Cinta dari Masa Depan

Tidak perlu berterimakasih, cukup tetap bersama denganku



Tidak perlu berterimakasih, cukup tetap bersama denganku

0Mu Siyin mengambil nafas panjang setelah akhirnya keluar dari rumah sakit, "Udara di luar jauh lebih baik~"      
0

Udara rumah sakit benar-benar membuatnya merasa sangat tertekan.     

"Ayo." Shi Beiyu mengangkat tangannya dan membelai rambut panjang Mu Siyin yang terkena angin. Pandangan matanya memanjakannya dan menariknya masuk ke dalam mobil.      

Yan Ze yang menyetir di depan terus menggelengkan kepalanya dan menghela nafas karena melihat tuan mudanya tidak bisa mengendalikan diri di depan kekasih barunya.     

Dulu bosnya itu adalah pecandu kerja, tapi sekarang sifat itu sudah menghilang, tidak mengadakan rapat umum pemegang saham, bahkan terlambat di pagi hari dan pulang lebih awal di sore hari. Tampaknya sikap seperti inilah yang harus dimiliki oleh presiden perusahaan.      

Sungguh kasihan. Dia harus bekerja keras di perusahaan, dan dia juga harus bekerja sebagai sopir untuk pasangan itu. Mereka menyiksanya!     

"Dasar pria lajang~"     

Apa yang dikeluhkan Yan Ze itu bukannya tidak beralasan, karena ketika Mu Siyin masuk ke dalam mobil, Shi Beiyu mendudukannya di pahanya.      

"Apa yang kamu lakukan~" Mu Siyin sedikit berontak sambil tersipu, dia sadar kalau di dalam mobil itu masih ada Yan Ze, tidak baik selalu berpelukan seperti itu.      

Shi Beiyu mengangkat alis dan sedikit sedikit mengatupkan bibirnya, lalu dia menekan Mu Siyin ke dalam pelukannya, "Sekarang kamu bisa tidur sebentar."      

Telinga Mu Siyin menempel di dada Shi Beiyu, di posisi itu dia bisa mendengar detak jantung Shi Beiyu dengan jelas, aliran perasaan hangat mulai mengalir ke dalam hatinya. Menurutnya suara detak jantung Shi Beiyu yang kuat adalah hal yang paling indah.      

Dia merentangkan tangannya dan tidak bisa menahan diri memeluk Shi Beiyu dengan erat. Kepuasan itu tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Di dunia yang sangat besar ini, ternyata Shi Beiyu adalah takdirnya.      

"Terima kasih…" Tiba-tiba Mu Siyin bergumam.      

Shi Beiyu yang sedang menikmati pelukan itu sedikit mengerutkan kening ketika mendengar Mu Siyin berterima kasih, "Untuk apa berterimakasih?"      

Mu Siyin berpikir kembali dan merasa bersalah, lalu dia menatapnya, "Terima kasih karena sudah memenuhi permintaanku dan menjagaku."      

Shi Beiyu menyipitkan matanya dan menatap kekasihnya dengan dalam, "Tidak perlu berterimakasih, cukup tetap di sini bersamaku."      

Mu Siyin melipat bibirnya dan menganggukkan kepala tanpa ragu, "Baik!"      

Yan Ze yang sedang menyetir di depan rasanya ingin mati. Shi Beiyu selalu menunjukkan kasih sayangnya. Tidakkah dia memikirkan perasaannya sebagai pria lajang?      

Para pelayan di dapur sudah selesai menyiapkan makan malam ketika Shi Beiyu dan Mu Siyin sampai di villa pribadinya. Sebagian besar makanan itu adalah makanan kesukaan Mu Siyin.      

Saat Zhong Bo keluar, dia melihat Shi Beiyu sedang menggendong Mu Siyin seperti bayi. Dia menggelengkan kepala dan menghela nafas. Kasih sayang Beibei mereka pada Mu Siyin datang bagaikan gelombang pasang, tidak ada yang bisa menghentikannya, dia hanya bisa berharap mereka kuat dan tidak dikalahkan oleh kenyataan.      

Mu Siyin menyadari bahwa Zhong Bo sedang menatapnya, "Zhong Bo, kau ingin duduk dan makan bersama?" Tanyanya sambil tersenyum.     

Zhong Bo langsung merasa cemas lalu menggelengkan kepalanya dan melambaikan tangan, "Tidak, aku sudah makan, kalian cepatlah makan saja." Kemudian dia segera berbalik dan pergi.     

Mu Siyin dengan curiga menatap Shi Beiyu, "Kenapa aku merasa Zhong Bo selalu menatapku selalu dengan aneh?"      

Shi Beiyu mengangkat alisnya, "Benarkah?"     

"Iya benar! Aku sangat curiga kalau dia mengenalku sebelumnya."      

Shi Beiyu berhenti lalu berkata dengan suara pelan, "Tidak usah dipikirkan, dia jelas tidak mengenalmu."      

"Benarkah?"      

"Sayang, ayo makan, nanti makanannya dingin."      

Saat mereka berdua selesai makan malam, tiba-tiba ponsel Shi Beiyu berdering. Dia mengeluarkan ponsel itu dan melihatnya, kemudian dia menyipitkan matanya. Mu Siyin hanya bisa mengintip, tapi dia tidak bisa melihat apapun.      

"Aku akan pergi dulu ke ruang tamu, kamu bisa mengangkat teleponnya dulu~"      

Shi Beiyu mengangguk dan melihat Mu Siyin menjauh, tapi dia tetap membawa ponselnya dan berjalan ke sudut lain sampai Mu Siyin tidak bisa melihatnya.      

Mu Siyin mengerutkan keningnya, siapa yang menelponnya. Mengapa sangat misterius?      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.