Dear Pak Polisi..

Satu-Persatu



Satu-Persatu

0Wil tersenyum.     
0

"Saya hanya orang biasa om.. tapi saya harap, om mau bekerja sama dengan baik dengan saya demi kebaikan kita semua.." ucap Wil.     

Wiran pun mengangguk.     

"Saya serahkan Anin sama kamu.. saya percayakan semuanya sama kamu.. karena sekarang Hanan telah tiada .. bukan begitu?" ucap Wiran.     

Wil pun mengangguk.     

"Iya om.. terima kasih atas kepercayaan om terhadap saya.. semoga saya tidak mengecewakan om nantinya.." ucap Wil.     

"Iya Wil.. pergilah.." ucap Wiran.     

"Baik om.. kalau begitu saya dan Anin pamit dulu ya.." ucap Wil.     

Wiran pun mengangguk.     

"Iya Wil.. hati-hati." ucap Wiran.     

Wil lalu pamit dan pergi meninggalkan ruang kerja Wiran.     

....     

Anin dan Wil saat ini telah berada di dalam mobil Wil, di perjalanan menuju rumah Wil.     

"Tadi,kamu sudah izin sama papa??" ucap Anin bertanya pada Wil.     

Wil pun mengangguk.     

"Iya sudah..." Ucap Wil.     

"Terus??" ucap Anin.     

"Ya papa kamu izinkan saya untuk membawa kamu pergi ke rumah saya.. kalau gak ada izin dari dia, ya gak mungkin saya berani bawa kamu pergi.." ucap Wil.     

"Hmm iya..." ucap Anin.     

'Kok papa tumben ya percaya aja gitu bahkan sama orang yang baru dia kenal?? Aneh...' ucap Anin di dalam hatinya.     

.....     

Beberapa anggota kepolisian yang tadi mengikuti mobil lawan mereka atau seorang pelaku distributor dari makanan atau snack yang tercampur bahan narkoba itu pun berhasil dikepung oleh beberapa anggota kepolisian yang sejak tadi mereka ikuti.     

Tok Tok...     

Salah seorang anggota kepolisian mengetuk kaca mobil si pelaku.     

"Keluar!" titahnya datar.     

Namun mereka yang berada di dalam mobil tersebut tak kunjung keluar..     

"Saya hitung sampai tiga, kalau kalian tidak keluar juga, saya bakar mobil ini! Keluar!!" murka salah satu anggota kepolisian tersebut.     

Damn!     

Mereka yang berada di dalam mobil tersebut pun lalu keluar dan angkat tangan.     

"Tangkap mereka dan borgol!" titahnya.     

"Siap delapan enam!" ucap anggota kepolisian yang lainnya.     

"Kamu dan kamu, bawa mobil ini ke polres.. kita akan periksa di sana untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan!" ucapnya lagi.     

Kedua orang yang ditunjuk tersebut pun lalu mengangguk.     

"Siap delapan enam!" ucap mereka berdua lalu memasuki mobil tersebut.     

"Dua depan dua belakang satu kiri.." ucapnya memberi kode untuk membawa para pelaku ke dalam mobil yang telah ditunjuk.     

Mereka dipisahkan ketika akan dibawa ke polres agar tidak ada hal buruk yang terjadi ketika mereka sedang berada dalam perjalanan menuju polres..     

"Siap delapan enam!" ucap mereka serempak lalu masuk pada mobil yang ditunjuk masing-masing.     

......     

Anin dan Wil telah tiba di rumah Wil. Anin menarik kopernya memasuki rumah Wil.     

"Kamu istirahatlah di kamar kamu.. saya tahu bahwa kamu sedang lelah saat ini.." ucap Wil.     

Anin pun mengangguk.     

"Terima kasih Wil.." ucap Anin.     

Wil pun mengangguk dan Anin pun lalu pergi meninggalkan Wil menuju kamarnya.     

'Saya harap, semuanya tetap bisa terkendali.. Semoga..' ucap Wil di dalam hatinya.     

Wil lalu pergi menuju kamar Zivan dan menemui Zivan.     

"Ziv..." ucap Wil seraya membuka pintu kamar Zivan. Namun, ia tidak mendapati Zivan berada di sana.     

"Di mana dia??" gumam Wil.     

"Papa!!" teriak Aurora berlari ke pelukan Wil.     

"Sayang... kenapa kamu gak istirahat??" ucap Wil seraya mengusap kepala Aurora.     

"Aku bosen pa..." ucap Aurora.     

"Di mana paman??" ucap Wil.     

