Gadis Lugu Liar Galak

BULAN DEPAN MENIKAH



BULAN DEPAN MENIKAH

0Lu Sheng benar-benar tidak menyangka, omongan yang dikatakannya secara sembarangan, kini keluarga Lu Daming pun langsung terkena karma.     
0

Namun orang seperti Lu Chuan setiap hari pergi ke desa lain mencari teman sepermainannya minum sampai mabuk-mabukan. Bisa jatuh ke lubang itu juga masalah waktu saja.     

"Ada apa ini?" Chu Sihan berjalan bersama Lu Zhou pun bertanya sambil mengerutkan keningnya.     

Lu Sheng menggelengkan kepalanya dan tersenyum, "Tidak, masalah kecil saja, sudah selesai."     

"Siapa orang itu?" Lu Zhou melihat ke arah Lu Daming pergi, dia pun bertanya.     

"Dia paman pemilik asli, anaknya jatuh ke dalam lubang, kakinya patah, jadi mau pinjam uang padaku."     

Lu Zhou mengangkat alisnya, "Silat sikapmu itu, jangan-jangan dia pernah membuatmu tidak senang?"     

"Betul." Lu Sheng tersenyum, "Begitu aku tiba di dunia ini, mereka sekeluarga sudah menghina aku."     

Kalau keluarga Lu Daming tidak begitu sadis sebelumnya, sampai mau menjual Lu Jiang dan Lu Xin. Hari ini Lu Sheng juga tidak akan begitu kejam, tidak mau menyelamatkan Lu Chuan.     

Lagipula orang seperti Lu Daming dan Bu Zheng, meskipun kita pinjam kepada mereka, mereka juga belum tentu akan membayarnya.     

Lu Zhou tersenyum, tidak mengatakan apapun lagi.     

Lu Sheng adalah anak yang dibesarkan Lu Zhou, dia sangat mengerti sifat Lu Sheng. Sifat Lu Sheng itu kalau "Kamu baik padaku, maka aku akan membalas dengan sepenuh hatiku". Lalu toleransi Lu Sheng lumayan tinggi, yang penting tidak menginjak batasnya, biasanya Lu Sheng tidak akan terlalu kejam.     

Lu Zhou menguap, "Kini Sheng'er tidak ada masalah, kalau begitu aku kembali duduk dulu."     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Lalu dia melihat Chu Sihan tidak pergi, dia pun bertanya, "Kenapa? Mau tinggal di sini membantu mengantar tamu?"     

Chu Sihan tersenyum, "Tidak boleh?"     

"Tentu saja tidak boleh. Kamu hanya berdiri di sini saja sudah membuat semua orang tidak berani datang mencariku berbicara."     

"Aku juga bukan binatang buas ataupun siluman, apa harus begitu takut?"     

Lu Sheng tertawa ringan, "Bagi mereka, kamu jauh lebih menakutkan daripada binatang buas dan siluman."     

"Baiklah." Chu Sihan menghelakan napasnya dengan tidak berdaya, dengan enggan dia membalikkan badannya dan kembali ke tempat duduk.     

Semua orang melihat Chu Sihan pergi, mereka baru berani pamit kepada Lu Sheng.     

Lu Sheng mengantar segelombang demi segelombang tamu pulang, sampai akhirnya mengantar keluarga He pulang, waktu pun tiba di pukul enam sore.     

Dalam sekejap waktu, di depan halaman selain beberapa lelaki desa yang masih sedang minum, hanya tersisa satu meja Chu Sihan dan Qi Dongjing serta yang lainnya saja.     

"Nona Lu, istriku bilang dia ingin melihat apa bentuk ladang semangka, bisakah kamu memperlihatkan kepada nya?" Fu Xianyun membawa Yu Linglong dan Fu Shuo mendekati Lu Sheng.     

"Ayah, Shuo'er juga mau pergi bersama ibu!" Fu Shuo menarik lengan Fu Xianyun dan mengatakan keinginannya.     

Fu Xianyun tersenyum, "Kamu bisa ikut atau tidak itu harus tanya dulu pada bibimu."     

Lu Sheng yang belum menikah dengan Chu Sihan namun sudah dipanggil "bibi", kurang lebih merasa aneh. Dia pun berdehem dan tersenyum, "Nyonya Muda Fu dan Shuo'er kalau mau pergi, silakan."     

