Gadis Lugu Liar Galak

KALAU GITU AYO KITA MENIKAH



KALAU GITU AYO KITA MENIKAH

0Chu Sihan mengangkat kepala Lu Sheng dengan kedua tangannya, jari tangannya mengelus pipi Lu Sheng yang halus. Dia tidak mengatakan apapun, melainkan menundukkan kepalanya dan mencium Lu Sheng.     
0

Satu masa kehidupan mana cukup? Masa kali ini Lu Sheng adalah miliknya, maka setiap masa kehidupan, Lu Sheng juga harus adalah miliknya!     

Lu Sheng tidak mengerti ada apa dengan Chu Sihan hari ini, dia bisa merasakan sepertinya Chu Sihan sedang takut. Mulut Chu Sihan menciumnya, namun tangan yang di kepalanya malah bergetaran.     

Lu Sheng mulai membuka matanya, kemudian dia pun melihat ke dalam mata Chu Sihan yang menyinarkan cahaya merah. Di dalam mata merah ini adalah rasa kesedihan yang tidak dimengerti Lu Sheng.     

Lu Sheng mundur sedikit, dengan bingung dia melihat ke mata Chu Sihan dan bertanya, "Tuan, kamu kenapa?" Chu Sihan yang sekarang membuat Lu Sheng gelisah dan takut.     

"Nggak, aku hanya terlalu lama tidak bertemu denganmu, ingin melihat wajahmu baik-baik saja." Chu Sihan tersenyum dan sekali lagi dia memeluk Lu Sheng, dia meletakkan dagunya di atas kepala Lu Sheng, diam dan tidak mengatakan apapun lagi.     

Lu Sheng juga mengangkat kepalanya dan memeluk Chu Sihan kembali. Chu Sihan tertegun sejenak, kemudian dia pun tersenyum. Masa kehidupan ini masih panjang, masalah masa kehidupan selanjutnya, nanti setelah tiba di masa kehidupan selanjutnya baru selesaikan saja.     

"Tuan, aku juga sangat merindukanmu!" Ujar Lu Sheng.     

Jawaban Lu Sheng yang terlambat ini membuat kesedihan yang di dalam mata Chu Sihan memudar, hanya tersisa kelembutan saja.     

Lu Sheng dan Chu Sihan berpelukan untuk waktu yang lama, sampai ayam mulai berkokok, mereka baru berpisah dengan tidak rela.     

Chu Sihan mencubit pipi Lu Sheng dengan lembut, dengan suara yang serak dia mengatakan, "Aku pulang ke wisma Chu dulu, besok pagi aku baru datang menemuimu lagi."     

Kalau bisa, Chu Sihan benar-benar tidak ingin terlalu jauh dari Lu Sheng.     

"Shengsheng, kita menikah yuk." Dengan gini, maka Chu Sihan bisa membawa Lu Sheng di sampingnya kapan saja.     

"Tapi… aku masih ada banyak hal yang belum selesai mengurusnya. Dan kalau tidak ada kecelakaan, kak Ran mungkin juga menikah tidak lama kemudian."     

Lu Sheng meraa dengan kecepatan Lu Ran dan perasaan Hua Leya terhadap Lu Ran, pernikahan mereka seharusnya akan dilaksanakan dalam waktu singkat.     

"Lu Ran mau menikah?" Chu Sihan mengangkat alisnya. Dia baru meninggalkan Huangyang selama satu bulan, kenapa abang iparnya sudah mau menikah pula? Tapi begitu memikirkan Lu Ran malah mau menikah duluan daripada dirinya, kurang lebih dia merasa tidak senang.     

Tidak boleh, dia harus menikah duluan dengan Lu Sheng daripada Lu Ran.     

"Kita menikah dulu, nanti tahun depan baru abang ipar yang menikah, segala sesuatu itu harus baris." Meskipun Lu Ran adalah abang ipar masa depan Chu Sihan, Lu Ran juga tidak boleh memotong barisan.     

Lu Sheng malah tertawa oleh kata-kata Chu Sihan ini, "Tuan, kalau mau bilang baris, kita lebih lambat delapan tahun daripada mereka nih."     

"Begitu banyak tahun?" Chu Sihan mengerutkan keningnya, "Gadis dari keluarga mana, kenapa tidak pernah mendengar kamu bilang?"     

"Gadis dari desa Liuyue kami, tapi karena bisnis, keluarganya pindah ke tempat lain delapan tahun yang lalu, dan baru pulang ke desa beberapa hari ini."     

"Teman spermainan?"     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Bisa dikatakan begitu, mereka sudah main bersama di usia lima enam tahun gitu."     

