Gadis Lugu Liar Galak

YE LUO JUGA DATANG



YE LUO JUGA DATANG

0Ketika semua orang masih belum mengerti apa yang terjadi, dari luar sana datang lagi seseorang.     
0

"Guru?!" Chu Sihan meletakkan mangkuk dan sumpitnya, dia pun melihat ke orang itu dengan terkejut.     

"Wah, lagi makan?" Ye Lu melihat hidangan yang di atas meja, dia pun mengangkat alisnya.     

"Pendekar Ye, kenapa Anda juga bisa ke sini?" Lu Sheng juga melihat Ye Luo dengan kaget.     

"Senior yang menyuruhku ke sini." Setelah Ye Luo menjawab dia pun melihat ke Lanyi dan Luyi yang di samping. Senyumannya langsung membeku, kedua matanya pun terbuka lebar. Dia mengedipkan matanya dan dengan kaget dia bertanya, "Kalian berdua kenapa juga ada di sini?"     

Lanyi menjawab, "Aku memang di sini."     

Luyi, "Aku baru tiba."     

Chu Sihan mengerutkan keningnya, dia memiliki perasaan sepertinya ada yang tidak benar. Chunyu Dong menyuruh Lanyi ke sini. Peramal Kerajaan juga menyuruh Ye Luo datang. Jangan-jangan desa Liuyue akan terjadi masalah besar?     

"Pendekar Ye, sebenarnya ada apa ini?" Kini Lu Sheng juga bisa merasakan ada yang tidak benar. Dia bahkan tidak ada selera makan lagi, melainkan mengerutkan keningnya dan bertanya pada Ye Luo.     

"Aku juga tidak tahu. Guruku dan seniorku mengirim surat kepadaku, menyuruh aku berkumpul dengan kalian di desa Liuyue. Tapi alasannya tidak mereka katakan."     

Ye Luo menyapa Lanyi dan Luyi, lalu dia pun mencari tempat duduk dan duduk.     

"Majikanku juga tidak mengatakan alasannya, dia langsung menyuruhku berkumpul dengan Lu… Pemimpin Gunung Lu." Meskipun Luyi sangat enggan mau memanggil Lu Zhou sebagai Pemilik gunung, namun bagaimanapun dia juga junior majikannya. Lalu Luyi juga tidak beran untuki tidak sopan kepada Lu Zhou lagi seperti sebelumnya.     

"Phuh!" Ye Luo yang baru membuka tutup botol araknya dan minum, ketika mendengar kata-kata Luyi, dia pun langsung menyemprotkan araknya dari mulut.     

"Kamu bilang, Pemimpin Gunung Lu juga ada di sini?"     

Luyi menganggukkan kepalanya, "Iya, tapi dia sudah pergi tadi, entah untuk apa."     

Lu Sheng menatap Luyi, setelah menatap beberapa saat kemudian dia baru bertanya dengan ragu-ragu, "Kamu… bukan Qingyi?"     

Orang ini memiliki wajah yang sama persis dengan Qingyi, bahkan cara bicara, nada bicara, dan sifatnya juga sangat mirip. Tadi Lu Sheng melihat Luyi masuk, dia mengira dia adalah Qingyi.     

Lanyi menjelakan, "Nona, dia bukan Qingyi, dia adalah adik kembar Qingyi."     

Luyi melihat Lu Sheng dengan aneh, "Kamu kenal dengan kakakku?"     

Lu Sheng tersenyum, "Pernah melihatnya."     

Luyi menganggukkan kepalanya, tidak lagi melanjutkan.     

"Guru, Anda benar-benar tidak tahu apa yang telah terjadi?" Chu Sihan maju dan bertanya dengan nada kecil.     

Ye Luo menggelengkan kepalanya, "Aku benar-benar tidak tahu." Dia dan Luyi sama, hanya menjalankan perintah saja.     

Chu Sihan mengerutkan keningnya, "Masa tidak ada petunjuk apa pun?"     

Ye Luo menggelengkan kepalanya, "Tidak ada. Guru sih berpikir, bukannya kamu sudah akan menikah di bulan delapan? Jadi aku pun tidak terlalu memikirkannya, mereka suruh aku ke sini, jadi aku pun ke sini saja."     

