Gadis Lugu Liar Galak

LU ZHOU MARAH



LU ZHOU MARAH

0Hari kedua setelah pindah rumah baru.     
0

Di perjalanan Lu Sheng pulang dari ladang sayur, dia mendengar penduduk desa sedang mengatakan kalau pagi-pagi ini rumah Lu Daming sudah mendatangkan sebuah tandu. Tandu itu untuk menjemput Lu Wei pergi.     

"Eh, bibi-bibi kalian, tandu yang kalian bilang tadi itu apa?" Lu Sheng yang mendengar kata-kata ini, dia pun mendekat dan bertanya.     

"Xiaosheng?" Salah seorang bibi menurunkan volumenya dan bilang, "Tiga hari yang lalu Lu Chuan bukannya mabuk dan jatuh ke lubang, lalu kakinya patah, kan?"     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, dia tahu masalah ini.     

Bibi itu melanjutkan, "Klinik bilang pengobatannya menghabiskan seratus tael perak baru bisa menyembuhkan kakinya itu. Jadi pamanmu, demi menyelamatkan Lu Chuan, dia pun menikahkan Xiaowei ke Tuan Tanah Shi sebagai selirnya, untuk mendapatkan lima puluh tael perak sebagai biaya pengobatan Lu Chuan."     

"Tuan Tanah Shi?" Pertama kali Lu Sheng mendengar nama tersebut.     

"Kami juga tidak tahu siapa tuan tanah Shi ini. Tapi dengar dari Bu Ma, Tuan Tanah Shi itu usianya sudah lima puluh tahun. Usianya bahkan lebih tua daripada pamanmu."     

Setelah bibi itu selesai mengatakan, di pun menggelengkan kepalanya, "Hais, kehidupan seumur hidup Xiaowei bisa dikatakan sudah hancur."     

Lu Sheng mengangkat alisnya, "Lalu Bu Ma tahu dari mana Tuan Tanah Shi ini?"     

Lu Sheng tidak begitu tertarik dengan masa depan Lu Wei.     

"Anak perempuan tuan tanah Shi itu sebaya denganmu. Katanya setiap hari pergi mencari Duan Zhen. Tuan Tanah Shi menginginkan Duan Zhen menjadi menantunya."     

Ternyata begitu! Lu Wei selalu ingin menikah dengan orang kaya, kali ini bisa dikatakan sesuai permintaannya.     

Lu Sheng tersenyum, setelah dia pamit dengan kedua bibi ini, dia pun pergi.     

"Xiaosheng, ada yang ingin bibi bicarakan." Ketika Lu Sheng berjalan melewati rumah keluarga Liang, dia dipanggil oleh Bibi Yu.     

"Kenapa Bi?"     

Bibi Yu melihat ke luar pintu, melihat tidak ada yang lewat, dia baru bertanya pada Lu Sheng dengan nada kecil, "Kamu sudah tahu belum masalah rumah pamanmu itu?"     

"Yang bibi katakan adalah masalah Lu Wei menjadi selir tuan tanah Shi itu?"     

Bibi Yu menganggukkan kepalanya "Benar."     

Lu Sheng tersenyum dan mengatakan, "Kalau masalah ini, aku sudah tahu."     

"Bukan ini yang ingin bibi katakan kepadamu." Bibi Yu melanjutkan, "Lu Wei itu katanya tidak ingin menikah, dia melawan dengan kuat. Tapi dia malah diikat oleh Lu Daming dan Bu Zheng lalu memasukkannya ke dalam tandu. Tadi ketika bibi melewati jalan di sana, aku pun mendengar Lu Wei sedang mengutukmu."     

"Mengutukku?" Lu Sheng mengangkat alisnya, "Dia bilang apa?"     

"Dia bilang kamu mengganggunya dengan kekuasaan, dia juga bilang kalau kamu pasti mengatakan sesuatu pada Tuan Chu, makanya dia bisa dinikahkan ke orang tua bangka."     

Bibi Yu menghelakan napas, lalu dia mengatakan lagi, "Walaupun orang-orang tidak percaya dengan omongan Lu Wei, namun tetap pasti ada yang melebih-lebihkan masalah ini. Kini sudah ada yang menggosipkan kamu, mereka bilang kamu yang membuat Lu Wei menikah dengan tuan tanah Shi itu."     

"Ada hubungan apa denganku?" Lu Sheng mengerutkan keningnya, "Memangnya aku bisa menyuruh ayah dan ibunya menjualnya ke orang tua bangka? Orang kebajikan akan mengerti, Bibi tidak perlu mengkhawatirkan masalah ini."     