Chu Sihan sedikit cemburu. Nanti di masa kehidupan selanjutnya, Chu Sihan juga harus menjadi teman sepermainan Lu Sheng.     

"Teman sepermainan juga tidak boleh pokoknya kita menikah duluan." Chu Sihan menarik tangan Lu Sheng, sekali lagi dia menarik Lu Sheng ke dalam pelukannya dan berkata dengan keras kepala.     

Lu Sheng tertawa ringan, "Kalau gitu… tunggu guru pulang, aku mendiskusikan masalah ini dengannya?"     

"Kamu setuju?!" Akhirnya Chu Sihan berhasil menunggu?     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, "Hmhh. Kini kamu begitu ingin menikah duluan daripada abang ipar, kalau gitu kita menikah saja."     

Selama satu bulan ini Lu Sheng juga sudah berpikir dengan baik. Kini dia sudah datang ke zaman kuno ini, maka dia juga harus bisa beradaptasi.     

Awalnya Lu Sheng ingin menikah di usia dua puluh tahun, namun Chu Sihan selalu mengomelkan masalah ini di samping telinganya. Memang sangat tersentuh, namun terkadang juga merasa sangat pusing.     

Chu Sihan memeluk Lu Sheng lebih erat lagi karena bahagia, dengan senang dia mengatakan, "Kalau gitu besok kita menikah!"     

"Besok?" Lu Sheng mendorong Chu Sihan dan melihatnya, "Kamu sudah gila?"     

Chu Sihan sudah gila menikah ya?     

Chu Sihan tertawa, "Aku hanya bercanda." Pernikahannya mana boleh sembarangan? Harus dilaksanakan dengan mewah dan meriah. Tidak untuk yang lain, melainkan hanya ingin memberikan pernikahan yang bagus buat Lu Sheng saja.     

"Aku sudah ngantuk, kamu pulang wisma Chu saja. Besok kalau guruku pulang, aku tidak bilang ke dia, kau saja yang membicarakan masalah ini dengannya langsung."     

Lu Sheng melihat Chu Sihan aman-aman saja, sarafnya yang tegang akhir-akhir ini pun akhirnya mengendur. Dan seseorang kalau menjadi santai, maka rasa ngantuk itu pun akan datang.     

Lu Sheng menguap dan mengucapkan selamat tinggal kepada Chu Sihan sambil mengayunkan tangannya.     

Chu Sihan mengangkat alisnya, dia maju satu langkah besar dan sekali lagi menarik Lu Sheng. Dia mengangkat kepala Lu Sheng dan dengan kuat dia mencubit pipi Lu Sheng.     

Sebelum Lu Sheng meraung kesakitan, Chu Sihan mencium bibir Lu Sheng dengan cepat, langsung menghalangi raungan Lu Sheng keluar dari mulutnya.     

Kedua mata Lu Sheng melotot besar dan diselimuti oleh sejenak amarah.     

Ketika Chu Sihan melepaskannya, dia pun segera menjauhkan diri untuk beberapa mil dari Lu Sheng. Chu Sihan membelai bibirnya dengan jari tangannya dengan sombong.     

"Kamu…" Lu Sheng menunjuk kepada Chu Sihan dengan geram, lalu dia tiba-tiba mengingat bahwa sekarang adalah larut malam, maka dia hanya bisa menghentikan gerakannya dengan geram.     

Lu Sheng mendengus, "Huh, aku tidak mau menikah denganmu lagi."     

Chu Sihan mendengar kata-kata Lu Sheng, dia pun menjadi panik dalam seketika. Dia langsung berjalan menuju Lu Sheng, dengan penuh kasihan dia meminta, "Jangan! Kamu kalau marah, kamu bisa mencubit pipiku kembali." Kemudian Chu Sihan pun mendekatkan wajahnya ke hadapan Lu Sheng.     

"Phuh." Lu Sheng malah menjadi ketawa, dia mengulurkan tangannya dan mendorong kepala Chu Sihan, "Jauh sana."     

"Tak mau!" Chu Sihan mendekat lagi, kali ini dia meletakkan kepalanya di atas pundak Lu Sheng dan menggoyangkan kepalanya, "Kecuali kamu bilang kamu tidak marah lagi, kalau tidak aku gak mau pulang." Kalau bisa mengambil kesempatan ini dan tinggal bersama Lu Sheng, Chu Sihan jauh lebih senang lagi.     

Namun siapa tahu Lu Sheng seolah-olah bisa membaca isi pikiran Chu Sihan, dengan tegas dia mengatakan, "Aku sudah memaafkanmu, sudah kan?"     

