Gadis Lugu Liar Galak

RUMAH BARU KELUARGA LU



RUMAH BARU KELUARGA LU

0"Tidak kedengaran ya sudah." Chu Sihan menegakkan badannya, kedua tangan melipat ke depan dan mulai memejamkan matanya lalu istirahat.     
0

"Bu… bukan, tadi kamu bilang, Putra Kaisar Ketiga adalah guru Nona Lu?" Mau orang itu adalah Qi Dongjing pun, dia juga tidak mungkin bisa menebak Putra Kaisar Ketiga adalah guru Lu Sheng.     

Hanya saja… "Apa yang bisa dia ajarkan ke Nona Lu?"     

Qi Dongjing bukan mau merendahkan Putra Kaisar Ketiga. Melainkan baik Putra Kaisar Ketiga yang di mulut orang, ataupun Putra Kaisar Ketiga yang dia lihat dengan matanya sendiri sebelumnya, semuanya menandakan Putra Kaisar Ketiga itu sungguh tidak berguna!     

Chu Sihan membuka kedua matanya, "Kemampuannya sangat hebat."     

"Begitukah?" Qi Dongjing mendengus, "Kalau sungguh demikian, berarti ayahku salah dong?"     

Putra Kaisar Ketiga yang tidak berguna ternyata adalah karakter hebat yang tidak menutupi kemampuan sendiri?     

Pokoknya Chu Sihan pasti tidak membohongi Qi Dongjing. Lagipula Putra Kaisar Ketiga yang di desa Liuyue ini dengan Putra Kaisar Ketiga yang di Jingcheng, selain wajah dan postur badan yang sama persis, yang lainnya sangatlah jauh berbeda.     

"Pantas saja kamu bisa membiarkan Nona Lu baik kepada Putra Kaisar Ketiga, ternyata karena mereka memiliki hubungan guru dan murid ya?" Akhirnya Qi Dongjing mengerti kenapa Chu Sihan tidak cemburu waktu itu.     

Chu Sihan mencibir, tidak mengatakan apapun. Kau seberapa tidak senangnya hatinya terhadap Lu Zhou, dia juga tidak bisa melakukan apapun. Siapa suruh Lu Zhuo dan Lu Sheng adalah ayah dan anak?     

Lima hari kemudian.     

Keluarga Lu akhir-akhir ini memiliki banyak kabar baik. Beberapa hari yang lalu adalah lamaran Lu Ran terhadap keluarga Hua.     

Hari ini adalah hari keluarga Lu pindah ke rumah baru.     

Waktu rumah tua keluarga Lu sedang dibangun, para penduduk desa yang berjalan melewatinya pada sudah melihatnya. Jadi kini mereka sudah tidak terkejut lagi dengan rumah baru keluarga Lu.     

Di halaman depan, semua orang membantu membuat kompor dengan batu bara, memasak daging dan menanak nasi.     

"Waduh, Ibu Lu Chuan, kamu tidak ikut makan daging di dalam?" Bu Zheng sedang berdiri di luar pintu rumah baru keluarga Lu. Dia mencium aroma daging yang menyebar keluar, aromanya pun sangat menggiurkannya. Lalu tiba-tiba ada yang menepuk pundak Bu Zheng.     

Bu Zheng membalikkan kepalanya dan melihat, lalu dia pun menemukan orang itu adalah Bu Liu yang tinggal di sekitar rumahnya.     

Bu Zheng melihat ke dalam rumah baru keluarga Lu dengan panik. Melihat tidak ada yang memperhatikannya, dia baru mendengus dengan dingin, "Tidak ada yang mengundang, Aku mana ada muka untuk masuk?"     

"Hei, kalian kan satu keluarga, mana perlu undangan?" Ketika Bu Liu mengatakan kalimat tersebut, matanya membawa sejenak ejekan.     

Semua penduduk desa mengetahui perbuatan yang dilakukan Lu Daming terhadap keluarga Lu. Jadi kini Lu Sheng tidak memanggil Lu Daming sebagai keluarga lagi, para penduduk desa juga tidak menggosipkan apapun.     

"Kamu tidak tahu ya? Hari ini Lu Ran sudah membunuh dua ekor babi dan tiga ekor kambing. Dagingnya itu ya, sudah mengisi penuh beberapa baskom besar."     

Bu Zheng berusaha menahan keinginannya untuk menelan ludah, dia pun mendengus dengan dingin, lalu dengan cepat dia meninggalkan tempat.     