"Pasti ada yang salah!" Lu Sheng menebak, "Pasti terjadi sesuatu, makanya mereka akan berbuat seperti ini." Begitu Lu Sheng selesai berbicara, Lu Zhou pun masuk.     

Begitu Lu Zhou pulang, Ye Luo pun tidak bisa duduk diam lagi, "Homat Pemimpin Gunung Lu!"     

"Oh, Adik Ye juga datang ya, ayo duduk."     

Setelah Lu Zhou menyapa Ye Luo, dia baru membalikkan kepalanya dan melihat Lanyi, "Lanyi, kamu bawa Luyi dan menjaga di jalan pintu masuk Huangyang itu."     

"Menjaga jalan?" Luyi berdiri, dengan heran dia bertanya, "Kenapa?"     

Lu Zhou hanya menjawab, "Jangan banyak pertanyaan, kalau diminta pergi ya pergi. Dua bulan ini kalian harus terus menjaga di sana."     

Luyi mendengus, meskipun dia tidak senang, namun juga tidak melawan lagi.     

"Baik!" Lanyi menerima perintah Lu Zhou.     

"Ini…" Awalnya Ye Luo ingin menanyakan alasan kepada Lu Zhou. Namun bahkan Luyi juga tidak mendapatkan jawaban, jadi dia pun mengubah topik pembicaraannya, "Lalu aku?"     

Lu Zhou mengatakan, "Adik Ye kamu cukup tinggal bersama kami di desa Liuyue saja." Bagaimanapun Ye Luo juga guru Chu Sihan. Lalu dia juga bukan orang Wufeng, Lu Zhou tidak pantas memberikan perintah kepadanya.     

"Baik!" Ye Luo menjawab dengan hormat.     

"Majikan, kami berangkat sekarang, kah?" Lanyi bertanya.     

"Hmhh." Lu Zhou menganggukkan kepalanya. Lalu dia melihat ke arah Lu Sheng, "Sheng'er, kamu pinjamkan tentaramu untuk patroli di sana bersama mereka."     

"Tentara?" Dalam seketika Lu Sheng tidak mengerti maksud Lu Zhou, "Aku tidak ada tentara kok."     

"Tentara hantu." Chu Sihan memperingatkan.     

"Oh, ternyata itu."     

Lu Sheng berpikir sejenak, dia pun mengeluarkan selembar kertas hu dan memberikannya kepada Lu Zhou, "Ini bisa?"     

Hanya untuk patroli, Lu Sheng tidak bermaksud untuk menggunakan Tan Jun dan yang lainnya. Karena mereka harus membantu Lu Sheng bekerja.     

Lu Zhou menjepit kertas hu itu, dia memejamkan matanya dan membaca, lalu dia pun menganggukkan kepalanya, "Boleh."     

Roh-roh ini dikumpulkan Lu Sheng ketika dia menyelamatkan Chu Sihan dan Chu Yun di belakang gunung. Semuanya adalah orang berbaju hitam milik Chu Silin.     

Mungkin karena orang-orang berbaju hitam ini sudah tinggal terlalu lama di dalam kertas hu, kini mereka sudah tidak memiliki aura jahat lagi, tapi justru tampak lugu.     

Lu Zhou menyerahkan kertas hu kepada Lanyi dan mengatakan, "Qingyi ada di kota Yongfu. Kalian berdua jaga di perbatasan kota Yongfu dan kota Huangyang. Di sana ada sebuah penginapan, kalian bisa tinggal di sana untuk sementara ini."     

"Baik!" Lanyi mengambil kertas hu itu dan membalikkan badannya. Baju berlengan pendek pun lenyap dan berubah menjadi baju biru yang sering dipakainya.     

Di sana ada ladang tomat yang menutupinya jadi para pekerja pun tidak melihat adegan ajaib ini.     

"Majikan, Nona, Yang Mulia Yan, dan Saudara Ye, selamat tinggal!" Setelah Lanyi berpamitan dengan semua orang, dia pun ingin membawa Luyi pergi, namun mereka justru dipanggil oleh Chu Sihan.     

"Kalian tunggu sebentar."      

Lanyi dan Luyi membalikkan kepalanya dengan heran. Chu Sihan melihat mereka berdua, lalu dia melambaikan tangannya di udara, sebuah penghalang transparan pun menutupi mereka semua di dalam.     