Chu Sihan mengangkat alisnya, "Kalau gitu biarkan aku sekali lagi."     

"Biarkan kamu apa?" Lu Sheng tertegun, tidak mengerti maksud kata Chu Sihan.     

"Ini." Chu Sihan mencium bibir Lu Sheng dengan cepat.     

Lu Sheng, "... Pergi sana!"     

Chu Sihan tertawa ringan, dengan senang dia pun pergi.     

Keesokan harinya.     

Lu Sheng membawa kedua mata pandanya, sambil menguap dia keluar dari kamarnya. Matanya masih belum terbuka secara penuh, bisa dilihat bahwa dia tidak tidur dengan puas.     

 ————     

"Xiaosheng!" Sebuah suara yang semangat membuat Lu Sheng terkejut, rasa ngantuknya pun menghilang dalam seketika.     

"Pa… paman Dian, kamu sudah pulang? Mana guruku?" Lu Sheng melihat ke kanan kiri, namun tidak melihat sosok Lu Zhou.     

Shangguan Dian menunjuk ke arah dapur sambil tersenyum, "Gurumu ada di sana."     

Kemudian Lu Zhou pun keluar sambil membawa secangkir teh panas, bersama Lu Ran dia berjalan keluar dari dapur.     

"Guru!" Lu Sheng meloncat ke Lu Zhou dan merangkul lengan Lu Zhou dengan senang.     

Lu Ran melihat Lu Sheng sudah bangun, dia pun tidak menemani Lu Zhou dan Shangguan Dian lagi, melainkan pergi membantu bertani.     

"Aku tidak menyangka aku baru pulang ke Wufeng sementara waktu, kamu sudah mengurus ladangmu dengan begitu baik ya." Lu Zhou menganggukkan kepalanya ketika dia melihat hasil ladang Lu Sheng itu.     

"Ini semua berkat bantuan Lanyi." Lu Sheng menunjuk ke rumah bambu dan mengatakan, "Rumah-rumah bambu ini semuanya dibangun oleh Lanyi sendiri."     

Tentu saja, Lu Sheng mencurigai Lanyi menggunakan sihir ketika membangun rumah bambu ini, karena Lanyi mana mungkin bisa membangun begitu banyak rumah bambu dalam waktu singkat?     

Lu Zhou mengangkat alisnya, "Sepertinya Lanyi lumayan santai ya."     

"Guru, kini kalian sudah pulang, kenapa tidak nampak Lanyi?" Lu Sheng sangat mengakui keterampilan dan kecepatan Lanyi, baik dalam membangun rumah maupun bertani.     

"Dia sudah pulang, tuh, dia ada di sana." Lu Zhou menunjuk ke satu arah. Lu Sheng mengangkat kepalanya dan melihat, lalu dia pun melihat Lanyi sedang membawa Sanse jalan-jalan di sekitar sini.     

Lu Sheng melihat gambar tersebut, dia pun tidak bisa bertahan dan tersenyum, "Aku tidak menyangka Lanyi sebagai hewan legendaris, ternyata bisa menyukai anak anjing."     

Lu Zhou melihat Lanyi dan mengatakan, "Sebelumnya Lanyi pernah memelihara seekor anjing dewa, tapi entah kenapa anjing dewa itu tiba-tiba kehilangan jejak."     

"Xiaosheng, apa itu? Bisa makan tak?" Dua hari ini tomat sudah ada yang merah total. Setelah Shangguan selesai bertanya, dia pun tidak menunggu jawaban Lu Sheng dan sudah langsung memetik buah tomat yang paling merah itu. Dia mengelap tomat itu dengan bajunya dan langsung menggigitnya.     

"Hmhh, rasanya lumayan, masam dan manis." Shangguan Dian menganggukkan kepalanya sambil memakan tomat.     

Lu Sheng terdiam… Shangguan Dian kan bisa langsung makan kan? Kenapa harus bertanya lagi? Dan kalau sudah bertanya, kenapa tidak bisa menunggu jawabannya?     

Lu Zhou mendengus dengan tidak senang, "Dengan kamu yang rakus ini, suatu saat pasti akan merepotkan aku pergi menjemputmu di alam baka." Suatu hari kalau Shangguan Dian salah makan sesuatu yang beracun, ususnya pasti akan hancur.     

Shangguan Dian malah tidak begitu memedulikannya, "Kalian jangan khawatir, tidak perlu kamu menjemputku, Yan Wang tidak berani menerimaku."     

