Dear Pak Polisi..

Twenty Eight



Twenty Eight

0Arga sedang berada di ruang kerjanya. Ia sedang mengurus beberapa berkas. Fokusnya teralih saat pembantunya mengetuk pintu.     
0

Tok Tok Tok....     

"Masuk!" sahut Arga dari dalam.     

Pembantunya pun masuk.     

"Ada apa bi?" tanya Arga.     

"Saya bawakan makanan dan vitamin untuk mas Arga.." ucap Bibi.     

"Makasih bi.. Letak di situ aja ya.." ucap Arga menunjuk meja.     

"Baik mas.. Kalau begitu saya permisi dulu ya.." pamit Bibi.     

"Iya bi." Bibi pun meninggalkan ruangan Arga.     

"Anin kenapa gak ngabarin gue ya udah berhari-hari? Kalau dia memang sakit, apa gak bisa kabarin gue sebentar aja? Keterlaluan!" geram Arga. Ia pun menghubungi kepercayaannya.     

"Informasi apa yang kamu miliki hari ini?" tanya Arga pada seseorang di sebrang telepon.     

'Saya akan mengirim fotonya ke anda. Kekasih anda sedang bersama lelaki lain di sebuah cafe.' ucap seseorang di sebrang telepon.     

Tut!     

Arga langsung memutuskan sambungan dengan emosi dan melihat kiriman gambar yang dikirim oleh kepercayaan Arga.     

Arga begitu emosi saat melihat foto itu. Di dalam foto itu Anin sedang tertawa bersama Radit.     

"Sialan!" umpat Arga emosi.     

Ia langsung menghubungi Anin.     

......     

"Maksud bapak apa sih?" tanya Anin penasaran pada Radit.     

"Saya belum bisa menjelaskannya sekarang. Ayo kita pulang... Atau kamu mau jalan-jalan dulu dengan saya? Kita refreshing?" ajak Radit.     

"Hmmm... Bapak gak sibuk? Bapak kan CEO.." ucap Anin.     

"Everything's for you.." ucap Radit terkekeh.     

"Hahah bapak ada-ada aja.." ucap Anin ikut terkekeh.     

"Jadi, gimana? Mau jalan-jalan? Ke pantai?"     

Ajak Radit.     

"Pantai? Hahahah ..." tanya Anin dengan tawanya.     

"Iya Anin... Palingan perjalanan kita cuma 30 menit."     

"30 menit? Capek dong pak saya.. Naik kereta bapak lagi yang tinggi begono."     

"Kalau kamu mau naik mobil, kita ke rumah saya dulu. Kita ambil mobil."     

"Eh? Ngerepotin pak..."     

"Ya jadi gimana? Mau naik motor?"     

"Saya gak bawa helm pak..."     

"Kita beli..."     

*orang kaya bebas guys....* -Author.     

"Ya udah boleh deh pak kebetulan besok weekend." ucap Anin.     

"Ok siap... Pas banget kan tadi saya habis belanja. Beruntungnya saya juga beli cemilan tadi. Jadi bisalah untuk makanan kamu sewaktu di jalan supaya gak capek heheh..." ucap Radit.     

"Asyiap pak... Gas!!"     

Mereka pun ke parkiran di mana motor Radit di parkiran. Saat Anin akan naik ke motor Radit, handphonenya berdering.     

Drrrrtttt....     

"Pak bentar, handphone saya bunyi deh.." ucap Anin mengambil ponsel di tasnya.     

"Siapa nin?" tanya Radit.     

"Arga..." lirih Anin.     

"Pacar kamu?"     

Anin pun mengangguk.     

"Udah, gak usah diangkat. Kamu harus refreshing hari ini.. Kamu kan baru sembuh, jadi harus bahagia. Saya akan membuat kamu bahagia hari ini."     

"Tapi kalau dia marah pak?"     

"Putusin nin.."     

"Eh? Gak bisa gitu pak... Saya sudah berjanji untuk bersama dia sampai dia sembuh.."     

"Kalau dia sudah sembuh?"     

"Maksudnya?"     

"Itu artinya kamu bisa meninggalkan dia pada saat dia sudah sembuh? Iya?"     

Anin menunduk. Ia kemudian menggeleng.     

"Saya gak tahu pak..."     

"Ya sudah lupakan. Sekarang kita harus bersenang-senang. Ayo naik." Anin pun menyimpan ponselnya dan naik ke moge Radit. Radit pun menancap gas motornya.     

.......     

Arga begitu emosi karena Anin tak kunjung menjawab panggilannya.     

"Sialan! Berani kamu ya abaikan telepon dari aku! Aku gak akan pernah biarin kamu pergi dari aku lagi Anindya! Aku gak akan pernah melepaskan kamu! Kamu harus tetap menjadi milik aku!" emosi Arga. Ia pun ke luar dari ruangannya. Ia menuju kamarnya. Ia kemudian menyambar kunci mobilnya. Lalu, dia keluar rumah dan memanggil sopirnya.     