Bu Liu menatap belakang punggung Bu Zheng, kemudian dia pun mencibir.     

"Ibu, ada apa ini?" Anak perempuan Bu Liu, He Xiaofeng bertanya pada ibunya dengan penasaran.     

He Xiaofeng baru pulang dari rumah suaminya semalam, jadi tidak mengetahui konflik antara Bu Zheng dan Lu Sheng.     

"Kamu tidak mengerti, masalah yang dialami keluarga Lu sebelumnya, seharusnya kamu sudah pernah dengar ya?"     

Bu Liu menjelaskan kepada He Xiaofeng dengan nada kecil, "Bu Zheng ini, dia melihat Lu Dahua masuk penjara, dia pun ingin mengganggu Xiaosheng. Pertama dia mau menikahkan Xiaosheng ke anak laki-laki berketerbelakangan mental yang di desa mereka. Kemudian dia mau menjual lagi Xiaojiang dan Xiaoxin ke orang lain. Xiaosheng yang sempat pulang menghalanginya pun memukul Lu Daming dan Bu Zheng sampai babak belur. Setelah itu, kedua keluarga ini pun tidak berhubungan lagi sampai sekarang."     

He Xiaofeng yang mendengar kata-kata ibunya ini pun merasa kasihan, "Bu Zheng ini kejam sekali, dia sempat memikirkan mau menjual adik orang? Sesama keluarga, kenapa harus begitu?"     

"Iya kan?"     

Namun Bu Liu dan He Xiaofeng yang sedang berbisikn malah tidak memperhatikan, ternyata Lu Wei sedang berdiri di belakang mereka dengan ekspresi jelek.     

"Bibi He, urusan kami dan keluarga Lu, sejak kapan memerlukan Anda untuk menggosipkannya?"     

Suara yang tiba-tiba ini membuat Bu Liu dan He Xiaofeng terkejut berat.     

Lu Wei masih ingin mengatakan sesuatu, namun pas di saat ini, di jarak yang tidak jauh sana tiba-tiba ada beberapa delman kuda yang mendekat.     

Lu Wei pun menelan kembali suaranya dan minggir ke samping.     

Setelah beberapa delman kuda itu berhenti, orang-orang di dalam pun turun dari delman kuda.     

Di antaranya adalah Chu Sihan yang sering dilihat penduduk desa, lalu ada Qi Dongjing dan anggota keluarga He. Kemudian masih ada Fu Xianyun dan istri anaknya.     

Ketika Lu Wei melihat wajah Chu Sihan dan Qi Dongjing, dia pun langsung membeku di tempat.     

Lu Wei pernah melihat Chu Sihan satu kali, di ladang sayur Lu Sheng. Tapi Lu Wei tidak mengetahui identitas Chu Sihan.     

Hari ini Lu Wei ke sini selain ingin makan daging, dia juga ingin meminta maaf atas perilaku kedua orang tuanya, dan membangkitkan kembali hubungan baik dengan Lu Sheng.     

Kini setelah Lu Wei melihat Chu Sihan dan Qi Dongjing, dia pun lebih meyakinkan keputusannya yang ingin akur kembali dengan Lu Sheng itu.     

"Salam kedua Tuan!" Lu Wei mengabaikan seluruh anggota keluarga He dan sekeluarga Fu Xianyun yang di samping, melainkan langsung bergegas ke hadapan Chu Sihan dan Qi Dongjing untuk menyapa.     

Bu Liu melihat Lu Wei dengan aneh, lalu dia pun langsung berbisik dengan anaknya, "Kamu lihat itu, tuan yang berdiri di sana itu, dialah tunangan Xiaosheng, Tuan Chu. Sedangkan keluarga tiga orang itu adalah Hakim Fu bersama istri dan anaknya."     

Karena ada Chu Sihan, jadi Bu Liu juga tidak terkejut dengan kedatangan Fu Xianyun.     

Justru He Xiaofeng yang sangat terkejut, "Ibu, kamu bilang, tunangan Xiaosheng adalah… Tuan Chu?"     

Bu Liu menganggukkan kepalanya, "Benar. Nanti kamu langsung memberikan hormat saja sudah bisa. Jangan seperti seseorang, membangkitkan pikiran kotor lainnya."     

He Xiaofeng yang mendengar kata-kata ibunya pun menganggukkan kepalanya dengan tegang. Dengan melihat tokoh besar saja sudah bisa membuatnya ketakutan, apalagi memiliki pikiran lain?     

"Nona ini… kamu kenal?" Qi Dongjing bertanya pada Chu Sihan dengan bingung.     

