Cinta dari Masa Depan

Pelan tidak apa, asal aku tidak akan disuntik



Pelan tidak apa, asal aku tidak akan disuntik

0"Syukurlah kamu tahu~ Suatu saat nanti jika sudah ada Shi Beiyu jangan lupakan kami ya~" Kata Ji Yang dengan khawatir.     
0

Mu Siyin mengerutkan kening dengan tidak senang, "Apa hanya aku yang melupakan teman?"      

Ji Yang mengambil nafas dalam, "Tante, jangan bicara dulu. Tunggu aku mendapatkan taxi."      

Beruntungnya, lokasi mereka tidak terlalu sepi, banyak mobil yang kosong. Namun, tidak tahu mengapa, saat Ji Yang terus melambaikan tangannya tapi tidak melihat satu pengemudi pun yang berhenti.      

"Apa-apaan! Aku membawa orang sakit, bukan orang yang mabuk kakak, paman dan bibi sekalian~"      

Meskipun Mu Siyin pusing, namun dia tidak benar-benar pingsan, dia masih bisa mendengar kata-kata Ji Yang, "Yangyang, mereka tidak ingin membawaku. Bawa aku ke rumahmu saja, lalu kita pergi ke apotek untuk membeli obat."      

Ji Yang tidak ingin mendengarnya kali ini, "Aku beri tahu dengan jelas, kamu sekarang tidak bisa hanya membeli obat lalu meminumnya sendiri. Kamu harus ke rumah sakit untuk menemui dokter, mungkin kamu butuh di suntik~"      

pikiran Mu Siyin segera menjadi jernih ketika mendengar kata 'suntik'. "Yangyang, aku tidak perlu disuntik~ Jika kamu meminta dokter untuk menyuntikku, aku tidak akan pergi ke rumah sakit bersamamu~"     

Sejak kecil Mu Siyin memang takut, dia lahir seperti ini. Tidak bisa merubahnya.      

Sekarang dia menyesal karena berbohong. Jika dia tahu bahwa akan disuntik, dia tidak akan melakukan cara ini.      

Ji Yang takut jika dia membuat Mu Siyin semakin cemas, jadi dia mulai menenangkannya, "Oke oke, tidak perlu suntik, tidak suntik. Cuma minum obat saja."      

"Hm."      

sampai beberapa saat kemudian akhirnya ada paman sopir yang baik hati, atau mungkin Ji Yang yang berdiri terlalu dekat dengan tengah jalan sehingga menutupi jalan, jadi dia harus berhenti.      

"Tuan, tolong bawa kita ke rumah sakit terdekat." Setelah itu tanpa bicara lebih banyak lagi Ji Yang membuka pintu dan meletakkan Mu Siyin terlebih dahulu.      

Pengemudi itu berbalik dan melihat Mu Siyin yang sudah lemas, dia pikir gadis ini lebih cantik dari bintang lalu dia bertanya, "Apa dia terlalu banyak minum?"     

Orang-orang tidak suka jika memberi tumpangan pada orang lain yang sedang mabuk, mereka takut jika orang itu akan muntah di mobil mereka, yang tentu saja itu tidak ada hubungannya dengan mereka.     

Ji Yang tercengang, "Apa kamu mencium bau anggur? Temanku demam tinggi. Tolong cepat bawa kami ke rumah sakit terdekat."      

Paman sopir itu akhirnya menyadari bahwa gadis cantik itu sedang sakit. "Saat melihatmu menggendongnya tadi aku pikir dia minum terlalu banyak." Lalu paman itu berbalik dan segera mengendarai mobilnya.     

Mu Siyin juga kejam, dia mandi air dingin selama satu setengah jam lalu berbaring di lantai. Sekarang dia pusing, matanya memberat, dadanya sesak, nafasnya pendek dan sekujur tubuhnya terasa dingin serta panas di saat yang bersamaan. Apa dia benar-benar ingin mati?     

Ji Yang segera membawanya ke ruang gawat darurat. Dokter yang mengukur suhu tubuh Mu Siyin segera berkata, "Demamnya terlalu tinggi, harus disuntik."      

Mata Mu Siyin yang awalnya tertutup langsung terbuka setelah mendengar kata 'suntik', dia menggelengkan kepalanya dengan kuat, "Aku tidak mau disuntik! Aku mau minum obat saja!"      

Dokter itu tampak tidak berdaya, "Tapi keadaanmu sudah sangat parah, penyembuhan obat sangat lambat tak tidak akan cukup."     

"Pelan tidak apa, asal aku tidak akan disuntik"     

Dokter itu terdiam.     

Ji Yang memegang bahu Mu Siyin dan menasehatinya, "Yinyin, itu hanya suntikan kecil, tidak sakit. Setelah suntik, demammu akan cepat mereda."      

Mu Siyin memeluknya dan berkata dengan memelas, "Yangyang, aku tidak mau disuntik~ Kamu sudah berjanji~"      

Ji Yang tidak berdaya, lalu melihat ke dokter dan berkata, "Dokter, kalau begitu resepkan saja obat yang bisa meredakannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.