Orang-orang desa seharusnya mengetahui bahwa Lu Sheng tidak akur dengan keluarga Lu Daming.     

"Meskipun demikian, tapi…" Bibi Yu berkata dengan cemas, "Bibi dengar beberapa hari lagi orang keluarga Chu akan datang, ya. Nanti kalau ada yang bicara pada orang keluarga Chu dengan melebih-lebihkannya bagaimana?"     

Orang keluarga kaya memiliki peraturan yang banyak, Bibi Yu hanya takut Lu Sheng akan dirugikan saja.     

Lu Sheng tersenyum dengan berterima kasih, "Bibi tidak usah khawatir. Yang penting Tuan bisa percaya padaku, maka yang lainnya tidak akan ada masalah."     

Lu Sheng yang pulang ke rumah tidak menyimpan masalah Lu Wei ke dalam hatinya.     

Tiga hari kemudian, hari dimana keluarga Chu melamar ke keluarga Lu pun tiba.     

Orang yang mengangkut mas kawin berbaris dari rumah baru keluarga Lu sampai kepala desa. Melihat kotak mas kawin itu diangkut masuk ke dalam rumah Lu Sheng, mereka yang menyaksikan ini pun tertegun.     

Ada yang merasa iri, ada yang merasa cemburu. Bagaimanapun mas kawin sebesar ini masih pertama kalinya mereka lihat.     

Contohnya Bu Zheng saja. Dia juga berdiri di dalam kerumunan, kini matanya sudah merah karena cemburu. Awalnya dia mengira mas kawin Lu Wei yang sebesar lima puluh tael perak sudah harga langit.     

Bagaimanapun anak dari desa sampai saat ini, mas kawinnya paling banyak juga hanya tiga sampai lima tael perak saja, paling-paling juga sepuluh tael perak saja.     

Namun yang di depan mata Bu Zheng ini, total harga mas kawin ini sudah bukan harga yang bisa diperkirakan oleh Bu Zheng lagi.     

Bu Ma yang melihat di dalam kerumunan juga merasa iri. Dia tidak menyangka Lu Sheng bisa memiliki nasib sebagus ini. Tidak hanya menikah dengan keluarga kaya bahkan bisa mendapatkan kesayangan sebesar ini.     

"Begitu banyak mas kawin, pasti ada ribuan tael perak ya?" Seseorang sedang menggumam.     

Tao Jia yang baru keluar dari rumah keluarga Lu mendengar kata-kata ini, dia pun tersenyum, "Kamu ada melihat kotak-kotak yang masuk ke dalam tadi? Di dalam berisi dua ratus ribu ikat koin."     

"Dua ratus ribu ikat?" Orang itu tercengang.     

Satu ikat satu tael perak, dua ratus ribu ikat, itu bukannya dua ratus ribu tael perak?!     

"Astaga naga!" Orang itu berseru dengan kaget.     

Tao Jia tersenyum, "Dua ratus ribu tael perak masih kecil, ditambahkan lagi dengan mas kawin lainnya, totalnya mungkin mencapai sepuluh juta tael perak."     

"Sep… sepuluh juta tael perak?"     

Kali ini tidak hanya orang itu yang terkejut, bahkan mereka semua yang di samping juga sangat kaget.     

Bu Zheng dan Bu Ma apalagi.     

Duan Zhen yang di samping kini memiliki perasaan yang sangat rumit. Gadis yang diusirnya sekuat tenaga, kini malah menjadi harta karun orang lain.     

Sepuluh juta tael perak, meskipun keluarga Duan mengeluarkan seluruh hartanya, mungkin juga tidak cukup satu persen mas kawin yang diberikan Chu Sihan.     

Tao Jia melihat ke Duan Zhen, setelah dia tersenyum kepadanya, dia pun pergi.     

Bu Zheng kini sudah mau gila karena cemburu. Awalnya dia mengira barang-barang ini ditambah-tambah, paling juga hanya ribuan tael perak. Namun ternyata ada sepuluh juta tael perak.     

Sepuluh juta tael perak! Itu adalah jumlah yang hanya bisa dia dengar dari buku cerita!     

Seumur hidup ini, Bu Zheng tidak pernah kaya, bahkan tidak pernah mendapatkan ratusan tael perak. Sedangkan Lu Sheng, hanya mas kawin saja sudah bisa mendapatkan sepuluh juta tael perak.     

Demi apa? Lu Wei, anak perempuannya juga tidak buruk, kenapa dia hanya bisa menjadi selir untuk seorang tuan tanah?     

"Mas kawin sebesar sepuluh juta tael perak, takutnya keluarga-keluarga kaya itu juga tidak bisa mengeluarkan jumlah uang sebesar ini."     

"Bisnis keluarga Chu ada di seluruh negeri, apa kalian merasa ini hanya bercanda?"     

"Mas kawin sudah sepuluh juta tael perak, Tuan Chu sudah bersikeras harus menikahi Xiaosheng ya?"     

"Alangkah bagusnya kalau aku bisa mendapatkan menantu seperti ini."     

"Mimpimu ini mungkin sampai kamu dilahirkan kembali juga tidak mungkin terjadi."     

…     

Dalam seketika para penduduk desa berkumpul membicarakan masalah mas kawin sebesar sepuluh juta tael perak itu.     

Jangankan penduduk desa, bahkan Lu Sheng juga terkejut. Waduh, kalau semua ini diuangkan menjadi uang modern, pasti ada sepuluh juta Yuan, ya?     

Lu Sheng menelan ludahnya, dengan diam dia duduk di samping Lu Zhou.     

Para penduduk desa yang datang menyaksikan kondisi rumah baru keluarga Lu, awalnya mereka mengira tanpa adanya Lu Daming, setidaknya juga orang keluarga He atau Lu Ran yang duduk di kursi utama.     

Namun mereka tidak menyangka, yang duduk di kursi utama ternyata adalah "Pekerja" Lu Sheng yang bekerja di ladang sayur itu.     

Tidak banyak orang yang mengetahui identitas Lu Zhou. Di seluruh desa Liuyue, selain keluarga Tao dan keluarga Liang, pada dasarnya tidak ada yang mengetahui identitas aslinya.     

Jadi kini mereka melihat Lu Zhou duduk di kursi utama, mereka pun sangat penasaran.     

Dan yang paling membuat penasaran adalah, kepala pelayan Chu yang sombong dan arogan, yang waktu itu datang menjemput pengantin wanita itu kini hanya berdiri diam di samping, tidak berani mengeluarkan napas berat sama sekali.     

Bahkan Tuan besar Chu dan Nyonya Chu juga, sepertinya mereka sangat takut dengan Lu Zhou.     

Keluarga Chu dan keluarga Lu sedang berbicara di dalam rumah, namun para penduduk desa tidak ada yang berani terlalu dekat, jadi mereka pun tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan mereka.     

"Orangnya sudah mau sampai?" Lu Zhou bertanya pada Chu Sihan.     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya, "Seharusnya sudah."     

Tuan Besar Chu dan Nyonya Chu melihat pada Chu Sihan dengan heran. "Masih mau menunggu siapakah?" Nyonya Chu bertanya dengan bingung.     

Nyonya Besar Chu yang duduk di samping juga kebingungan.     

Chu Sihan mengatakan, "Pemilik dan Nyonya dari villa gunung Luoxue."     

Eskpresi Tuan Besar Chu dan Nyonya Besar Chu langsung berubah ketika mendengar kata-kata Chu Sihan. Mereka berdua segera melihat ke Chu Sihan pada waktu bersamaan, sepertinya sedang heran sejak kapan Chu Sihan mengetahui identitas lahir aslinya.     

Sedangkan Nyonya Chu malah mengerutkan keningnya, dia tidak mengerti anaknya datang melamar, kenapa masih harus menunggu orang lain.     

Pada saat ini, sebuah delman pun berhenti di depan pintu rumah baru keluarga Lu.     

"Sudah datang." Lu Zhou meniup air teh yang di dalam cangkir, "Sheng'er, kamu dan Nak Han pergi menjemput mereka."     

"Baik!" Lu Sheng pun berdiri dan bersama Chu Sihan berjalan ke luar.     

Yan Wang dan Lu Ying kebetulan turun dari delman, ketika mereka melihat Lu Sheng dan Chu Sihan, mereka pun langsung maju, "Sudah lama menunggu, ya?"     

Lu Sheng menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, "Tidak, Paman dan Bibi datang di waktu yang tepat."     

"Silakan!" Chu Sihan berdiri di samping, lalu dia pun membuat isyarat tangan kepada Yan Wang dan Lu Ying.     

Yan Wang menepuk pundak Chu Sihan, dia pun mengatakan, "Kedepannya kamu sudah orang dewasa."     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.     

Setelah Yan Wang dan Lu Ying berjalan di depan, Lu Sheng dan Chu Sihan baru berjalan di belakang mereka.     

Setelah Yan Wang dan Lu Ying masuk, Lu Sheng pun segera mengangkut dua buah kursi dan meletakkannya di samping Lu Zhou.     

Dan tindakan Lu Sheng ini membuat keluarga Chu sangat bingung, terutama Tuan Besar Chu dan Nyonya Besar Chu.     

"Kini semua orang sudah tiba, kalau begitu ayo masuk hidangannya." Awalnya mengira Lu Zhou akan mengatakan apa, ternyata dia hanya mengatakan satu kalimat ini saja.     

Nyonya Chu setelah Yan Wang dan Lu Ying masuk, dia pun tertegun. Tatapannya terus bolak balik dari Chu Sihan ke Yan Wang, semakin dilihat, dia semakin kaget. Chu Sihan dan Yan Wang, baik dari mata, maupun bentuk wajah, bisa dikatakan sama persis. Dari sudut manapun bisa melihat bahwa mereka adalah ayah dan anak.     

Tapi, Chu Sihan jelas-jelas adalah anak yang dilahirkan dari perutnya, dan hal ini tidak akan salah! Jangan-jangan, semua ini hanya kebetulan saja?     

Tuan Besar Chu menganggukkan kepalanya terhadap Yan Wang dan Lu Ying, namun di dalam hatinya malah mencemaskan masalah Chu Siyun.     

Sedangkan Nyonya Besar Chu, ini masih pertama kalinya dia melihat orang tua kandung Chu Sihan, dalam seketika dia pun memiliki perasaan yang rumit.     

Sebelumnya ketika Nyonya Besar Chu belum mengetahui identitas asli Chu Sihan, dia sudah merasa temperamen Chu Sihan berbeda dengan keluarga Chu. Kini setelah melihat orang tua aslinya, akhirnya Nyonya Besar Chu mengerti, ternyata memang gen itu bisa diwarisi.     

Coba lihat orang tua Chu Sihan, ibunya lembut dan elegan, ayahnya juga berwibawa. Pantas saja bisa melahirkan anak sebegitu bagus.     

Melainkan kedua anak laki-laki yang dilahirkan Nyonya Besar Chu. Kepribadian kedua anaknya lumayan bagus, namun begitu duduk bersama, wibawanya sudah kalah setengah.     

"Tuan Besar, kamu… kenal dengan mereka?" Nyonya Chu benar-benar tidak bisa menekan rasa penasarannya itu, jadi sebelum hidangan disajikan, dia pun tidak bisa bertahan lagi dan bertanya pada Tuan Besar Chu dengan nada kecil.     

Tuan Besar Chu melihat Nyonya Chu, dia pun menjawab dengan nada kecil, "Masalah ini akan aku bicarakan kepadamu kedepannya."     

Sekarang yang diherankan Tuan Besar Chu adalah, Putra Kaisar Ketiga dan pemilik gunung Yan sepertinya saling kenal, dan hubungan mereka sepertinya juga lumayan dalam.     

Nyonya Chu yang tidak mendapatkan jawaban kini merasa gelisah. Entah kenapa, sejak Yan Wang dan Lu Ying datang, dia pun memiliki firasat yang buruk.     

Bu Jiang sejak pulang dari Linjiangfu, dia pun tidak pernah berbuat masalah lagi. Kini hanya berani duduk diam di samping Chu Hongqing saja.     

Namun tatapan Bu Jiang justru terus melirik kepada Yan Wang dan Chu Sihan. Wajah kedua orang ini terlalu mirip, dimana membuat Bu Jiang mencurigai, apa ada kemungkinan Chu Sihan adalah anak orang itu.     

Jika benar begitu… Sifat buruknya yang baru ditenangkan dengan susah payah, kini mulai menari lagi. Bisnis keluarga Chu begitu luas, tidak mungkin membiarkannya jatuh ke tangan orang luar, kan?     

"Kini daftar mas kawin sudah dilihat Putra Kaisar Ketiga, bisa bertanya, apakah masih ada yang kurang puas?" Nyonya Besar Chu bertanya sambil tersenyum.     

Awalnya Nyonya Chu tidak berniat mau memberikan begitu banyak mas kawin. Dia memikirkan Lu Sheng hanya seorang gadis desa, mas kawinnya cukup sekedar jumlah saja.     

Namun Chu Hongzhong malah mengatakan Putra Kaisar Ketiga ada di rumah keluarga Lu, dan Chu Sihan juga tidak akan menyetujui perbuatan Nyonya Chu.     