Chu Sihan menggelengkan kepalanya, "Tidak pernah lihat."     

"Oh." Qi Dongjing mengatakan.     

Namun karena kesopanannya, Chu Sihan tetap menganggukkan kepalanya terhadap Lu Wei.     

Lu Wei pun sangat senang dalam seketika, wajahnya itu pun menjadi merah.     

"Hor… hormat Tuan Chu!" Kemudian suara Bu Liu dan He Xiaofeng ini membuat senyuman Lu Wei membeku.     

Tuan Chu? Siapa Tuan Chu itu? Jangan-jangan…     

Lu Wei menatap Chu Sihan dengan kaget, tatapannya kini penuh dengan kecemburuan.     

"Silakan masuk dulu." Ketika mereka berjalan sampai di depan pintu masuk, Chu Sihan tiba-tiba menghentikan langkahnya dan membiarkan anggota keluarga He masuk duluan.     

He Hu sangat panik, "Tidak, tidak, tidak. Tuan Chu dan Hakim Fu duluan!"     

Chu Sihan melihat kalau dirinya tidak masuk duluan, maka tidak ada satu orang pun yang bergerak, dalam seketika dia merasa tidak berdaya.     

Ketika Chu Sihan mengangkat kakinya dan hendak masuk, sebuah sosok bayangan pun berjalan menuju pintu masuk dengan cepat. Kedua mata Chu Sihan pun bersinar terang, dia langsung menyimpan kembali kakinya itu.     

"Nek, Kakek, Nenek, Paman, Bibi, Kak Yan'er dan Xiaodong, kalian sudah datang!" Begitu Lu Sheng keluar, dia pun langsung merangkul lengan Bu Zhao dan menyapa pada semua orang.     

Kepala desa dan Lu Ran juga berjalan keluar.     

"Anak yang baik, kamu pasti kelelahan ya?" Bu Zhao menepuk punggung tangan Lu Sheng dan berkata dengan senang.     

"Tidak juga!" Lu Sheng menyuruh Lu Ran membawa keluarga He masuk dulu. Baru dia menyapa Fu Xianyun, Yu Linglong, dan Qi Dongjing.     

Chu Sihan diabaikan Lu Sheng, tatapannya terus melekat pada Lu Sheng.     

"Kalian silakan mengikutiku!" Lu Sheng mengarahkan Qi Dongjing dan sekeluarga Fu Xianyun dengan senang.      

Chu Sihan berdiri di tempat dengan tidak senang untuk beberapa saat, namun akhirnya dia tetap mengikuti di belakang tanpa mengatakan apapun.     

Lu Wei menatap belakang punggung Chu Sihan, kemudian melotot belakang punggung Lu Sheng lagi dengan geram.     

Bu Liu yang berdiri di samping ketika melihat adegan tersebut, dia pun memberitahukan He Xiaofeng, "Kita manusia harus menjadi orang yang tahu diri, jangan mengharapkan sesuatu yang tidak-tidak."     

He Xiaofeng tidak memperhatikan ekspresi Lu Wei, jadi dia pun menganggukkan kepalanya, menyetujui kata-kata ibunya.     

Kemudian Bu Liu dan He Xiaofeng pun masuk ke dalam rumah baru keluarga Lu dengan senang. Dalam seketika, di luar hanya tersisa Lu Wei yang kesal setengah mati.     

Namun meskipun demikian, Lu Wei tetap tidak pergi, melainkan masuk ke dalam dengan wajah dingin. Lalu dia pun kebetulan melihat Chu Sihan sedang menarik Lu Sheng ke halaman belakang.     

Lu Wei mengamati rumah baru keluarga Lu, dalam seketika dia pun sangat iri. Rumah seperti ini biasanya hanya akan dimiliki orang kaya yang di dalam kota.     

Lu Wei menyipitkan bibirnya. Dia melihat ke arah dimana Chu Sihan dan Lu Sheng pergi, dia meragu sejenak, kemudian pun mengikuti ke sana.     

Semua orang sedang membantu di halaman depan, jadi di halaman belakang hampir tidak ada orang lain selain Lu Sheng dan Chu Sihan.     

Lu Wei menyembunyikan diri di semak bunga yang ada di samping, dengan hati-hati dia memerhatikan gerak gerik Lu Sheng dan Chu Sihan.     

"Tuan, kamu kenapa?" Lu Sheng mengangkat alisnya, dengan bingung dia melihat Chu Sihan.     