Yu Linglong tersenyum dengan lembut, "Akhir-akhir ini aku sering makan semangka di restoran Lu, tapi aku belum tahu pohonnya seperti apa."     

"Pergi sekarang kah?" Lu Sheng bertanya.     

Sebagian besar tamu sudah pulang yang tersisa adalah teman Lu Ran. Lu Ran seharusnya bisa melayani mereka sendiri.     

Yu Linglong menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, "Hmhh, sekalian jalan-jalan."     

"Boleh, kalau begitu ayo kita ke sana sekarang."     

"Terima kasih Nona." Fu Xianyun mengantar mereka bertiga sampai luar pintu baru dia membalikkan badannya dan kembali ke tempat duduk.     

Fu Xianyun sebenarnya juga ingin ikut, tapi kini Lu Zhou dan yang lainnya masih di sini, dia juga tidak enak mau meninggalkan tempat.     

"Oh ya, kemarin kami sempat makan ubi jalar dan ubi ungu, barang itu juga hasil tanaman Nona Lu?" Ketika di tengah perjalan, Yu Linglong bertanya dengan penasaran.     

"Betul. Masih banyak beberapa hektar ubi yang belum digali. Kalau Nyonya Muda Fu suka, nanti bisa membawa sedikit pulang."     

"Mana boleh?" Yu Linglong tersenyum "Nanti kamu lihat harganya berapa, aku beli dari kamu."     

Yu Linglong lumayan suka makan ubi ungu itu, tapi ubi jalar yang dibakar juga sangat enak.     

Akhir-akhir ini kalau sarapan di restoran Lu, Yu Linglong pasti akan memesan hidangan ubi. Mau bagaimana lagi, Jingcheng tidak memiliki makanan seperti ini.     

Syukurnya Fu Xianyun pintar, dia sendiri meminta mau menjadi hakim daerah di Huangyang. Jika tidak, Yu Linglong harus melewatkan berapa banyak makanan enak coba?     

Lu Sheng menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, "Tidak perlu uang. Nyonya Muda Fu kalau merasa tidak enak, nanti bisa menggali ubi sendiri, tapi mungkin akan mengotori baju."     

"Oh ya?" Kedua mata Yu Linglong langsung bersinar terang. Di masa kehidupan Yu Linglong jangankan ladang, dia bahkan tidak pernah masuk ke dalam dapur.     

Jadi begitu Yu Linglong mendengar dia bisa menggali ubi sendiri, kurang lebih dia sangat menantikannya. Tidak hanya Yu Linglong, bahkan Fu Shuo juga sangat menantikannya.     

"Waduh, inilah pohon tomat ya?!" Tomat ditanam di ladang paling luar, jadi begitu masuk sudah bisa langsung melihatnya.     

Melihat buah tomat yang memenuhi ladang, Yu Linglong dan Fu Shuo pun sangat semangat.     

Lu Sheng mencarikan dua buah keranjang, satu besar, satu kecil, dan memberikannya kepada Yu Linglong dan Fu Shuo.     

"Bisa memetik tomat untuk dibawa pulang, sangat bagus untuk kesehatan kulit juga."     

"Ada khasiat seperti ini?" Yu Linglong menyentuh wajahnya dan tersenyum "Kalau begitu aku tidak sungkan ya."     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, "Bisa memetik berapa silakan."     

Ladang seluas ini selain diantar ke restoran Lu sebagai bahan masak. Lu Sheng juga memetik banyak tomat untuk membuat saus tomat setiap hari.     

Sekarang wadah kosong sudah mau habis.     

"Nak, kita jangan petik dulu, kita pergi melihat yang lain dulu."     

Fu Shuo yang baru memetik sebuah tomat, pun langsung ditarik kembali oleh Yu Linglong. Fu Shuo pun hanya bisa meletakkan keranjangnya dan mengikuti ibunya mengelilingi ladang sayur tersebut.     

"Eh, apa ini?" Ketika Yu Linglong berjalan sampai ladang cabai, dia pun bertanya dengan penasaran.     

"Itu adalah cabai yang berbeda jenis. Itu namanya paprika, itu cabai cayenne, lalu, yang di sana cabai kathur…" Lu Sheng memperkenalkan satu per satu kepada Yu Linglong.     

