Gadis Lugu Liar Galak

DAMBAAN



DAMBAAN

0"Hahaha…" Lu Zhou yang memang mau menyaksikan adegan ini pun tertawa tanpa ampun.     
0

Shangguan Dian memutar matanya terhadap Lu Zhou, dia pun segera meminum teh untuk meredakan rasa pedasnya itu.     

Yan Wang berusaha menekan rasa tawanya dan menjelaskan, "Barang ini namanya cabai, biasanya digunakan sebagai bumbu."     

Chu Sihan mendengar kata-kata Yan Wang, akhirnya dia pun teringat di mana dia melihat cabai ini. Kalau biasanya Lu Sheng memasak, sangat sering menggunakan cabai. Terutama udang karang itu, cabai yang digunakan itu banyak sekali.     

"Ternyata sebagai bumbu? Sss." Shangguan Dian berkata dengan susah, lalu dia menyipitkan matanya dan melotot pada Lu Zhou, "Kamu pasti tahu kalau barang ini sangat pedas, kan?"     

"Aku lihat kamu sepertinya sangat ingin mencobanya, jadi aku pun menuruti keinginanmu."     

Shangguan Dian melihat Lu Zhou membuka kedua telapak tangannya dan menunjukkan ekspresi yang polos, Shangguan Dian benar-benar sangat geram.     

Yan Wang dan Chu Sihan tersenyum ketika melihat adegan tersebut.     

"Kapan Tuan datang?" Lu Sheng mendengar suara tawa Lu Zhou, dia pun mencuci tangannya ingin ikut melihat apa yang lucu di luar sana. Pada saat dia membalikkan badannya, dia malah melihat Chu Sihan sudah duduk di samping Yan Wang.     

"Baru tadi." Chu Sihan berdiri, dia menarik Lu Sheng duduk, dan baru dia duduk kembali.     

"Tadi guru tertawa dengan senang sekali, ada kabar baik ya?"     

"Ya kan?" Lu Zhou tersenyum, "Paman Dian-mu memakan cabai seperti memakan buah, kan lucu?"     

Lu Sheng melihat Shangguan Dian dengan kaget, namun dia malah melihat wajah Shangguan Dian yang cemberut, lalu dia pun tertawa, "Paman Dian, barang ini adalah bumbu, bukan untuk dimakan langsung."     

Lu Sheng yang pecinta cabai juga tidak berani memakannya langsung, setidaknya juga harus dimasak dulu baru berani makan.     

"Padahal gurumu tahu kalau barang ini pedas, tapi dia malah bilang dia tidak pernah memakannya!" Lu Zhou jelas-jelas ingin melihat leluconnya, sungguh keterlaluan!     

Lu Zhou pun menjelaskan, "Aku hanya ingin memberikannya pelajaran, jangan suka melihat suatu barang sudah langsung masukkan ke dalam mulut."     

Setelah selesai tertawa, Lu Sheng pun menanyakan kondisi Xian Ya dan Xian Jing.     

"Saudara Bailian sudah siuman, dia pun pulang ke Wufeng untuk menjadi saksi. Paman Chunyu kamu juga dinyatakan tidak bersalah, dan sekarang dia menjadi pemimpin gunung Jingfeng. Sedangkan Xian Ya dan Xian Jing karena menggunakan manusia hidup membuat boneka, kemampuan sihir mereka berdua sudah dicacatkan dan diusir dari Wufeng." Lu Zhou menjelaskan.     

Lu Sheng mendengar konsekuensi yang didapatkan Xian Ya dan Xian Jing, dia hanya "Phuh" dan tertawa saja.     

Dikatakan kejahatan tidak akan bisa menang akan kebaikan. Xian Jing dan Xian Ya sudah melakukan kejahatan yang tak bernurani. Hukuman kemampuan sihir dicacatkan dan dikeluarkan dari Wufeng sudah sangat baik untuk mereka.     

"Xiaosheng, apa yang kamu sibukkan tadi?" Shangguan Dian merasa Lu Sheng pasti sedang menanam sesuatu yang enak dimakan lagi.     

"Oh, tadi aku sedang menanam labu, masih ada jagung yang belum ditanam."     

Shangguan Dian tidak mengetahui apa itu labu dan jagung, namun dari namanya sudah bisa mengetahui bahwa pasti makanan yang enak.     