Sampai akhirnya, mas kawin ini diatur oleh Nyonya Besar Chu. Ketika Nyonya Chu melihat jumlah mas kawin tersebut, dia pun sedikit iri.     

Waktu Nyonya Chu menikah dengan keluarga Chu, mas kawinnya juga tidak sebanyak ini. Sedangkan Lu Sheng, dia hanya seorang gadis desa saja, namun justru memiliki mas kawin sebanyak ini, Nyonya Chu mana mungkin tidak iri?     

Sampai sekarang Nyonya Chu tetap tidak menyukai Lu Sheng, walaupun dia tahu Lu Sheng bukan gadis desa yang biasa.     

"Nyonya Besar suka bercanda." Lu Zhou tersenyum, "Uang itu hanyalah barang mati, jumlahnya cukup kalian yang tentukan. Aku tidak menginginkan yang lain, hanya meminta kalian bisa menyayangi muridku ini saja."     

Harus dikatakan, kini perasaan Lu Zhou sangat rumit. Anak yang dibesarkannya dengan susah payah kini sudah mau menjadi milik orang. Perasaannya ini kurang lebih tidak enak.     

"Tentu saja!" Nyonya Besar Chu melihat pada Lu Sheng dengan penuh kasih sayang, "Gadis sebagus Xiaosheng, kami pasti akan menyayanginya seperti anak sendiri."     

Lu Zhou menolehkan kepalanya dan melihat Lu Sheng, dia pun tersenyum, "Yang penting ada kata-kata Nyonya Besar Chu ini sudah cukup."     

Nyonya Besar Chu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.     

Tuan Besar Chu meragu sejenak, akhirnya mengatakan, "Tanggal hari besarnya… kamu merencanakan untuk menetapkan di bulan depan, entah, Putra Kaisar Ketiga ada pendapat terhadap tanggal ini?"     

"Bulan depan?" Lu Zhou mengerutkan keningnya. Dia melihat ke Yan Wang, matanya pun menyipit.     

"Kenapa kamu melihatku dengan tatapan itu?" Yan Wang kebingungan, dia tidak melakukan apapun kok.     

"Tanggal ini… siapa yang memutuskannya?" Lu Zhou bertanya dengan dingin.     

Chu Sihan berdehem, dia menundukkan kepalanya dan minum teh.     

Lu Sheng melihat Lu Zhou marah, dia juga merasa bingung.     

Orang keluarga Chu melihat Putra Kaisar Ketiga tidak senang, hati mereka pun tergantung tinggi.     

Awalnya keluarga Chu juga tidak menyetujui untuk menetapkan tanggal hari besar di bulan depan, karena itu adalah bulan depan, tidak hoki. Tapi Chu Sihan bersikeras mau di bulan tujuh. Mau bagaimana mereka membujuk Chu Sihan, tetap tidak bisa mengubah pikirannya.     

Bagaimanapun secara permukaannya, wisma Chu terlihat seperti diurus oleh Chu Hongzhong dan Nyonya Chu, namun sebenarnya orang yang paling berkuasa tetap adalah Chu Sihan.     

Lu Ying melihat ke anaknya, sepertinya dia menyadari sesuatu, dia pun menghelakan napasnya. Dia pun tersenyum pada Lu Zhou, "Junior, aku dan suamiku ada sesuatu yang ingin kami bicarakan kepadamu, kita bicara di luar, ya."     

Kata "junior" ini membuat semua anggota keluarga Chu terkejut. Tuan Besar Chu juga tidak menyangka, istri pemilik gunung Yan ternyata adalah senior Putra Kaisar Ketiga.     

Lu Zhou menatap Chu Sihan dengan tatapan serius, di bawah tatapan Lu Sheng yang kebingungan, dia pun berdiri. "Nyonya Besar, aku pamit sebentar."     

Meskipun Lu Zhou sedang memiliki amarah, dia juga tidak berani melampiaskan amarahnya kepada Lu Ying.     

Lu Ying menarik Yan Wang yang masih duduk tertegun, dia tersenyum kepada mereka yang di dalam rumah dan mengucapkan kata maaf. Lalu dia baru membawa Lu Zhou dan suaminya keluar.     

Chu Sihan melihat Lu Sheng dan mengatakan, "Shengsheng, kamu menemani nenek, ibu dan ayah dulu, aku ke sana sebentar."     

"Oh, baik." Lu Sheng menganggukkan kepalanya dengan tertegun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.