"Tuan, mau buat apa kamu? Lu Sheng mengetuk penghalang transparan itu dan bertanya dengan bingung.     

"Nanti kamu akan tahu." Chu Sihan tersenyum pada Lu Sheng setengah berlutut di atas lantai, kemudian mengeluarkan sebuah pisau dan menggores telapak tangannya.     

Lu Sheng terkejut, ketika dia ingin mengeluarkan suara dan menghentikan Chu Sihan, dia justru dihalangi oleh Lu Zhou, "Jangan mengganggunya dulu."     

Chu Sihan menggunakan darahnya menggambar sebuah segel di atas lantai. Tidak lama kemudian, gambaran segel itu pun memancarkan cahaya merah gelap, kemudian pun menghilang lagi.     

Di dalam penghalang transparan tiba-tiba tertiup sejenak angin sejuk, kemudian tiga sosok pun tiba-tiba muncul di hadapan mereka.     

"Yang Mulia!" Ketiga orang ini memberikan hormat kepada Chu Sihan dalam waktu bersamaan.     

Ketiga orang ini adalah bawahan Chu Sihan di alam baka, Yun Guagua, Jiang Zhong, dan Ai Shui.     

Chu Sihan berdiri dan menganggukkan kepalanya, lalu dia pun memerintah, "Bersama mereka."     

Yun Guagua, Jiang Zhong, dan Ai Shui menolehkan kepala mereka dengan bingung. Ketika mereka melihat Lanyi dan Luyi, mereka pun terkejut dan segera memberikan hormat, "Hormat kedua Tuan!"     

Lanyi dan Luyi menganggukkan kepala mereka.     

Chu Sihan berkata pada Lanyi dan Luyi, "Meskipun kemampuan mereka tidak sebanding dengan kalian, tapi membawa mereka di samping kalian mungkin bisa membantu."     

"Terima kasih Yang Mulia Yan!" Setelah Lanyi mengucapkan terima kasih, dia pun pergi bersama Luyi, Yun Guagua, Jiang Zhong, dan Ai Shui.     

Tadinya Lu Sheng masih ingin bertanya pada Jiang Zhong, apa sudah menemukan tunangannya. Tapi dia melihat Jiang Zhong pergi dengan tergesa-gesa, dia pun memikirkan lain kali saja.     

"Kamu kenal dengan Jiang Zhong?" Chu Sihan menyimpan kembali penghalang transparan, lalu bertanya pada Lu Sheng dengan bingung.     

Tadi perhatian Lu Sheng terus ada pada Jiang Zhong, dan tindakan Lu Sheng masuk semua ke dalam mata Chu Sihan.     

"Jiang Zhong bukannya sedang mencari tunangan masa lampaunya?"     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya, dia tentu saja tahu, tapi… "Kamu tahu dari mana?" Chu Sihan ingat dia tidak pernah mengungkit masalah ini kepada Lu Sheng.     

"Sebelumnya aku bersama guru dan Paman Dian pergi ke alam baka, kebetulan bertemu dengan mereka bertiga."     

"Lalu?" Chu Sihan mengangkat alisnya. Jiang Zhong tidak mungkin memberitahukan masalah ini kepada Lu Sheng dalam pertemuan pertama, kan?     

Lu Sheng berdehem, dia pun menjelaskan, "Jujur saja. Raga yang aku pakai sekarang, kebetulan adalah gadis yang dicari Jiang Zhong."     

Chu Sihan, "... Ada hal seperti ini?" Berarti gadis itu juga bernama Lu Sheng, juga memiliki wajah yang sama persis dengan Lu Sheng? Ini… Kenapa semakin dipikirkan, semakin merasa aneh ya?     

Lu Zhou dan Ye Luo entah sejak kapan sudah pergi. Sekarang hanya tersisa Chu Sihan dan Lu Sheng yang berdiri di tempat saja.     

Lu Sheng melihat Chu Sihan mengerutkan keningnya dengan erat, dia pun menarik Chu Sihan dan menjelaskan, "Aku tahu pikiranmu, tapi bagaimanapun dia bukan aku. Lalu namanya juga bukan Lu Sheng, melainkan Lu Yao. Dan aku… sama sekali tidak mirip dengannya."     