"Tadi kamu menyapa dengan semua orang dan hanya mengabaikanku, aku tidak senang!" Ujar Chu Sihan.     

Lu Sheng pun tertawa ringan, dia mengangkat tangannya dan mencubit pipi Chu Sihan, "Itu namanya bukan mengabaikan, tapi karena aku menganggap kamu sebagai keluargaku!"     

"Oh?" Chu Sihan mengangkat alisnya, "Tapi… Nenek dan Paman mereka juga keluarga, kenapa kamu juga menyapa mereka?"     

"Mereka adalah tetua."     

"Baik!" Chu Sihan menganggukkan kepalanya, "Tapi kamu juga tidak bilang duluan sebelumnya. Sekarang hatiku tetap tidak senang, coba kamu katakan, bagaimana ini?"     

Lu Sheng pun bertanya balik dengan lucu, "Kalau begitu coba kamu bilang, mau bagaimana?"     

"Aku?" Chu Sihan langsung mengangkat dagu Lu Sheng dan menciumnya.     

Lu Wei yang bersembunyi di belakang semak bunga pun terkejut, dia segera menutup mulutnya dengan tangan, dengan terkejut dia melihat Chu Sihan dan Lu Sheng.     

Sudut mata Chu Sihan melirik ke arah Lu Wei, namun dia tidak menghiraukannya, melainkan mencium Lu Sheng dengan fokus.     

Beberapa saat kemudian, Lu Sheng baru mendorong Chu Sihan, "Sedang apa kamu? Kalau ada yang datang bagaimana?" Lu Sheng menggunakan punggung tangannya mengusap bibirnya, dengan tidak berdaya dia melihat Chu Sihan.     

Chu Sihan tersenyum, dengan santai dia mengatakan, "Memangnya kenapa? Kita sudah mau menikah juga, cepat atau lambat kita akan menjadi suami istri. Aku hanya menjalankan kewajibanku lebih awal saja."     

Lu Wei yang bersembunyi di belakang semak kini menggigit bawah bibirnya dengan geram. Dia benar-benar tidak menyangka, Chu Sihan dan Lu Sheng ternyata begitu tidak tahu malu. Di hari terang-terang seperti ini, beraninya mereka bertindak tidak senonoh.     

"Hei, yang di sana, buat apa kamu berjongkok di sini?" Karena Qi Dongjing duduk bersama Lu Zhou dan yang lainnya, lalu Chu Sihan juga tidak ada, jadi dia pun jalan-jalan mencari udara segar.     

Siapa bisa menyangka, dia baru saja berjalan ke arah sini, namun dia sudah melihat Lu Wei yang sedang berjongkok di semak-semak bunga.     

Lu Wei terkejut dan langsung berdiri. Namun dia ingin berlari ke arah sana juga salah, ke arah sini juga salah. Dalam seketika, dia hanya bisa berdiri di tempat dengan canggung.     

Ketika Lu Sheng dan Chu Sihan mendengar suara Qi Dongjing, mereka pun sama-sama menolehkan kepalanya. Ketika mereka berdua melihat Lu Wei, mereka pun tidak menunjukkan ekspresi lebih.     

"Aku… aku hanya…" Lu Wei melihat tatapan ketiga orang ini melanda kepadanya, dalam seketika Lu Wei tidak mengerti dia harus mencari alasan seperti apa.     

"Oh? Kalian berdua juga di sini?" Qi Dongjing berjalan ke samping Chu Sihan dan Lu Sheng, lalu dia pun bertanya pada Lu Sheng, "Dia juga orang keluarga Lu kalian?"     

Lu Sheng menjawab, "Dia memang bermarga Lu, tapi bukan keluarga Lu kami."     

Qi Dongjing kurang mengerti maksud Lu Sheng, ketika dia ingin melanjutkan pertanyaannya, dia malah ditarik pergi oleh Chu Sihan.     

Setelah Chu Sihan dan Qi Dongjing pergi menjauh, Lu Sheng baru mendekati Lu Wei.     

"Lu Sheng, aku tidak menyangka ternyata kamu begitu tidak tahu malu!" Lu Wei takut Lu Sheng akan menyulitkannya, dia pun dengan pintar mendahuluinya.     

Awalnya Lu Wei mengira Lu Sheng akan merasa panik karena perbuatannya tadi telah diketahui oleh orang lain. Namun di luar dugaannya, Lu Sheng hanya menggunakan tatapan mengejek dan terus menatap Lu Wei tanpa mengedipkan matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.