Dear Pak Polisi..

Lokasi Proyek RS



Lokasi Proyek RS

0Hanan melirik pada Anin dan bertanya pada Anin siapakah orang yang menghubungi dirinya.     
0

"Dari siapa nin?" ucap Hanan.     

"Vio mas.. aku angkat ya??" ucap Anin.     

Hanan pun mengangguk.     

"Iya nin.. silahkan.. " ucap Hanan.     

Anin pun menerima panggilan dari Vio.     

"Halo Assalamualaikum Vi??" ucap Anin pada Vio di seberang telepon.     

"Waalaikumsalam nin... Sorry ya nin gue baru bisa menghubungi lo sekarang.." ucap Vio.     

"Iya Vi... gak apa-apa kok.." ucap Anin.     

"Hmm by the way tadi lo jam berapa sampai di sana?? Baik-baik aja kan kalian semua??" ucap Vio.     

"Iya alhamdulillah kita semua baik-baik aja sih Vi.. gue dan yang lainnya tadi sampai di sini kira-kira ya jam sepuluh sih.. kalau gue gak khilaf ya wkwk.. " ucap Anin.     

"Wkwkwk.. oh iya iya.. alhamdulillah deh lo semua baik-baik aja.. eh ini lagi pada di mana?" ucap Vio.     

"Lagi di perjalanan Vi menuju lokasi proyek.." ucap Anin.     

"Oh gitu.. hati-hati ya kalian.. kalau terjadi sesuatu, hubungi gue, Daniel atau Evan deh.." ucap Vio.     

"Iya Vi.. makasih lho.." ucap Anin.     

"Iya nin.. by the way sorry ya.. gue baru bisa ke rumah sakit untuk menjenguk bokap lo sore ini setelah Daniel pulang kerja.. soalnya kita dari pagi juga sibuk.. maaf ya Nin.." ucap Vio.     

"Iya iya gak apa-apa Vi.. gue ngerti kok.. lo dan Daniel mau jengukin papa aja gue udah senang kok.." ucap Anin.     

"Ya udah kalian hati-hati pokoknya ya.." ucap Vio.     

"Iya Vi.. lo juga.. hati-hati di sana.." ucap Anin.     

"Siip.. gue tutup ya.. Assalamualaikum.." ucap Vio.     

"Waalaikumsalam.." Ucap Anin.     

Tut.     

Sambungan telepon pun terputus.     

"Kenapa sayang??" ucap Hanan.     

"Gak ada apa-apa mas.. biasalah Vio.. cuma nanyain kita udah sampai atau belum.." ucap Anin.     

"Oh gitu.. by the way, dia udah ke rumah sakit?" ucap Hanan.     

"Belum mas.. katanya sore ini sih.. menunggu Daniel pulang ngantor." ucap Anin.     

"Oh gitu.. ya gak apa-apa sih.. Karena kan di sana juga udah ada yang jagain.." ucap Hanan.     

Anin pun mengangguk.     

"Iya mas.." ucap Anin.     

.....     

Vio merasa lega setelah dirinya selesai menghubungi Anin.     

"Alhamdulillah akhirnya gue udah menghubungi Anin dan ternyata mereka baik-baik aja.. ya udah berarti nanti sore, gue dan Daniel tinggal mengunjungi om Wiran aja.. sekarang gue istirahat dulu deh sebentar.." gumam Vio.     

Vio lalu meletakkan ponselnya di atas nakas dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur.     

Ia pun mulai terlelap dalam tidurnya.     

.....     

Mobil rombongan Hanan kini telah tiba pada lokasi proyek rumah sakit papa Anin.     

Mereka semua lalu turun dari mobil.     

"Kita langsung ke proyeknya aja.." ucap Hanan.     

Mereka pun mengangguk. Bodyguard dan sopir mengawal mereka dengan berdiri pada samping dan belakang mereka.     

Mereka lalu berjalan menuju gedung rumah sakit yang masih dalam tahap pembangunan namun sedikit bermasalah karena perbuatan saingan.     

Hanan menatap tak percaya pada gedung rumah sakit yang cukup banyak mengalami kerusakan.     

"Ini kerusakannya parah lho.. bagaimana bisa sih warga sini gak ada yang tahu?? Padahal ini gak jauh-jauh banget dari pemukiman penduduk.." ucap Hanan tak habis pikir.     

Mandor dari proyek ini menghampiri Hanan.     

"Permisi pak.." ucapnya pada Hanan.     

"Kenapa bisa sampai separah ini?? Dan kenapa bisa mereka mencuri semua material?? Bagaimana bisa sih?" ucap Hanan kesal.     