Hanya raganya saja yang mirip, jiwa rohnya sama sekali tidak mirip.     

"Baik." Chu Sihan menepuk kepala Lu Sheng, dia menyipitkan mulutnya dan tersenyum.     

"Kamu ini ya, apa pun bisa cemburu." Lu Sheng memukul dada Chu Sihan. Namun tangannya malah ditangkap oleh Chu Sihan dan diletakkan di dekat bibir Chu Sihan kemudian menciumnya.     

Lu Sheng menarik kembali tangannya dengan panik. Dia melotot pada Chu Sihan lalu mengatakan, "Nasinya masih mau dimakan?"     

"Tidak."     

"Kalau begitu aku mau bereskan."     

"Aku akan membantumu."     

Setelah Lu Sheng dan Chu Sihan membereskan meja makan, mereka pun pergi mencari Lu Zhou dan Ye Luo.     

"Pemimpin Gunung Lu, di Yongfu sana terjadi masalah besar lagi, ya?"     

Masalah yang terjadi di kota Yongfu sebelumnya, Ye Luo sudah mendengarnya dari Sesepuh Can dan Peramal Kerajaan. Tentu saja, perbuatan Xian Jing dan Xian Ya juga.     

Tadi Ye Luo mendengar Lu Zhou mengungkit nama Yongfu, dia pun bisa menebak, mungkin di Yongfu sedang terjadi sesuatu lagi.     

Lu Zhou menggelengkan kepalanya, "Sementara masih belum ada, tapi kata Saudara Bailian, di sana sepertinya ada yang tidak benar."     

"Seniorku yang bilang?" Ye Luo mengerutkan keningnya, "Dia bukannya bersama guruku di Yangchengfu? Kenapa bisa mengetahui kondisi Yongfu?"     

"Saudara Bailian bilang setiap malam, awan dan bintang kota Yongfu selalu memancarkan cahaya yang aneh. Dia dan Sesepuh Can pernah melihat ke sana tapi tidak mendapatkan informasi apapun."     

Ye Luo menganggukkan kepalanya, "Lalu… Di Gui yang di sana? Sudah ketemu?"     

Lu Zhou menggelengkan kepalanya, "Masih belum. Tapi katanya ada di sekitar Yangchengfu. Sementara masih belum ada masalah besar yang terjadi."     

"Baguslah kalau begitu." Ye Luo menghelakan napas.     

Kengerian Di Gui, meskipun Ye Luo tidak pernah melihat dengan matanya sendiri, namun dia sudah banyak mendengarnya.     

Kata Sesepuh Can, waktu itu Di Gui sudah mencelakakan banyak nyawa orang. Roh mereka dihisap oleh Di Gui, bahkan tidak memiliki kesempatan untuk masuk reinkarnasi.     

Yang paling mengerikan dari Di Gui adalah, dia hanya bisa disegel, sama sekali tidak bisa dibunuh. Kecuali orang yang membunuhnya adalah seseorang yang tidak memiliki nafsu sama sekali. Dan orang seperti ini kecuali bayi yang baru lahir, karena jika tidak, di dunia tidak mungkin ada orang seperti ini.     

Pada saat Chu Sihan dan Lu Sheng tiba, mereka hanya sempat mendengar Ye Luo menghelakan napasnya.     

"Guru, Pendekar Ye."     

"Paman Lu, Guru."     

Setelah menyapa, Lu Sheng dan Chu Sihan pun berdiri di samping Lu Zhou.     

"Guru, apa…"     

Sebelum Lu Sheng bertanya, Lu Zhou sudah mengangkat tangannya dan mengisyaratkan Lu Sheng jangan melanjutkan pertanyaannya.     

"Aku tahu apa yang ingin kamu tanyakan. Tapi sementara waktu masih belum tahu, jadi aku juga tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan kalian."     

Lu Zhou membalikkan badannya dan melihat Chu Sihan serta Lu Sheng, "Akhir-akhir ini aku selalu memiliki perasaan masalah ini ada yang tidak benar, tapi aku tidak bisa mengetahui sebenarnya sisi mana yang tidak benar. Seolah-olah, ada yang ketinggalan."     

"Ketinggalan apa?" Lu Sheng penasaran.     