"Aku masih ada urusan di alam baka, aku pergi dulu ya." Setelah Yan Wang memberitahukan Lu Zhou dan Shangguan Dian, dia pun melihat Chu Sihan, "Han'er, nanti kalau tanggal hari besarmu sudah ditentukan, beritahu ayah dan ibumu. Kalau begitu ayah pulang dulu."     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya.     

"Xiaosheng, Paman pergi dulu ya." Ujar Yan Wang.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Selamat jalan Paman Yan Wang!"     

Setelah mengantar Yan Wang, Lu Sheng pun menarik Lu Zhou dan Shangguan Dian ke ladang, menyuruh mereka membantu membersihkan tanah. Sementara dia dan Chu Sihan pergi menanam jagung.     

Lanyi melihat ladang sedang sibuk, dia juga ikut membantu. Lu Ran awalnya juga ingin membantu, namun Hua Leya malah tiba-tiba datang ke ladang, jadi Lu Sheng pun menyuruh Lu Ran menemaninya.     

"Sheng'er, atau kamu liburkan pekerjamu ini?" Ada orang biasa di sini, Lu Zhou tidak bisa menggunakan sihirnya, maka efisiensinya pun banyak menurun.     

"Guru, jangan terlalu mengandalkan sihir, kamu juga harus banyak olahraga. Bagaimanapun ragamu ini adalah manusia biasa, kalau tidak bergerak untuk waktu yang lama, otot akan melemas."     

Lu Zhou terdiam… Raga ini dipelihara oleh sihir abadinya, ototnya mana mungkin lemas? Menurut Lu Zhou, Lu Sheng memang sengaja mau mempekerjakan mereka di ladang.     

"Kamu bukannya sering bertani di masa lampau? Guru aku menemukan sejak kamu datang ke dunia ini, kamu jadi malas." Lu Sheng berpikir kembali kehidupan di masa lampau. Lu Zhou adalah seseorang yang bahkan bisa menjahit bajunya sendiri, betapa rajinnya saat itu.     

"Barang ini benar-benar bisa ditanam?" Shangguan Dian melihat biji yang keriput dan tipis ini, sepertinya biji ini kurang sehat dimana membuat Shangguan Dian sangat mencurigainya.     

Lu Sheng menjelaskan, "Itu namanya jagung manis. Paman Dian jangan melihat dia keriput, sebenarnya bisa ditanam hidup."     

Di masa lampau Lu Sheng paling suka menanam jagung manis. Tidak hanya enak kalau dikukus, saat dibuat sup juga sangat enak.     

"Jadi kapan baru bisa makan jagung ini" Shangguan Dian bertanya lagi.     

Lu Sheng berpikir sejenak, lalu menjawab, "Kira-kira tiga bulan lebih." Di masa lampau Lu Sheng kira-kira memanen jagung setelah tiga bulan lebih menanamnya.     

Walaupun Lanyi suka bertanam, namun dia tidak tertarik dengan memakannya, karena dibandingkan dengan sayur dan buah, dia lebih suka makan daging.     

"Paman Yan Wang-mu hanya membeli dua jenis biji ini saja?" Lu Zhou bertanya.     

Lu Sheng menggelengkan kepalanya, "Tidak, masih ada banyak, besok lanjut lagi."     

"Mana biji semangka yang aku berikan kepadamu? Kamu sudah menanamnya, kan?"     

"Sudah, yang ditanam sebelumnya seharusnya akan memekarkan bunga dua hari ini, lalu yang ditanam belakangan masih belum saatnya ditransplantasikan."     

"Hmhh." Lu Zhou menganggukkan kepalanya, "Nanti kalau semangka sudah bisa dipanen, kamu berikan kepada Tuan Chu-mu dan Paman Dian-mu untuk mencicipinya."     

Shangguan Dian yang mendengar kata-kata Lu Zhou, dia pun segera mengatakan, "Aku mau menjadi orang pertama yang mencicipi semangka itu!"     

Chu Sihan melirik Shangguan Dian, tidak mengatakan apapun, namun tatapan yang melihat kepada Lu Sheng malah membawa sedikit keluhan.     

Barang yang ditanam Lu Sheng kenapa bukan dia yang menjadi orang pertama yang mencicipinya? Tapi Shangguan Dian adalah tetua dia juga tidak bisa berebut dengannya secara terang-terangan.     

Bagaimanapun Chu Sihan dengan Shangguan Dian masih belum akrab dengan Lu Zhou, jadi bisa langsung mengabaikan perasaannya.     