"Lalu itu apa?" Ketika berjalan melewati ladang labu, Yu Linglong bertanya lagi.     

"Labu."     

Ketika Yu Linglong melihat ladang semangka ini, dia pun merasa baru lagi, "Tadinya aku mengira semangka tumbuh di atas pohon, ternyata dia tumbuh di tanaman merambat."     

Lu Sheng tersenyum, "Nyonya Muda suka makan semangka, nanti bisa memetik beberapa buah untuk dibawa pulang."     

"Beberapa terlalu banyak, cukup dua saja." Jawab Yu Linglong dengan senang.     

Yu Linglong melihat lagi ke sekeliling ladang, kemudian dia pun menemukan lagi ladang jagung yang di sana. Jagungnya sudah berbuah, namun biji jagungnya belum tumbuh.     

"Itu apa lagi?" Yu Linglong yang sekarang bagaikan seorang anak kecil yang masuk ke dunia baru, penasaran dengan ini, juga penasaran dengan itu.     

Syukurnya Lu Sheng adalah seseorang yang sangat sabar. Yu Linglong bertanya apa, maka dia pun menjawab apa.     

"Itu adalah jagung."     

"Jagung?" Yu Linglong tidak pernah mendengar nama ini. Namun nama ini terdengar kalau barang ini pasti sangat enak.     

"Aku belum pernah makan jagung." Semua sayuran yang tertanam di ladang ini selain jagung, labu, dan cabai. Pada dasarnya Yu Linglong sudah pernah mencobanya semua.     

Karena selera makan Yu Linglong agak ringan, jadi dia belum pernah memesan masakan pedas hingga saat ini.     

Lu Sheng tertawa ringan, "Jagung belum matang, nanti setelah dia matang, Nyonya Muda pun bisa memakannya."     

Fu Shuo adalah anak yang sangat baik. Meskipun kini hatinya penuh dengan pertanyaan, namun dia tetap tidak mengeluarkan pertanyaan.     

Namun ketika Fu Shuo mendengar pertanyaan Yu Linglong, dia pun mendengar di samping dengan serius, kemudian diam-diam dia mencatat di dalam hatinya.     

Gerakan kecil Fu Shuo ini masuk ke mata Lu Sheng, dalam seketika Lu Sheng pun merasa Fu Shuo sangat imut.     

"Sayang sekali!" Mendengar jagung masih belum bisa dimakan, Yu Linglong pun sangat kecewa.     

"Itukah ladang ubi jalar dan ubi ungu?" Tanya Yu Linglong.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Betul, di sini."     

Lu Sheng melihat tangan Yu Linglong yang ramping dan halus itu, takutnya mau mengangkat cangkul saja keberatan. Tidak ada cara lain, Lu Sheng hanya bisa turun tangan sendiri. Lu Sheng menggali, Yu Linglong dan Fu Shuo memungut ubi di samping.     

Yu Linglong dan Fu Shuo mengelilingi ladang sampai langit menggelap, lalu mereka pun kembali ke rumah bambu untuk istirahat.     

Lu Sheng menyuruh orang pergi mencari Lu Ran di rumah baru. Meminta Lu Ran memberitahukan Fu Xianyun, menyuruh kusir delmannya menjemput Yu Linglong dan Fu Shuo di ladang sayur.     

Namun sebenarnya karena barang yang dipetik terlalu banyak, tidak bisa dibawa pakai tangan.     

"Nona Lu ini buat kamu!" Yu Linglong mengeluarkan selembar uang dan menyerahkannya kepada Lu Sheng, "Kalau tidak cukup, aku tambahkan lagi."     

Yu Linglong sendiri juga tidak menyangka, memetik di sana satu keranjang, sini satu keranjang, begitu dikumpulkan, ternyata begitu banyak barang.     

"Tidak usah, anggap saja semua ini aku yang memberikan kepada kalian." Lu Sheng melihat uang yang di tangan Yu Linglong, dia pun kaget.     

Orang kaya memang berbeda, sekali bayar langsung ratusan tael perak. Beberapa keranjang sayur ini kalau dihitung, total juga hanya satu hingga dua tael perak saja.     

"Mana boleh ambil gratis?" Yu Linglong mengerutkan keningnya, "Aku masih memikirkan mau datang memanen lain kali lo."     