"Paman pergi ke acara meet and greget dengan fans nya.. paman membuka orderan untuk penerbitan buku barunya.." ucap Aurora.     

"Kapan??" ucap Wil.     

"Satu atau dua jam yang lalu.." ucap Aurora.     

"Ya sudah kalau begitu... kamu pergi ke kamar kamu ya... papa juga mau istirahat..." ucap Wil.     

Aurora pun mengangguk.     

.....     

Para pelaku tersebut telah berhasil dimasukkan ke dalam bui atau penjara. Dan beberapa anggota kepolisian yang lainnya saat ini sedang sibuk untuk melakukan pemeriksaan terhadap mobil yang dikendarai oleh para pelaku tersebut.     

"Apa ada barang bukti yang kalian temukan??" ucapnya pada beberapa anggota kepolisian yang tengah memeriksa mobil tersebut.     

"Lapor!"     

Dirinya pun mengangguk.     

"Ya." ucapnya.     

"Saya menemukan satu dus permen lolipop di bawah kolong jok mobil.." ucap anggota kepolisian tersebut.     

"Bawa ke ruangan untuk kita lakukan pemeriksaan lebih lanjut." ucapnya.     

"Siap delapan enam!"     

Anggota kepolisian tersebut pun lalu pergi memasuki polres untuk menuju ruangan.     

'Semoga semuanya segera terungkap dan selesai.. dan setelah itu, saya akan mengakhiri semuanya..' ucap seseorang di dalam hatinya.     

......     

Asni dan Wiran saat ini sedang berada di dalam kamar milik keduanya dan sedang duduk di sofa.     

"As.. bagaimana bisa kamu dibawa oleh mereka?" ucap Wiran.     

Asni pun menggeleng lemah.     

"Aku gak tahu mas... tiba-tiba saja mereka datang ke rumah ini.. pada saat itu, posisinya aku dan Rafka sedang menikmati puding buatan Rafka di balkon kamar dan mereka tiba-tiba saja masuk dan menyerang kami semua.. mereka lalu membawa aku pergi dari rumah ini.. Rafka dan beberapa security yang berada di rumah ini juga membantu Rafka untuk melawan mereka tapi mereka semua kalah.. mas.. meskipun Rafka bukanlah anak kandung kita, tetapi Rafka begitu mencintai kita.." ucap Asni.     

"Apa maksud kamu?" ucap Wiran.     

"Tolong restui hubungan Anin dengan Rafka, mas.. kasihan Rafka... dia terlihat begitu mencintai Anin.. lagi pula kenapa sih mas kamu gak setuju jika Rafka dan Anin bersatu? Padahal itu akan lebih baik karena kita sebagai orang tua juga sudah mengetahui bahwa Rafka memang benar-benar mencintai Anin.. kita sudah mengenal mereka sejak dulu.. kenapa gak kamu biarin aja mereka bersatu?" ucap Asni.     

"Karena saya belum mempercayai Rafka sepenuhnya! Dia itu tidak benar-benar mencintai Anin.. dia hanya terobsesi saja.." ucap Wiran.     

"Rafka itu sangat mencintai Anin, mas.. kenapa sih kamu gak bisa percaya??" ucap Asni.     

"Sampai kapan pun saya tidak akan pernah merestui hubungan Anin dengan Rafka... Lagi pula, Anin juga tidak mencintai Rafka .. dia mencintai Hanan atau Wil.. bahkan saya lebih setuju jika Anin menikah dengan dosennya atau teman lekakinya yang lain kecuali Arga.." ucap Wiran.     

"Kamu egois mas! Kamu gak pernah memikirksn perasaan Rafka! Kamu selalu memikirkan perasaan Anin! Kenapa Mas?! Kenapa?!" ucap Asni histeris.     

"Kamu tentu tahu apa jawabannya.." ucap Wiran.     

Wiran pun lalu bangkit berdiri dari duduknya dan akan beranjak untuk pergi dari sana.     

"Kamu mau ke mana, mas?! Aku ini baru aja pulang dan kamu sudah mau pergi lagi?!" ucap Asni tak percaya.     

"Saya mau pergi! Ada hal penting yang harus saya urus! Jaga diri kamu baik-baik di Sini!" ucap Wiran lalu pergi meninggalkan kamar.     

"Mas!! Mas jangan pergi dong! Mas!!! Argh!!!" teriak Asni kesal karena Wiran tetap saja pergi dan mengabaikan teriakan Asni.     

..............     

Maafkan Typo...     

Thank You for Reading...     

Please support this novel....     

:red_heart::red_heart::red_heart:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.