Lu Sheng langsung berbisik di telinga Chu Sihan, "Tuan jangan khawatir, makanan enak itu aku pasti akan memberikannya kepadamu dulu."     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya dengan senang, kedua mata yang melihat kepada Lu Sheng malah membangkitkan rasa jahil. Chu Sihan menundukkan kepalanya dan membisik di telinga Lu Sheng, "Bagiku, tidak ada yang lebih enak daripada kamu!"     

Lu Sheng tertegun, kemudian dia pun memutar matanya kepada Chu Sihan. Dia mendengus dan memutuskan untuk tidak mengabaikan Chu Sihan sementara waktu.     

Chu Sihan tidak memedulikan tatapan orang lain yang kebingungan, dengan senang dia melanjutkan pekerjaan yang di tangannya, menanam jagung.     

Karena rumah bambu cukup banyak, jadi kali ini tidak hanya Lu Zhou dan Shangguan Dian yang tinggal di ladang, bahkan Chu Sihan juga tinggal di sini.     

Lu Sheng juga tidak mengoposisinya. Akhir-akhir ini ada banyak biji yang ingin ditanamnya, lebih banyak orang tinggal di sini, berarti lebih banyak yang akan membantu, hati Lu Sheng tentu sangat senang.     

Jadi beberapa hari ini Lu Zhou dan Shangguan Dian menyatakan sangat lelah. Pagi-pagi baru sarapan, belum sempat istirahat sebentar sudah disuruh bekerja ke ladang.     

Dibandingkan dengan mereka, Chu Sihan dan Lanyi malah lebih senang bekerja.     

Karena Chu Sihan bisa terus berada di samping Lu Sheng jadi sangat senang. Sedangkan Lanyi hanya karena dia memang sangat suka bertani saja.     

"Zaman sekarang ini ingin mendapatkan makan itu susah sekali!" Shangguan Dian menyandar di atas penggaruk dan menghelakan napasnya dengan tidak berdaya.     

Lu Zhou melirik Shangguan Dian dan mendengus, "Kamu makan paling banyak tapi bekerja paling sedikit, masih berani mengeluh?" Shangguan Dian pada dasarnya menggaruk tanah dua kali sudah berhenti dan istirahat, membuat Lu Zhou yang bekerja bersamanya juga ikut malas.     

"Aku yang raja siluman, tidak menyangka suatu hari aku akan bekerja di ladang demi sesuap nasi!" Shangguan Dian menggelengkan kepalanya dan menghelakan napas. Beberapa saat kemudian dia baru mengambil kembali penggaruknya dan bekerja dengan lambat.     

"Barang apa lagi ini?" Shangguan Dian melihat singkong yang sebesar lengan tangannya, dia pun penasaran.     

Lu Sheng menjelaskan, "Itu namanya singkong, bisa dikukus dan dimakan. Tapi ada satu cara memasak yang lebih menarik lagi."     

"Apa itu?" Bahkan Chu Sihan juga menjadi penasaran. Chu Sihan mengetahui bahwa barang-barang ini dibawakan oleh ayahnya dari zaman yang pernah ditinggali Lu Sheng.     

"Menjadikannya tepung tapioka, baru membuat mutiara. Nanti kita masak teh susu kita bisa masukkan boba ini ke dalam, maka jadilah teh susu mutiara!"     

"Teh susu mutiara?" Shangguan Dian langsung membuang penggaruknya dan berjalan ke depan Lu Sheng, "Xiaosheng, apa seumur hidup paman memiliki kesempatan untuk meminum teh susu mutiara itu?"     

Lu Sheng terdiam… Barang ini cukup menunggu beberapa bulan lagi sudah bisa menikmatinya, Shangguan Dian malah bertanya seumur hidupnya memiliki kesempatan untuk memakannya atau tidak?     

"Aku juga mau minum." Lanyi mengatakan.     

Lu Sheng berpikir sejenak, lalu dia bertanya Chu Sihan, "Tuan, kamu mau minum?"     

Tatapan Shangguan Dian dan Lanyi pun melanda pada Chu Sihan dalam seketika, satu wajahnya penuh dengan meminta, satu wajahnya meskipun tidak memiliki ekspresi lebih, namun dapat merasakan ketegangannya dari matanya itu, sepertinya takut Chu Sihan akan bilang tidak.     

