dan Hanan.
Orang tersebut lalu menghubungi seseorang dan mengatakan sesuatu di sana.
"Pastikan bahwa dia harus mati ketika melakukan penyidikan pada markas kita.. atau lakukan apa pun yang membuat dia tidak bisa pergi dari tempat itu!!" ucapnya pada seseorang di seberang telepon.
"Siap bos!!" ucapnya.
Tut.
Sambungan telepon pun terputus.
Setelah sambungan telepon terputus, orang tersebut menunjukkan senyum miringnya.
"Gue pastikan bahwa lo gak akan pernah bisa memiliki Anin.. Hanan Adyatma Nugroho.. Jika lo punya seribu cara untuk memiliki Anin, maka gue punya sejuta cara untuk memisahkan lo dari Anin.." monolognya dengan senyum miring.
............
Maafkan Typo..
Thank You for Reading..
Please support this novel...
:red_heart::red_heart::red_heart: