Gadis Lugu Liar Galak

XIAOSHENG SUDAH HEBAT SEKALI



XIAOSHENG SUDAH HEBAT SEKALI

0Setelah Hua Leya mengamati Yun Ting dan Shi Yi, dia pun melihat Lu Sheng dengan kaget. Apalagi Xiaofen yang berdiri di belakang mereka.     
0

Ketiga tuan muda yang di hadapannya ini, jangankan penampilan mereka, bahkan dari temperamen yang dikeluarkan mereka saja sudah bisa merasakan bahwa mereka bukan dari keluarga biasa.     

Dan ketiga tuan muda ini justru mengenali Lu Sheng, dan sepertinya sudah sangat kenal, hubungan mereka bahkan sedekat itu hingga bisa saling bercanda.     

Lu Sheng yang seorang gadis kampung kenapa bisa kenal dengan orang-orang seperti ini? Dalam seketika Xiaofen merasa iri dan cemburu.     

"Aku tidak mau tahu!" Shi Yi cemberut, "Pokoknya sebelum aku pulang ke Jingcheng, aku harus memakan satu kali udang karang lagi!"     

Lu Sheng mengangkat alisnya, "Kenapa kamu tiba-tiba mau pulang?"     

Yun Ting menjawab, "Kami sudah lama keluar, sudah saatnya kami pulang. Lagipula Sisi juga mau pulang, sekalian mengantarnya."     

"Nona Sisi ingin pulang ke Jingcheng, aku bisa mengerti Tuan Yun yang ingin mengantarnya, tapi kenapa Tuan Shi juga ikut?"     

Shi Yi mengedipkan sebelah mata pada Lu Sheng, dengan senang dia mengatakan, "Kali ini aku pulang untuk urusan utama kehidupanku."     

"Oh?" Lu Sheng mengangkat alisnya, "Apakah hal itu adalah hal yang aku pikirkan itu?"     

"Betul." Shi Yi berkata sambil tersenyum, "Masalah ini sudah aku laporkan ke ayah dan ibuku, mereka menyuruhku membawa Mingyue pulang."     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Bagus, bagus, lebih hebat daripada seseorang."     

Yun Ting terdiam… Apa lagi kesalahannya? Kenapa sampai Lu Sheng juga mulai mengejeknya?     

Tapi…     

"Kali ini aku pulang, juga demi urusan utama kehidupanku."     

"Oh." Lu Sheng menjawab dengan santai, "Bagaimanapun, juga tidak bisa dibandingkan dengan Tuan Shi."     

Yun Ting terdiam sekali lagi… Baiklah, dia memang sudah tidak tahu diri sebelumnya.     

Lu Sheng pun mengeluarkan sebuah tawa, "Ya sudah, pokoknya aku menyatakan selamat dulu kepada kalian."     

Yun Ting dan Shi Yi yang mendengar kata-kata Lu Sheng, mereka pun tersenyum dalam waktu bersamaan.     

"Jadi kalian berdua datang ke sini, ternyata untuk memamerkan kepadaku bahwa kalian sudah mendapatkan pasangan idaman kalian?" Qi Dongjing yang menyaksikan pembicaraan mereka untuk beberapa saat akhirnya tidak bisa menahan lagi dan mengatakannya.     

Shi Yi pun tersenyum dengan senang, "Maaf, maaf, sesaat aku lupa kalau kamu belum mendapatkan pasangan idamanmu, mohon Saudara Qi jangan menyimpan ke dalam hati, ya."     

Qi Dongjing terdiam… Kalau bisa, dia benar-benar ingin meninju wajah Shi Yi yang tersenyum bahagia itu.     

Lu Sheng melihat Hua Leya, lalu dia pun berkata pada ketiga pria itu, "Kalian pergilah minum teh, di sini aku masih ada urusan."     

Shi Yi, Yun Ting, dan Qi Dongjing menganggukkan kepala mereka, "Boleh, selamat jalan."     

Setelah meninggalkan toko buku, Hua Leya baru bertanya pada Lu Sheng, "Xiaosheng, ketiga orang tadi…"     

"Mereka?" Lu Sheng tersenyum, "Mereka adalah teman tunanganku."     

"Tunangan?" Hua Leya terkejut, "Ternyata kamu bertunangan lagi?"     

"Hmhh." Lu Sheng menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.     

"Dia… dari keluarga mana?" Mendengar percakapan antara Shi Yi, Yun Ting dan Lu Sheng, Hua Leya pun bisa mengetahui bahwa mereka berdua datang dari Jingcheng.     

"Keluarga Chu." Jawab Lu Sheng.     

"Juga dari Jingcheng?" Hua Leya penasaran.     

Lu Sheng menggelengkan kepalanya, "Bukan, dia juga penduduk Huangyang, tapi sekarang sedang bertugas di Linjiangfu."     

Keluarga bermarga Chu yang di Huangyang tidak banyak, yang diketahui Hua Leya juga hanya wisma Chu yang memiliki Magistrat termuda negara Xuanyue.     

Tapi… apa mungkin? Bukan Hua Leya merendahkan Lu Sheng, melainkan dia merasa, keluarga seperti keluarga Chu seharusnya tidak akan memilih gadis desa sebagai menantu keluarga mereka.     

Jangankan wisma Chu, bahkan keluarga kaya yang biasa saja juga sangat mementingkan keserasian latar belakang.     

Namun kalau bukan wisma Chu itu, Lu Sheng mana mungkin bisa kenal dengan ketiga tuan muda itu? Dari penampilan mereka bertiga saja sudah bisa diketahui bahwa mereka bukan dari keluarga kaya biasa.     

"Wisma Chu yang di Huangyang kita kah? Yang memiliki Tuan Magistrat termuda di Negara Xuanyue itu?" Hua Leya bertanya dengan hati-hati.     

"Mana mungkin?" Xiaofen mencibir, "Hamba pernah bekerja di keluarga kaya sebelumnya. Katanya Tuan Magistrat Chu itu adalah orang kesayangan Yang Mulia Kaisar, gadis seperti apa yang tidak bisa didapatkannya, mana mungkin menikah dengan…"     

"Diam!" Xiaofen belum sempat mengatakan kata "gadis kampungan", Hua Leya sudah membentaknya.     

"Beraninya kamu ikut campur pembicaraan majikan." Hua Leya berkata dengan dingin, "Setelah pulang, kamu segera pulang ke samping Bu Peng."     

"Nona jangan!" Xiaofen langsung berlutut di atas lantai dengan ketakutan.     

Kalau Xiaofen dikembalikan ke Bu Peng, konsekuensinya kalau bukan dihukum mati, maka akan dijual lagi ke orang lain, Xiaofen tidak berani membayangkannya!     

Para pejalan kaki yang berjalan melewati Xiaofen melihatnya, lalu mereka pun membisikkan Xiaofen dan Hua Leya.     

"Kamu kalau suka berlutut di jalan, silakan saja." Setelah Hua Leya mengatakannya, dia pun menarik tangan Lu Sheng dan berjalan pergi.     

Xiaofen menyipitkan bibirnya, dengan sedih dia menangis terus.     

Lu Sheng membujuk, "Sudahlah, mau masalah apapun, nanti kamu hukum di rumah saja."     

Sebenarnya bukan Lu Sheng berbaik hati, melainkan takut Hua Leya akan digosipkan oleh orang lain, kini sudah ada yang mengatakan Hua Leya adalah orang yang sadis.     

Hua Leya mengerutkan keningnya, dia menundukkan tatapannya dan melihat Xiaofen yang menangis dengan sedih itu, dia pun mengatakan, "Masih tidak mau bangun?"     

"Baik!" Xiaofen mendengar kata-kata Hua Leya, dia pun segera berdiri.     

Para pejalan kaki melihat masalahnya sudah selesai, mereka pun mulai bubar.     

"Xiaosheng, kamu belum bilang apa benar dia adalah keluarga Chu yang di Huangyang itu?" Hua Leya memutar balik lagi pembicaraan mereka.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Betul, dia adalah Tuan Magistrat itu."     

Hua Leya terkejut, "Serius?"     

Lu Sheng langsung menganggukkan kepalanya.     

Sedangkan Xiaofen yang di belakang pun langsung terkejut. Kedua keluarga yang memiliki perbedaan latar belakang sebesar itu mana mungkin bisa menyatu? Membiarkan seorang pejabat besar menikahi gadis dari desa, apakah wisma Chu tidak memedulikan reputasi mereka?     

"Bagus sekali kalau begitu!" Hua Leya tersenyum dengan senang, "Tuan Chu itu jauh lebih bagus daripada Duan Zhen itu!"     

Lu Sheng mengangkat dagunya tinggi-tinggi, dengan bangga dia mengatakan, "Tentu saja!"     

Duan Zhen tidak pantas dibandingkan dengan Chu Sihan. Di hadapan Chu Sihan, Duan Zhen bagaikan debu.     

"Pantas saja rumahmu bisa memiliki teh penghormatan, seharusnya itu dari Tuan Chu, ya?" Kali ini akhirnya Hua Leya mengerti kenapa rumah keluarga Lu bisa memiliki teh penghormatan.     

"Teh itu? Itu pemberian Nyonya Besar Fu."     

"Nyonya Besar Fu?" Hua Leya kebingungan, "Siapa itu?"     

"Dia adalah nenek Tuan Chu, juga ibu dari Perdana Menteri Fu." Ketika Lu Sheng mengatakan hal tersebut, dia sengaja melirik ke Xiaofen. Dan seperti yang dia pikirkan, sekarang ini Xiaofen bagaikan zombie, dengan tertegun dia berjalan di belakang Hua Leya.     

"Per… Perdana Menteri?" Hua Leya terkejut. Ternyata Perdana Menteri Fu adalah paman Chu Sihan!     

Kalau begitu, jika Lu Sheng menikah dengan Chu Sihan, maka benar-benar sangat menakjubkan!     

Hanya saja… Kalau benar-benar begini, Hua Leya merasa dirinya sepertinya kurang serasi untuk Lu Ran. Berpikir sampai sini, suasana hati Hua Leya yang tadinya masih semangat pun langsung turun.     

"Kenapa?" Lu Sheng melihat Hua Leya tiba-tiba terdiam, dia pun melihat Hua Leya dengan aneh.     

"Tidak!" Hua Leya menggelengkan kepalanya dengan senyuman yang terpaksa.     

Lu Sheng mengamati ekspresi Hua Leya untuk beberapa saat, kemudian dia pun mengatakan sambil tersenyum, "Kak Leya, ada yang ingin aku katakan kepadamu."     

"Apa?" Hua Leya bertanya dengan lesu.     

Namun Lu Sheng justru melirik dulu pada Xiaofen, dan Hua Leya pun mengerti isyarat mata Lu Sheng ini.     

Hua Leya membalikkan kepalanya dan melihat pada Xiaofen yang sedang tertegung, yang entah sedang memikirkan apa, "Kamu pulang dulu dan menunggu di delman kuda."     

"Ba… baik!" Tatapan Xiaofen melanda pada Lu Sheng. Dia mengingat kembali kata-kata yang dia katakan kepada Lu Sheng tadi, dalam seketika dia pun sangat menyesal.     

Lu Sheng adalah teman Hua Leya, dia seharusnya tidak akan bercanda dengan masalah seperti ini. Jadi, kemungkinan besar Lu Sheng benar-benar adalah tunangan Chu Sihan!     

Xiaofen tidak mengerti seberapa hebatnya Chu Sihan itu, namun ketika dia bekerja di keluarga kaya sebelumnya, dia pernah mendengar setiap kali Tuan Besar membicarakan Chu Sihan, ekspresi Tuan Besar selalu penuh dengan kekaguman.     

Dan sekarang Xiaofen sudah membuat Nyonya Magistrat yang di masa depan tidak menyukainya. Jika Lu Sheng adalah seseorang yang suka perhitungan, mungkin dia akan kehilangan nyawanya suatu saat.     

Semakin Xiaofen berpikir maka dia pun semakin takut, dia membalikkan kepalanya dan menatap belakang punggung Lu Sheng dan Hua Leya. Dia menyentuh dompetnya, secara pribadi dia pun mengambil sebuah keputusan.     

"Xiaosheng, apa yang mau kamu tanyakan padaku?" Setelah Xiaofen pergi, Hua Leya pun bertanya pada Lu Sheng dengan penasaran.     

Lu Sheng tersenyum, "Tidak perlu buru-buru, kita duduk dulu di warung teh."     

Lalu Lu Sheng dan Hua Leya pun pergi ke warung teh besar yang terdekat, lalu dia meminta sebuah kamar pribadi.     

Setelah teh panas disajikan, Lu Sheng tetap tidak bermaksud mau membuka mulutnya, dalam seketika Hua Leya tidak mengerti isi hati Lu Sheng. Hua Leya melihat Lu Sheng diam, dia juga hanya bisa menahan rasa penasarannya.     

Setelah Lu Sheng dan Hua Leya meminum habis setengah teko air teh, Lu Sheng pun akhirnya meletakkan cangkirnya dan melihat pada Hua Leya, "Kak Leya, kamu… sebenarnya suka dengan kakakku, kan?"     

"Phuh… uhuk, uhuk, uhuk…" Hua Leya yang tersedak oleh air teh dan batuk, sampai airnya keluar dari hidung.     

Lu Sheng langsung memberikan saputangan kepada Hua Leya.     

Setelah Hua Leya batuk untuk beberapa saat, akhirnya rasa batuknya pun menghilang. Dia melihat Lu Sheng, dan dengan tegang dia mengatakan, "Kamu… kenapa bisa tahu?"     

Lu Sheng mengangkat alisnya, "Jadi, kamu benar-benar suka dengan kakakku?"     

"Hmhh!" Hua Leya menganggukkan kepalanya, "Sejak aku masih berusia sepuluh tahun aku sudah menyukainya. Sampai akhirnya aku bahkan selalu membayangkan suatu hari aku bisa menjadi pengantin wanita Kak Ran."     

Hua Leya melihat Lu Sheng dan melanjutkan, "Selama ini aku tidak menikah, itu karena aku sedang menunggu suatu hari bisa pulang ke desa Liuyue dan kembali ke samping Kak Ran."     

Mungkin, perasaan waktu kecil hanya rasa suka yang polos, namun setelah usia semakin bertambah, rasa suka itu pun menjadi rasa rindu.     

"Seperti yang aku duga!" Lu Sheng tersenyum, "Jadi kamu bisa lesu mendadak tadi, pasti karena merasa kalau aku menikah dengan Tuan Chu, maka status keluarga Lu akan meningkat. Dan pada saat itu, kamu pun tidak akan serasi lagi bagi Kak Ran, betulkah?"     

Hua Leya melihat Lu Sheng dengan tertegun, dia tidak bisa mengatakan apapun untuk beberapa saat. Entah berapa lama waktu berlalu, Hua Leya baru bertanya dengan terkejut, "Xiaosheng, kamu… kenapa bisa mengetahui isi hatiku?"     

Lu Sheng tertawa, "Hehe, aku menebaknya."     

Tebakan Lu Sheng sungguh akurat sekali…     

"Anu… Xiaosheng, kamu jangan memberitahukan perasaanku kepada Kak Ran. Siapa tahu Kak Ran… sudah memiliki orang yang disukainya. Kalau benar-benar begitu, nanti aku akan merasa sangat canggung."     

Hua Leya begitu memikirkan Lu Ran mungkin memiliki orang yang disukainya, hatinya pun menyusut kesakitan.     

"Kak Leya jangan khawatir, aku akan menanyakan langsung kepada Kak Ran apakah dia memiliki orang yang dia sukai." Lu Sheng juga tidak mengerti perasaan seperti apa ini. Namun dia memiliki firasat bahwa meskipun Lu Ran memiliki orang yang disukainya, orang itu juga adalah Hua Leya.     

"Terima kasih Xiaosheng!"     

Lu Sheng mengangkat alisnya, "Terima kasih apanya?"     

"Terima kasih kamu sudah memberikan aku kesempatan untuk mengatakan rahasiaku selama delapan tahun ini."     

Hua Leya sudah menyimpan perasaan ini selama delapan tahun, selain dirinya sendiri, tidak ada orang lain yang mengetahui masalah tersebut. Kini dia menceritakannya kepada Lu Sheng, dia pun tiba-tiba merasa sangat lega.     

Ke depannya Hua Leya tidak akan begitu bersikeras terhadap orang yang disukai Lu Ran lagi, juga tidak peduli apakah orang yang disukai Lu Ran adalah dirinya. Setidaknya Hua Leya sudah pernah menunggu Lu Ran, sehingga tidak meninggalkan penyesalan untuk dirinya sendiri.     

Lu Sheng tersenyum dan mengatakan, "Firasatku memberitahukan kepadaku, kamu akan menjadi kakak iparku di masa depan."     

"Ini juga harapanku, hanya saja…" Hua Leya menurunkan kelopak matanya dengan lesu. Sebelumnya dia selalu merasa dirinya serasi untuk Lu Ran, namun dia tidak menyangka kini dia sudah tidak serasi lagi untuk Lu Ran.     

Memang tidak ada yang bisa membayangkan perubahan dunia.     

"Keluarga kami tidak memedulikan hal seperti ini." Lu Sheng menangkap tangan Hua Leya dan mengatakan, "Yang penting kamu dan Kak Ran bisa saling menyukai saja!"     

"Xiaosheng, terima kasih!" Hua Leya tidak bisa menahan diri dan mengucapkan terima kasih lagi.     

Setelah Lu Sheng dan Hua Leya meninggalkan warung teh, Lu Sheng pun bertanya apa Hua Leya ingin menjenguk Lu Ran di daerah Timur, namun Hua Leya malah menolak tawaran tersebut.     

Sejak Hua Leya mengungkapkan kejujuran perasaannya terhadap Lu Ran kepada Lu Sheng, hatinya itu selalu gelisah. Dia takut kalau Lu Ran sudah melupakan dirinya, juga takut Lu Ran tidak menyukainya.     

"Sudah sore, kita… kita pulang ke desa saja." Hua Leya takut Lu Sheng akan menariknya ke daerah Timur, setelah dia mengatakan kalimat tersebut, dia pun langsung berjalan duluan di depan.     

Lu Sheng mengejar sambil tertawa ringan. Ketika Lu Sheng dan Hua Leya kembali ke tempat di mana delman kuda diparkir, mereka pun menemukan hanya kusir yang sedang menunggu di sana.     

Hua Leya membuka kain pintu delman kuda dan menemukan tidak ada orang lain di dalam. Dia pun mengerutkan keningnya dan bertanya pada kusir, "A Fu, Xiaofen belum kembali?"     

Kusir itu menganggukkan kepalanya, "Setelah dia kembali dan meletakkan barang, dia pun langsung pergi dengan tergesa-gesa. Dia bilang mau pergi mencari Nona Muda."     

Mencari Hua Leya? Lu Sheng dan Hua Leya saling bertatapan, sepertinya sudah bisa menebak tindakan Xiaofen ini.     

Hua Leya menyuruh Xiaofen menunggunya di delman kuda, Xiaofen malah mengatakan ingin pergi mencari Hua Leya. Jelas-jelas ini adalah alasan Xiaofen melarikan diri.     

Lu Sheng mengangkat alisnya, "Kak Leya, mau mencarinya tidak?" Kalau Hua Leya masih menginginkan Xiaofen, Lu Sheng menjamin bisa mencarikan Xiaofen untuknya.     

"Tidak usah." Hua Leya tersenyum, "Kini dia mau pergi, biarkan saja dia pergi. Nanti cukup bilang dia tersesat karena terlalu banyak orang, dan tidak berhasil menemukannya saja."     

Lagipula Hua Leya memang tidak menyukai Xiaofen, kini Xiaofen melarikan diri, ya sudahlah.     

Kusir tidak mengerti percakapan Lu Sheng dan Hua Leya, dia hanya merasa aneh. Sampai Lu Sheng dan Hua Leya akhirnya naik ke dalam delman kuda dan menyuruhnya jalan, kusir itu baru mengerti makna pembicaraan mereka tadi.     

Pembantu yang berani melarikan diri jika ditangkap kembali, konsekuensinya adalah dipukul hingga kehilangan napas. Xiaofen juga, berkat Hua Leya yang baik hati, yang tidak mau menangkapnya kembali.     

Setelah Hua Leya mengantar Lu Sheng pulang ke ladang, dia pun kembali ke wisma Hua.     

"Waduh, Nona Muda ke mana saja? Kenapa sekarang baru pulang? Tuan Muda sudah mencari kamu ke mana-mana seharian, tidak mendapatkan sosokmu, kini sedang menangis tak henti-hentinya." Begitu Hua Leya masuk ke dalam pintu wisma Hua, Bu Peng sudah menyindirnya dengan menyebalkan.     

Tuan Besar Hua melirik Bu Peng dengan dingin, di mana membuat Bu Peng menutup mulutnya dengan enggan.     

"Ayah, mana Letong?" Hua Leya mendengar adiknya menangis, dia pun menjadi panik.     

"Kelamaan menangis, sudah tidur." Tuan Besar Hua melihat buku yang dipegang Hua Leya, dia pun bertanya, "Kamu ke mana saja?"     

"Aku pergi beli buku di kota, sekalian jalan-jalan bersama Xiaosheng, jadi aku pun pulang agak lambat."     

Hua Leya tidak memberikan satu lirikan kepada Bu Peng sejak awal, melainkan hanya menundukkan tatapannya dan dengan sopan menjawab pertanyaan ayahnya.     

"Xiaosheng?" Tuan Besar Hua merenung sejenak, lalu dia pun bertanya, "Gadis kecil dari keluarga Lu itu? Yang sering bertamu ke rumah kita bersamamu waktu kalian masih kecil itu?"     

"Ayah masih ingat dia?!" Hua Leya terkejut.     

Tuan Besar Hua menganggukkan kepalanya, "Hari ini aku ke rumah kepala desa Liuyue, lalu aku dengar dia pergi ke rumah keluarga Lu, aku pun pergi mencarinya. Lalu aku pun menemukan keluarga Lu sedang membangun rumah baru, jadi aku pun ngobrol sedikit dengan kepala desa. Kepala desa pun mengatakan kini Xiaosheng sudah hebat sekali."     

Hua Leya tersenyum, "Iya. Aku juga tidak menyangka, Xiaosheng yang paling pemalu waktu itu ternyata adalah yang paling hebat."     

Siapa pun tidak bisa menduganya, gadis kecil yang selalu malu-malu ketika bertemu dengan orang asing, kini malah menjadi tunangan Tuan Magistrat termuda negara Xuanyue.      

Masalah ini benar-benar membuat orang merasa luar biasa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.