Chu Sihan tersenyum dan mengatakan, "Aku akan makan semua yang kamu buat."     

"Hmhh!" Lu Zhou mendengus dengan dingin, "Dasar anak yang melupakan guru karena pacar." Kenapa Lu Sheng tidak bertanya kepadanya?     

"Kalau begitu biar aku membuatkannya sekarang untuk kalian." Tusuk konde ruangan memiliki bahan yang lengkap. Hanya karena Lu Sheng akhir-akhir ini sangat sibuk, makanya malas mau memasak saja.     

Dan beberapa ekor sapi susu yang di dalam tusuk konde ruangan juga, Lu Sheng bahkan tidak mengetahui harus menggunakan alasan apa untuk mengeluarkan mereka dari tusuk konde ruangan. Sepertinya dia harus meminta Chu Sihan membantunya.     

Kalau Lu Sheng mengambil keluar barang-barang baru, pasti akan membangkitkan kecurigaan orang lain. Namun Chu Sihan berbeda. Di dalam mata penduduk desa, para pejabat sepertinya mahakuasa.     

Lu Sheng melempar cangkul ke samping, dia bersedia mau mencuci tangan dan membuat teh susu mutiara.     

"A Zhou, kamu pernah minum teh susu mutiara itu? Enak?" Shangguan Dian bertanya kepada Lu Zhou dengan semangat.     

"Lumayan, aku sih biasa saja, tapi kamu pasti akan menyukainya." Shangguan Dian makan hampir semua barang, terutama yang manis.     

Sebelumnya ketika Lu Zhou dan Shangguan Dian di Huangyang, setiap hari mereka pergi makan di restoran Lu, dan Shangguan Dian nyaris setiap harinya memesan makanan asam manis.     

Membuat Lu Zhou kalau melihat makanan yang dimasak asam manis, dia pun menjadi enek.     

Sedangkan Shangguan Dian yang mendengar kata-kata Lu Zhou ini, dia menjadi semakin menantikan teh susu mutiara ini. Barang yang dikatakan lumayan oleh Lu Zhou biasanya sangat enak.     

"Paman Lu, ruang waktu yang kalian hidup sebelumnya apa benar lebih bagus daripada di sini?" Chu Sihan yang merenung sejenak akhirnya bertanya dengan penasaran.     

Lu Zhou menjawab, "Tentu saja. Di zaman itu terdapat banyak barang yang tak terbayangkan."     

Lu Zhou masih ingat awal-awal ketika dia tiba di zaman modern, dia juga seperti orang kampungan, penasaran dengan ini itu. Setelah tinggal di zaman modern untuk beberapa waktu baru mulai beradaptasi.     

"Bagaimana itu, coba katakan" Chu Sihan benar-benar tidak pernah pergi ke zaman modern itu. Selama ini ayahnya sering ke sana, namun Chu Sihan tidak pernah ke sana satu kali pun.     

Lagipula Chu Sihan yang dulu juga tidak tertarik dengan zaman dunia lain. Jika bukan karena Lu Sheng, dia juga tidak akan berpikir mau memahami zaman modern itu. Karena bagi Chu Sihan, mau di zaman mana pun itu tidak ada bedanya.     

Namun sekarang sudah berbeda. Karena Lu Sheng selalu mengatakan sangat rindu dengan kehidupan zaman modern itu, Chu Sihan menjadi penasaran.     

"Di zaman itu tidak hanya memiliki banyak negara, bahkan wujud manusia juga sangat berbeda satu sama lain."     

"Sesama manusia mana mungkin berbeda?" Mengenai pertanyaan ini, tidak hanya Chu Sihan yang penasaran, bahkan Shangguan Dian dan Lanyi juga sangat penasaran.     

"Di sana memiliki banyak negara, selain itu, wujud manusia juga sangat berbeda, ada yang berkulit kuning, orang berkulit putih, dan orang berkulit hitam."     

"Manusia juga dibagi dengan warna kulit?" Shangguan Dian menggarukkan kepalanya, "Lalu kita digolongkan sebagai apa?"     

Lu Zhou mengangkat alisnya, "Kita tentu saja adalah orang berkulit kuning."     

"Orang berkulit kuning?" Shangguan Dian menatap tangannya yang putih hingga berkilauan itu, dengan ragu-ragu dia mengatakan, "Tapi, kita tidak hitam juga tidak kuning kok!"     