"Aku tidak berani menerima siapa?" Seseorang mendorong pintu pagar dan berjalan kemari. Dan orang itu bukan orang lain, melainkan adalah Yan Wang yang dikatakan Shangguan Dian tadi.     

Kedua mata Lu Sheng langsung bersinar terang, "Paman Yan Wang, barangku sudah lengkap?"      

Pertanyaan Lu Sheng ini tidak hanya membuat Shangguan Dian memerhatikannya bahkan Lu Zhou juga memanjangkan telinganya dan bersedia mendengar jawaban Yan Wang.     

"Sudah semua. Kamu coba lihat masih kekurangan apa lagi, lain kali paman baru belikan lagi."     

Lu Sheng menerima tusuk konde dari tangan Yan Wang dan memejamkan matanya. Dia menemukan di dalam ruangan tusuk konde ini terdapat berbagai jenis barang mati dan hidup yang diinginkannya. Bahkan sapi susu yang dimintanya pun ada.     

Lu Sheng menarik kembali tatapannya lalu membuka mata, dengan senang dua mengucapkan, "Terima kasih paman Tan Wang."     

"Ehem." Yan awang melihat Lu Zhou, dia pun berdehem, "Junior Lu, hari ini aku ke sini selain mengantarkan barang Xiaosheng, masih ada suatu hal yang ingin aku bicarakan denganmu."     

"Dengan aku?" Lu Zhou menuangkan teh dan meletakkannya di hadapan Yan Wang, lalu dia mengangkat alisnya dan bertanya, "Masalah apa?"     

"Paman Dian, guru, paman Yan Wang, kalian ngobrol dulu, aku pergi sibuk dulu." Lu Sheng yang mendapatkan barang keinginannya kini sangat senang. Dia melihat mereka ingin merundingkan sesuatu, dia oun segera berdiri dan pergi menyibukkan diri.     

Di tempat luar pagar ladang kebanyakan adalah tanah kosong yang tidak digunakan. Rumput-rumput sana lumayan segar, bisa dipotong untuk menyuap sapinya. Nanti setelah sapi susunya sudah besar, maka kedepannya juga tidak akan kekurangan susu minum lagi.     

Tepung tapioka dan singkong juga ada. Kebetulan bisa menanam singkong ini di tanah yang masih kosong. Tapi… sepertinya kekurangan dua barang ya?     

Lu Sheng mengerutkan keningnya, setelah lama berpikir akhirnya dia menemukan bahwa semua barang yang dia tulis di daftar belanjaan semuanya telah dibeli, kecuali generator mesin dan minyaknya.     

Ya sudahlah, kedua barang ini kalau muncul di zaman ini malah tidak wajar, dia sebaiknya mengurus barang yang sudah ada saja.     

Di dalam ruangan tusuk konde terdapat jagung dan biji labu, terus ada sepuluh karung goni gula merah, gula pasir, dan gula batu.     

Lu Sheng adalah seseorang yang sangat rajin, dia ingin melakukan apa maka akan segera dia laksanakan.     

Lu Sheng mengeluarkan biji jagung dan biji labu. Dia merendam biji jagung di dalam air, sedangkan biji labu dia mencari sebuah tanah yang masih kosong dan menanamnya langsung.     

Yan Wang melihat Lu Zhou, dengan gugup dia menelan air ludahnya.     

Pagi-pagi ini Chu Sihan datang ke alam baka menyuruh Yan Wang mencari Lu Zhpu membahas masalah pernikahannya dengan Lu Sheng. Yan Wang yang sudah hidup lebih dari sepuluh ribu tahun, ini masih pertama kalinya dia melamar untuk anaknya. Apalagi keluarga istri Chu Sihan adalah juniornya sendiri, kurang lebih dia sedikit gugup.     

Awalnya Yan Wang hanya ingin anaknya melewatkan malapetaka cinta di dunia manusia, setelah itu Chu Sihan sudah bisa pulang ke alam baka menjadi raja hantunya.     

Namun kini dilihat dari sikap Chu Sihan, sepertinya tidak begitu ingin pulang ke alam baka.     

"Senior, apa yang Anda katakan?" Lu Zhou melihat Yan Wang diam terus, dia pun tidak bisa bertahan lagi dan mengerutkan keningnya.     

"Itu…" Yan Wang berdehem, "Hari ini aku ke sini untuk masalah pernikahan kedua anak."     

Pernikahan kedua anak?     

Lu Zhou mengangkat alisnya, "Yang dikatakan senior adalah pernikahan antara anakmu dan anakku?"     

Yan Wang menganggukkan kepalanya, "Betul."     