"Tidak tahu." Lu Zhou menggelengkan kepalanya, dia menyipitkan bibirnya, "Seperti, akan ada masalah besar yang terjadi."     

Lu Zhou sudah hidup untuk lebih dari sepuluh ribu tahun. Kegelisahan ini hanya pernah terjadi satu kali, yaitu pada saat Lu Sheng sedang makan mie di warung mie dan keracunan gas itu.     

Kini kegelisahan itu muncul lagi, dan perasaan ini benar-benar membuat Lu Zhou sangat tidak tenang.     

"Paman Lu, apa Pemimpin Kong sudah mendapatkan jejak Di Gui?" Chu Sihan bertanya.     

Lu Zhou menganggukkan kepalanya, "Katanya ada di Yangchengfu, tapi aku selalu merasa ada yang tidak benar."     

Dengan sifat Di Gui, jika dia melarikan diri, dia tidak mungkin begitu diam. Tapi, guru mereka juga tidak memiliki alasan membohongi Lu Zhou.     

"Guru, atau kamu istirahat dulu?" Lu Sheng merasa mungkin Lu Zhou kelelahan, makanya memiliki perasaan seperti ini.     

"Ya." Lu Zhou juga tidak menolak. Lalu dia pun berkata pada Lu Sheng dan Chu Sihan, "Kalau begitu kalian menemani adik Ye, aku pergi tidur sebentar."     

Lu Sheng dan Chu Sihan menganggukkan kepalanya, "Baik."     

Lu Zhou menepuk pundak Ye Luo dan tersenyum. Lalu dia pun berjalan melewati ketiga orang ini dan pergi.     

Lu Sheng, Chu Sihan, dan Ye Luo melihat belakang punggung Lu Zhou yang menjauh, dalam seketika tidak ada yang mengeluarkan suara.     

"Guru, kita ngobrol sambil duduk saja." Setelah Lu Zhou menjauh, Chu Sihan baru memanggil Ye Luo.     

Karena Ye Luo mau minum arak, Lu Sheng pun membuatkan makanan kecil untuk Ye Luo, agar bisa menjadi hidangan sambil minum.      

"Oh ya, Xiaosheng, kenapa gurumu tidak mengikuti mereka pergi mencari Di Gui?" Ye Luo tidak mengetahui dendam antara Lu Sheng dan Chu Sihan bersama Xian Jing dan Xian Ya. Jadi ketika dia melihat Lu Zhou di sini, dia pun merasa aneh.     

"Guru berada di sini untuk melindungi kami." Lu Sheng menerima cangkir teh yang diberikan Chu Sihan, lalu menjawab.     

"Melindungi kalian?" Ye Luo kebingungan, "Kalian menyinggung siapa, ya?"     

"Xian Jing dan Xian Ya." Chu Sihan mengatakan.     

"Apa?!" Ye Luo terkejut, "Kenapa kalian bisa berhubungan dengan mereka berdua?" Ye Luo mengira hanya Peramal Kerajaan dan Chunyu Dong yang memiliki dendam dengan Xian Jing dan Xian Ya. Dia tidak menyangka ternyata muridnya juga ikut terlibat.     

"Waktu itu Xian Jing dan Xian Ya ingin mencari Shengsheng, ingin menangkapnya dan menjadikan Shengsheng sandera agar bisa mengancam Paman Lu. Mereka ingin memaksa Paman Lu mengatakan keberadaan Peramal Kerajaan, tapi mereka tidak menyangka mereka malah terperangkap di dalam penghalang transparan Shengsheng."     

Setelah mendengar penjelasan Chu Sihan, Ye Luo akhirnya mengerti, "Berarti, waktu itu Xian Jing dan Xian Ya bisa ditangkap, itu ada hubungannya dengan Xiaosheng?"     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya.     

"Pantas saja!" Ye Luo masih sempat heran, sudah terjadi masalah sebesar ini, kenapa Lu Zhou masih tinggal di desa kecil ini. Ternyata demi melindungi Lu Sheng dan Chu Sihan.     

"Pendekar Ye, Peramal Kerajaan tidak mungkin mengutus Anda ke sini tanpa alasan, ada hal yang terjadi, ya?"     

Tadi Lu Zhou menyuruh Lu Sheng jangan bertanya, tapi, Lu Sheng-benar tetap sangat penasaran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.