"Krisna! Antarkan saya!" titahnya sambil melempar kunci mobilnya pada Krisna, sopirnya.     

"Baik bos." Krisna dan Arga langsung memasuki mobil. Di perjalanan, Arga menghubungi Kepercayaannya.     

"Di mana dia sekarang?" tanya Arga pada Leon, kepercayaannya.     

'Mereka baru saja meninggalkan cafe ini bos. Tapi, saya tidak tahu ke mana mereka akan pergi.'     

"Ikuti mereka terus! Jangan sampai kehilangan jejak."     

'Iya pak!'.     

Tut!.     

Arga langsung memutuskan sambungan.     

"Sialan! Anin sudah benar-benar tidak peduli denganku! Tidak akan aku biarkan kamu jatuh ke pelukan lelaki lain! Tidak akan! Argh!!! Sialan!" Arga begitu emosi.     

......     

"Nan, ke jalan yuk..." ajak Andre.     

"Mau ngapain ndre?" tanya Hanan.     

"Cuci mata... Siapa tahu ada cewek cakep.." canda Andre.     

Hanan langsung terdiam. Ia teringat akan Anin.     

'Kamu di mana nin? Apa kamu sudah benar-benar tidak peduli lagi sama aku? Aku rindu nin... Aku ingin bertemu kamu, tapi itu sudah tidak mungkin...' Batin Hanan.     

"Woi nan! Kok melamun lo?" ucap Andre mengagetkan Hanan.     

"Ha? Enggak kok ndre..." elak Hanan.     

"Lo lagi mikirin apaan sih nan?"     

"Gak apa-apa ndre.."     

"Lo keinget seseorang ya?"     

"Enggak kok..."     

"Gue juga dulu gitu nan... Waktu gue LDR sama cewek gue, gue kepikiran terus. Kangen, pengen ketemu, tapi susah." ucap Andre sedih.     

"Terus sekarang?"     

"Gue udah gak menjalin hubungan dengan siapa pun.. Capek nan..."     

"Iya ndre... Gue kangen banget sama seseorang... Gue kangen ngelihat senyum dia.. Kangen bercandain dia.. Kangen diperhatiin dia.. Tapi sekarang, dia sudah menjadi milik orang lain..." ucapnya tersenyum sendu. Andre langsung menepuk pundak Hanan.     

"Kok bisa nan? Tapi lo harus sabar nan.."     

"Iya.. Dia balikan sama mantannya karena dia merasa bersalah... Gue sendiri bahkan yang menyaksikan mereka balikan.. "     

"Gue tahu itu pasti sakit banget nan.."     

"Surely ndre.."     

"Gue tahu lo kuat nan.. Lo pasti bakal dapet yang lebih baik dari dia."     

"Gue selalu berdoa di setiap sepertiga malam... Semoga dia adalah jodoh gue. Karena gue udah terlalu yakin ndre, kalau dia akan menjadi jodoh gue..."     

"Kalau lo yakin, maka jangan putuskan doa lo tentang dia. Tapi saran gue, doalah minta yang terbaik sama Allah karena apa yang menurut kita baik, belum tentu baik untuk kita."     

"Yaps ndre lo bener... Sampai detik ini, dia adalah yang terbaik yang pernah gue kenal."     

"Cewek itu pasti cantik banget ya nan?"     

Hanan tersenyum dan mengangguk.     

"Dia cantik fisik dan hati.. Dia terlihat sempurna di mata gue. Dia baik ndre... Ya walaupun kalau kita belum kenal, dia bakal jutek banget. Dia gak akan peduli mau kita siapa. Sekalipun kita polisi yang nilang dia." ucap Hanan terkekeh mengingat kejadian di masa lalu dengan Anin.     

"Wahhh limited tuh nan yang begituan. Biasanya kan cewek-cewek bakal salting sama polisi atau tentara. Apa lagi lo, lo ganteng gila. Bisa dijutekin sama dia." salut Andre.     

"Yaps, dia memang beda. Dan lucunya, gue jatuh cinta pada saat pertama gue ketemu sama dia. Mukanya yang jutek aja buat hati gue jatuh cinta, apa lagi muka dia yang kalau pas senyum dan ketawa... Ya Allah gue kangen banget sama dia." ucap Hanan.     

"Sabar ya nan... Semua masalah pasti ada jalan keluarnya... Gue yakin, lo akan segera menemukan kebahagiaan lo." ucap Andre     

"Aamiin makasih ndre." Ucap Hanan.     

Hola guys!!     

Jangan lupa powerstone nyaaa...:red_heart::red_heart::red_heart:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.