"Masalah ini masih harus tanya kepadaku?" Lu Zhou menyipitkan matanya, "Kamu langsung menyuruh orang wisma Chu melamar ke sini sudah cukup kan?"     

Apa maksud Chu Sihan menyuruh ayah kandungnya melamar ke Lu Zhou langsung? Jangan-jangan dia ingin memonopoli Lu Sheng terus?     

Enak saja, Lu Zhou menyatakan dirinya pasti tidak akan berada di zaman kuno seperti ini untuk puluhan tahun lagi. Lu Sheng juga tidak boleh berada di sini terus.     

"Kita sudah sepakat ya, haya satu masa kehidupan ini. Nanti setelah anakmu melewati malapetaka cinta, maka kedua keluarga kita juga tidak ada hubungan apapun lagi."     

Kalau bukan karena Lu Zhou berhutang uang kepada Yan Wang, dia juga tidak akan menjual anaknya.     

"Ini… juga harus bertanya dulu pendapat kedua anak ini kan?" Yan Wang tersenyum dengan canggung, "Mana tahu Xiaosheng juga ingin berada di samping Han'er terus kan?"     

"Juga tidak boleh." Lu Zhou mendengus dengan dingin, "Kalau bukan karena kemampuan anakmu yang lemah itu, Sheng'er juga tidak akan datang ke zaman kuno ini. Kalau anakku tidak ke sini, ragaku juga tidak akan hancur."     

Yan Wang yang berada di pihak yang lebih merugikan pun tidak berani membantah kata-kata Lu Zhou.     

Lu Zhou melirik Yan Wang dan mendengus, "Kita sudah sepakat bilang satu masa kehidupan saja. Di masa kehidupan selanjutnya kalau nak Han berkemampuan, suruh dia datang sendiri ke zaman modern." Pokoknya Lu Zhou tidak ingin berada di zaman kuno lagi.     

Yan Wang mendengar sampai sini, dia pun akhirnya menghelakan napasnya, dengan senang dia menganggukkan kepalanya "Boleh!"     

Di masa kehidupan selanjutnya Lu Sheng masih ingin bersama Chu Sihan atau tidak, itu harus melihat kemampuan Chu Sihan sendiri. Pokoknya sebagai ayahnya, Yan Wang sudah memperebutkan yang terbaik yang untuknya.     

"Jadi pernikahan mereka…"     

Lu Zhou menjawab, "Kamu pulang dan bilang sama dia, suruh dia langsung menyuruh orang keluarga Chu datang saja."     

"Tidak usah pulang dan bilang, aku sudah tahu." Chu Sihan mendorong pagar ladang dan berjalan masuk ke dalam. Dia memberikan hormat kepada Lu Zhou, Yan Wang, dan Shangguan Dian dulu sebelum mengatakan dengan senang, "Terima kasih paman Lu."     

"Tidak usah." Ujar Lu Zhou.     

Ini hutang Lu Zhou kepada Yan Wang. Berpikir sampai sini, dia pun melirik Lu Sheng yang sibuk dengan merasa bersalah. Haiz, siapa suruh dia terlalu miskin waktu itu, jika tidak, dia juga tidak akan meminjam uang ke Yan Wang.     

Alhasilnya Lu Zhou harus membayar menggunakan anak perempuannya, sungguh sakit hati sekali!     

Namun Lu Zhou memikir kembali, daripada mencari menantu pria lain, Chu Sihan adalah pilihan yang lebih bagus daripada orang lain. Setidaknya Lu Zhou mengenal Chu Sihan, dan Chu Sihan juga memang sangat baik kepada Lu Sheng.     

Shangguan Dian hanya makan saja dari tadi. Dia mengambil sebuah cabai dan mengamatinya dengan penasaran.     

Lu Zhou melihat gerakan Shangguan Dian, dia malah tidak menghentikan Shangguan Dian, malah melihatnya dengan menarik.     

"A Zhou, makanan ini enak tak?" Shangguan Dian memperlihatkan cabai itu kepada Lu Zhou dan bertanya. Lu Zhou hanya mengangkat pundaknya dan mengatakan, "Aku juga belum pernah mencobanya."     

Chu Sihan melihat cabai itu, dan dia pun merasa barang ini sepertinya sedikit familiar, namun dalam seketika dia tidak bisa mengingatnya.     

"Itu adalah ca…"     

"Phui! Sss…"     

Kata "bai" belum sempat keluar dari mulut Yan Wang, Shangguan Dian sudah menggigit cabai tersebut.     

"Barang apa ini? Kenapa pedas sekali?" Shangguan Dian membuang cabai itu, dan ekspresinya sekarang sangat jelek karena kepedasan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.