Lu Zhou mendengus, "Nanti ada kesempatan kamu pergi ke sana, kamu akan tahu sendiri."     

"Oh." Shangguan Dian menganggukkan kepalanya dengan pusing, sepertinya tidak mengerti apa yang dikatakan Lu Zhou.     

Lanyi mengatakan, "Majikan, kedepannya kalau kamu pulang ke sana, ingat untuk membawaku."     

Lu Zhou mendengus, "Jangan khawatir, aku tidak akan melupakanmu."     

Lanyi menarik sudut bibirnya kemudian kembali bekerja.     

Chu Sihan kembali merenung setelah mendengar kata-kata Lu Zhou.     

"Kalian di sini pernah melihat manusia biasa terbang?" Lu Zhou memutuskan untuk membuang cangkul ke samping dan duduk di atas tanah, dia pun mulai bertanya.     

"Manusia biasa bisa terbang?" Chu Sihan, Shangguan Dian, dan Lanyi bertanya dalam waktu bersamaan.     

"Di sini tidak ada, kan?" Lu Zhou tersenyum, "Tapi di tempat yang kami tinggali itu, bahkan manusia biasa juga bisa terbang di langit."     

"Begitu ajaib kah?" Lanyi juga sangat kaget.     

Shangguan Dian mengatakan, "Aku hanya pernah melihat barang yang dipanggil mobil itu. Barang itu memiliki kecepatan yang tinggi, aku tidak menyangka mereka masih bisa terbang di atas langit."     

Lu Zhou mengangkat alisnya dengan sombong, "Tidak hanya bisa terbang di atas langit, mereka bahkan bisa berenang di dalam air untuk jangka waktu yang panjang, kira-kira tiga puluh hingga empat puluh hari begitu."     

Shangguan Dian terkejut, "Manusia biasa bisa berenang untuk jangka waktu begitu lama? Mereka tidak akan kehabisan napas?"     

Mereka menciptakan sesuatu yang bernama kapal selam. Kapal selam itu memiliki oksigen dan makanan yang cukup."     

Chu Sihan mengangkat alisnya, "Yang berenang di dalam air disebut kapal selam, lalu yang terbang di atas langit? Kapal langit?"     

Lu Zhou terdiam… "Itu namanya kapal terbang. Tentu saja, masih ada satu jenis lagi yang bernama kapal udara, yang bisa terbang ke luar bumi."     

Shangguan Dian pusing, "Apa lagi barang bumi itu?     

Lu Zhou memukul dua kali tanah. Shangguan Dian melihat tangan Lu Zhou dengan bingung.     

Lu Zhou melihat mereka masih belum mengerti, dia pun menjelaskannya dengan tidak berdaya, "Planet yang kita tinggali sekarang, itulah bumi."     

"Planet?" Chu Sihan, Shangguan Dian, dan Lanyi semakin dengar semakin pusing.     

Lu Zhou malas mau memberikan penjelasan lagi, dia pun mengatakan, "Pokoknya kedepannya kalian akan mengetahuinya. Di zaman modern itu, mereka tidak memercayai yang namanya hantu dan dewa, hanya percaya dengan diri sendiri. Sedangkan barang yang aku katakan tadi, termasuk ponsel, semuanya disebut sebagai barang teknologi canggih."     

Manusia selalu mendambakan barang dan dunia yang asing, begitu juga dengan hantu, dewa dan siluman yang dari dunia asing.     

Jadi ketika mereka mendengar kata-kata Lu Zhou, Chu Sihan, Shangguan Dian dan Lanyi pun mulai mendambakan ruang waktu yang asing dan ajaib itu.     

Kehidupan beberapa hari Lu Ran ini sangatlah gelisah. Dia berdiri di tempat yang tidak jauh dari ladang, melihat Chu Sihan dan Lu Zhou mereka memakai baju lama dan mengambil cangkul serta penggaruk, hati Lu Ran pun terus berdebar.     

Beberapa hari ini Lu Sheng selalu mengusir Lu Ran pergi mencari Hua Leya. Sedangkan Lu Zhou dan Chu Sihan mereka malah disuruh Lu Sheng untuk bekerja di ladang, Lu Ran mana mungkin tidak gelisah?     

Jika Lu Zhou dan Chu Sihan merasa kesal, maka masalah ini tidak sesederhana memutuskan hubungan guru dan murid, ataupun membatalkan pernikahan saja.     

Takutnya seluruh keluarga Lu akan mampus!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.