"Maafkan atas kelalaian kami pak.. tetapi dua orang pekerja kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan semua ini namun gagal.. Dan seperti yang telah saya jelaskan di telepon bahwa kondisi mereka babak belur dan sedang dirawat di rumah sakit.." ucap mandor/pengawas.     

"Waktu itu kamu mengatakan pada saya bahwa pelakunya adalah preman setempat.. apa kalian sudah melaporkan kejadian ini pada pihak berwajib??" ucap Hanan.     

Pengawas tersebut menggeleng.     

"Belum pak.." ucapnya.     

"Kenapa bisa sampai belum sih?? Saya kan sudah meminta kamu untuk melaporkan kejadian ini pada pihak berwajib.." ucap Hanan.     

"Kami tidak memiliki barang buktinya pak.. Gedung depan memiliki cctv yang mengarah ke sini, namun ketika kami meminta bantuan mereka untuk memeriksa cctv pada tanggal tersebut, mereka tidak mengizinkan.. sehingga kami tidak memiliki bukti dan foto-foto para pelakunya.. sedangkan dua orang pekerja kita kondisinya masih belum sadarkan diri hingga saat ini di rumah sakit." ucap pengawas.     

"Andre, Alex, ini tugas kalian.. ke gedung itu sekarang dan minta file cctv pada dua hari yang lalu.." ucap Hanan.     

Mereka pun mengangguk.     

"Iya oke nan.. kami akan ke sana sekarang." ucap Alex dan Andre.     

Alex dan Andre lalu beranjak dari sana menuju gedung depan.     

"Eric dan Jordan, kalian bisa menghubungi kantor polisi terdekat dan minta mereka untuk melakukan olah TKP.. sebutkan identitas kalian juga supaya mereka tahu siapa kalian." ucap Hanan.     

Eric dan Jordan pun mengangguk.     

"Siap!! Delapan enam!" ucap Eric dan Jordan secara bersamaan.     

Mereka lalu beranjak dari sana menuju kantor polisi terdekat dengan didampingi oleh seorang sopir dan seorang bodyguard.     

"Antarkan kami ke dua pekerja yang menjadi korban dari mereka." ucap Hanan.     

Pengawas itu pun mengangguk.     

"Arga, Ilona, gue minta tolong sama kalian untuk tetap ada di sini, mengawasi proyek ini.. bisa??" ucap Hanan.     

Arga pun mengangguk.     

"Bisa nan.." ucap Arga.     

"Thanks Ga.. dan saya hanya butuh satu bodyguard dan satu sopir.. sisanya, tetaplah di sini." ucap Hanan.     

"Siap laksanakan!" ucap mereka.     

Hanan pun mengangguk.     

"Ya udah.. ayo kita pergi ke sana sekarang.. saya berharap kondisi mereka telah membaik saat ini sehingga kita bisa meminta keterangan dari mereka mengenai kejadian yang sebenarnya." ucap Hanan.     

Mereka pun mengangguk. Hanan, Anin, pengawas, bodyguard dan sopir pun memasuki mobil. Mobil segera melaju meninggalkan tempat menuju rumah sakit.     

.....     

Alex dan Andre menemui bagian resepsionis dari hotel tersebut. Ya, ternyata ini adalah gedung hotel berbintang.     

"Selamat sore.. ada yang bisa kami bantu??" ucap resepsionis dengan ramah.     

"Bisa kami bertemu dengan manajer hotel ini?" ucap Andre.     

"Mohon maaf sebelumnya.. ada keperluan apa ya pak?" ucap resepsionis.     

"Kami memiliki keperluan penting dengannya. Ini tentang penyewaan ballroom yang akan kami gunakan untuk acara launching produk terbaru dari PT. Indo HAN Jaya." ucap Andre.     

Jleb!     

Resepsionis menelan salivanya sendiri dengan susah payah. Betapa terkejutnya dirinya ketika mendengar nama perusahaan PT. Indo HAN Jaya.     

"Baik pak.. saya akan menghubungi manajer hotel ini untuk menemui kalian.. sebentar.." ucapnya.     

Andre dan Alex pun mengangguk. Mereka saling melempar senyum miring.     

Tak lama, seorang manajer hotel pun menghampiri mereka. Ia mengulurkan tangan yang kemudian dijabat oleh Andre dan Alex.     

"Selamat sore pak.. apakah kalian merupakan utusan dari PT. Indo HAN Jaya?" ucap manajer hotel.     

Andre dan Alex pun mengangguk.     

"Bisa kita berbicara sebentar??" ucap Andre.     

....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.