Utamanya karena proses memanen terlalu bahagia, Yu Linglong belum pernah mengalami hal seperti ini. Jangankan memetik, bahkan hanya dengan melihat ladang ini saja sudah bisa membuat suasana hati menjadi segar.     

"Kalau Nyonya Muda mau datang memetik sayur, datang saja, gratis."     

Selama ini restoran Lu mengandalkan Fu Xianyun entah mendapatkan berapa banyak penghasilan. Kini istrinya hanya mengambil barang sesedikit begini saja, sama sekali tidak bisa dibandingkan.     

"Kalau kamu tidak mau terima, lain kali aku tak mau datang lagi."     

Yu Linglong mengira omongannya ini bisa mengancam Lu Sheng, namun dia tidak menyangka Lu Sheng malah mengangkat alisnya dan tersenyum, "Nyonya Muda kalau tidak datang, bukannya malah membantuku menyisakan sayuran?"     

Sepertinya Lu Sheng sudah bersikeras tidak mau menerima uang dari Yu Linglong. Yu Linglong tidak berdaya, hanya bisa menyimpan kembali uangnya itu.     

"Sisi akan datang ke sini setengah bulan kemudian, nanti aku membawanya ke sini." Ujar Yu Linglong     

Mengungkit nama Fu Sisi, Lu Sheng pun bertanya, "Nona Sisi kapan pulang ke Jingcheng?"     

"Sudah mau dua bulan dia pulang, bersama Tuan Yun dan Tuan Shi. Kemarin dia sempat mengirim surat kepadaku, katanya setengah bulan kemudian dia akan ke Huangyang."     

"Bukannya bilang kali ini pulang ke Jingcheng untuk membahas masalah pernikahan? Kenapa ke Huangyang lagi?" Lu Sheng penasaran.     

Yu Linglong tersenyum, "Katanya hari besar mereka ditetapkan di tahun depan. Karena tahun ini, kalian yang menikah duluan."     

Lu Sheng mengedipkan matanya, "Tapi, kami di sini belum tentukan harinya."     

"Aku dengar paman bilang pernikahan kalian akan dilaksanakan di bulan depan. Berarti beberapa hari lagi keluarga Chu datang melamar, sekalian membawa mas kawin."     

"Begitu cepat kah?" Lu Sheng mengerutkan keningnya. Chu Sihan tidak memberitahukan masalah ini kepadanya sama sekali.     

Lu Sheng mengira… setidaknya juga harus bulan delapan baru menikah. Karena menikah di bulan tujuh… sepertinya kurang hoki ya?     

Bulan tujuh adalah bulan hantu, orang lain mungkin tidak tahu, tapi apa Chu Sihan akan tidak tahu?     

"Katanya adik Sihan yang bersikeras mau menikah di tanggal ini. Nyonya Besar Chu mengatakan bulan tujuh kurang bagus, menyuruh adik Sihan mengundurnya ke bulan delapan, tapi dia bersikeras bilang harus di bulan tujuh."     

Setelah selesai menjelaskan, Yu Linglong pun melihat kepada Lu Sheng, "Nona Lu, atau, kamu pergi menasehatinya?"     

Lu Sheng tersenyum dengan pahit, "Takutnya aku juga tidak bisa menasehatinya."     

Bulan hantu?     

Chu Sihan adalah Yang Mulia alam baka. Menikah di bulan tujuh mungkin tidak hoki bagi orang lain. Namun bagi Chu Sihan, itu adalah bulan paling hoki.     

"Menasehati apa?" Ketika Fu Xianyun berjalan masuk ke dalam ladang, dia pun kebetulan mendengar istrinya sedang ngobrol dengan Lu Sheng.     

"Ayah!" Fu Shuo berlari menuju Fu Xianyun, dia menarik tangan Fu Xianyun dan memamerkan, "Hari aku dan ibu serta bibi memetik banyak sekali sayur."     

"Oh ya?" Fu Xianyun mengelus kepala anaknya sambil tersenyum.     

"Suamiku." Yu Linglong melihat Fu Xianyun datang, dia pun berdiri dan melihatnya dengan senang.     

"Hakim Fu." Lu Sheng menyapa sambil tersenyum.     

Fu Xianyun menganggukkan kepalanya terhadap Lu Sheng, baru dia melihat ke Yu Linglong, "Tadi aku dengar kamu bilang mau meminta Nona Lu menasehati seseorang, siapa? Adik Sihan kah?"     

Yu Linglong menganggukkan kepalanya, "Waktu itu paman bukannya mengatakan adik Sihan memutuskan hari besarnya di bulan delapan? Tapi kata Nyonya Besar Chu, bulan depan adalah bulan hantu, tidak hoki, jadi aku pun menyuruh Nona Lu menasehati adik Sihan."     

Mengungkit masalah ini, Fu Xianyun pun tersenyum.     

"Adik Sihan biasanya memercayai hal seperti ini, paman dan Nyonya Besar Chu juga sudah bilang sesuai keinginannya saja. Sekarang takutnya di sini Nona Lu yang tidak menyetujuinya."     

Chu Sihan tidak percaya masalah seperti ini? Lu Sheng tertawa sendiri di dalam hati. Chu Sihan mana ada tidak percaya, justru dia terlalu percaya!     

Lu Sheng pun berkata sambil tersenyum, "Sesuai kata-kata Tuan saja."     

"Ah?!" Yu Linglong terkejut, "Nona Lu, kamu juga setuju?"     

Masalah ini sepertinya sebaiknya percaya daripada tidak. Nanti kalau terjadi sesuatu bagaimana?     

Lu Sheng menjelaskan, "Nyonya Muda dan Hakim Fu tidak perlu khawatir. Nyawaku dan Tuan sangat teguh, tidak takut dengan yang seperti ini."     

Chu Sihan adalah Putra Yan Wang. Hantu mana yang berani mengganggu hari pernikahannya? Kecuali hantu itu ingin mengalami kematian untuk kedua kalinya.     

Yu Linglong menghelakan napasnya, "Sudahlah, sudahlah, terserah kalian saja."     

"Kenapa memetik begitu banyak barang?" Fu Xianyun melihat beberapa keranjang yang di atas lantai, dia pun merasa pusing. Kalau mengangkut semua ini dengan delman kuda, apa mereka masih ada tempat untuk duduk?     

"Atau kalian bawa sedikit, lalu aku pinjamkan delman kepada kalian untuk membantu mengangkut. Besok kalian tinggal kembalikan keranjang dan delman ke restoran Lu saja.     

Besok adalah hari pengambilan sayur, jadi He Qin dan yang lainnya akan datang ke ladang.     

Fu Xianyun menganggukkan kepalanya, "Boleh juga."     

Fu Xianyun melihat ladang Lu Sheng yang dipenuhi dengan sayur-sayuran unik, dia pun merasa menakjubkan.     

"Nona Lu mendapatkan biji-biji ini dari mana?"     

Fu Xianyun pernah merantau ke negara lain, namun dia tidak pernah melihat barang-barang ini juga. Dia benar-benar penasaran, sebenarnya dari mana Lu Sheng mendapatkan biji-biji ini.     

Lu Sheng tersenyum, "Sebelumnya aku pernah bertemu dengan seorang bapak aneh, dia yang menjualnya kepadaku."     

"Orang aneh seperti apa?" Tanya Fu Xianyun.     

Lu Sheng berpikir sejenak, lalu menjelaskan, "Penampilannya agak berbeda dengan kita, matanya berwarna biru."     

Fu Xianyun berpikir sejenak, dia pun menemukan dia memang belum pernah melihat orang seperti ini. Dia menganggukkan kepalanya dan tersenyum, "Kalau begitu Nona Lu sungguh beruntung sekali. Masalah sebagus ini juga bisa ditemukan olehmu."     

Lu Sheng menyipitkan bibirnya dan menganggukkan kepalanya, dengan sangat setuju dia mengatakan, "Keberuntunganku memang selalu bagus."     

Fu Xianyun tertegun sejenak, kemudian dia pun tertawa. Dia tidak menyangka Lu Sheng ternyata begitu tidak murah hati. Dan sifatnya ini malah sangat mirip dengan Chu Sihan. Pantas saja Lu Sheng bisa mendapatkan perhatian Chu Sihan.     

"Sekarang waktunya sudah malam, kalau begitu kami tidak mengganggu Nona Lu untuk istirahat lagi "     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya. Dia pun segera menyuruh orang mengeluarkan delman untuk mengangkut barang, dan mengisinya dengan keranjang sayur yang dipetik Yu Linglong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.